Asam amino merupakan komponen penyusun protein, setiap asam amino terdiri dari gugus karboksilat
(-COOH) dan gugus amino serta yang membedakan asam amino satu dengan asam amino lainnya yaitu dengan
adanya rantai samping (R). Srukturnya yaitu seperti yang digambarkan di bawah ini :
gambar 1
sumber: pendidikan-bio.blogspot.com
Dari gambar tersebut terlihat bahwa: Atom C pusat tersebut dinamai atom C α ("C-alfa") sesuai
dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan
gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut
merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat
asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
STEREOISOMER ASAM AMINO
Stereoisomer merupakan suatu bentuk senyawa yang sama strukturnya dalam hal penataan ruang
namun berbeda posisi unsur-iunsur penyusunnya. Stereoisomer dibagi menjadi enantiomer dan
diastereomer. Enantiomermerupakan isomer berupa bayangan cermin dari senyawa yang kiral
dalam hal ini adalah asam amino kecuali glisin cotohnya terlihat seperti gambar 2 di bawah
ini. Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino—
kecuali glisina—memiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini
dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-
amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam,
maka itu adalah tipe L. Sedangkan diastereomer merupakan isomer yang bukan bayangan cermin
dari suatu senyawa yang bersangkutan.
gambar 2
sumber: Lubert Strayer
IKATAN PEPTIDA
Ikatan peptida merupakan ikatan yang terjadi karena adanya penyambungan antar asam amino satu
dengan asam amino lain untuk membentuk suatu rantai polimer protein. contohnya adalah sebagai
berikut :
Arginina (Arg, R)
Asam amino arginina memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat eksesi dua
gugus amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong setengah esensial bagi manusia
dan mamalia lainnya, tergantung pada tingkat perkembangan atau kondisi kesehatan. Bagi anak-anak,
asam amino ini esensial.
Pangan yang menjadi sumber utama arginina adalah produk-produk peternakan (dairy products)
seperti daging, susu (dan olahannya), dan telur. Dari produk tumbuhan dapat disebutkan cokelat dan biji
kacang tanah.
Histidina (His, H)
Histidina merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada dalam protein.
Bagimanusia histidina merupakan asam amino yang esensial bagi anak-anak. Rantai samping imidazol
dan nilai pKa yang relatif netral (yaitu 6,0) berarti bahwa perubahan sedikit saja pada pH sel akan
mengubah muatannya. Sifat ini menjadikan histidina sering menjadi bagian darigugus
katalitik pada enzim maupun ligan koordinasi pada metaloprotein.
Histidina menjadi prekursor histamin, suatu amina yang berperan dalam sistemsaraf,
dan karnosin, suatu asam amino.
Terdapat dua enantiomer histidina yaitu D-histidin dan L-histidin, namun yang lebih dominan
adalah L-histidin (atau S-histidin).
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Beberapa jenis protein mengandung bahan non-
metal seperti phosphor atau iodine, sedangkan yang berbahan metal contohnya besi, zinc, cobalt,
dan sebagainya.
Semua protein terbuat dari asam amino yang memiliki dua kelompok fungsi yaitu amino
grup dan karboksil grup yang saling berhadapan, dimana keduanya terikat pada atom karbon
yang sama.
Sebagai bahan penting untuk kehidupan, asam amino dikelompokkan menjadi dua, yaitu
asam amino esensial dan asam amino non esensial. Berikut ini adalah daftar lengkap asam
amino esensial dan non esensial.
1. Leucine (Leu, L), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
2. Isoleucine (Ile, I), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu dalam pembentukan sel darah merah
3. Valine (Val,V), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
- Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot
- Membantu dalam mengirimkan asam amino lain (tryptophan, phenylalanine, tyrosine) ke otak
4. Lycine (Lys, K)
- Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan jaringan penghubugn lainnya
- Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung tubuh lainnya (cartilage dan persendian)
5. Tryptophan (Trp, W)
- Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi)
- Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
6. Methionine (Met, M)
7. Threonine (Thr, T)
8. Phenylalanine (Phe, F)
- Prekursor untuk tyrosine
- Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
- Digunakan dalam terapi depresi
- Membantuk menekan nafsu makan
2. Glyicine (Gly, G)
3. Alanine (Ala, A)
- Membantu tubuh mengembangkan daya tahan
- Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa alanine yang memungkinkan otot dan jaringan lain untuk
mendapatkan energi dari asam amino
4. Serine (Ser, S)
3. Cystine (Cys, C)
- Pemicu dasar untuk glutamine, proline, ornithine, arginine, glutathine, dan GABA
- Diperlukan untuk kinerja otak dan metabolisme asam amino lain
5. Tyrosine (Tyr, Y)
- Pemicu hormon dopamine, epinephrine, norepinephrine, melanin (pigmen kulit), hormon thyroid
- Meningkatkan mood dan fokus mental
6. Glutamine (Gln, Q)
7. Taurine
8. Ornithine
- Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormon pertumbuhan
- Membantu dalam penyembuhan dari penyakit
- Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu unit penyusun protein.
v Senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina.
v Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung menjadi asam pada
larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu
menjadi zwitter-ion.
v Keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
v Mengandung gugus amina yang bersifat basa dan gugus karboksil yang bersifat asam dalam
molekul yang sama.
Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah
kanan. Satu atom C sentral yang mengikat secara kovalent, yaitu:
v gugus amino,
v gugus karboksil,
.Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini
berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam
karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri dari beberapa atom karbon,
umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian
pula amina, pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik.
2.Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan
asam karboksilat atau amina (lebih besar dari 200ºC).
3.Bersifat sebagai elektrolit. Dalam larutan kondisi netral (pH isoelektrik), asam
amino dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan
negative (zwitterion) atau ion amfoter. Keadaan ion ini sangat tergantung
pada pH larutan. Bila ditambahkan dengan basa, maka asam amino akan
terdapat dalam bentuk :
Protein
Istilah protein barasal dari bahasa Yunani proteis, yang berarti “pertama”. Istilah itu pertama kali
digunakan pada tahun 1838. Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting. Msalnya, semua enzim
tumbuhan dan hewan merupakan protein. Bersama lipida dan tulang, protein membentuk rangka tubuh.
Selain itu, protein juga membentuk otot, antibodi, hemoglobin dan berbagai hormon.
Protein adalah penyusun kurang lebih 50% berat kering organisme.Protein bukan hanya sekedaar bahan
simpanan atau baha struktural,seperti karbohidrat dan lemak.Tetapi juga berperan penting dalam fungsi
kehidupan.
Protein merupakan polimer dari sekitar 20 asam ∝ – amino. Massa molekul relatifnya adalah sekitar
6.000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N. beberapa protein
mengandung unsur belerang (s). fosforus (p), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), dan iodin (I). pada
akhir tahun 1800, unit protein terkecil yang berup asap ∝ -amino berhasil didefinisikan.
Ø Struktur Protein
Struktur protein dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier,
dan kuarterner. Struktur primer adalah struktur linear dari rantai protein. Dalam struktur ini tidak terjadi
antaraksi, baik dengan rantai protein yang lain maupun di antara asam amino dalam rantai protein itu
sendiri.
Struktur sekunder adalah struktur dua dimensi dari protein. Pada struktur ini terjadi lipatan (folding) beraturan,
seperti α–heliks dan β–sheet, akibat adanya ikatan hidrogen di antara gugus-gugus polar dari asam amino dalam
rantai protein.
Gambar 5. Struktur sekunder protein (a) Struktur α-heliks dari protein (b) Struktur β-sheet dari protein.
Struktur tersier merupakan struktur tiga dimensi sederhana dari rantai protein. Dalam struktur ini, selain
terjadi folding membentuk struktur α–heliks dan β–sheet, juga terjadi antaraksi van der Waals dan
antaraksi gugus nonpolar yang mendorong terjadi lipatan.
Gambar 6. (a) Struktur tersier dari protein b) Struktur kuarterner dari protein hemoglobin dengan empat subunit
(a1, a2, b1, b2)
Struktur tertinggi dari protein adalah struktur kuarterner. Dalam struktur ini, protein membentuk molekul
kompleks, tidak terbatas hanya pada satu rantai protein, tetapi beberapa rantai protein bergabung membentuk
seperti bola.
Jadi, pada struktur kuartener molekul protein di samping memiliki ikatan hidrogen, gaya van der Waals, dan
antaraksi gugus nonpolar, juga terjadi antaraksi antar rantai protein baik melalui antaraksi polar, nonpolar,
maupun van der Waals. Contoh dari struktur ini adalah molekul Hemoglobin, tersusun dari empat subunit rantai
protein.
Ø Fungsi Protein
Protein yang membangun tubuh disebut Protein Struktural sedangkan protein yang berfungsi sebagai
enzim,antibodi atau hormon dikenal sebagai Protein Fungsional.
Protein struktural pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk hidupContoh protein
struktural antara lain nukleoprotein yang terdapat di dalam inti sel dan lipoprotein yang terdapat di dalam
membran sel.Ada juga protein yang tidak bersenyawa dengan komponen struktur tubuh,tetapi terdapat sebagai
cadangan zat di dalam sel-sel makhluk hidup. Contoh protein seperti ini adalah protein pada sel telur
ayam,burung,kura-kura dan penyu.
Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan menjadi zat yang siap diserap di
usus halus,yaitu berupa asam amino-asamamino.Asam amino-asam amino yang dihasilkan dari proses
pencernaan makanan berperan sangat penting di dalam tubuh,untuk:
Bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon,zat antibodi,dan organel sel lainnya
Mengatur dan melaksakan metabolisme tubuh,misalnya sebagai enzim(protein mengaktifkan dan berpartisipasi
pada reaksi kimia kehidupan)
Menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh.Sebagai senyawa penahan/bufer,protein
berperan besar dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh.Sebagai zat larut dalam cairan tubuh,protein membantu
dalam pemeliharaan tekanan osmotik di dalam sekat-sekat rongga tubuh.
Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Penggolongan Protein
Berdasar bentuknya protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan protein serabut. Protein
globular memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi bentuk bulat padat (globular), yang memiliki
fungsi gerak.
Contoh: Hemoglobin dan enzim
Protein serabut memiliki fungsi pelindung, contoh: L–keratin pada rambut dan kolagen pada urat.
Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan menjadi protein sederhana dan protein terkonjugasi.
Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh: enzim ribunoklease.
Contoh:
Ikatan Peptida
Di dalam protein, asam-asam amino diikat bersama melalui ikatan peptida, yaitu ikatan C–N hasil reaksi
kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus amino dari asam amino lain. Perhatikan reaksi
kondensasi berikut.
Reaksi tersebut merupakan contoh dipeptida, yaitu molekul yang dibentuk melalui ikatan peptida dari
dua asam amino. Suatu polipeptida (protein) adalah polimer yang dibentuk oleh sejumlah besar asam
amino melalui ikatan peptida membentuk rantai polimer.
Penamaan dipeptida atau tripeptida disesusaikan dengan nama asam amino yang berikatan. Huruf akhir
dari nama asam amino yang disatukan diganti dengan huruf l’. Contoh, jika alanin dan glisin menjadi
dipeptida, nama dipeptidanya adalah alanilglisin.