SINTESIS DIBENZALASETON
( K-II-12 )
Disusun oleh:
NIM : 09/284148/PA/12818
Kelompok : 30
2011
Abstract
H
O O
C CH3
(E)
C + C
C C
H H3C CH3
Benzaldehyde aseton H O
benzalaseton
Intisari
H
O O
C CH3
(E)
C + C
C C
H H3C CH3
Benzaldehyde aseton H O
benzalaseton
PRAKTIKUM KIMIA II (K2 – 12)
SINTESIS DIBENZALASETON
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain
2. Mempelajari reaksi aldol kondensasi
H2
H3C C CH3 H3C C C C O C2H5
Penyebab hidrogen alfa terhadap gugus karbonil bersifat asam ada dua.
Pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif
sebagian. Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehingga
ikatan C-H menjadi dilemahkan.
O O
C CH2 C
Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bila
proton lepas. Dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-
oksigen karbonilmaupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ion
enolat dan mendorong pembentukannya.
O O
H
C C C C
H
(Fessenden, 1986)
Kondensasi Aldol
Apabila suatu aldehida diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat
yang terjadi dapat bereaksi dengan gugus karbonil dari molekul aldehida yang lain.
Hasilnya adalah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain.
O OH O
- dari satu aldehida
OH
2 H3C CH H3C C CH2CH
H
Asetaldehida
Reaksi ini disebut reaksi kondensasi aldol. Kata ‘aldol’ diturunkan dari
aldehida dan alkohol. Reaksi kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul atau
lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya
suatu molekul kecil (seperti air).
Jika asetaldehida diolah dengan larutan NaOH dalam air, akan terbentuk ion
enolat dalam konsentrasi rendah. Reaksi ini reversibel pada saat ion enolat bereaksi,
akan terbentuk lagi yang baru.
O O O
-
CH + OH CH H2C CH + H2O
H3C H2C
struktur resonansi
untuk ion enolat
Ion enolat bereaksi dengan suatu molekul aldehida lain dengan cara mengadisi
pada karbon karbonil untuk membentuk suatu ion alkoksida, yang kemudian merebut
sebuah proton dari dalam air untuk menghasilkan aldol produk itu.
hidrogen
OH O
O O
O O H2O
C + C
CH C + OH-
CH C H3C C H
H3C H H2C H H2
H3C C H
H2 3-Hydroxy-butyraldehyde
suatu ion alkoksida
Dalam suatu kondensasi aldol, dapat dihasilkan dua tipe produk: (1) aldehida
atau keton β-hidroksi, dan (2) aldehida atau keton tak jenuh-α,β.
C CCH
dari benzaldehida
Rekristalisasi
- Melarutkan senyawa yang akan dimurnikan kedalam pelarut yang sesuai pada
atau dekat titik didihnya.
- Menyaring larutan panas dari molekul atau partikel tidak larut.
- Biarkan larutan panas menjadi dingin hingga terbentuk kristal
- Memisahkan kristal dari larutan berair.
Beberapa persyaratan suatu pelarut dapat dipakai dalam proses rekristalisasi,
antara lain:
- Memberikan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dan zat
pengotor.
- Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal
- Mudah dipisahkan dari kristal
- Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal
Kristal yang terjadi dikeringkan dan ditentukan kemurniannya dengan penentuan
titik lebur, kromatografi atau metode spektroskopi.
Benzaldehid (C6H5CHO)
O
O
C
C
H H
benzaldehid planar
ikatan hidrogen
O H
C
C
H O
Aseton (CH3COCH3)
Aseton merupakan cairan tidak berwarna, yang memiliki bau seperti buah-
buahan, sangat volatil. Merupakan pelarut organik yang baik, yang memiliki titik
didih 56,5oC , titik lebur -95oC, san berat molekul 58,08 g/mol, sedangkan berat
jenisnya adalah 0,79 g/cm3. Aseton ini sedikit larut dalam air, karena dalam
strukturnya memiliki gugus karbonil yang merupakan letak kepolaran dari molekul
tersebut, namun apabila dilihat secara total senyawa ini termasuk senyawa non polar.
Aseton merupakan salah satu jenis metil keton yang memiliki hidrogen alfa, yang
merupakan salah satu syarat agar reaksi haloform ini terjadi.
(Wertheim, 1956)
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum Sintesis Dibenzalaseton ini adalah 1
set alat redistilasi, peralatan gelas, corong, pengaduk gelas, pipet tetes, gelas arloji,
pipa kapiler, kertas saring, penyaring buchner, oven, dan alat penentu titik lebur.
2. Skema Alat
Penyaring Buchner
3. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan etanol teknis,
benzaldehida, KOH, aseton, Na2SO4 anhidrous, batu didih, dan es batu.
IV. PROSEDUR KERJA
Praktikum K2 – 12 Sintesis Dibenzalaseton ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu
redistilasi etanol teknis dan kondensasi aldol campuran.
Tahap pertama, redistilasi etanol teknis diawali dengan dipasangnya alat
redistilasi dengan benar. Kemudian 150 mL etanol teknis dan 2 buah batu didih
dimasukkan ke dalam labu leher tiga 250 mL. Setelah itu etanol teknis tersebut
didistilasi selama ± 30 menit atau hingga etanol dalam labu leher tiga habis. Lalu
setelah habis, distilat yang diperoleh ditambahkan dengan Na2SO4 anhidrous
secukupnya. Kemudian etanol hasil redistilasi disaring.
Tahap kedua, kondensasi aldol campuran. Benzaldehida 2 mL, 10 mL etanol
teknis hasil redistilasi, 6.5 mL KOH 2 M, dicampurkan ke dalam erlenmeyer.
Kemudian 1 mL aseton dicampurkan ke dalam erlenmeyer dengan cara di teteskan.
Setelah semua aseton dicampurkan, erlenmeyer segera di tutup dan campuran
dikocok. Pengocokan di lakukan selama 15 menit secara kontinu. Setelah 15 menit
pengocokan, campuran didiamkan selama 15 menit. Jika sudah 15 menit, campuran
di saring dengan menggunakan penyaring buchner dan pelarut etanol sebanyak 10
mL. Sementara campuran di saring, 10 mL etanol dipanaskan untuk rendaman kristal
yang terbentuk setelah penyaringan pertama. Setelah di rendam dengan etanol
hangat, hasil rendaman di masukkan ke dalam penangas es yang sudah disiapkan
selama 5 menit. Jika sudah 5 menit, campuran tersebut disaring lagi dengan
penyaring buchner dan 12.5 mL etanol. Hasil penyaringan yang berbentuk kristal di
oven hingga kering. Setelah kering, kristal tersebut di timbang dan di ukur titik
leburnya.
V. HASIL PERCOBAAN
Dibenzalaseton
a. Berat : 1.34 g
b. Warna : Kuning
c. Bau : Karakteristik
d. Titik Lebur : 106 – 1080C
e. Rendemen :
f. Kemurnian :
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kimia organik yang berjudul Sintesis Dibenzalaseton ini memiliki tujuan
untuk memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain dan
mempelajari reaksi aldol kondensasi.
Reaksi kondensasi aldol melibatkan dua reagen, yaitu aldehida (benzaldehida) dan
keton (aseton). Benzaldehida merupakan aldehida dengan gugus benzil, sedangkan
Aseton merupakan keton yang mempunyai hidrogen alfa.
C
H
O
H3C C CH3
Benzaldehida Aseton
Pada saat aseton ditambahkan ke campuran benzaldehida, etanol dan KOH dalam
erlenmeyer, aseton ditambahkan secara bertetes-tetes agar reaksi yang terjadi itu
bertahap. Karena jika aseton dituang begitu saja, dikhawatirkan produk yang terjadi
tidak seperti yang diharapkan. Saat aseton diteteskan, terbentuk gumpalan pada
campuran dalam erlenmeyer. Gumpalan tersebut kemudian larut dalam campuran
tersebut setelah dikocok selama kurang lebih 15 menit. Kemungkinan reaksi yang
terjadi sehingga gumpalan tersebut muncul adalah sebagai berikut:
H2C H CH2 CH2
O O O
Seperti teori pembentukan enolat dari asetaldehida jika diolah dengan larutan NaOH
dalam air, akan terbentuk ion enolat dalam konsentrasi rendah. Reaksi ini reversibel
pada saat ion enolat bereaksi, akan terbentuk lagi yang baru. Pada praktikum ini, aseton
yang bereaksi dengan kalium hidroksida membentuk ion enolat aseton dan air. Jadi
KOH disini berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi dengan membentuk ion
enolat dengan dengan gugus karbonil. Campuran dikocok secara kontinyu selama 15
menit agar senyawa dalam campuran homogen. Selain itu, pengocokan dilakukan agar
tumbukan antar molekul yang terjadi semakin cepat dan semakin lebih mudah terjadi.
Selama pengocokan, terbentuk padatan kuning yang ada di dasar tabung erlenmeyer.
Reaksi yang terjadi saat pengocokan adalah:
H
O O
C CH3
(E)
C + C
C C
H H3C CH3
Benzaldehyde aseton H O
benzalaseton
O O O O O
_
HO H
C H3C C CH2 H3C C CH2 H 3C C CH2 + C
OH-
H3C CH3
OH H OH2 H
aseton
OH O
_ HO H HO H
CH CH3 CH CH3 CH CH3
_ OH
HC C CH C H2C C
benzalaseton O H2O O O
Ini adalah tahap pertama dari mekanisme reaksi pembentukan dibenzalaseton. Suatu
aldehida tanpa hidrogen α (benzaldehid) tidak dapat membentuk ion enolat sehingga
tidak dapat berdimerisasi dalam suatu kondensasi aldol. Namun jika aldehida itu
dicampur dengan senyawa yang memiliki hidrogen alfa (aseton), maka kondensasi
antara keduanya dapat terjadi. Reaksi ini disebut kondensasi aldol silang (cross aldol
condensation). Dalam keadaan murni aseton berbentuk keto, tetapi dengan adanya basa
kuat seperti KOH, bentuk enol akan dengan cepat bereaksi untuk membentuk ion
enolat. Ion enoat ini sangat reaktif dan bertindak sebagai nukleofil lewat atom C negatif
(karbanion). Karbanion ini akan menyerang atom C karbonil dari benzaldehid (tidak
memiliki H α) yang bermuatan parsial positif, dan dengan dibantu oleh air akan terjadi
suatu transfer proton dan terbentuklah benzalaseton dan ion hidroksi.
Tahap kedua dari mekanisme reaksi sintesis dibenzalaseton ini adalah sebagai
berikut:
H H H
O
C CH3 C C
(E)
+ C C (E) C (E) C
C C H H
H
H O O
Benzaldehyde dibenzalaseton
benzalaseton
Pada tahap kedua ini terjadi suatu kondensasi antara benzaldehid dengan
benzalaseton dari tahap sebelumnya. Mekanismenya hampir sama dengan tahap satu,
yang membedakan adalah H α disini diperoleh dari benzalaseton, sehingga enol yang
terbentuk adalah dari benzalaseton pula. Mula-mula benzalaseton diserang oleh
nukleofil (OH-) pada C karbonilnya, kemudian struktur tersebut mengalami
tautomerisasi menjadi bentuk enol dengan adanya transfer/serah terima proton. Pada
struktur enol, ini ion enolat dari benzalaseton menjadi suatu nukleofil dengan atom C
alfa negatif (karbanion) sebagai gugus reaktifnya. Ion enolat dari benzalaseton ini yang
kemudian menyerang atom C karbonil dari benzaldehida sehingga membentuk
dibenzalaseton. Dalam pembentukan ini terjadi transfer air, yang mula-mula dibutuhkan
air untuk penstabil muatan, tetapi pada akhir reaksi juga akan dihasilkan air dan ion
hiroksida (yang berasal dari KOH). Yang berarti disini KOH bersifat sebagai katalis.
+ OH
CH CH3 CH OH H CH OH2
HC C HC C CH2 HC C CH2
benzalaseton O
O O
_
HO H
H O
+ HO H
CH CH CH CH CH2
HC C HC C
O O
+
O
H2O OH
C
CH CH CH
H
HC C
H H
O
C C
C C C + H2O + OH-
H H
O
dibenzalaseton
O O O
2 C + C C C C C C + 2H2O
H H H H
H H3C CH3
Pada saat pengocokan, terjadi reaksi eksotermis sehingga setelah pengocokan selesai,
campuran dalam tabung erlenmeyer didiamkan selama 15 menit untuk mendinginkan
sistemnya. Setelah dingin, campuran direkristalisasi dengan etanol dan disaring dengan
menggunakan penyaring buchner. Digunakan etanol dan bukan air sebagai pelarut disini
karena prinsip kerja rekristalisasi adalah berdasarkan kelarutan dan kepolaran senyawa
yang akan dimurnikan (dibenzalaseton) dengan pelarutnya (etanol). Jika kristal tidak
terbentuk selama penyaringan berlangsung, tabung erlenmeyer dikerok bagian
dindingnya dengan pengaduk gelas untuk membersihkan sisa-sisa dibenzalaseton yang
mungkin tertinggal. Setelah penyaringan selesai, kristal yang terbentuk kemudian
direndam dengan etanol hangat agar kristal dibenzalaseton yang masih mengandung
pengotor dapat terlarut. Digunakan pelarut etanol yang dipanaskan terlebih dahulu
karena kelarutan suatu senyawa dipengaruhi pula oleh temperaturnya. Jika dalam
kondisi temperatur rendah, etanol hanya bisa melarutkan sedikit dibenzalaseton, maka
mungkin dengan menggunakan etanol hangat, kelarutan dibenzalaseton dalam pelarut
pun meningkat.
Hasil kristal dibenzalaseton yang diperoleh dari praktikum ini adalah 1,34 g. Dan
hasil pengukuran titik leburnya adalah 106-1080C. Hasil rendemen yang diperoleh
adalah 58,36 % dan tingkat kemurnian dibenzalaseton adalah 96,36 %. Rendemen yang
diperoleh tidak maksimal karena pada saat pengocokan digunakan pengocokan manual
oleh praktikan, dan sering tidak kontinyu seperti yang diinstruksikan sehingga hasil
campuran yang diperoleh mungkin belum cukup homogen. Selain itu pada saat proses
rekristalisasi dengan menggunakan etanol hangat, kemungkinan besar faktor panas
tidaknya etanol yang digunakan pada saat praktikum mempengaruhi kelarutan
dibenzalaseton yang akan direkristalisasi.
VII. KESIMPULAN
1. Reaksi adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain adalah apabila
suatu aldehida diolah dengan basa seperti KOH dalam air, ion enolat yang terjadi
dapat bereaksi dengan gugus karbonil dari molekul aldehida yang lain.
2. Dibenzalaseton dapat disintesis dari benzaldehida dan aseton dengan kondensasi
aldol silang dalam kondisi basa.
LAMPIRAN
1. Laporan Sementara
2. MSDS: Benzaldehida dan Aseton
3. Jawaban soal
4. Perhitungan
MSDS
1. Benzaldehida
Rumus Molekul: C6H5CHO
Berat Molekul: 106,13 gr/mol
Bentuk dan warna: Cairan berwarna kekuningan dengan bau seperti almond
Titik lebur: -560C
Titik Didih: 1790C
Tekanan Uap: 1 mm Hg at 260C
Massa Jenis (g cm-3): 1.04
Titik Nyala: 630C
2. Aseton
Rumus Molekul: (CH3)2CO
Berat Molekul: 58,08 gr/mol
Bentuk dan warna: Cairan tidak berwarna (bening) yang mudah terbakar dan
berbau seperti mint
Titik lebur: -950C
Titik Didih: 56,50C
Massa Jenis (g cm-3): 0,79
Jawaban Soal
O O O O O
_
HO H
C H3C C CH2 H3C C CH2 H3C C CH2 + C
OH-
H3C CH3
OH H OH2 H
aseton
OH O
_ HO H HO H
CH CH3 CH CH3 CH CH3
_ OH
HC C CH C H2C C
benzalaseton O H2O O O
b. Benzalasetophenon, C6H5CH=CHCOC6H5
O O O O O
_
HO H
C C6H5 C CH2 C6H5 C CH2 C6 H5 C CH2 + C
OH-
H3C C6H5
OH H OH2 H
asetofenon
OH O
_ HO H HO H
CH C6H5 CH C6H5 CH C6H5
_ OH
HC C CH C H2C C
benzalasetofenon O H2O O O
3. Mekanisme pembentukan dibenzalaseton dari benzalaseton dan benzaldehida:
H H H
O
C CH3 C C
(E)
+ C C (E) C (E) C
C C H H
H
H O O
Benzaldehyde dibenzalaseton
benzalaseton
+ OH
CH CH3 CH OH H CH OH2
HC C HC C CH2 HC C CH2
benzalaseton O
O O
_
HO H
H O
+ HO H
CH CH CH CH CH2
HC C HC C
O O
+
O
H2O OH
C
CH CH CH
H
HC C
H H
O
C C
C C C + H2O + OH-
H H
O
dibenzalaseton
PERHITUNGAN
KOH 2M 6.5 mL
Etanol teknis
10 mL -114 oC 78 oC 0.789
hasil redistilasi
Dibenzalaseton 234.30
Mol aseton
Volume aseton : 1 mL
Masa jenis : 0,79 gr/mL
Berat Aseton : masa jenis volume aseton
: 0,79 gr/mL 1 mL
: 0,79 gr
Mol Aseton
Mol Benzaldehid
Volume benzaldehid : 2 mL
Masa Jenis : 1,04 gr/mL
O O O
C C 2 H2O
2 H + CH CH C CH CH +
H3C CH3