Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM IDENTIFIKASI MINERAL

Disusun Oleh : Kelompok II

Ni Made Dwi Maharani Pramesthi P07134120056 II B

Komang Trisna Arumdati P07134120057 II B

Ni Made Ritha Antarini P07134120058 II B

Salsabila Meita Maulinda P07134120060 II B

Ni Komang Triani Dewi P07134120061 II B

Amanda Permata Putri Andayu P07134120062 II B

Navyola Eka Ramadhani P07134120063 II B

Ni Made Sekarningsih P07134120064 II B

Gusti Ayu Ana Dwicahyani Parnawan P07134120065 II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2021/2022
1.I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan diadakannnya percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara identifikasi mineral pada
minuman secara kualitatif.

1.II. TINJAUAN PUSTAKA

Mineral adalah senyawa yang terbentuk oleh proses alam melalui proses geologis, biasanya
bersifat padat, mempunyai komposisi kimiawi tertentu serta mempunyai sifat fisik tertentu pula.
Pada umumnya mineral bersifat padat, akan tetapi dapat juga berwujud cair ataugas. Karena
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu sehingga dengan mengetahui sifat-sifat tersebut dapat
menentukan nama mineral. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia, tetapi
juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (Kusnawidjaya,
1983).

Mineral tersusun dari unsur-unsur kimia, dimana unsur-unsur tersebut banyak dijumpai sebagai
penyusun kerak bumi, lebih dari 70% adalah silikon oksigen. Mineral silikat adalah mineral
utama pembentuk batuan, mineral lainnya yang penting adalah sulfida, karbonat, sulfat, dan
fosfat. Komposisi kimia terbentuk akibat bersatunya satu atau lebih anion dan kation dalam
perbandingan tertentu. Pada satu komposisi, jumlah muatan positif dan negatif harus nol atau
netral. Komposisi beberapa mineral dapat bervariasi, tetapi ada batas tertentu. Hal ini dapat
terjadi akibat adanya pertukaran subtitusi ion dalam struktur mineral, sehingga mengakibatkan
perubahan susunan kimia dalam batas tertentu (Poedjiadi, 2006).

Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan
memiliki struktur kristal. Namun bahan padat yang tidak memiliki struktur dalam (amorf) tidak
dapat dikatakan sebagai mineral, meskipun beberapa kriterianya terpenuhi. Material alamiah
yang tidak memenuhi sebagian atau seluruh kriteria mineral dikelompokkan dalam kelompok
mineraloid., mineral suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur
kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Ada juga yang menyebutkan definisi mineral
adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya
memiliki struktur kristal yang jelas, yang terkadang dapat berubah dalam bentuk geometris
tertentu. Istilah mineral sendiri dapat mempunyai bermacam-macam makna, sukar untuk
mendefinisikan mineral, oleh karena itu kebanyakan mengatakan bahwa mineral adalah satu
frase yang terdapat dalam alam (Sari, 2011)

Magnesium (Mg2+) sebagai kation yang dijadikan parameter besar kecilnya pengaruh pelarutan
litologi dalam air. Magnesium pada batuan beku berasal dari mineral-mineral feromagnesium
berwarna gelap,yakni olivine, piroksen, amfibol. Dalam batuan alterasi hadir dalam klorit,
montmorilonit dan serpentin. Magnesium juga hadir dalam sedimen karbonat sebagai magnesit
dan hidromagnesit serta hydroxide brucite. Kalsium (Ca2+) Nilai kandungan kalsium (Ca2+)
terlarut akan digunakan untuk menganalisis pengaruh litologi terhadap komposisi kimia airtanah.
Kalsium adalah salah satu unsur penting dalam mineral-mineral batuan beku yakni dalam rantai
silika, piroksen, amfibol dan feldspar. Kalsium berada dalam air karena kontak air dengan batuan
beku dan batuan metamorf umumnya mempunyai konsentrasi yang rendah karena laju
dekomposisinya lambat. Kebanyakan kalsium terdapat dalam batuan sedimen karbonat. Kalsium
hadir dalam gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4), dan florit (CaF2). Dalam batupasir
sebagai semen. Potassium merupakan kation yang tidak dominan ditemukan dalam air tanah.
Terdapat dalam feldspar ortoklas dan mikroklin (KAlSI3O8), mika, feldspathoid leucite
(KAlSi2O6). Dalam batuan sedimen Potassium umumnya hadir sebagai feldspar, mika atau illit
atau mineral lempung lainnya. Sodium melimpah dalam grup logam alkali. Dalam batuan
sedimen, Sodium hadir dalam mineral-mineral yang resisten sebagai semen. Air yang terjebak
dalam sedimen dan tersimpan dalam waktu yang lama akan mempunyai konsentrasi Na+ yang
tinggi (Luthfidyanto, 2013)

Kandungan sulfat (SO42-) terlarut merupakan parameter utama yang digunakan untuk
menentukan ada tidaknya proses oksidasi mineral sulfida terhadap komposisi kimia airtanah.
Sumber lain adalah dari mineral gipsum (CaSO4.2H2O) dan mineral anhidrit (CaSO4) yang
akan mudah terlarut oleh air menjadi Ca2+ dan SO42-. Nitrat (NO3-) merupakan anion yang
penting. Nitrat dengan konsentrasi tinggi merupakan indikasi adanya sumber polutan dalam air
tanah. Kandungan nitrat umumnya kurang dari 10 mg/l untuk air tanah dengan komposisi biasa.
Tingginya konsentrasi nitrat (NO3-) dalam airtanah dapat disebabkan karena adanya aktivitas
mikroba nitrat. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/l menggambarkan terjadinya pencemaran
antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan.Air hujan memiliki kadar nitrat
sekitar 0,2 mg/l. Pada perairan yang menerima limpasan air dari daerah pertanian yang banyak
mengandung pupuk, kadar nitrat dapat mencapai 1.000 mg/l (Luthfidyanto, 2013)

Analisis klorida (Cl–) dimaksudkan untuk memperkecil nilai ketidakseimbangan kation-anion


dalam hasil perhitungan. Selain itu klorida juga digunakan untuk mengetahui berapa besar kadar
Sodium klorida (NaCl) yang terlarut dalam air. Pelapukan batuan dan tanah melepaskan klorida
ke perairan. Alkalinitas (HCO3-) Tingkat kebasaan suatu sampel air tanah dinyatakan dalam
nilai yang disebut alkalinitas. Dengan kata lain alkalinitas dapat diartikan sebagai berapa besar
asam yang digunakan untuk menetralkan airtanah. Tingginya alkalinitas dalam air disebabkan
oleh ionisasi asam karbonat, terutama pada air yang banyak mengandung karbondioksida (kadar
CO2 mengalami saturasi/jenuh). Karbondioksida dalam air bereaksi dengan basa yang terdapat
pada batuan dan tanah membentuk bikarbonat (Luthfidyanto, 2013).

1. III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi kawat, nyala Bunsen, penangas air, dan
tabung reaksi.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi ammonia, ammonium oksalat, asam
peklorat, asam sulfat 0,2 M, CH3COOH 2%, HCl 2%, HCl pekat, kalium permanganate 1 %,
larutan kanji, dan tiourea.

1. IV. PROSEDUR KERJA

4.1 Uji Kalsium

 3 mL sampel dimasukkan dalam tabung reaksi.


 Ditambahkan dengan larutan ammonium oksalat maka akan terbentuk endapan putih.
 Kemudian ditambahkan dengan asam asetat 2 % maka endapan tidak akan larut.
 Ditambahakan dengan asam klorida 2% maka endapan akan larut.
 Diamati perubahan yang terjadi.
4.2 Uji Magnesium

 3 mL sampel dimasukkan dalam tabung reaksi.


 Ditambahkan dengan ammonia.
 Diamati perubahan yang terjadi.

4.3 Uji Klorida

 3 mL sampel dimasukkan dalam tabung reaksi.


 Kemudian ditambahkan dengan kalium permanganate 1% dan ditambahkan dengan asam
sulfat 0,2 M.
 Setelah itu dipanaskan pada penangas air.
 Larutan tersebut kemudian diteteskan pada kertas saring, dan ditetesi juga dengan larutan
kanji.
 Diamati perubahan yang terjadi apabila positif maka akan berwarna biru.

4.4 Uji Nitrit

 3 mL sampel dimasukkan dalam tabung reaksi.


 Kemudian ditambahkan dengan HCl dan tiourea, setelah itu ditambahkan dengan besi
(III) klorida.
 Diamati perubahan yang terjadi.

4.5. Prosedur Percobaan

Uji klorida.

 Sebanyak 1 mL filtrat diasamkan dengan larutan HNO3 10%, kemudian ditambahkan


larutan AgNO3 2%. Endapan putih yang terbentukmenunjukkan adanya klor.

Uji sulfat.

 Sebanyak 1 mL diasamkan dengan larutan HCl 10%, kemudian ditambahkan larutan


BaCl2. Endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanya sulfat.
Uji kalsium.

 Sebanyak 1 mL filtrat ditambahkan 1 mL amonium oksalat 1%. Endapan putih yang


terbentuk menunjukkan adanya kalsium.

Uji fosfat.

 Sebanyak 1 mL filtrat ditambahkan1 mL larutan urea 10% dan pereaksi molibdat khusus.
Campuran dicampurkan dengan rata, kemudian sebanyak 1 mL larutan ferosulfat khusus
ditambahkan ke dalam filtrat. Warna biru yang terbentuk pada larutan yang makin lama
makin pekat menunjukkan adanya fosfat.

Uji magnesium.

 Sebanyak 3 mL filtrat dipanaskan selama 3 menit dalam penangas air yang mendidih.
Amonium karbonat dan amonium klorida ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam
filtrat panas. Endapan yang terbentuk disaring. Filtrat yang diperoleh dari hasil
penyaringan ditambahkan Kristal dinatrium hidrogen fosfat dan larutan amonium
hidroksida sampai basa. Endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanya magnesium.

Uji besi.

 Endapan yang tidak larut dalam asam asetat ditambahkan dengan larutan HCl 10%
sebanyak 10 mL. Filtrat asam klorida dibagi menjadi dua. Salah satu filtrat ditambahkan
dengan 1 mL amonium tiosianat. Warna merah yang terbentuk menunjukkan adanya besi
I. Sebanyak 1 mL larutan kalium ferosianida ditambahkan ke dalam filtrat asam klorida
lainnya. Warna biru atau hijau yang terbentuk menunjukkan adanya besi II.

1.V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan

Uji Kalsium

Praktikum kali ini yaitu untuk menganalisis mineral yang ada pada minuman. Uji yang dilakukan
terdiri dari uji kalsium, uji magnesium, uji klorida dan uji nitrit. Pada uji kalsium, larutan sampel
ditambahkan dengan ammonium oksalat maka akan terbentuk endapan putih jika ditambahkan
dengan asam asetat tidak akan larut dan jika ditambahkan dengan asam klorida endapan tersebut
akan larut. Hasil yang diperoleh dari praktikum yaitu tidak terbentuk endapan dan larutan
berwarna kuniUji Magnesium

Uji magnesium,

Larutan sampel ditambahkan dengan larutan ammonia maka akan terbentuk endapan putih. Hasil
yang diperoleh dari praktikum yaitu tidak terdapat endapan dan larutan tetap berwarna kuning.

Uji Klorida

Uji klorida, larutan sampel ditambahkan dengan kalium permanganate dan asam sulfat setelah itu
dipanaskan, setelah tercium bau klor dinginkan dan kemudian diteteskan pada kertas saring dan
kemudian ditetesi dengan larutan kanji maka akan berubah warna menjadi biru apabila terdapat
klorida pada minuman tersebut. Hasil yang diperoleh dari praktikum yaitu tidak tercium bau klor
dan tidak terjadi perubahan pada kertas saring setelah ditetesi larutan kanji.

Uji Nitrit

Uji nitrit, larutan sampel ditambahkan dengan HCl dan tiourea kemudian ditambahkan dengan
FeCl3 maka akan berubah warna menjadi merah apabila mengandung nitrit. Hasil yang didapat
pada praktikum kali ini yaitu tidak terjadi perubahan dan larutan tersebut berwarna kuning.

Dari hasil uji mineral tersebut dapat disimpulkan bahwa minuman yang diidentifikasi tersebut
tidak mengandung mineral kalsium, magnesium, klorida, dan juga nitrit karena pada setiap uji
menghasilkan reaksi yang negatif.

1.VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu:

 Hasil yang diperoleh pada uji kalsium yaitu negatif karena tidak membentuk endapan
putih.
 Hasil yang diperoleh pada uji magnesium yaitu negatif karena tidak terbentuk endapan
putih.
 Hasil yang diperoleh pada uji klorida yaitu negatif karena tidak membirukan kertas
saring.
 Hasil yang diperoleh pada uji nitrit yaitu negatif karena tidak terjadi perubahan warna
menjadi merah.

Anda mungkin juga menyukai