Anda di halaman 1dari 23

TUGAS METABOLISME ASAM AMINO PURIN

PADA PENDERITA ASAM URAT

Disusun oleh:
Tya lathifaturrahman
Shakienna Avicienna
Tsara Fithria
Uly Sulistiawati
Winda Wijaya Maryadi

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
1434 H/2013 M

Metabolisme Asam Amino Purin pada Penderita Asam Urat

Definisi Protein
Protein adalah senyawa organic yang berbobot molekul tinggi berkisar beberapa ribu
sampai jutaan. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N serta unsur lain seperti P dan S yang
membentuk unit-unit asam amino. Protein berasal dari bahasa yunani kuno proteos artinya
yang utama. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan
berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy, penyangga racun,
pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi.
Protein bila dihidrolisis dengan asam encer, alkali, atau enzim hidrolitik dihasilkan
campuran asam -amino. Protein merupakan polimer berantai panjang yang terdiri berbagai
asam -amino. Di alam terdapat 20 macam asam -amino yang merupakan balok pembangun
protein, baik protein tumbuhan maupun hewani.Contoh asam amino purin (prn), glisin (gly),
alanin (ala), serin(ser), sistein(cis). Asam amino yang terdapat di alam umumnya bersifat
optic aktif dengan konfiguarasi L, kecuali glisin.
Molekul asam amino dapat bergabung dan mengeluarkan air membentuk peptide. Dua
asam amino bergabung membentuk dipeptida. Ikatan yang menghubungkan dua asam amino
ini disebut ikatan peptide. Tiga unit asam amino yang bergabung disebut tripeptida dan
mempunyai dua ikatan peptida.

Penguraian Protein Dalam Tubuh


Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan perubahan tertentu dengan
kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain
mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot
mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat
badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein,
yaitu :
1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan
dibentuk sel sel baru.

2.

Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein


baru, tanpa ada sel yang mati.

3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.

Definisi Asam Amino


Asam amino yaitu, sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Asam amino merupakan bagian struktur
protein yang dapat menentukan sifat protein. Berdasarkan sifat asam-basanya kita dapat
menentukan pemisahan , identifikasi dan penentuan kuantitatif asam amino dalam campuran.
Selain itu juga dapat menentukan komposisi asam amino dalam protein. Gugus karboksil
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam
amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam
amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya
sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Struktur Asam Amino

Struktur asam -amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah
kanan.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari
residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya.

Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh
karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah,
basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

Isomerisme pada asam amino

Dua model molekul isomer optis asam amino alanina


Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino
kecuali glisinamemiliki isomer optik:

dan

D.

Cara sederhana untuk mengidentifikasi

isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang
pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi
urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe

D.

Jika urutan ini terjadi dengan arah

putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa
Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R - NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe

meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri banyak mengandung
asam amino tipe D.

Polimerisasi asam amino


Lihat juga artikel tentang ekspresi genetik.

Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida


Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya.
Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil
milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi
penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan
ribosom dan tRNA.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil
satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya
akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi.
Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk
residu asam amino.

Zwitter-ion

Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh
gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam
amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya
menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, COO -). Titik isolistrik ini spesifik bergantung
pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur
kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas
berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Karena mempunyai muatan negatif dan positif, asam amino dapat mengalami reaksi terhadap
asam maupun basa.

Asam Amino Dalam Darah


Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme
protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolik
maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati asam amino yang terdapat dalam
darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein
dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah
tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah
yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh
beberapa reaksi hidrolisis serta enzim enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja
pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi
peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.

Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah
proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam
diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.
Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5
sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi
asam amino dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah.
Perpindahan asam amino dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif
yang membutuhkan energi.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan
digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam
jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh
tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu
asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia.

Reaksi Metabolisme Asam Amino


Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus
amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses
utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini
gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto,
yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah
menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua
enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat
transaminase yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi berikut :

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim
yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang
substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua
enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah
diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi
oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Asam glutamat + NAD+

a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron.
Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan
D-asam oksidase.

4. Pembentukan Asetil Koenzim A


Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino
dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil
koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat
Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin,
sistein, serin dan treonin. alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi
transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida
oleh enzim treonin aldolase. glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui
pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal
dan formil. koenzim yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat.
5. Siklus Urea
Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi
kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia
dan karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka
namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah
suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu
mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan
energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping
itu sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi
ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis
pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitokondria sel hati.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi
tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah
menjadi AMP.

Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk
dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
6. Biosintesis Protein
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan
rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan
berbentuk heliks ganda.
Dengan demikian akan terjadi heliks ganda yang baru dan proses terbentunya molekul
DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA
menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein. Peran dari DNA itu sendri
sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua tahap
pembentukan protein:
1) Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.
2) Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam
sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom
dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum
diketahui.
m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya.
kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga
buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk
dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk dari
kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino yang sama disebut

sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim
tersebut

pada

umumnya

adalah

basa

pada

kedudukanketiga

misalnya

GUU,GUA,GUC,GUG..
bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino
yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon.
lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam
m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA
membawa satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam
amino dengan t Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan
ATP melalui dua tahap reaksi:
1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.
2. reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA
proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA.
karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang mempunyai antikodon komplementer.

Metabolisme Purin Menjadi Asam Urat


Pembentukan Asam Urat dimulai dengan metabolisme dari DNA dan RNA menjadi
Adenosine dan Guanosin, seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah. Proses ini
berlangsung secara terus menerus didalam tubuh. Sebagian besar sel tubuh selalu diproduksi
dan digantikaan, terutama dalam darah. Adenosine yang terbentuk kemudian dimetabolisme
menjadi xanthine. Sedangkan Guanosin dimetabolisme menjadi xantin.
Kemudian xanthine dari hasil metabolisme hiposantin dan Guanosin di metabolisme
dengan bantuan enzim xanthine oksidase menjadi asam urat. Keberadaan enzim xanthine
oksidase menjadi sangat penting dalam metabolisme purin, karena mengubah hipoksantin
menjadi xanthine, dan kemudian xanthine menjadi asam urat. Enzim ini sangat aktif bekerja
dalam had, usus halus, dan ginjal.

Selain enzim xanthine oksidase, pada metabolisme purin terlibat juga enzim Hypoxanthine
Guanine Phosphoribosyl Transferase yang biasa disebut HGPRT. Enzim ini berperan dalam
mengubah purin menjadi nukleotida purin agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun
DNA dan RNA. Jika enzim ini mengalami defisiensi, maka peran enzim menjadi berkurang.
Akibatnya purin dalam tubuh dapat meningkat. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino,
unsur pembentuk protein.
Purin yang tidak dimetabolisme oleh enzim HGPRT akan dimetabolisme oleh enzim
xanthine oksidase menjadi asam urat. Pada akhirnya, asam urat dalam tubuh meningkat atau
tubuh dalam kondisi hiperurisemia. Pada intinya enzim xanthine oksidase berfungsi
membuang kelebihan purin dalam bentuk asam urat. Sekitar dua per tiga asam urat yang
sudah terbentuk di dalam tubuh secara alami akan dikeluarkan bersama urin melalui ginjal.
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin, yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel sel
tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan
dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman dan daging hewan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebih.

Klasifikasi Asam Urat (Gout)

Penyakit gout dibagi menjadi dua yaitu


1. Gout primer
Disebabkan karena faktor genetik, defisiensi enzim hipoxantin, guanine,
fosforibosil, transferase (HGPRT), peningkatan aktifitas enzim fosforibsil
tirosoffatase dan lingkungan.
2. Gout sekunder
Disebabkan karena ada defisit selektif pada transport asam urat oleh tubulus
ginjal, obat-obatan tertentu dan

komplikasi dengan penyakit lain seperti

hipertensi, leukemia, diabetes mellitus, arteoklorosis, dan lain-lain.

Etiologi
Gout (arthritis pirai) sebenarnya berbeda dengan rematik. Perbedaannya adalah
rematik disebabkan karena peradangan pada sendi sehingga terjadi arthritis. Adapun gout
disebabkan kelainan metabolisme yang dalam perkembangannya bermanifestasi terhadap
peningkatan kosentrasi asam urat dalam serum. Akibat lebih lanjut dari meningkatnya asam
urat adalah pembentukan tofi disekitar sendi dan kelainan ginjal yang meliputi glomerulus
tubulus jaringan intertisial, pembuluh darah, serta penumpukan batu urat.
Gangguan metabolisme menyebabkan asam urat dalam serum menjadi tinggi selain
itu kadar asam urat tergantung pada beberapa faktor antara lain

1. Kadar purin tinggi dalam makanan


2. Mengkonsumsi alcohol yang berlebihan
3. Obat-obatan
4. Obesitas
5. Kurang olah raga
6. Batu ginjal
Kurang lebih 20-30% penderita gout terjadi akibat kelainan sintesa purin dalam jumlah
besar yang menyebabkan kelebihan asam urat dalam darah. Kurang lebih 75% penderita gout
terjadi akibat kelebihan produksi asam urat tetapi pengeluarannya tidak sempurna. Dengan
peningkatan produksi asam urat atau retensi asam urat, kadar asam urat serum menjadi
meningkat. Biasanya kadar asam urat serum pada penderita gout lebih dari 6,5 7mg/dL.

Patofisiologi
Purin adalah molekul yang terdapat di dalam sel yang berbentuk nukleotida.
Nukleotida yang paling berperan dalam yaitu nukleotida purin dan nukleotida pirimidin.
Nukleotida yang berhubungan dengan asam urat adalah purin. Purin terdapat dalam asan
nukleat berupa nucleoprotein. Di usus, asam nukleat dibebaskan dari nucleoprotein oleh
enzim pencernaan. Selanjutnya, asam nukleat ini akan dipecah lagi menjadi mononuleotida
dan akan diabsorspsi melalui mukosa usus selanjutnya diekresikan melalui urin. Akibat
peningkatan kadar asam urat, maka ekskresi urin melalui ginjal tidak sempurna sehingga
timbul tofi di dalam ginjal yang berakibat pada pada penyakit asam urat.

Prekursor Bukan Purin

Sintesa de novo
Purin Jaringan
Nukleotida

Asam Nukleat
Jaringan

Katabolisme

Nukleo Protein
Makanan
Pool Asam Urat

Ekskresi Melalui Ginjal

Eksresi Melalui Saluran Cerna

A. Gejala
1. Gejala klinis
Pool (jumlah) asam urat dalam tubuh dicerminkan oleh kadar natrium
urat dalam serum darah. Bila kadar natrium urat dalam serum melampui daya
larutnya maka serum menjadi sangat jenuh (keadaan ini dinamakan
hiperurisemia) terdapat menstimulir terbentuknya kristal natrium urat yang
dapat mengendap. Daya larut natrium urat dalam serum pada suhu 30 derajat
celcius adalah 7 mg/dL, bila melebihi angka ini keadaannya disebut
hiperurisemia. Pada suhu yang lebih rendah, kelarutan asam urat dalam serum
semakin rendah.
Kristal natrium urat yang mengendap disebut tofi yang berasal dari
kata tufa yang berarti batu karang. Jika tofi berada dipersendian, akan
terjadinya arthritis gout akut, sakit rematik, atau radang sendi. Lama kelamaan
keadaan ini akan mengakibatkan kerusakan sendi dan menimbulkan arthritis
gout kronis. Pada arthritis gout ini rasa nyeri yang terjadi pada sendi
mempunyai karakteristik berupa serangan hebat yang timbul pada waktu
bangun pagi, padahal pada malam hari tidak merasakan sesuatu apapun.
Tofi juga menumpuk ditelinga, tendon, bursa, ginjal, pembuluh darah,
dan bisa juga dibagian jantung. Di dalam ginjal, tofi akan membentuk batu
asam urat yang biasa dikenal masyarakat sebagai batu ginjal. Tidak semua

batu ginjal berasal dari tofi asam urat tetapi dapat juga berasal dari kalsium
oksalat atau phospat.
Tanda-tanda penyakit gout pada stadium permulaan ditandai oleh
hiperurisemia asimptomatis selama beberapa tahun tanpa diketahui oleh
penderitanya. Gejala tersebut tidak diketahui penderita karena tidak ada
gangguan apapun yang menyebabkan penderita merasa kesakitan. Pada
stadium ini, terjadi peningkatan kadar asam urat tanpa disertai arthritis, tofi,
maupun batu ginjal. Stadium selanjutnya adalah terjadinya serangan radang
sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah, dan terasa panas
pada sendi kaki. Serangan ini akan hilang sendiri dalam beberapa hari (sekitar
10 hari) dan bila diberi obat akan sembuh dalam waktu kurang lebih 3 hari.
Interval serangan yang cukup lama dan sendi masih dalam keadaan normal
disebut arthritis gout akut.
Setelah satu sampai dua tahun berikutnya, interval serangan bertambah
pendek, terbentuk tofi dan deformasi atau perubahan bentuk pada sendi-sendi
yang tidak dapat berubah seperti semula, ini disebut sebagai gejala
irreversible. Hal ini disebut arthritis gout kronis. Pada kondisi ini, frekuensi
kambuh akan penyakit ini semakin sering dan disertai rasa sakit yang lebih
menyiksa akibat adanya tofi.
Tanda-tanda khas dari penyakit gout adalah terjadinya serangan
mendadak pada sendi terutama sendi ibu jari kaki. arthritis gout memiliki
tanda-tanda sebagai berikut
a) Dijumpai adanya hiperurisemia
b) Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi
c) Terdapat tofi yang dibuktikan dengan pemeriksaan kimawi
d) Telah terjadi lebih dari satu kali serangan arthritis akut
e) Adanya serangan pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki
f) Sendi terlihat kemerahan
g) Pembengkakkan asimetris pada satu sendi

h) Tidak ditemukan bakteri pada saat serangan dan inflamasi.


2. Gejala fisik
Gejala fisik hanya terjadi pada salah satu persendian, sendi yang sering
terkena adalah sendi methatasopalangeal dengan jari kaki pertama, rasa nyeri
yang berlebihan hingga tidak bisa berjalan, nyeri dirasakan pada setelah
bangun tidur pagi dan terjadi secara mendadak.

B. Diagnosa
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Kadar asam urat 3,4 7 mg/dL
b) Gula Darah Sewaktu <120 mg/dL
c) Gula Darah Puasa < 200 mg/dL
d) Ureum 10 50 mg/dL
e) Kreatinin 1,5 mg/dL
f) Profil lemak darah
2. Pemeriksaan radiologi ini digunakan untuk melihat proses yang terjadi dalam
sendi dan tulang.
3. Pemeriksaan cairan sendi tujuannya adalah untuk melihat kristal urat atau
monosodium urate (MSU) dalam cairan sendi.
4. Pemeriksaan dengan rontgen, dilakukan pada awal setiap kali pemeriksaan
sendi.

C. Terapi
1. Pengaturan asupan makanan

Prinsip pengaturan makanan pada penderita penyakit gout adalah


memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan penderita.
Pengaturan

makanan

disesuaikan

dengan

tingkat

hiperurisemia

dan

kemampuan penderita untuk mengeluarkan kelebihan asam urat melalui ginjal.


Pebnderita gout akut maupun kronis mempunyai syarat-syarat diet yang sama
yaitu
a) Pembatasan Makanan Tinggi Purin
Diet yang normal biasanya mengandung 600-1000mg purin per
hari. Oleh karena itu, diet bagi pnederita gout harus dikurangi
kandungan purinnya hingga kira-kira hanya mengkonsumsi sekitar
100-150mg purin per hari.
b) Cukup Kalori
Pada penderita gout yang mempunyai berat badan lebih
konsumsi kalori perlu dikurangi 10-15% dari total konsumsi kalori
yang normal setiap hari. Dengan demikian, kelebihan berat badan
dapat diturunkan secara bertahap. Untuk mengatasi rasa lapar akibat
pembatasan konsumsi kalori, penderita dapat mengkonsumsi banyak
sayuran dan buah-buahan. Sayuran yang tidak mengandung purin
(kecuali asparagus, kacang polong, buncis, kembang kol, bayam,
jamur) dimakan paling sedikit 300g per hari. Demikian juga, buahbuahan segar disarankan lebih dari 300g per hari. Agar-agar juga dapat
dikonsumsi untuk mengatasi rasa lapar.

c) Tinggi Karbohidrat
Konsumsi karbohidrat kompleks disarankan tidak kurang dari
100g per hari. Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, ubi
sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout karena dapat meningkatkan

pengeluaran asam urat melalui urin. Sebaliknya, penderita gout harus


mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa, seperti
gula, permen, harum manis, gulali dan sirup karena dapat
meningkatkan kadar asam folat serum.
d) Rendah Protein
Protein yang berasal dari bahan makanan hewani dapat
meningkatkan produksi asam urat terutama protein tinggi misalnya
hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Penderita gout dapat diberikan
protein sebesar 50-70g per hari atau 0,8-1,0g/kgBB/hari. Sumber
protein yang dianjurkan adalah sumber protein nabati yang berasal dari
tumbuhan dan protein yang berasal dari susu, keju dan telur.
e) Rendah Lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melaui urin.
Penderita harus membatasi makanan yang digoreng dan bersantan.
Lemak yang dapat dikonsumsi sebaiknya 15% dari total kalori.
f) Tinggi Cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat
membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Usahakan dapat
menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter atau setara dengan 10 gelas
per hari.
g) Tanpa Alkohol
Alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat
yang dihasilkan ini akan menghambat pengeluran asam urat.

2. Terapi

I.

Terapi pengobatan dengan oral


a) Inhibitor

xantine

oksidase

(alopurinol)

yang

berfungsi

untuk

menghambat konversi hipoxantine menjadi xantine dan kemudian


xantine menjadi asam urat.
b) Urikosurik yang berfungsi untuk menurunkan asam urat dalam serum,
seperti probenezid, sulfinpirazon, azapropozan dan benzbromaron.

II.

Terapi pemberian diit


a) Tujuan diet :
Untuk mencapai dan mempertahankan kadar normal purin didalam
darah dan urin.
b) Syarat diet :
1) Energi sesuai dengan kebutuhan. Bila berat berlebih atau
kegemukan, asupan energi sehari dikurangi secara bertahan
sebanyak 500- 1000 kkal dari kebutuhan energi normal hingga
tercapai berat badan normal.
2) Protein cukup, 1-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi
total.
3) Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai
kandungan purin >150 mg/100 g.
4) Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total. Lemak
berlebih dapat menghambat pengeluaran asam urat atau purin
melalui urin.
5) Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-70% dari
kebutuhan energi total. Karena kebanyakan pasien gout
mempunyai BB berlebih, maka dianjurkan untuk menggunakan
sumber karbohidrat kompleks.

6) Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan.


7) Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari.
Rata- rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 liter/hari.

c) Jenis dan Indikasi pemberian :


Diet gout diberikan kepada pasien dengan kadar purin > 7,5 mg/dl.
Diet ini terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1) Diet Rendah Purin I/DPR 1 (1500 kkal).
2) Diet Rendah Purin II/DPR 11 (1700 kkal).

d) Lama pemberian diet


Diet diberikan sampai kadar purin didalam darah dan berat badan
menjadi normal.

Daftar Pustaka

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2122793-pengertian-protein
http://www.rsiamelania.co.id
https://rochem.wordpress.com
http://ardra.biz/kesehatan/asam-urat/pembentukan-asam-urat
http://www.handayani-banjaran.com/artikel/127-12-bagaimana-proses-pembentukaa-asamurat.html
buku : pemberian makanan pada penderita gout
asam urat

Anda mungkin juga menyukai