Anda di halaman 1dari 14

METABOLISME PROTEIN

Oleh
Sang ketut Sudirga
Jurusan Biologi, FMIPA – UNUD

Biosintesis asam amino


 Metabolisme asam amino mencakup sintesis dan
pemecahan protein, konversi rangka karbon asam
amino menjadi zat antara, sintesis urea, dan
pembentukan senyawa yg mpy sifat fisiologi.

 Terdapat 20 macam asam amino dlm protein mamalia


apabila salah satu diantaranya hilang maka sintesis
akan terhenti, maka untuk memenuhi kebutuhan akan
asam amino tsb maka dilakukan dgn diet dan konversi
dari senyawa lain melalui metabolisme.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 1/14


 Berdasrkan atas sumber dan kebutuhannya maka
asam amino dapat dibedakan atas : asam mino
esensial dan asam amino non esensial.

 Biosintesis asam amino non esensial dapat berasal


dari :
 Zat antara (amfibolik) spt : alanin yg dibentuk dari

asam piruvat, glutamat, aspartat, glutamin,


asparagin, serin dan glisin.
 Asam amino non esensial spt : prolin dari glutamat,

hidroksiprolin yg berasa dari prolin.


 Asam amino esensial spt : sistein dari metionin,

tirosin dari fenilalanin, hidroksilisin dari lisin,


D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 2/14
D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 3/14
 Biosintesis asam amino esensial berasal dari
:
 Asam glutamat spt : arginin (bakteri).
 Asam aspartat spt : metionin dan
treonin (bakteri), lisin (bakteri), isoleusin
 zat antara (amfibolik) spt : lisin (bakteri
dan ragi), leusin, valin,isoleusin dan histidin.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 4/14


Katabolisme protein
 Pada orang dewasa normal pergantian
protein sebesar 1-2% dr protein tubuh total perhari dan
sekitar 75-80% dr asam amino yg dilepas dipakai
kembali untuk sintesis protein baru dan sisanya
dimetabolisme menjadi sisa nitrogen, glukosa, keton
atau CO2.

 Kehilangan protein netto perhari 30-40 g,


karena 16% massa atom protein berupa nitrogen (6-7 g
nitrogen per hari) untuk itu dibutuhkan 30-60 g protein
ekuivalen setiap hari.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 5/14


 Asam amino yg berlebih tidak disimpan dan
dikatabolisme membentuk enegi ini merupakan suatu
pemborosan.
 Makanan cukup energi tapi kurang protein
(kwas-hiorkor), kurang protein dan energi (marasmus).

 Asam amino yg berlebih tidak dapat


disimpan juga tidak dapat diekskrsi sedemikian rupa,
karena gugus amino dr asam amino harus dikeluarkan
melalui reaksi transaminasi, deaminasi oksidatif, atau
rangka karbon-nya dikonversi menjadi zat antara
amfibolik.

 Pada ikan atom N diekskresi dlm bentuk


amonotelik, burung dan amfibi dalam bentuk asam urat
yg disebut urikotelik dan pada beberapa mamalia
disebut ureotelik.

 Ammonia bersifat toksik terhadap jaringan


apabila dalm bentuk asam urat dan garamnya bersifat
non polar dan mengendap pada jaringan. Pada
mamalia dpt mengkonversi sisa nitrogennya menjadi
senyawa urea yng bersifat polar dan tidak toksik.

 Biosintesis urea meliputi beberapa jenis


reaksi seperti 1). Transaminasi; 2). Deaminasi oksidatif;
3). Transpor ammonia; 4). Reaksi siklus urea.

1. Transaminasi

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 6/14


 Reaksi ini dikatalisis oleh enzim transaminase atau
aminotransferase, menginterkonversi satu pasang
asam amino dengan sepasang asam keto.

 Enzim alanin transaminase dan glutamat transaminase


mengkatalisis pemindahan gugus amino dari sebagian
besar asam amino untuk membentuk alanin dari piruvat
dan glutamat dari -ketoglutarat.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 7/14


 Karana alanin merupakan salah satu substrat dari
glutamat transaminase, sehingga melalui reaksi ini
banyak terbentuk asam glutamat ini penting karena
glutamat dapat mengalami deaminasi oksidatif dengan
kecepatan tinggi.
 Beberapa asam amino yg tidak dapat mengalami raksi
transaminasi spt : lisin, treonin, prolin dan hidroksi-
prolin.

2. Deaminasi oksidatif
 Konversi oksidatif asam amino terjadi di organ hati dan
ginjal.

 Asam amino oksidase berupa flavoprotein yg dapat


mengalami otooksidasi yaitu FMN atau FAD tereduksi
dan dioksidasi secara langsung oleh O2 molekuler
dengan membentuk H2O2 tanpa peraserta sitokrom.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 8/14


 Pada reaksi asam amino oksidase, asam amino lebih
dahulu mengalami dehidrogenasi oleh flavoprotein dari
oksidase membentuk asam -amino dan secara
sepontan ditambah air kemudian diurai menjadi asam
keto sesuai dengan kehilangan nitrogen -imino sbg
ion ammonia.

3. Pembentukan amonia
 Ammonia yg dibentuk dlam jaringan secara kuantitas
lebih banyak dihasilkan oleh bakteri dlm usus dari
protein makanan dan dari urea yang terdapat dlm
cairan yg disekresikan ke dalam traktus gastro
intestinal.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 9/14


 Ammonia diserap dari usus ke pembuluh vena porta
kemudian dibawa ke hati dan darah yg meningalkan
hati sudah bebas ammonia.

 Gejala intoksikasi ammonia “flapping tremor” bicar tidak


jelas, penglihatan kabur kasus bert koma dan
kematian.
 Kadar ammonia vena renalis lebih tinggi dari arteri
renalis menunjukkan bahwa ginjal dapat menghasilkan
ammonia yang mensekretkan ke dalam darah.

 Produksi ammonia penting dlam tubuli ginjal untuk


menjaga keseimbangan asam basa dan penyimpanan
kation yg dihasilkan dari asam amino intrasel.

Pertukaran asam amino antar organ pada keadaan :


1. Postabsorpsi
 Otot berperan bembentuk lebih dari 50% pool asam
amino bebas dlm tubuh sedangkan hati sbg tempat
enzim-ensim siklus urea yg diperlukan untuk
pembuangan sisa nitrogen.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 10/14


2. Feed state
 Setelah makan makanan yg kaya protein jaringan akan
melepas asam amino berantai cabang spt; valin, iso-
leusin, dan leusin sekurangnya 60%.

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 11/14


Siklus urea :

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 12/14


Katabolisme rangka karbon asam amino :

D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 13/14


D:my document/stikes/metabolisme_protein/sangkets.doc. 14/14

Anda mungkin juga menyukai