Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN 4

PEMBUATAN KALSIUM SULFAT DARI BATU GAMPING

Nama : Azka Amanda Febriyanti


NIM : 205090200111010
Kelompok :3
Kelas : Kimia B
Nama Asisten :
Tanggal Percobaan : 21 April 2022

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
Batu gamping adalah salah satu batuan sedimen yang tersusun oleh kalsium
karbonat (Hardin Wakila et al., 2021). Selain itu, batu gamping juga mengandung unsur-
unsur lainnya, yaitu unsur Ca (Kalsium) dan Mg (Magnesium). Batu gamping yang
mengandung kedua unsur tersebut merupakan batu gamping jenis dolomite (Yoanita et al.,
2016). Batu gamping umumnya terbentuk di lingkungan laut dangkal dan berasal dari sisa-
sisa organisme laut yang sudah mati (Pedro et al., 2019). Batu gamping dapat terbentuk
secara kimia, organik, dan mekanik. Batu gamping yang terjadi secara kimia terjadi dalam
kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu. Batu gamping yang terjadi secara organik
berasal dari pengendapan cangkang dari siput dan ganggang koral. Batu gamping yang
terjadi secara mekanik juga terjadi karena perombakan yang kemudian terbawa arus dan
mengendap. Komposisi dari batu gamping dapat dipengaruhi oleh mineral dan komposisi
organisme. Karakteristik kimia batu gamping dapat dilihat dari kandungan utama senyawa
oksidanya, rasio Ca atau Mg menunjukkan kondisi stabil selama pembentukan batuan
karbonat (Choerunnisa et al., 2019). Peningkatan rasio Ca atau Mg mengindikasi adanya
penurunan penguapan air laut.
Kalsium sulfat adalah senyawa kimia yang berasal dari garam anorganik. Kalsium
sulfat berbentuk kristal dengan warna putih. Kalsium sulfat merupakan garam kalsium
yang mudah mengendap. Kalsium sulfat dapat membentuk kation kalsium (II). Kalsium
sulfat pada umumnya ditemukan dalam bentuk dihidrat atau biasa disebut gypsum.
Kalsium sulfat dapat digunakan sebagai sumber sulfur, bahan baku pada konstruksi
bangunan, dan bahan pakan ternak. Kalsium sulfat dalam bentuk gypsum digunakan dalam
industri semen sebagai agen pengkodisian (Fukami et al., 2015). Kalsium sulfat dapat
disintesis dari batu gamping. Hal ini dikarenakan batu gamping mengandung unsur Ca
(Kalsium).
Pada proses sintesis kalsium sulfat dari batu gamping, dilakukan penghalusan dan
penaturan batu gamping. Setelah itu, ditambahkan campuran larutan HCl dan aquades.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaCO3 (s) + 2HCl → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g) (Alegbe et al., 2019)
Setelah itu, filtrat yang telah terbentuk akibat reaksi ditambahkan dengan H 2SO4. Reaksi ini
mengakibatkan terbentuknya endapan berwarna putih.
CaCl2 (aq) + H2SO4 → CaSO4 (s) + 2HCl (aq) (Alegbe et al., 2019)
Kemudian, dilakukan uji kualitatif yaitu dengan penambahan KSCN. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
CaSO4 + 2KSCN → Ca(SCN)2↓ + K2SO4
Lalu, dilakukan uji kualitatif kedua dengan penambahan larutan Na2CO3. Reaksinya adalah
sebagai berikut :
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4
Proses sintesis kalsium sulfat dari batu gamping dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
yang dapat mempengaruhi proses pembentukan kalsium sulfat adalah suhu, penambahan
indikator, konsentrasi yang digunakan, dan proses tanur (Zahrah, 2014).
Tanur adalah alat berukuran besar yang menjadi tempat terjadinya proses
pembakaran, dimana logam yang menjadi titik leburnya akan melebur. Dengan meleburnya
logam tersebut, sehingga mudah dibentuk menjadi suatu produk yang diinginkan
(Supriono, 2020). Tanur pada umumnya beroperasi pada rentang suhu 1500 – 1700 ℃.
Tanur dapat digunakan untuk aplikasi gravimetri yaitu pengabuan suatu zat atau sampel
yang dianalisis (Khoirudin & Firman, 2018). Tanur listrik adalah jenis tanur yang
digunakan untuk proses perlakuan panas dengan menggunakan bahan bakar listrik. Tanur
listrik biasa digunakan dalam bidang industri untuk pembuatan keramik, ekstraksi logam
dari bijih, dan pada industri kilang minyak. Prinsip dari peleburan menggunakan tanur
listrik adalah menggunakan prinsip kerja transformator (Khoirudin & Firman, 2018).
Prinsip kerja transformator ini yaitu kumparan primer yang dialiri arus AC, sedangkan
kumparan sekundernya diletakkan di medan magnet. Kumparan primer pada tanur listrik
akan menghasilkan arus induksi, sedangkan kumparan sekunder berupa bahan baku
peleburan agar arus induksi dapat diubah menjadi energi panas.
Uji kualitatif kalsium sulfat yaitu pada Ca2+ dilakukan dengan cara penambahan
larutan H2SO4. Tujuan dari penambahan larutan H2SO4 adalah untuk mengendapkan Ca2+
menjadi CaSO4 (Sugiani et al., 2015). Reaksi yang terjadi pada uji kualitatif ini adalah
sebagai berikut :
Ca2+ (aq) + H2SO4 (aq) → CaSO4 (s) + 2H+ (aq)

Untuk uji kuantitatif pada kalsium sulfat yaitu dilakukan dengan metode spektofotometri
serapan atom menggunakan spektrofotometri IR. Uji dengan FTIR ini dilakukan dengan
melarutkan garam beriodium dengan aquades ke dalam tabung reaksi, kemudian diukur
pita serapan dan panjang gelombangnya (Sugiani et al., 2015).
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan pembuatan kalsium sulfat dari batu gamping
adalah oven, tanur, ayakan 100 mesh, pemanas listrik, pengaduk magnet, gelas kimia 250
mL, gelas ukur 100 mL, tabung reaksi, sendok spatula, neraca analitik, gelas arloji,
erlenmeyer 250 mL, dan kertas pH indikator universal.
Bahan yang digunakan pada percobaan pembuatan kalsium sulfat dari batu
gamping adalah batu gamping, asam klorida, natrium sulfat, aquades, dan kalsium
tiosianat.
2.2 Skema Kerja

Batu gamping

Ditimbang batu gamping sebesar 5 gram. Batu gamping


yang sudah ditimbang ditumbuk halus (kira-kira 100
mesh), kemudian dipanaskan dalam tanur 900 ℃ selama
1 jam.
Disiapkan dua seri larutan yang berisi campuran 50 mL
aquades dan 25 mL HCl 1M (2:1). Ke dalam masing-
masing larutan, ditambahkan 2 gram serbuk hasil
penaturan.
Diaduk kedua larutan dengan kecepatan sedang selama
15 menit, kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat
dipekatkan secara perlahan dengan memanaskan larutan.
pH larutan dicek.
Setelah larutan dingin, ditambahkan tetes demi tetes 20
mL H2SO4 1M ke dalam larutan pertama dan 20 mL
Na2SO4 1M ke dalam larutan kedua sambil diaduk
perlahan hingga terbentuk padatan putih.
Endapan yang terbentuk disaring, lalu dicek pH filtratnya.
Kemudian dikeringkan dalam oven pada 105 ℃ selama
30 menit. Setelah dingin, ditimbang padatan putih yang
diperoleh. Setelah itu, dihitung rendemen yang diperoleh.
rna putih
DAFTAR PUSTAKA

(Khoirudin & Firman, 2018)


(SUPRIONO, 2020)
(Pedro et al., 2019)
(Alegbe et al., 2019)
(Hardin Wakila et al., 2021)
(Yoanita et al., 2016)
(Fukami et al., 2015)
(Choerunnisa et al., 2019)
(Sugiani et al., 2015)
Alegbe, M., Matanmi, Moronkola, Ameh, & Petrik. (2019). Synthesis of Calcium Sulphate

from Limestone Waste Collected From Ewekoro and Ibeshe Mines. International

Journal of Scientific & Engineering Research, 1552–1553.

Choerunnisa, T., Haryanto, A. D., Arfiansyah F, K., Hutabarat, J., & Handietri, Z. (2019).

KARAKTERISTIK KIMIA BATUGAMPING KOMPLEKS KROMONG

KABUPATEN CIREBON, PROVINSI JAWA BARAT. Padjadjaran Geoscience

Jornal, 3, 450.

Fukami, T., Tahara, S., Nakasone, K., & Yasuda, C. (2015). Synthesis, Crystal Structure,

and Thermal Properties of CaSO4·2H2O Single Crystals. International Journal of

Chemistry, 7, 12.

Hardin Wakila, M., Chalik, C. A., Asmiani, N., Munir, A. S., Juradi, M. I., & Annisa.

(2021). ANALISA KUALITAS BATUGAMPING SEBAGAI BAHAN BAKU

SEMEN PADA DAERAH WAANGU-ANGU KAB. BUTON PROV. SULAWESI

TENGGARA. JURNAL GEOSAPTA.

Khoirudin, & Firman, L. O. M. (2018). OPTIMASI DESAIN PADA DINDING

FURNACE DENGAN TEMPERATUR KERJA 1000 DERAJAT CELCIUS.


Jurnal Kajian Teknik Mesin, 3, 2.

Pedro, A., M., Alves, G., Jusfarida, & Maretha, L. (2019). Pemetaan Geologi dan Analisis

Pemanfaatan Batu Gamping Kecamatan Montong Pada Formasi Paciran,

Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.

Sugiani, H., Previanti, P., Sukrido, & Pratomo, U. (2015). PENENTUAN PENGARUH

PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN GARAM BERIODIUM TERHADAP

KALIUM IODAT. 67.

SUPRIONO. (2020). APLIKASI TANUR SEBAGAI PELEBURAN LOGAM DITINJAU

DARI ASPEK K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA). Jurnal

Ilmiah Teknik Mesin ITM, 6, 17.

Yoanita, G., Mappiratu, & Prismawiryanti. (2016). KAJIAN SINTESIS GIPSUM DARI

BATU GAMPING ASAL SULAWESI TENGAH. Jurnal Riset Ilmiah :

KOVALEN, 43.
LAMPIRAN

(Alegbe et al., 2019)


(Choerunnisa et al., 2019)

(
(Fukami et al., 2015)
(Hardin Wakila et al., 2021)

(Pedro et al., 2019)


(SUPRIONO, 2020)

(Yoanita et al., 2016)

Anda mungkin juga menyukai