PEMISAHAN KIMIA
PERCOBAAN VI
RESIN PENUKAR ION
Disusun Oleh :
II. TUJUAN :
Untuk mengetahui kapasitas resin penukar ion-ion dan mampu melakukan
pemisahan ion dalam campuran larutan menggunakan resin penukar ion
III. PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia yang semakin
hari semakin meningkat kebutuhannya. Hal ini menjadi masalah bagi
masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih, higenis dan tawar.
Umumnya bagi mereka yang menggunakan air tanah untuk kebutuhan air
sehari-harinya. Air payau memiliki tingkat salinitas tinggi, yang berarti
mengandung kadar chlorida yang tinggi pula. Air payau mengandung
kadar chlorida sebesar 500-5000 mg/lt dan memberikan rasa asin pada air.
Baku mutu untuk air bersih, kadar klorida maksimum yang di perbolehkan
adalah 600 mg/lt. Proses desalinasi yang selama ini sudah dilakukan
adalah dengan cara penguapan (evaporasi) dan proses Reverse Osmosis
namun kedua cara tersebut memerlukan biaya dalam cukup mahal dan
perawatannya pun cukup rumit (Apriani dan wesen, 2010).
Salah satu alternatif proses yanng bisa digunakan adalah resin penkar ion.
Resin penukar ion (ion exchange resin) adalah resin/polimer yangbersifat
tidak larut, berbentuk butiran kecil (jari-jari 0.25-1.43mm), berpori baik di
permukaan maupun di dalam, sehingga luas permukaan sangat besar untuk
terjadinya proses pertukaran ion. Matriks resin ada yang gel (transparan)
dan ada yang macroporous (opaque). Setiap resin penukar ion di
strukturnya terdapat ion tetap (fixed ion) dan ion lawannya (counter ion)
supaya tetap netral. Counter ion bersifat mobile sehingga dapat keluar
masuk dalam butiran resin. counter ion inilah yang akan bertukar dengan
ion-ion dalam TDS air, tentu saja harus dengan ion bermuatan sama,
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
kation dengan kation dan anion dengan anion, supaya muatan dalam resin
tetap netral. Jadi resin penukar ion sudah pasti resin penukar kation atau
resin penukar anion, tidak bisa penukar anion dan kation sekaligus dalam
satu resin (Shahab dan setiorini, 2023).
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
IV. HASIL PENGAMATAN
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
V. PEMBAHASAN
Pada pelakuan peratama yaitu pemisahan Mg (II) dan Zn (II) diawali dengan
mempersiapakan alat kolom resin dan dimasukkan kapas serta resin penukar
anion secukupnya. Menurut Utomo dkk (2012) Kolom resin berfungsi untuk
menempatkan resin penukar ion, kapas berfungsi untuk mengganjal resin
agar tidak ikut jatuh kedalam gelas kimia. Sedangkan resin merupakan
senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi yang
mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang
mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan (Maitsa, 2014). Selanjutnya
dipipet larutan sampel yang mengandung ion Zn dan Mg kedalam gelas kimia
ditambahkan larutan HCl 2 M kemudian dialirkan ke dalam kolom resin
anion. Menurut Maitsa (2014) HCl digunakan sebagai regenerasi resin kation.
Kemudian ditampung eluen dan diencerkan sampai tanda batas menggunakan
labu ukur. Menurut Munawang (2019) labu ukur adalah alat laboratorium
yang digunakan untuk mengencerkan larutan sampai volume tertentu. Setelah
itu dipipet larutan tersebut dan ditambahkan NaOH 1 M. Menurut Maitsa
(2014) NaOH digunakan untuk regenerasi resin anion. Selanjutnya larutan
dicek (apakah larutan bersifat basa) menggunakan lakmus merah dan
hasilnya kertas lakmus berubah menjadi biru. Hal ini sesuai dengan literatur
menurut Jannah (2022) bahwa kertas lakmus merah digunakan untuk
mendeteksi pH basa yang ditandai dengan perubahan warna kertas lakmus
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
menjadi biru. Kemudian larutan ditambahkan buffer amoniak dan sedikit
indicator EBT. Menurut Jannah (2022) larutan buffer amoniak berfungsi
untuk mempertahankan pH larutan agar tetap bersifat basa. Dan indikator
EBT berfungsi untuk menentukan titik akhir titrasi. Diperoleh larutan
berwarna ungu. Kemudian larutan kembali diencerkan dan diperoleh larutan
berwarna Ungu bening. Selanjutnya larutan dititrasi menggunakan EDTA
yang sudah dibakukan dan diperoleh volume EDTA yang digunakan
sebanyak 20 mL dengan warna larutan menjadi biru kehitaman. Hasil Yang
diperoleh sudah sesuai dengan literatur menurut Utomo dkk (2014) bahwa
Jika sebelum titrasi ditambahkan indikator EBT maka indikator akan
membentuk kompleks dengan Mg2+ (berwarna merah anggur) kemudian Mg2+
pada komplek akan bereaksi dengan EDTA yang ditambahkan. Jika semua
Mg2+ sudah bereaksi dengan EDTA maka warna merah akan hilang
selanjutnya kelebihan sedikit EDTA akan menyebabkan terjadinya titik akhir
titrasi yaitu terbentuknya warna biru pada larutan.
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
EBT berfungsi untuk menentukan titik akhir titrasi. Diperoleh larutan
berwarna ungu. Kemudian larutan kembali diencerkan dan diperoleh larutan
berwarna Ungu bening. Selanjutnya larutan dititrasi menggunakan EDTA
yang sudah dibakukan dan diperoleh volume EDTA yang digunakan
sebanyak 10 mL, dan larutan menjadi lebih keruh. Hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan hasil yang didapatkan Rahman dan Akhsan (2016) yang
menyatakan bahwa EBT yang ditambahkan kedalam larutan Zn yang telah
ditambahkan buffer menghasilkan Zn EBT yang berwarna merah anggur.
Raeaksi dengan EDTA yang dititrasi menghasilkan perubahan warna dari
merah anggur ke biru. Faktor pembeda hasil keduanya dikarenakan terdapat
perbedaan larutan yang digunakan percobaan yang mereka lakukan
menggunakan Ion sulfat sedangkan pada percobaan ini menggunakan asam
nitrat.
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
VI. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini, yaitu Resin penukar ion dapat
didefinisikan sebagai senyawa hidrokarbon terpolierisasi yang mengandung
ikatan silang (crosslinking) serta gugus-gugus fungsional yang mempunyai
ion-ion yang dapat dipertukarkan. Kapasitas Penukaran ion, Sifat ini
menggambarkan ukuran kuantitatif jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan
dan dinyatakan dalam mek (milliekivalen) per gram resin kering dalam
bentuk hydrogen atau kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap
milliliter resin (meq/ml).
VII. SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan, yaitu untuk alat lebih dilengkapi
lagi, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang didapatkan
lebih bagus lagi.
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Maitsa, L.N. (2014). Resin Penukar Ion. Laporan Praktikum Kimia Dasar.
Universitas Pasundan : Bandung.
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO