PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koloid adalah suatu system campuran yang berada diantara larutan dan campuran kasar
(suspensi). Koloid adalah salah satu jenis campuran homogen yang memiliki sifat-sifat berbeda
dengan larutan yang selama ini Anda ketahui. Perbedaan sifat ini disebabkan oleh ukuran
partikel zat terlarut yang lebih besar dibandingkan dengan larutan.
Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun yang
dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum, sampai
material bangunan. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat
digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi
kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat
menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Makalah ini disusun sebagai bahan bacaan bagi para siswa agar mengetahui penerapan
sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan
kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu,
keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah
pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil”
(seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan;
larutan bersifat stabil.
C. Jenis-jenis Koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut:
2
D. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan
sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di
angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari; debu dalam
ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus
menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena
gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
3. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi
digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air. Contoh: koloid
antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
3
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada
permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik.
Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan
terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik
dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
5. Koagulasi Koloid
- Perubahan suhu.
- Pengadukan.
6. Koloid Pelindung
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar
disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya
mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat
kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi
menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini
penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
4
a) Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup
besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun,
deterjen.
b) Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang
lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya.
Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
7. Dialisis
Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses
yang disebut dialisis.
Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong
koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar). Kantong
koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-
partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan
demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung
di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid
stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian
medium pendispersi dari elektrolit.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Penggunaan koloid juga dapat menghasilkan campuran hasil industri tanpa saling
melarutkan secara homogen. Di samping itu juga bersifat stabil, sehingga dapat digunakan
dalam waktu yang relatif lama. Koloid yang dapat menstabilkan hasil industri ini dinamakan
koloid pelindung. Misalnya, es krim yang ditambah gelatin. Adanya gelatin dalam es krim
menyebabkan es krim tidak dapat meleleh.
6
B. Penerapan Sistem Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Bidang Industri
7
b) Penggumpalan Lateks
Penggumpalan pada pH yang sangat rendah mengakibatkan warna karet semakin gelap
dan nilai modulus karet semakin rendah. Penggumpalan sengaja yang lazim dilakukan
saat ini adalah dengan penambahan asam, seperti asam format dan asetat untuk
menurunkan pH lateks. Sedangkan lateks dapat menggumpal secara alami akibat
terbentuknya senyawa-senyawa asam hasil perombakan karbohidrat dan lipid yang
terdapat di dalam lateks oleh mikroorganisme (Nazaruddin, 1998).
8
c) Penjernihan Air
Air mengandung kotoran koloid. Kotoran ini dapat dibersihkan keluar dengan
menggunakan elektrolit seperti Alum. Alum yang bermuatan ion positif Al3+ dapat
menarik kotoran koloid yang bermuatan negatif. Jadi Alum digunakan untuk
menghilangkan kotoran dan kotoran berada dalam larutan koloid.
Pengolahan air bersih secara lengkap didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu :
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses penjernihan air antara lain : tawas
(Al2(SO4)3), karbon aktif, klorin/kaporit, kapur tohor, pasir.
1. Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi ini
lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur yang mengendap
dibuang dengan pompa.
2. Kemudian air yang masih mengandung partikel – partikel lumpur yang berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat mengendap karena pengaruh gravitasi dialirkan ke dalam bak
ventury. Pada tahap ini air dicampur dengan Al2(SO4)3.18H2O (tawas). Ion Al3+ yang
9
terdapat pada tawas akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang
bermuatan positif melalui reaksi:
3. Air yang setengah bersih kemudian dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Dari bak
pasir diperoleh air yang hampir bersih, karena sisa flok akan tertahan oleh saringan pasir.
4. Air dalam bak pasir dialirkan ke dalam siphon. Di dalam siphon air yang hampir bersih
ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan
hama.
5. Air yang sudah memenuhi standar bersih dari bak siphon dialirkan ke reservoar.
Proses pengolahan air bersih pada industri pengolahan air bersih (PDAM) yang telah
diuraikan di atas disebut sebagai pengolahan air minum sistem konvensional.
10
2. Bidang Pangan
a) Pemutihan Gula
b) Agar-Agar
Padatan agar-agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan system
koloid yang disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada keadaan dingin, sol ini
akan tetap berwujud cair. Sebaliknya, jika konsentrasi agar-agar tinggi pada keadaan
dingin sol menjadi padat dan kaku. Keadaan seperti ini disebut gel.
c) Pektin
Pektin adalah tepung yang diperoleh dari buah papaya muda, apel, dan kulit jeruk.
Jika pektin didispersikan di dalam air, terbentuk sol yang kemudian memadat sehingga
membentuk gel. Pektin biasa digunakan untuk membuat selai.
d) Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau kaki binatang,
misalnya sapi. Jika gelatin didispersikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudian
memadat dan membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk pembuatan cangkang
kapsul. Agar-agar, pectin, gelatin juga digunakan untuk pembuatan makanan, seperti jelly
atau permen ng kenyal (gummy candies).
11
e) Proses Perebusan Telur
Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispresi berupa
protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut
menggumpal.
f) Pembuatan Yoghurt
Susu dapat berubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan
terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
g) Pembuatan Tahu
12
3. Bidang Kesehatan
a) Hemodialisis
13
b) Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi
luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung
ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat
netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara memanaskan
arang dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk menjerap berbagai zat.
Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang berfungsi menyerap
berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan para topeng gas, lemari
es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk mengikat asap nikotin dan tar)
d) Sebagai Deodoran
3. Bidang Lingkungan
a) Pembentukan Delta Di Muara Sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan
positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akan
menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan
membentuk suatu delta.
4. Bidang Kosmetik
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak
dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar. Salah
satu kegunaan koloid adalah sebagai bahan kosmetik.
14
Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan tetapi pada prinsipnya hampir
90% dari bahan itu dibuat dalam keadaan koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang mudah
menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambut
dan sekaligus mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut.
Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray, hair
spray, dan penghilang bau mulut yang disemprotkan.
Bahan kosmetika yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit, cairan
untuk masker, dan cat kuku.
Bahan kosmetika yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit.
Bahan kosmetika yang berbentuk gel, misalnya deodorant stick dan minyak rambut
(jelly).
Bahan kosmetika yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan.
Bahan kosmetika yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis dan
maskara
15
Sabun dengan detergen memiliki perbedaan, yaitu :
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun yang
dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum, sampai
material bangunan. Penerapan system koloid ini menggunakan prinsip atau sifat-sifat yang
dimiliki oleh koloid itu sendiri, misalnya adsorbsi, koagulasi, elektroforesis, dll.
B. Saran
Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita harus tetap berpegang
teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya akan kita lakukan tidak melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat serta tidak merugikan pihak lain. Dengan begitu semua pihak akan
merasa diuntungkan oleh apa yang kita lakukan. Dan juga setelah membaca artikel ini,
sebaiknya pembaca mendalami lebih jauh lagi atau menerapkan prinsip di sistem koloid dalam
kehidupan sehari-hari.
17