Anda di halaman 1dari 13

Metabolisme Asam Amino pada Tubuh

Kelompok E6

102011041 Edwin Kembauw

102013114 Anastasia Veronika Ringgi Wangge

102014024 Yolanda Erizal

102014076 Aldesy Yustika Indriani

102014147 Yosepha Vebrianti

102014172 Yulie Yang

102014213 Jason Julio Sutanto

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara no. 16 Jakarta Barat

Abstract

In the body must have found amino acids that consisting of, first, the production of amino acids
from protein demolition body, digestion of dietary protein and amino acid synthesis in the liver.
Second, taking nitrogen from amino acids. While the third is the catabolism of amino acids into
energy through acid cycle and the urea cycle as a byproduct of the processing of amino acid
breakdown. The fourth is the synthesis of proteins from amino acids. Approximately 75% of
amino acids used for protein synthesis. Amino acids can be obtained from the protein we eat, or
from the degradation of proteins in our body. Protein is digested in the stomach and intestines
into the amino acids are absorbed and carried by the blood to the liver.

Key words: amino acids, protein, amino acid metabolism, amino acid catabolism.

UKRIDA Page 1
Abstrak

Dalam tubuh pasti dijumpai asam amino yang terdiri atas, pertama, produksi asam amino dari
pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua,
pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino
menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan
pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino. Sekitar 75%
asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein
yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Protein dicerna dalam
lambung dan usus menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi dan di bawa oleh darah ke hati.

Kata kunci: asam amino, protein, metabolisme asam amino, katabolisme asam amino.

Pendahuluan

Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu
senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil.
Berdasarkan biosintesis, asam amino diklasifikasikan menjadi asam amino esensial dan
nonesensial. Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil
degradasi protein di dalam tubuh. Protein yang terdapat dalam makanan di cerna dalam lambung
dan usus menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Bila ada
kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam ketoglutarat yang dapat masuk kedalam siklus
asam sitrat. Proses metabolik dan katabolik juga terjadi
dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber
yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam
amino dalam sel. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.

Kasus

Seorang ibu membawa bayinya yang berusia 6 bulan ke dokter spesialis anak karena
merasa pertumbuhannya terhambat dan urinnya berbau khas. Hasil pemeriksaan didapatkan
kadar aktifitas fenilalanin hidroksilase (PAH) kurang dari 1% dan kadar fenilalanin dalam
plasma meningkat.

UKRIDA Page 2
Metabolisme Asam Amino

Protein makanan adalah sumber utama nitrogen yang dimetabolis oleh tubuh. Asam
amino yang dihasilkan dari pencernaan protein makanan, diserap melalui sel epitel usus dan
masuk ke dalam darah. Berbagai sel mengambil asam amino ini yang kemudian masuk menjadi
simpanan di dalam sel. Asam amino tersebut digunakan untuk membentuk protein dan senyawa
lain yang mengandung nitrogen, atau dioksidasi untuk menghasilkan energi. Pembentukan
protein, translasi mRNA pada ribosom, merupakan proses yang dinamik. Di dalam tubuh, protein
secara terus menerus dibentuk dan diurai, sehingga simpanan asam amino didalam sel naik turun.
Senyawa yang berasal dari asam amino antara lain adalah protein, hormon (tiroksin. epinefrin,
dan insulin), neurotransmitter, kreatin fosfat, hem pada hemoglobin dan sitokrom, pigmen kulit
melanin, dan basa purin dan pirimidin pada nukleotida dan asam nukleat. Sebenarnya, semua
senyawa yang mengandung nitrogen di dalam tubuh disintesis dari asam amino.1

Selain berfungsi sebagai prekursor untuk membentuk senyawa yang mengandung


nitrogen dan sebagai bahan baku untuk membentuk protein, asam amino juga digunakan sebagai
sumber energi. Asam amino dapat dioksidasi secara langsung atau diubah menjadi glukosa dan
kemudian dioksidasi atau disimpan sebagai glikogen. Asam amino juga diubah menjadi asam
lemak dan disimpan sebagai triasilgliserol dalam jaringan adiposa. Dalam keadaan puasa,
giikogen dan triasilgliserol mengalami oksidasi. Hati adalah tempat utama oksidasi asam amino.
Namun, kebanyakan jaringan dapat mengoksidasi asam amino rantai bercabang (leusin,
lsoleusin. dan valin). Sebelum rangka karbon pada asam amino dioksidasi, nitrogen terlebih
dahulu harus dikeluarkan. Nitrogen asam amino membentuk amonia yang bersitat toksik bagi
tubuh. Di hati, amonia dan gugus amino dari asam amino diubah menjadi urea yang bersifat
nontoksik, larut air, dan mudah dikeluarkan melalui urin. Proses pembentukan urea dikenal
sebagai siklus (daur) urea.1

Walaupun urea adalah produk ekskresi nitrogen yang utama, nitrogen juga diekskresi
dalam bentuk senyawa lain. Asam urat adalah produk penguraian basa purin, kreatin dihasilkan
dari kreatin foslat, dan amonia dibebaskan dari glutamin, terutama oleh ginjal tempat amonia
membantu menjadi penyangga urin dengan cara bereaksi dengan proton untuk membentuk lon
amonium (NH4+). Senyawa-senyawa ini terutama diekskresi melalui urin, tetapi cukup banyak
juga yang dikeluarkan melalui feses dan kulit. Sejumlah kecil metabolit berisi nitrogen terbentuk

UKRIDA Page 3
dari penguraian neurotransmitter, hormon, dan produk khusus asam amino lainnya dan
diekskresi melalui urin. Sebagian produk penguraian ini, misalnya bilirubin (dibentuk dari
penguraian hem), terutama diekskresi melalui feses.1

Sebelas dari dua puluh asam amino yang digunakan untuk membentuk protein disintesis
di dalam tubuh apabila jumlahnya di dalam makanan tidak cukup. Sepuluh dari asam-asam
amino tersebut dapat dihasilkan dari glukosa; yang kesebelas, tirosin, disintesis dari asam amino
esensial fenilalanin. Sistein, satu dari 10 asam amino yang dihasilkan dari glukosa, memperoleh
atom sulfurnya dari asam amino esensial metionin. Sembilan asam amino adalah asam amino
esensial untuk manusia. Esensial berarti bahwa rangka karbon asam amino tersebut tidak dapat
disintesis sehingga asam tersebut diperlutan dalam makanan. Asam amino esensial juga disebut
asam amino yang tidak dapat digantikan. Setelah nitrogen dikeluarkan dari asam amino, rangka
karbon mengalami oksidasi. Sebagian besar karbon diubah menjadi piruvat, suatu zat antara pada
siklus asam trikarboksilat (ATK) atau menjadi asetil KoA. Di hati, terutama selama puasa,
karbon-karbon ini dapat diubah menjadi glukosa atau benda keton dan dibebaskan ke dalam
darah. Jaringan lain kemudian mengoksidasi glukosa dan benda keton. Akhirnya, karbon-karbon
pada asam amino diubah menjadi CO2 dan H2O.1

UKRIDA Page 4
Gambar 1. Metabolisme Asam Amino

Kecacatan dalam metabolisme kerangka karbon dari berbagai asam amino di antaranya
keadaan penyakit yang dihubungkan dengan pola pewarisan sederhana. Tiga penyakit bawaan
dari kecacatan metabolisme, antara lain:1

1. Fenilketonuria (PKU)
Bentuk umum hasil PKU dari defisiensi enzim fenilalanin hidroksilase. Hidroksilasi
fenilalanin merupakan langkah yang diperlukan dalam kedua degradasi normal rangka karbon
asam amino dan sintesis tirosin. Ketika tidak diobati, cacat metabolisme ini akan
menyebabkan ekskresi urin yang berlebihan dari fenilpiruvat dan fenillaktat, dan
keterbelakangan mental yang berat. Selain itu, individu dengan PKU cenderung memiliki
pigmentasi kulit sangat ringan, gaya berjalan, sikap, dan postur duduk yang tidak biasa, dan
frekuensi epilepsi yang tinggi.

UKRIDA Page 5
2. Alkaptonuria
Penyakit bawaan yang kedua dalam jalur fenilalanin-tirosin melibatkan defisiensi pada
enzim yang mengkatalisis oksidasi asam homogentisat, perantara dalam katabolisme tirosin
dan fenilalanin. Dalam kondisi ini, yang terjadi pada 1 dari 1.000.000 kelahiran hidup, asam
homogentisat terakumulasi dan diekskresikan dalam urin. Senyawa ini mengoksidasi
alkaptonuria pada pertahanan atau pengobatan dengan alkali, dan memberikan urin warna
gelap. Individu dengan alkaptonuria akhirnya menderita endapan pigmen yang gelap
(berwarna kuning tua) pada jaringan tulang rawan, dengan kerusakan jaringan berikutnya,
termasuk artritis parah; timbulnya gejala-gejala ini umumnya pada dekade ketiga atau
keempat kehidupan.
3. Penyakit sirup mepel
Metabolisme normal dari rantai cabang asam amino leusin, isoleusin, dan valin
melibatkan hilangnya kelompok α-amino, diikuti oleh dekarboksilasi oksidatif asam α-keto
yang dihasilkan. Langkah dekarboksilasi ini dikatalisis oleh rantai bercabang dekarboksilase
asam keto, kompleks multi enzim yang berhubungan dengan membran dalam mitokondria.
Pada sekitar 1 dari 300.000 kelahiran hidup, cacat pada enzim ini menyebabkan akumulasi
asam keto yang sesuai dengan rantai cabang asam amino dalam darah, dan kemudian ke rantai
cabang ketoaciduria. Ketika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan keterbelakangan
fisik dan mental pada bayi baru lahir dan bau yang berbeda pada urin. Cacat ini sebagian
dapat dikelola dengan diet rendah protein atau termodifikasi, tetapi tidak dalam semua kasus.
Dalam beberapa kasus, suplementasi dengan dosis tiamin pirofosfat yang tinggi, kofaktor
untuk kompleks enzim ini, telah membantu.

Katabolisme Asam Amino

Jalur katabolisme asam amino, biasanya bernilai hanya 10% sampai 15% dari produksi
energi tubuh manusia; jalur ini tidak hampir sama aktif sebagai oksidasi glikolisis dan asam
lemak. Aliran melalui rute-rute katabolik ini juga sangat bervariasi, tergantung pada
keseimbangan antara kebutuhan untuk proses biosintesis dan ketersediaan asam amino tertentu.
20 jalur katabolik berkumpul untuk membentuk hanya enam produk utama, semua yang
memasuki siklus asam sitrat. Dari sini kerangka karbon dialihkan ke glukoneogenesis atau
ketogenesis atau benar-benar teroksidasi menjadi CO2 dan H2O. Semua atau bagian dari

UKRIDA Page 6
kerangka karbon dari tujuh asam amino pada akhirnya dipecah menjadi asetil KoA. Lima asam
amino dikonversi ke α-ketoglutarat, empat untuk suksinil KoA, dua untuk fumarat, dan dua
untuk oksaloasetat. Sebagian atau seluruh enam asam amino diubah menjadi piruvat, yang dapat
dikonversi ke asetil KoA atau oksaloasetat.2

Ketujuh asam amino yang terdegradasi seluruhnya atau sebagian untuk asetoasetil-KoA
dan/atau asetil-KoA-fenilalanin, tirosin, isoleusin, leusin, triptofan, treonin, dan lisin dapat
menghasilkan badan keton dalam hati, di mana asetoasetil-KoA dikonversi ke asetoasetat dan
kemudian ke aseton dan β-hidroksibutriat. Ini adalah asam amino ketogenik. Kemampuan
mereka untuk membentuk badan keton sangat jelas dalam diabetes mellitus yang tidak
terkontrol, di mana hati menghasilkan sejumlah besar badan keton dari kedua asam lemak dan
asam amino ketogenik. Asam amino yang terdegradasi ke piruvat, α-ketoglutarat, suksinil-KoA,
fumarat, dan/atau oksaloasetat dapat dikonversi menjadi glukosa dan glikogen. Mereka adalah
asam amino glukogenik. Pembagian antara asam amino ketogenik dan glukogenik tidak jelas;
lima asam amino triptofan, fenilalanin, tirosin, treonin, dan isoleusin adalah ketogenik dan
glukogenik.2

Gambar 2. Katabolisme Asam Amino

UKRIDA Page 7
Asam Amino Essensial dan Non Essensial

Dengan bantuan enzim stereospesifik, sel hidup dalam tubuh kita mempunyai
kemampuan untuk mensintesis beberapa asam amino. Asam-asam amino yang dapat disintesis
dalam tubuh, tidak harus memperoleh asupan dari makanan disebut asam-asam amino
nonesensial (nonessential amino acid). Selain itu, ada asam-asam amino yang tidak dapat
disintesis di dalam tubuh kita. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan harus diperoleh dari
protein makanan yang kita makan. Asam-asam amino ini disebut disebut asam-asam amino
esensial (essential amino acid).3

Tabel 1. Asam Amino Esensial dan Nonesensial

Perlu diingat bahwa asam-asam amino esensial tidak berarti lebih penting daripada asam-
asam amino nonesensial. Kedua jenis asam amino ini dibutuhkan untuk pertumbuhan
(perkembangan) dan pemeliharaan kesehatan. Histidin bersifat nonesensial untuk pria dewasa.
Arginin dapat disintesis dalam tubuh, tetapi kurang cepat untuk pertumbuhan yang normal.3

Sifat-sifat Asam Amino

Asam amino mempunyai 3 sifat, yaitu:4

1. Asam amino glukogenik


Asam amino yang dipecah menjadi piruvat, α-ketoglutarat dan suksinil KoA, fumarat
atau oksaloasetat. Asam amino yang memiliki sifat asam amino glukogenik yaitu aspartat,
asparagin, glutamat, glutamin, prolin,arginin, glisin, alanin, dan serin.

UKRIDA Page 8
2. Asam amino ketogenik
Asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi piruvat atau intermediet siklus
asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino ini
merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Lisin dan leusin adalah
asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediet asetil-KoA
atau asetoasetil-KoA.
3. Asam amino glukoketogenik
Sebagian kerangka karbonnya membentuk asetil-KoA atau asetoasetil-KoA, sedangkan
lainnya membentuk senyawa yang potensial untuk sintesis glukosa. Asam amino yang bersifat
glukoketogenik yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, tirosin,valin dan metionin.

Biosintesis Urea

1. Transaminasi
Merupakan reaksi pemindahan enzimatik suatu gugus amino dari asam alfa-amino ke
asam keto dan sebaliknya sehingga setelah reaksi akan diperoleh asam alfa-amino baru dan
asam keto yang baru. Transaminasi pada hewan-hewan tingkat tinggi terutama berlangsung
dalam sel-sel jaringan hati.5

Enzim yang mengkatalisis pemindahan reversible ini disebut transaminase yang


mempunyai koenzim dengan unit penyusun vitamin B6. Dua jenis transaminase yang banyak
berperan adalah alanin transaminase dan glutamat transaminase. Hampir semua asam alfa-
amino yang terdapat dalam tubuh dapat mengalami transaminasi dengan menggunakan
masing-masing enzim transaminase yang sesuai.5
Dua jenis enzim transaminase yang banyak berperan adalah alanin transaminase dan
glutamate transaminase. Proses transaminase terjadi pada katabolisme beberapa asam amino,
misalnya arginin, alanin, asparagin, asam aspartat, lisin, sistein, triptofan, tirosin, dan valin.5

UKRIDA Page 9
2. Deaminasi oksidatif
Reaksi deaminasi oksidatif terjadi dalam jaringan hati dan ginjal. Dalam reaksi ini asam
amino terlebih dahulu mengalami dehidrogenasi oleh pengaruh enzim oksidase yang
mempunyai koenzim FAD membentuk asam imino. Secara spontan, asam imino yang terjadi
ini bereaksi dengan air membentuk asam keto yang sesuai.5

FADH2 teroksidasi langung oleh oksigen yang ada pada jaringan membentuk hidrogen
peroksida dan akhirnya produk toksik, hidrogen peroksida ini, oleh pengaruh enzim katalase,
dipecah menjadi oksigen dan air.5
3. Dekarboksilasi
Pencernaan protein dalam saluran cerna menghasilkan asam amino. Asam amino yang
tidak terabsorbsi masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar, oleh pengaruh enzim-enzim
dekarboksilase yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri, asam amino yang tidak terabsorbsi ini
akan melepaskan karbondioksida dari gugus karboksilnya sehingga terbentuk amin primer.
Beberapa enzim asam amino dekarboksilase mempunyai koenzim piridoksal fosfat. Histidin
dekarboksilase, selain pada bakteri juga terdapat pada jaringan hewan. Dekarboksilasi
enzimatik asam amino tidak berjalan spontan, tetapi melalui beberapa tingkatan.5
4. Reaksi pembentukan urea
Deaminasi asam amino dalam tubuh akan menghasilkan amoniak, suatu senyawa
nitrogen toksik yang tidak boleh ditimbun dan harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh
dalam bentuk urea atau ureum. Urea dibentuk dalam hati, dan segera dibawa oleh darah ke
ginjal untuk dikeluarkan dari tubuh bersama-sama urin. Krebs dan Henselit, pada tahun 1932
mengusulkan urutan reaksioreaksi dalam siklus pembentukan urea. Siklus tersebut dikenal
sebagai siklus Krebs-Henselit, siklus ornitin atau siklus urea. Reaksinya terjadi dalam lima
tahapan.5

UKRIDA Page 10
Reaksi tahap pertama adalah pembentukan karbamoil fosfat atau karbomil fosfat dari
amoniak, karbondioksida, dan adenosin trifosfat dengan bantuan enzim karbamoil fosfat
sintetase. ATP, selain sebagai donor fosfat, juga sebagai sumber energi. Dalam reaksi tahap
kedua, karbomil fostat bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Enzim yang berperan
adalah ornitin transkarbamoilase. Selanjutnya, pada reaksi tahap ketiga, terjadi pembentukan
arginosuksinal dari sitrulin dan asam aspartat. Reaksi pembentukan ini dapat terjadi karena
adanya bantuan dari enzim argininosuksinat sintetase, sedangkan energinya diperoleh dari
ATP. Pada reaksi lahap keempat, terjadi pembelahan argininosuksinat menjadi arginin dan
asam fumarat. Enzim yang mengkatalisis adalah argininosuksinase. Reaksi tahap akhir atau
reaksi tahap kelima adalah reaksi pembelahan hidrolitik arginin menjadi ornitin dan urea di
bawah pengaruh enzim arginase. Reaksi ini menyempurnakan siklus urea dan membentuk
kembali ornitin, substrat untuk reaksi tahap kedua.5

Gambar 3. Siklus Pembentukan Urea

UKRIDA Page 11
Balans Nitrogen

Balans nitrogen adalah perbedaan antara asupan nitrogen makanan dan ekskresi nitrogen
dalam urin dan dalam feces. Jika asupan nitrogen sama dengan nitrogen total yang diekskresikan,
balans nitrogen adalah nol. Jika asupan nitrogen lebih besar dari nitrogen yang diekskresikan,
dikatakan dalam balans nitrogen positif. Jika asupan nitrogen kurang dari output nitrogen,
kehilangan nitrogen dari cadangan tubuh dan dikatakan dalam balans nitrogen negatif. Dengan
demikian keseimbangan balans nitrogen digunakan untuk seluruh nilai asimilasi nitrogen.6

Karena tidak ada bentuk penyimpanan yang signifikan dari nitrogen atau senyawa amino
pada manusia, metabolisme nitrogen cukup dinamis. Rata-rata, diet sehat, kandungan protein
melebihi jumlah yang diperlukan untuk memasok asam amino esensial dan nonesensial untuk
sintesis protein, dan jumlah nitrogen yang diekskresikan kurang lebih sama dengan yang diambil.
Seperti orang dewasa yang sehat akan disebut sedang ‘dalam balans nitrogen netral’. Ketika ada
kebutuhan untuk meningkatkan sintesis protein, seperti dalam pemulihan dari trauma atau pada
anak yang berkembang pesat, jumlah nitrogen yang diekskresikan kurang dari yang dikonsumsi
dalam makanan, dan individu akan dalam keadaan 'balans nitrogen positif'.6

Kebalikannya adalah dalam keadaan malnutrisi protein, karena kebutuhan untuk


mensintesis protein penting tubuh, protein lain, khususnya protein otot, yang terdegradasi dan
lebih banyak nitrogen yang hilang daripada yang dikonsumsi dalam makanan. Demikian seorang
individu akan dikatakan dalam 'balans nitrogen negatif'. Puasa, kelaparan dan diabetes yang tidak
terkontrol juga ditandai dengan balans nitrogen negatif, seperti protein tubuh terdegradasi
menjadi asam amino dan kerangka karbon mereka digunakan untuk glukoneogenesis. Konsep
keseimbangan nitrogen secara klinis penting karena mengingatkan kita pada pergantian terus
menerus dari asam amino dan protein dalam tubuh.6

UKRIDA Page 12
Kesimpulan

Asam amino yang dihasilkan dari pencernaan protein makanan, diserap melalui sel epitel
usus dan masuk ke dalam darah. Terdapat tiga penyakit bawaan dari kecacatan metabolisme,
yaitu fenilketonuria, alkaptonuria, dan penyakit sirup mepel. Ada 2 jenis asam amino, yaitu asam
amino esensial yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh untuk mencukupi kebutuhan harus
diperoleh dari makanan, dan asam amino nonesensial yang dapat disintesis dalam tubuh. Asam
amino terdiri dari 3 sifat, yaitu asam amino glukogenik, ketogenik, dan glukoketogenik. Proses
biosintesis urea terdiri atas transaminasi, deaminasi oksidatif, dekarboksilasi, dan reaksi
pembentukan urea. Balans nitrogen adalah perbedaan antara asupan nitrogen makanan dan
ekskresi nitrogen dalam urin dan dalam feces.

Daftar Pustaka

1. Baynes JW, Dominiczak MH. Medical biochemistry. 4 th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;
2014. p. 236-8, 247-9.
2. Nelson DL, Cox MM. Lehninger principles of biochemistry. 5th ed. New York: W.H. Freeman
and Company; 2008. p. 687-8.
3. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program
strata 1 fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2008. h. 137.
4. Brody T. Nutritional biochemistry. USA: Academic Press; 2006. p. 435-6
5. Marks DB. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2009. h. 556-8.
6. Sharma S, Sheehy T, Kolahdooz F. Nutrition at a glance. UK: John Wiley & Sons, Ltd.; 2007.
p. 28.

UKRIDA Page 13

Anda mungkin juga menyukai