Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH BIOKIMIA LANJUT

KATABOLISME ASAM AMINO

DISUSUN OLEH:
MOHAMMAD LUTFI_G30121008

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2022
PEMBAHASAN

Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus menjadi asam-asam
amino, selanjutnya diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati dan sebagian lagi
diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati.

Hati merupakan organ tempat terjadinya reaksi katabolisme maupun anabolisme.


Asam amino yang disintesis dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati diangkut ke jaringan untuk digunakan. Proses
sintesis maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati.

Degradasi dan sintesis protein berlangsung seumur hidup. Setiap hari, manusia
membongkar 1-2% total protein, khususnya protein otot. Peningkatan degradasi
protein jaringan terjadi pada jaringan uterin selama kehamilan, kelaparan otot skelet
dan pada pembelahan sel fase metamorfosis. 75% asam amino yang dibebaskan
akan digunakan kembali, sedangkan kelebihan asam amino tidak disimpan, bila
tidak segera diubah kembali menjadi protein maka akan didegradasi

Bila ada kelebihan asam amino yang digunakan untuk biosintesis protein, sebagian
besar dari atom karbon asam amino diubah menjadi senyawa amfibolik (senyawa
antara siklus asam sitrat), sedangkan nitrogen asam amino diubah menjadi urea dan
diekskresikan ke dalam urin

Katabolisme asam amino terdiri atas:


1. Katabolisme nitrogen asam amino
2. Katabolime atom karbon asam amino
1. Katabolisme nitrogen asam amino
Berbagai binatang mengekskresikan kelebihan nitrogen sebagai amonia,
asam urat atau urea. Kebanyakan spesies akuatik, seperti golongan teleos
atau ikan bertulang, mengeluarkan nitrogen amino sebagai amonia, dan
karenanya, dinamakan hewan ammanotelik. Kebanyakan hewan terestrial
(daratan) termasuk manusia mengeluarkan nitrogen amino dalam bentuk
urea dan karena itu merupakan ureotelik, sisanya dikeluarkan sebagai
kreatinin, kreatin, asam urat, asam hipurat, dan asam amino. Burung, kadal,
serta ular mengeluarkan nitrogen amino sebagai asam urat dan dinamakan
urikotelik.

Pada orang normal, terjadi keseimbangan antara intake dan ekskresi


nitrogen. Keseimbangan nitrogen positif yang mana intake nitrogen lebih
besar daripada ekskresi, didapatkan pada kehamilan atau pertumbuhan.
Sedangkan keseimbangan nitrogen negatif yang mana ekskresi nitrogen
lebih besar dibandingkan intake, didapatkan pada kanker, kwasiorkor,
marasmus. Jaringan mengubah amonia menjadi asam amino nontoksik
glutamin, selanjutnya di dalam hati amonia akan dilepaskan diubah menjadi
urea yang tidak tosik. Bila ada gangguan fungsi hati antara lain sirosis atau
hepatitis, pembentukan urea menurun sehingga menyebabkan peningkatan
kadar ammonia yang dapat menimbulkan berbagai gejala klinis. Amonia
dengan kadar yang tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia, terutama
terhadap otak. Keracunan amonia terhadap otak belum benar-benar
dipahami. Ion amonium (NH4+) tidak segara tembus melalui membran
plasma atau membran mitokondria, akan tetapi, amonia bebas (NH3) yang
merupakan molekul netral bersifat basa, terdapat dalam bentuk NH3 bebas
pada pH 7,4, jumlah yang kecil ini dapat menembus membran dinding sel
dan masuk ke alam sel otak dan mitokondria. Masuknya amonia ke dalam
mitokondria otak diikat oleh α-ketoglutarat menjadi glutamat oleh enzim
glutamat dehidrogenase. Apabila semua α-ketoglutarat sudah digunakan
untuk mengikat amonia, maka otak akan menarik α-ketoglutarat dari
senyawa antara siklus asam sitrat di dalam mitokondria otak. Hal ini akan
menyebabkan penurunan kecepatan oksidasi glukosa yang merupakan
bahan bakar utama otak. Sisa amonia diikat oleh glutamat diubah menjadi
glutamin oleh enzim glutamin sintetase.

Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932 mengemukakan


serangkaian reaksi kimia pembentukan urea pada hewan ureotelik. Mereka
berpendapat bahwa urea terbentuk dari amonia dan karbondioksida melalui
serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan
SIKLUS UREA. Pembentukan urea ini terutama berlangsung dalam hati.
Urea adalah senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat
dalam urin yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Pengeluaran amonia yang
dihasilkan oleh tubuler ginjal berperan dalam pengatutan keseimbangan
asam basa. Produksi amonia dari asam amino intraseluler renal, khususnya
glutamin meningkat pada asidosis metabolik dan menurun pada alkalosis
metabolik.

2. Katabolisme Rangka Karbon Asam Amino


Setelah pembuangan gugus aminnya, rangka karbon semua asam amino
mengalami degradasi menjadi zat antara yang adalah ditemukan pada
metabolisme energi: asetil Ko, piruvat, dan zat antara siklus asam sitrat.
Senyawa antara dalam siklus asam sitrat dapat digunakan sebagai substrat
untuk glukoneogenesis. Asam amino yang didegradasi menjadi asetil KoA
menyediakan substrat untuk ketogenesis. Perbedaan ini yang menimbulkan
klasifikasi asam amino glukogenik atau ketogenik. Terdapat 20 asam amino
baku di dalam protein, semuanya memiliki kerangka karbon yang berbeda-
beda. Sehubungan dengan itu, terdapat 20 lintas katabolik yang berbeda
untuk penguraiannya. Pada kenyataannya, lintas katabolik ke 20 asam
amino ini menyatu, membentuk hanya lima produk, semuanya memasuki
siklus asam sitrat untuk menyempurnakan oksidasi senyawa ini menjadi
CO2 dan H2O.

Anda mungkin juga menyukai