Disusun oleh:
Tya lathifaturrahman
Shakienna Avicienna
Tsara Fithria
Uly Sulistiawati
Winda Wijaya Maryadi
Definisi Protein
Protein adalah senyawa organic yang berbobot molekul tinggi berkisar beberapa ribu
sampai jutaan. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N serta unsur lain seperti P dan S yang
membentuk unit-unit asam amino. Protein berasal dari bahasa yunani kuno proteos artinya
yang utama. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan
berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy, penyangga racun,
pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi.
Protein bila dihidrolisis dengan asam encer, alkali, atau enzim hidrolitik dihasilkan
campuran asam -amino. Protein merupakan polimer berantai panjang yang terdiri berbagai
asam -amino. Di alam terdapat 20 macam asam -amino yang merupakan balok pembangun
protein, baik protein tumbuhan maupun hewani.Contoh asam amino purin (prn), glisin (gly),
alanin (ala), serin(ser), sistein(cis). Asam amino yang terdapat di alam umumnya bersifat
optic aktif dengan konfiguarasi L, kecuali glisin.
Molekul asam amino dapat bergabung dan mengeluarkan air membentuk peptide. Dua
asam amino bergabung membentuk dipeptida. Ikatan yang menghubungkan dua asam amino
ini disebut ikatan peptide. Tiga unit asam amino yang bergabung disebut tripeptida dan
mempunyai dua ikatan peptida.
2.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Struktur asam -amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah
kanan.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari
residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh
karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah,
basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
dan
D.
isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang
pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi
urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe
D.
putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa
Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R - NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe
meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri banyak mengandung
asam amino tipe D.
Zwitter-ion
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh
gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam
amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya
menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, COO -). Titik isolistrik ini spesifik bergantung
pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur
kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas
berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Karena mempunyai muatan negatif dan positif, asam amino dapat mengalami reaksi terhadap
asam maupun basa.
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah
proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam
diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.
Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5
sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi
asam amino dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah.
Perpindahan asam amino dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif
yang membutuhkan energi.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan
digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam
jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh
tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu
asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia.
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim
yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang
substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua
enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah
diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi
oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Asam glutamat + NAD+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron.
Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan
D-asam oksidase.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk
dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
6. Biosintesis Protein
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan
rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan
berbentuk heliks ganda.
Dengan demikian akan terjadi heliks ganda yang baru dan proses terbentunya molekul
DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA
menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein. Peran dari DNA itu sendri
sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua tahap
pembentukan protein:
1) Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.
2) Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam
sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom
dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum
diketahui.
m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya.
kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga
buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk
dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk dari
kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino yang sama disebut
sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim
tersebut
pada
umumnya
adalah
basa
pada
kedudukanketiga
misalnya
GUU,GUA,GUC,GUG..
bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino
yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon.
lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam
m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA
membawa satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam
amino dengan t Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan
ATP melalui dua tahap reaksi:
1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.
2. reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA
proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA.
karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang mempunyai antikodon komplementer.
Selain enzim xanthine oksidase, pada metabolisme purin terlibat juga enzim Hypoxanthine
Guanine Phosphoribosyl Transferase yang biasa disebut HGPRT. Enzim ini berperan dalam
mengubah purin menjadi nukleotida purin agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun
DNA dan RNA. Jika enzim ini mengalami defisiensi, maka peran enzim menjadi berkurang.
Akibatnya purin dalam tubuh dapat meningkat. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino,
unsur pembentuk protein.
Purin yang tidak dimetabolisme oleh enzim HGPRT akan dimetabolisme oleh enzim
xanthine oksidase menjadi asam urat. Pada akhirnya, asam urat dalam tubuh meningkat atau
tubuh dalam kondisi hiperurisemia. Pada intinya enzim xanthine oksidase berfungsi
membuang kelebihan purin dalam bentuk asam urat. Sekitar dua per tiga asam urat yang
sudah terbentuk di dalam tubuh secara alami akan dikeluarkan bersama urin melalui ginjal.
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin, yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel sel
tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan
dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman dan daging hewan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebih.
Etiologi
Gout (arthritis pirai) sebenarnya berbeda dengan rematik. Perbedaannya adalah
rematik disebabkan karena peradangan pada sendi sehingga terjadi arthritis. Adapun gout
disebabkan kelainan metabolisme yang dalam perkembangannya bermanifestasi terhadap
peningkatan kosentrasi asam urat dalam serum. Akibat lebih lanjut dari meningkatnya asam
urat adalah pembentukan tofi disekitar sendi dan kelainan ginjal yang meliputi glomerulus
tubulus jaringan intertisial, pembuluh darah, serta penumpukan batu urat.
Gangguan metabolisme menyebabkan asam urat dalam serum menjadi tinggi selain
itu kadar asam urat tergantung pada beberapa faktor antara lain
Patofisiologi
Purin adalah molekul yang terdapat di dalam sel yang berbentuk nukleotida.
Nukleotida yang paling berperan dalam yaitu nukleotida purin dan nukleotida pirimidin.
Nukleotida yang berhubungan dengan asam urat adalah purin. Purin terdapat dalam asan
nukleat berupa nucleoprotein. Di usus, asam nukleat dibebaskan dari nucleoprotein oleh
enzim pencernaan. Selanjutnya, asam nukleat ini akan dipecah lagi menjadi mononuleotida
dan akan diabsorspsi melalui mukosa usus selanjutnya diekresikan melalui urin. Akibat
peningkatan kadar asam urat, maka ekskresi urin melalui ginjal tidak sempurna sehingga
timbul tofi di dalam ginjal yang berakibat pada pada penyakit asam urat.
Sintesa de novo
Purin Jaringan
Nukleotida
Asam Nukleat
Jaringan
Katabolisme
Nukleo Protein
Makanan
Pool Asam Urat
A. Gejala
1. Gejala klinis
Pool (jumlah) asam urat dalam tubuh dicerminkan oleh kadar natrium
urat dalam serum darah. Bila kadar natrium urat dalam serum melampui daya
larutnya maka serum menjadi sangat jenuh (keadaan ini dinamakan
hiperurisemia) terdapat menstimulir terbentuknya kristal natrium urat yang
dapat mengendap. Daya larut natrium urat dalam serum pada suhu 30 derajat
celcius adalah 7 mg/dL, bila melebihi angka ini keadaannya disebut
hiperurisemia. Pada suhu yang lebih rendah, kelarutan asam urat dalam serum
semakin rendah.
Kristal natrium urat yang mengendap disebut tofi yang berasal dari
kata tufa yang berarti batu karang. Jika tofi berada dipersendian, akan
terjadinya arthritis gout akut, sakit rematik, atau radang sendi. Lama kelamaan
keadaan ini akan mengakibatkan kerusakan sendi dan menimbulkan arthritis
gout kronis. Pada arthritis gout ini rasa nyeri yang terjadi pada sendi
mempunyai karakteristik berupa serangan hebat yang timbul pada waktu
bangun pagi, padahal pada malam hari tidak merasakan sesuatu apapun.
Tofi juga menumpuk ditelinga, tendon, bursa, ginjal, pembuluh darah,
dan bisa juga dibagian jantung. Di dalam ginjal, tofi akan membentuk batu
asam urat yang biasa dikenal masyarakat sebagai batu ginjal. Tidak semua
batu ginjal berasal dari tofi asam urat tetapi dapat juga berasal dari kalsium
oksalat atau phospat.
Tanda-tanda penyakit gout pada stadium permulaan ditandai oleh
hiperurisemia asimptomatis selama beberapa tahun tanpa diketahui oleh
penderitanya. Gejala tersebut tidak diketahui penderita karena tidak ada
gangguan apapun yang menyebabkan penderita merasa kesakitan. Pada
stadium ini, terjadi peningkatan kadar asam urat tanpa disertai arthritis, tofi,
maupun batu ginjal. Stadium selanjutnya adalah terjadinya serangan radang
sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah, dan terasa panas
pada sendi kaki. Serangan ini akan hilang sendiri dalam beberapa hari (sekitar
10 hari) dan bila diberi obat akan sembuh dalam waktu kurang lebih 3 hari.
Interval serangan yang cukup lama dan sendi masih dalam keadaan normal
disebut arthritis gout akut.
Setelah satu sampai dua tahun berikutnya, interval serangan bertambah
pendek, terbentuk tofi dan deformasi atau perubahan bentuk pada sendi-sendi
yang tidak dapat berubah seperti semula, ini disebut sebagai gejala
irreversible. Hal ini disebut arthritis gout kronis. Pada kondisi ini, frekuensi
kambuh akan penyakit ini semakin sering dan disertai rasa sakit yang lebih
menyiksa akibat adanya tofi.
Tanda-tanda khas dari penyakit gout adalah terjadinya serangan
mendadak pada sendi terutama sendi ibu jari kaki. arthritis gout memiliki
tanda-tanda sebagai berikut
a) Dijumpai adanya hiperurisemia
b) Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi
c) Terdapat tofi yang dibuktikan dengan pemeriksaan kimawi
d) Telah terjadi lebih dari satu kali serangan arthritis akut
e) Adanya serangan pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki
f) Sendi terlihat kemerahan
g) Pembengkakkan asimetris pada satu sendi
B. Diagnosa
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Kadar asam urat 3,4 7 mg/dL
b) Gula Darah Sewaktu <120 mg/dL
c) Gula Darah Puasa < 200 mg/dL
d) Ureum 10 50 mg/dL
e) Kreatinin 1,5 mg/dL
f) Profil lemak darah
2. Pemeriksaan radiologi ini digunakan untuk melihat proses yang terjadi dalam
sendi dan tulang.
3. Pemeriksaan cairan sendi tujuannya adalah untuk melihat kristal urat atau
monosodium urate (MSU) dalam cairan sendi.
4. Pemeriksaan dengan rontgen, dilakukan pada awal setiap kali pemeriksaan
sendi.
C. Terapi
1. Pengaturan asupan makanan
makanan
disesuaikan
dengan
tingkat
hiperurisemia
dan
c) Tinggi Karbohidrat
Konsumsi karbohidrat kompleks disarankan tidak kurang dari
100g per hari. Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, ubi
sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout karena dapat meningkatkan
2. Terapi
I.
xantine
oksidase
(alopurinol)
yang
berfungsi
untuk
II.
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2122793-pengertian-protein
http://www.rsiamelania.co.id
https://rochem.wordpress.com
http://ardra.biz/kesehatan/asam-urat/pembentukan-asam-urat
http://www.handayani-banjaran.com/artikel/127-12-bagaimana-proses-pembentukaa-asamurat.html
buku : pemberian makanan pada penderita gout
asam urat