Anda di halaman 1dari 9

Alasan Munculnya Kurikulum 2004

Lahirnya kurikulum pada tahun 2004 ini tidak dapat dilepaskan


dari kondisi politik yang terjadi pada saat itu. Di Indonesia terjadi
perubahan era pemerintahan dari era Orde Baru menjadi era
Reformasi yang dimulai pada pemerintahan Presiden B.J.
Habibie tahun 1998. Salah satu keputusan yang menonjol pada era
Reformasi adalah adanya otonomi daerah yang lebih luas. Hal ini
berarti pemerintahan daerah diberi wewenang yang lebih luas untuk
mengatur kebijakan daerahnya masing-masing, dan salah satu
kewenangan baru yang dimiliki oleh pemerintah daerah adalah dalam
bidang pendidikan. Hal ini termuat dalam Undang-Undang Nomor
22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan alasan
tersebut maka terjadi pula reformasi di bidang pendidikan yang salah
satu hasilnya adalah dirancangya kurikulum baru yakni Kurikulum
Berbasis Kompetensi oleh Departemen Pendidikan yang mulai
diberlakukan pada tahun 2004. Kurikulum 2004 secara resmi
ditetapkan pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri
Pendekatan dan Metode
pembelajaran kurikulum 2004

Kurikulum 2004 pada dasarnya dikembangkan berdasarkan pendekatan


berbasis kompetensi. Kompetensi diartikan sebagai kecakapan individu
berkenaan dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang terjadi secara terus-
menerus (Hatta:2004). dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
menggunakan dua pendekatan yaitu: Pendekatan definitif dimana sejumlah
sekolah tertentu ditetapkan untuk melaksanakan kurikulum atas kesepakatan
antara pusat dengan daerah, Kedua pendekatan partisipatif dimana daerah di
luar mini piloting dapat mengambil inisiatif untuk berpartisipasi dalam
mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pada pendekatan dan metode pembelajaran kurikulum 2004 dapat
digunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan
keberagaman siswa.
Landasan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

•Landasan Filosofis
Landasan filosofis kurikulum 2004 dimana yang menentukan arah hidup dan serta
menggambarkan nilai-nilai hidup, cita-cita yang dianut guru, masyarakat dan negara
adalah pancasila. Dimana tujuan pendikan sesuai UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan hal ini lah terjadi perubahan perubahan kurikulum dari 1994 menjadi
kurikulum berbasis kompetensi 2004. Perkembangan dan perubahan yang terjadi
dalam kehidupan bermasyarakat tidak bisa lepas dari pengaruh perkembangan global
dan teknologi teknologi, sertaseni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini
menuntut perlunyaperbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan
kurikulumuntuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikandiri
dengan perubahan zaman
• Landasan Psikoilogis
Asas psikologis yang berhubungan dengan aspek kejiwaan dan
perkembangan peserta didik. Mengapa KBK harus didasarkan pada asas
psikologis? Alasannya (1) secara psikologis anak didik memiliki perbedaan
baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya. (2) anak
adalah organisme yang sedang berkembang. Pada setiap tahapan
perkembangannya mereka memiliki karakteristik dan ciri tertentu. Kurikulum
berbasis kompetensi 2004 pembelajaran menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal, sumber belajar
pun tidak hanya bersumber dari guru tetapi siswa mampu mencarinya sendiri
dari sumber lain. Penilaian aspek pengeahuan, keterampilan dan sikap, minat
siswa juga mulai diperhatikan pada kurikulum 2004, penyampaian
pembelajaran pun telah menggunakan, pembelajaran yang berpusat kepada
anak atau peserta didik sebagai upaya memandirikan siswa dalam belajar dan
metode pendekatan yang bervariasi sehingga pembelajaran di sekolah sesuai
dengan karakteristik dari siswa.
• Landasan Sosiologis
Kurikulum 2004 ini disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan
dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,
dan bernegara di Indonesia yang tidak terlepas dari pengaruhperubahan
global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sertaseni dan
budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunyaperbaikan
sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulumuntuk
mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman. Kurikulum 2004 menawarkan upaya
peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang
mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni
aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni,
olah raga, dan perilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara
pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) yang
diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan
hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. dengan demikian
peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang
dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan
secara bertahap dan berkesinambungan.
•Landasan Organisatoris

Pada kurikulum 20004 disajikan mata pelajaran teridiri atas Pendidikan agama,
kewarganegaraan, IPA, IPS, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Kesenian, Pendidikan
Jasmani, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Ekstrakurikuler. Selain itu, pada kurikulum
2004 diterapkan remedial yang diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
sedangkan yang memiliki kemampuan kecepatan belajaran diatas rata-rata diberi pengayaan dan
akselerasi, sekolah juga wajib memberikan Bimbingan dan konseling kepada peserta didik
berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier. Sumber sarana belajar tidak hanya
guru tetapi juga buku pelajaran dan sumber-sumber lainya. Metode pembelajaran bervariasi
disesuaikan dengan karakteristik siswa dengan strategi belajar individual dan personal dan
pendekatan belajar Competency Based Learning (pembelajaran berbasis kompetensi) dimana
munculnya penilaian keterampilan dan sikap disamping penilaian pengetahuan. Kegiata belajar
mengajar di landasi prinsip-prinsip berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas
peserta didik. menciptakan kondisi menyenangkan peserta didik, dan mengembangkan beragam
kemampuan yang bermuatan nilai, penilaian yang dilakukan adalah peniaian berbasis kelas yang
beroriantasi dengan kompetensi, mengacu pada patokan, valid, adil, terbuka dan
berkesinambungan
Metode pendekatan kurikulum 2004 adalah metode sentralistik atau desentralistik.
Kelebihan pendekatan sentralistik adalah mudahnya dicapai konsensus, sangat baik dalam
memelihara budaya nasional, sangat membantu dalam perluasan kesempatan belajar, dan
mudah dalam mengadakan inovasi. Pendekatan desentralistik mempunyai kelebihan dalam
hal beradaptasi dengan kebutuhan dan situasi sosial-budaya lokal
• Landasan Yuridis
Pengembangan kurikulum 2004 lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU
No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah
kebijakan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas

Jadi, kurikulum berbasis kompetensi 2004 memiliki landasan hukum yang mendasarinya
dimana hal ini sebagai upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dan peningkatan mutu
pendidikan. Aturan yang berlaku berupa pengembangan silabus sekolah sesuai dengan keadaan
peserta didik di sekolah dan berdasarkan SK dari pemerintah. Akan tetapi, sistem yang seperti
ini masih bersifat sentralisasi karena standar kompetensi kelulusan masih beracuan pemerintah
pusat bukan berdasarkan kemampuan peserta didik di setiap daerah Indonesia.
•Landasan Teknologis
Pada kurikulum 2004 muncul mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) hal ini bertujuan agar peserta didik mampu mengikuti perkembangan zaman
dengan adanya keterampilan dibidang tekologi. Tanpa adanya mata pelajaran ini
maka anak Indonesia akan Gaptek (gagap teknologi) sehingga tidak mampu
menghadapi persingan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman
1.Jenis Kurikulum
Kurikulum 2004 untuk sekolah dasar dan sekolah menengah
termasuk ke dalam Corelated Curriculum dimana materi atau
konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan
dengan pelajaran lainya contohnya IPA dimana di dalamnya
terdapat gabungan pelajaran biologi dan fisika. Pada sekolah
menengah atas kurikulum ini menggunakan Seperated Subject
Curriculum yaitu materi yang dipelajari dalam suatu pelajaran
terpisah dengan pelajaran lainya tujuanya supaya peserta didik
mampu memfokuskan ingin bekerja atau mengambil jurusan
apa saat hendak memilih universitas.

2.Model Pengembangan Kurikulum


Model pengembangan kurikulum 2004 menggunakan model
sosiologis dimana disesuaikan dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat untuk mampu mengikuti kemajuan perkembangan
teknologi. Bahan pelajaran dipertimbangkan penyusunan
silabusnya berdasarkan kemamuan peserta didik di daerahnya
dengan meminta persetujuan dinas pendidikan silabus yang
dibuat di sekolahnya. Pengembangan kurikulum ini juga
didasarkan aturan hukum yang berlaku dimana adanya
perubahan pengelolaan pendidikan berdasarkan otonomi daerah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai