Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN TAKSONOMI TUMBUHAN

KOLEKSI DAN HERBARIUM

Dosen Pengampu:

Dr. Upik Yelianti, M.S

Dra. Muswita, M.Si

M. Erick Sanjaya, S.Pd., M.Pd

Kelompok 11 :

1. Gusti Ayu Muthia (A1C417011)


2. Miftahul Koiriah (A1C417039)
3. Indah Tri Rahayu (A1C417069)

PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................3
1.2 Tujuan....................................................................................................3
BAB II METODE PENELITIAN
2.2 Alat dan Bahan......................................................................................4
2.2 Prosedur Kerja.......................................................................................4
2.3 Waktu dan Tempat.................................................................................5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil.......................................................................................................6
3.2 Pembahasan..........................................................................................15
BAB IV PENUTUP.............................................................................................31
4.1 Kesimpulan..........................................................................................31
4.2 Saran....................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32
LAMPIRAN........................................................................................................33

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pembelajaran berbasis lingkungan termasuk pemanfaatan lingkungan
seperti pengamatan objek organisme langsung di lingkungan atau melalui
pengawetan dapat berupa pembuatan media yaitu dengan teknik pengawetan
tumbuhan atau yang sering disebut dengan herbarium. Dalam suatu daerah
terdapat persebaran jenis flora yang berbeda – beda, untuk mempermudah
melakukan suatu identifikasi terhadap suatu tumbuhan dapat dilakukan
pengamatan melalui herbarium. Herbarium merupakan suatu spesimen yang
terbuat dari bahan tumbuhan yang telah dikeringkan yang biasanya ditempel
pada kertas dan diberi sistem klasifikasi. Herbarium ini dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Herbariun basah,
dikatakan basah karena spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan
dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam – macam zat dengan
komposisi yang berbeda sesuai dengan jenis tumbuhan yang akan dijadikan
herbarium. Sedangkan herbarium kering merupakan awetan yang dibuat
dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri – ciri morfologinya
sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi
selanjutnya.

Pada praktikum koleksi dan herbarium dilakukan pembuatan herbarium


kering dengan melakukan sesuai dengan langkah – langkah dalam pembuatan
herbarium dengan memanfaatkan tumbuhan yang ada di daerah sekitar
kampus. Praktikum ini perlu dilakukan agar mahasiswa terampil dalam
melakukan pembuatan herbarium yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
bahan acuan dalam proses pembelajran dengan baik.

1.2 Tujuan praktikum

3
Untuk mengetahui proses dan mampu membuat suatu spesimen herbarium
yang baik, lengkap dan sempurna.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

1. Gunting tanaman
2. Jarum penjahit
3. Alat tulis

2.1.2 Bahan

1. 50 spesies tumbuhan
2. Kardus ukuran 30 x 40 cm
3. Alkohol 70%
4. Botol sprayer
5. Benang
6. Isolasi bening ukuran kecil
7. Koran
8. Karton putih
9. Tali rapia

2.2 Prosedur Kerja

1. Pengambilan specimen di lapangan

Dipilih specimen yang masih segar sebanyak 50 spesies


Diberi label dibagian plastik bening ukuran 5 kg (40 x 60) pada masing-masing
spesies herbarium dan rapikan Dimasukkan herbarium kedalam plastik bening
ukuran 5 kg Disiram alkohol 96% hingga seluruh bagian herbarium tersiram
secara merata selama 15-30 menit
2. Pengepresan

4
Dipilh satu spesies herbarium yang paling lengkap organ tubuhnya
Dikeluarkan dari kantong plastik
Diletakkan diatas koran dan diatur membentuk huruf L,V, dan W
Pada saat pengepresan, kondisi tumbuhan harus utuh, tidak diperbolehkan adanya
bagian-bagian yang dikurangi.
Diatur posisi sebagian daun, sehingga daun tampak bagian permukaan atas dan
bawah.
Diisolasi organ tumbuhan bagian tepi daun, akar, dan batang dengan hati-hati
3. Pengeringan dan identifikasi
Dijemur dibawah sinar matahari dengan ditindih menggunakan beban yang
homogen pada tiap bagian koran selama 2-3
Herbarium yang sudah kering di identifikasi (Divisi, kelas, ordo, famili, genus dan
spesies ataupun nama ilmiahnya lokasi tempat pengambilan, tanggal pengambilan,
dan nama kolektor
Hasil identifikasi dituliskan pada label identifikasi yang telah disiapkan.
4. Penempelan (mounting)
Herbarium yang telah kering kemudian dilepaskan dari kertas koran dengan hati-
hati
Ditempelkan diatas kardus ukuran 30 x 40 cm yang telah di lapisi dengan karton
putih yang bersih .
Dilakukan proses penjahitan dari bagian akar hingga batang
Dilakukan pemasangan label identifikasi yang telah dibuat Disebelah bawah
bagian kanan herbarium
Dibungkus dengan plastik bening sesuai ukuran kardus kemudian dijahit bagian
belakang kardus agar tetap kuat dan kokoh.

2.3 Waktu Dan Tempat


Adapun praktikum ini dilakukan pada hari Jum’at 26 April 2019 pada pukul
16.00 WIB di Lahan Hutan Universitas Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia.

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan pengambilan sampel yang diambil saat praktikum didapatkan


yaitu :

No Famili Nama Ilmiah Foto


1. Gleicheniaceae Dicranopteris
linearis

2. Fabaceae Acasia mangium

3. Commelinaceae Rhoe discolor

6
4. Dryopteridaceae Nephrolepis
biserrata

5. Poaceae Phragmites australis

6. Zingiberaceae Hedychium
Coronarium

7. Bombacaceae Durio zibethinus

8. Araceae Areca cathucu

7
9. Urticaceae Parietaria jidaica

10. Sapindaceae Acer platoides

11. Araceae Syngonium


podophyllum

12. Pteridacea Pteris vittata

13. Lauraceae Laurus nobilis

14. Apiaceae Centella asiatica

8
15. Caryophyllaceae Saponaria officinalis

16. Convolvulaceae Ipomea pescaprea

17. Neprhrolepidaceae Nephrolepis


cordifolia

18. Leguminosae Vicia sativa

19. Agavaceae Sanseviera


trifasciata

9
20. Zingiberaceae Curcuma domestica

21. Zingiberaceae Alpinia galanga

22. Lamiaceae Coleus


antropurpureus

23. Athyriaceae Athyrium filix-


feminapku

24. Poaceae Imperata cylindrica

25. Amaranthaceae Celosia cristata

10
26. Convolvulaceae Ipomeabatatas

27. Euphorbiaceae Euphorbia dentata

28. Araceae Rohdea japonica

29. Moraceae Morus alba

30. Poaceae Imperata cylindrica

31. Apocynaceae Vernonia cinerea

11
32. Apocynaceae Tabernaemontana
divaricata

33. Mimosaceae Mimosa pucidica

34. Asteraceae Gynura divaricata

35. Melastomataceae Melastomata


malabathricum

36.

Arecaceae Caryota mitis

37.

Apocynaceae Cerbera manghas

12
38.

Verbenaceae Lantana camara

39.

Heliotropium
Boraginaceae
indicum

40. Schizaeaceae

Lygodium
circinatum

41.

Stenochlaena
Blechnaceae
palustris

42.

Nephrolepidaceae Nephrolepis exalata

43.

Brachiaria
Graminae
decumbens

13
44.

Polygalaceae Polygala paniculata

45.

Malvaceae Sida rhombiofolia

4 6 . O x a l i d a c e a e Oxallid barreller i

4 7 . L y g o d i a c e a e Mikania scandens

48. F a b a c e a e Medicago arabic a

49. F a b a c e a e Lotus glaber

14
50. A m a r a n t h a c e a e Celosia argentea linn

3.2 Pembahasan

Herbarium adalah koleksi tumbuhan yang diawetkan dan digunakan untuk


pengumpulan data untuk mengembangkan ilmu saintifik. Herbarium dibuat dari
spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik
lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun,
bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus.
Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya
daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk
spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2005). Dalam
praktikum kami mengumpulkan tanaman yaang berbeda dan melakukan
identifikasi terhadap tanaman tersebut untuk melihat speisesnya dan mencri
familinya. Setelah itu, diambil salah satu spesies tersebut untuk dibuat herbarium.

Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasi familinya didapatkan beberapa


famili yaitu:

1. Zingiberaceae

Zingiberaceae merupakan famili dari spesies Curcuma domestica yaitu


tanaman kunyit dan Alpinia galangan , yang memiliki batang semu (rimpang)
yang tersusun dari kelopak atau pelepah daun yang saling menutupi.
Berdasarkan pengamatan praktikum terhadap Curcuma domestica, kami hanya
dapat mengamati bagian daun, akar , dan batang. Dimana Batang kunyit
bersifat basah karena mampu menyimpan air dengan baik, berbentuk bulat dan
berwarna hijau pucat hingga hijau keunguan , tinggi batang mencapai 0,75 m.
Daun tersusun dari pelepah daun, gagang daun dan helai daun. Panjang helai
daun antara 31-83 cm, lebar daun antara 10-18 cm. Daun berbentuk bulat telur
memanjang dengan permukaan sedikit kasar , pertulangan daun rata dan ujung
meruncing atau melengkung (menyerupai ekor), permudaan daun berwarna

15
hijau muda. Akar termasuk dalam jenis akar serabut dan berwarna kuning
pucat.
Menurut Winarto (2004 : 131) Curcuma domestica juga memiliki bunga
dan rimpang. Bunga berbentuk kerucut runcing berwarna putih atau kuning
muda dengan pangkal berwarna merah putih, setiap bunga mempunyai 3
lembar kelopak bunga, 3 lembar tajuk bunga dan empat helai benang sari
dimana 1 benang sari yang berfungsi sebagai alat pembiakan dan 3 benang
sari lainnya berubah menjadi helai mahkota bunga. Sedangkan rimpang ini
berbentuk bercabang-cabanf sehingga membentuk rimpun. Rimpang
berbentuk bulat cabang dan membentuk cabang rimpang berupa batang yang
berada di dalam tanah. Warna kulit rimpang berwarna jingga kecokelatan .
sedangkan Alpinia galanga ( lengkuas) memiliki ciri umum yaitu merupakan
tanaman terna yang tumbuh tegak dengan tinggi batang 2-2,5 meter. Ada dua
jenis varietas tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varietas dengan rimpang
umbi (akar) berwarna putih dan varietas dengan rimpang umbi bewarna
merah. Menurut Agung, dkk (2008 :163-164). Contoh lain berdasarkan hasil
famili Zingiberaceae ini adalah Hedychium Coronarium.

2. Melastomataceae
Melastomataceae yang memiliki Buah, bunga dan daun. Xontoh spesies
dari famili ini ialah Melastomata malabathricum atau senduduk merupakan
salah satu jenis gulma yang bermanfaat. Tumbuhan ini dimanfaatkan untuk
obat dan pewarna alami makanan. Senduduk berupa tanaman perdu atau
pohon kecil. Batangnya berkayu, berwarna cokelat, tegak setinggi 1,5-5 m
dengan percabangan simpodial. Daunnya tunggal,bertangkai, letaknya
berhadapan bersilang. Helai daun berwarna hijau, berbentuk bulat telur dengan
panjang 2-20 cm dan lebar 1-8 cm, memiliki ujung dan pangkal daun runcing,
bagian tepi daun rata, permukaannya berambut pendek yang jarang dan kaku
sehingga teraba kasar dengan 3 tulang daun yang melengkung, dengan
panjang petiolus 5-12 mm (Starr dan Loope, 2003 dalam Liana, 2010).

3. Poaceae

16
Poaceae memiliki ciri umum sebagai tanaman herba dengan tinggi 30-180
cm. Batang berbentuk rimpang yang tumbuh merayap dibawah tanah. Batang
tegaknya membentuk satu perbungaan yang padat, tumbuh tegak dengan
pangkal saling menutup, buku-buku berambut jarang dan daun tunggal
berbentuk seperti pita permukaan kasar, dan bagian ujungnya runcing.
Memiliki bunga majemuk, bulir bunga terbentuk sedikit menguncup dengan
panjang 6-28 cm , contoh spesies dari famili ini ialah Imperata cylindrica
(Agung, dkk 2008 :8-9).

4. Commenlinceae

Commelinceae merupukan famili tumbuhan yang memiliki ciri umum


berbatang pendek,arah tumbuh tegak lurus( erctus) bersifat herbaceus,
merupakan tumbuhan muda serta memiliki bentuk batang bulat ( teres) .
Menurut Kadir (2008 :7) permukaan daun Commelinceae bersifat licin
suram,tulang daun sejajar, memiliki bunga majemuk yang berbentuk seperti
mangkuku tumbuha di ketiak daun dengan susunan daun tersusun seperti
nanas, panjang, dan runcing.

5. Euphorbiaceae

Euphorbiacea terdiri atas pohon, perdu, semak, dan sebagian besar


merupakan tumbuhan bergetah. Pemanfaatan Euphorbiacea yang telah
dilakukan antara lain sebagai bahan biodiesel seperti Jatropha sp. Serta bahan
obat tradisional. Pohon, perdu atau terna, kadang-kadang berupa sukulenta,
kebanyakan menghasilkan getah yang berwarna putih seperti susu. Daun
tersebar, kadang-kadang berhadapan, tunggal atau majemuk menjari, biasanya
mempunyai penumpu. Ujung tangkai daun atau pangkal helaian daun
seringkali mempunyai kelenjar. Bunga berkelamin tunggal, berumah satu atau
dua, jantan dan betina besar perbedaannya. Bakal buah menumpang, biasanya
beruang 3 masing-masing 1-2 bakal biji. Tangkai putik berjumlah 3 atau
berlekatan (Tjitrosoepomo.2004). Biji dengan endosperm yang besar dan di
pusat. merupakan contoh spesiesnya adalah Euphorbiaceae dentata.

17
6. Apocynaceae

Apocynaceae adalah tumbuhan berupa pohon atau semak, tegak atau


memanjat. Jarang sekali berupa herba dan mempunyai kelenjar getah. Daun
tersusun berhadapan atau berkarang.bunga biseksual, bersimetri banyak,
merupakan bunga bersimetri tunggal atau simes korimbosa. Buluh kaliks
pendek, berlobi 5, seringkali terdapat kelenjar didalamnya. Buluh korola
biasanya panjang, berlobi 5, dan biasanya memutir. Stamen 5, epipetalu,
antena linier, bebas. Ginaecium berkarpel 2, 2 ovaria, tampak jelas dan
menyatu dalam stilus tunggal, pada umumnya superior. Buah terdiri dari
pasang folikel, drupa atau kapsl. Suku ini meliputi 180-200 genera dengan
1500-2000 jenis. Beberapa jenis dari suku ini mempunyai peranan penting
untuk pembuatan obat-obatan dan tanaman hias (Sudarsono, dkk. 2005).

Famili Apocynaceae yang bentuknya berupa pohon sedang 6-12 m.


Bintaro dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi dan
memiliki toleransi terhadap salinitas yang tinggi. Daunnya berbentuk bulat
telur (lonjong), tepi rata, ujung dan pangkal meruncing, tipis, permukaan licin,
pertulangan menyirip, panjang 15-20 cm, lebar 3-5 cm, berwarna hijau tua,
dan tersusun berselingan. Bunga Bintaro bersifat majemuk, berkelamin dua,
terletak di ujung cabang, tangkai silindris, panjang 11 cm. Mahkota bentuk
terompet, halus, putih, bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-5 cm
dan berwarna putih. Bintaro biasanya banyak digunakan sebagai tanaman
penghijauan daerah pantai serta peneduh kota, namun tanaman ini ternyata
memiliki kandungan racun cerberin yang dapat menyebabkan kematian
(Gaillard et al. 2004), sehingga penggunaan Bintaro pada suatu lanskap perlu
diperhatikan penempatannya demi keamanan penggunanya. Jadi, spesies
Apocynaceae adalah Cerbera mangas, contoh lainya adalah Tabernaemontana
divaricata, Vernonia cinerea.

7. Mimosaceae

Suku ini mencakup terna, semak, perdu, dan pohon-pohon kadang berduri,
daun-daun majemuk menyirip ganda, jarang sekali memiliki susunan yang

18
lain, dengan atau tanpa daun penumpu. Memiliki bunga banci yang
aktinomorf, mempunyai kelopak berbilangan 4-5 yang berlekatan dan
mahkota terdiri atas daun-daun mahkota yang sama jumlahnya dan bebas satu
sama lain, benang sari 2 kali lipat jumlah daun mahkota atau banyak, tangkai
sari bebas atau berlekatan. Bunga-bunga itu kebanyakan terangkai dalam
bunga majemuk berbentuk bongkol yang seringkali tampak seperti satu bunga
saja. Bakal buah menumpang, beruang satu, bakal biji dalam 2 baris pada
dinding bakal buah. Buah merupakan polong yang masak akan menjadi kering
dan terputus-putus menjadi beberapa bagian. Biji dengan sedikit atau tanpa
endosperm. Bagian dari famili ini adalah Mimosa pudica.

8. Asteraceae

Asteraceae merupakan famili yang memiliki keanekaragaman yang tinggi


dan memiliki jumlah spesies terbesar kedua pada Kingdom Plantae. Famili ini
memiliki 20000 spesies yang termasuk ke dalam 1100 genus. Jumlah ini lebih
sedikit dari jumlah angota famili Leguminosae yang merupakan famili
terbesar pada kingdom Plantae dengan jumlah spesies lebih dari 20000
spesies. Famili Asteraceae merupakan tumbuhan yang mudah dikenali karena
memiliki perbungaan yang unik. Tumbuhan ini mempunyai perbungaan
berbentuk bongkol (capitulum). Dalam satu perbungaan terdapat dua
macambunga dan dilindungi oleh daun-daun pelindung yang disebut dengan
phyllaris. Dua macam bunga pada perbungaan yaitu bunga tengah yang
mempunyai petal berbentuk tabung dan bunga tepi dengan petal berbentuk
pita. Bunga Asteraceae tidak memiliki sepal karena sepal tereduksi menjadi
pappus (Lawrence 1958).

Banyak tumbuhan dari famili Asteraceae hidup liar sebagai gulma. Gulma
merupakan tumbuhan yang hidup di suatu daerah tertentu dan keberadaannya
tidak diinginkan serta mengganggu pertumbuhan vegetasi lain sehingga sering
diberantas (Sukman dan Yakub 2002). Asteraceae merupakan famili
denganbeberapa spesiesnya termasuk gulma berbahaya di dunia setelah
Poaceae (Lowe et al. 2000). Jadi, dalam pengambilan sampel didapatkan yang
termasuk famili asteraceae adalah Gynura divaricata.

19
9. Moraceae

Famili Moraceae termasuk famili tumbuhan yang tersebar di daerah hutan


tropis sampai subtropis, yaitu di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia. Famili
ini terdiri dari 60 genus dan sekitar 1400 spesies. Morus, Artocarpus, dan
Ficus merupakan tiga genus terbesar dalam famili Moracea. Tumbuhan yang
temasuk pada famili Moraceae merupakan tumbuhan yang berbatang,
berkayu, dan menghasilkan getah. Daun tunggal duduk tersebar, seringkali
dengan daun penumpu besar yang memeluk batang atau merupakan suatu
selaput bumbung. Bunga telanjang atau dengan tenda bunga, berkelamin
tunggal. Buah berupa buah keras, seringkali terkumpul, merupakan buah
majemuk atau buah semu (Tjitrosoepomo, 2004). Famili ini dikenal sebagai
sumber utama senyawa fenolat turunan flavonoida, aril-benzofuran, stilbenoid
dan santon turunan flavonoid, terdiri dari 40 genus dan tidak kurang dari 3000
spesies, dari sejumlah senyawa yang dihasilkan mempunyai aktivitas biologi,
sebagai promotor antitumor, antibakteri, antifungal, antiimflamatori,
antikanker dan lain-lain (Ersam, 2004). Tumbuhan Moracea banyak
digunakan sebagai tumbuhan obat. Spesies yang termasuk ke dalam famili ini
adalah Morus alba.

10. Verbinaceae

Verbenaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut


Sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk dalam bangsa Lamiales.Kajian
filogenetis menunjukkan bahwa banyak anggota klasik Verbenaceae ternyata
lebih pantas dimasukkan ke dalam Lamiaceae. Dengan demikian anggota
Verbenaceae tinggal 35 genera dan sektiar 1.200 spesies.Api-api (Avicennia),
yang semula dianggap anggota Verbenaceae atau di bawah suku tersendiri,
Avicenniaceae, sekarang lebih cenderung digolongkan ke dalam Acanthaceae.
Spesies yang kami amati yaitu Tembelekan ( Lantana camara L)

Akar rimpang yang di miliki tumbuhan ini adalah berwarna putih, serabut
akar tembelkan ini muncul dari batangnya yang tegak lurus. Akarnya
merupakan Sistem perrakaran serabut. Berbentuk kecil-kecil seperti benang.

20
Batang tumbuhan merupakan batang berkayu ddalam golongan tumbuhan
semak bentuk benang bercabang simpodial dengan permukaan berambut dan
berduri arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang condong keatas,
dengan warna tang cokelat agak ke-orenge-an dan batang muda berwarna
hijau. Daun tembelekan merupakan daun tidak lengkap kerna tidak memiliki
upih, hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun, bentuk helaian daun
bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tulang daun
menyirip permukaan daun berambut banyak, daun ipis lunak warnanya hijau
kekuning-kuningan. Bunga tumbuhan ini memiliki warna yang berubah sesuai
dengan fasenya yaitu dari warna putih ke warna kuning, warna jingga ke
warna merah, dan warna pink ke warna ros kemerahan. Perubahan warna ini
berubah mengikiti iklim. Biasanya tumbuhan ini terdapat di negara-negar
beriklim lembab saja.

11. Boraginaceae

Famili Boraginaceae merupakan family yang habitusnya herba dan


berbulu dan dapat semusim atau tanaman keras. Beberapa tanaman merambat
atau pohon, dan beberapa adalah parasit obligat (tidak dapat berfotosintesis
sehingga membutuhkan host). Boraginaceae awalnya dimasukkan ke Lamiales
karena bersama dengan Lamiaceae (permen) dan Verbenaceae (vervains)
ovarium dengan empat partisi sangat terpecah, gaya melekat pada dasar
ovarium, dan buah-buahan yang pecah menjadi empat nutlets. Kesamaan ini
tampaknya telah berevolusi secara independen, namun, dan borages berbeda
dalam memiliki daun alternatif, bulat batang, metabolit sekunder yang berbeda
(tidak ada alkaloid iridoid), bunga biasa, jumlah yang sama benang sari dan
kelopak, dan cluster bunga yang sering melingkar seperti ekor
kalajengking.Boraginaceae merupakan keluarga tanaman berbunga, dengan
148 genera dan lebih dari 2.700 spesies. Keluarga mencakup sejumlah
tanaman hias taman, seperti Heliotropium (heliotrope), Mertensia virginica
(Virginia bluebell), Phacelia (kalajengking gulma), Pulmonaria (lungwort),
dan Myosotis (forget-me-tidak). Banyak spesies yang beracun, tetapi beberapa
spesies telah digunakan untuk obat, seperti Borago officinalis (borage),

21
Symphytum officinale (comfrey), dan Lithospermum (puccoon, atau
stoneseed). Di daerah tropis genus Cordia, dengan lebih dari 200 spesies,
sangat beragam dan termasuk beberapa jenis kayu penting. Famili ini salah
satu contoh spesiesnya adalah Heliotropium indicum L.

Heliotropium indicum L. merupakan tanaman terna setahun atau semak-


semak kecil, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm. Dapat tumbuh di
daerah beriklim kering dari dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan
laut. Batangnya berkayu, berduri, bercabang dan berwarna coklat keunguan.
Termasuk daun tunggal atau berbagi, berbentuk segi tiga dengan ujung dan
pangkal meruncing, tepi bergerigi, serta bertulang menyirip, duduknya
tersebar atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga majemuk bentuk tandan
dan bertangkai pendek, hampir selalu zigomorf. Mahkota bunga bentuk
corong dan berwarna ungu. Kelopak dan mahkota masing-masing terdiri atas
4→5 kadang-kadang 6→8 daun kelopak dan daun mahkota yang berlekatan
antara yang satu dengan yang lain. Benang sari 5, melekat pada mahkota
berseling dengan taju-taju mahkota, kadang-kadang 4, 2 panjang dan 2
pendek, adakalanya hanya 2 benang sari. Dalam bunga terdapat sebuah
cakram. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sempurna atau tidak
dengan sekat yang melintang (transversal), tiap ruang berisi 2→banyak bakal
biji. Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji dengan
endosperm, lembaga lurus atau sedikit bengkok (Tjitrosoepomo,2004).

12. Schizaeceae

Famili berikutnya yaitu Schizaeaceae, Sporangium tidak bertangkai/


hampir tidak bertangkai, terpisah- pisah, waktu masak membuka dengan suatu
celah membujur. Anulus pendek, tetapi terang, letaknya melintang dekat ujung
sporangium. Bagian daun yang fertil mempunyai bentuk yang berlainan
dengan bagian yang steril. Pada paku ini terdapat rambut/ sisik- sisik. Dalam
ordo ini termasuk genus dari Schizaea dan Lygodium. Contoh spesiesnya
adalah Lygodium circinatum. Habitat daerah terbuka, rhizom menjalar
dibawah permukaan tanah, rachis memanjat, rachis steril, percabangan
dikotom,warna rachis hijau kecoklatan, panjang ruas rachis primer 24 cm,

22
panjang ruas rachis sekunder 6,5 cm. Rachis fertil;, percabangan dikotom,
warna rachis hijau kecoklatan, cara tumbuh melilit, arah putaran kanan,
panjang ruas rachis primer 13,4 cm, panjang ruas rachis sekunder 3 cm. Pinna
steril, susunan pinna pada rachis oppositus jumlah pinna 1 dengan 4-5 lobus,
bentuk pinna palmatus, basis attenuatus, vena bebas,apex pinna acutus, margo
integer, panjang pinna 18 cm, panjang bagian basis pinna 1 cm,panjang bagian
tengah pinna 15,2 cm, rasio panjang dan lebar pinna 1,18 cm. Pinna fertil,
susunan pinna pada rachis oppositus, jumlah pinna 2 dengan 2 lobus, bentuk
pinna palmatus, basis attenuatus, vena bebas,apex pinna acutus, panjang pinna
17 cm, panjang tangkai pinna 1 cm, panjang bagian basis 1 cm,panjang bagian
tengah pinna 6 cm, rasio panjang dan lebar pinna 2,83. Spora marginal berada
di ujung pertulangan pinna. Habitat hutan sekunder, percabangan dikotom,
pinna steril palmatus, pinna fertil palmati partitus, spora di pinggir pinna. Paku
ini sering ditemukan di daerah tropic yang banyak terdapat cahaya di hutan
yang hijau sepanjang tahun pada ketinggian rendah atau sedang.Di daerah
pasundan paku ini dikenal dengan nama paku hatta. Agaknya paku hatta ini
diturunkan karena sifat paku ini yang hidupnya merambat.Selain di jawa,
tumbuhan ini tersebar luas di daerah-daerah lain di Asia tropika. Di alam
tumbuhan ini banyak dijumpai di hutan di dataran rendah terutama pada
tempat-tempat yang terbuka hingga ketinggian 1500 m. Kegunaan paku ini
yaitu batangnya untuk pembuatan tas tangan,topi, sebagai obat luka dari
sengatan binatang melata seperti ular, lipan dan laba-laba yaitu dengan
menggunakan getah yang terdapat pada paku ini. Juga sebagai obat luka dari
sengatan binatang air yaitu dengan cara menumbuk halus daunnya.

13. Blechnaceae

Blechnaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku


(Pteridophyta) yang tergolong dalam bangsa paku sejati yang terbesar
(Polypodiales). Dalam sistem klasifikasi Smith et al. (2006), Blechnaceae juga
merangkum Stenochlaenaceae.

23
Stenochlaena palustris (Lemidi, lemiding, atau ramiding) adalah sejenis
paku-pakuan anggota suku Blechnaceae. Pucuk dan daun muda pakis ini biasa
dijadikan sayuran di pelbagai wilayah sebarannya. Karena itu, paku ini juga
dikenal dengan banyak nama seperti miding, mělat, akar pakis. Anak daun
dengan tepi bergerigi. Paku yang hidup di tanah, menjalar panjang hingga 5–
10 m. Akar rimpang memanjat tinggi, kuat, pipih persegi, gundul atau bersisik
sangat jarang, acap kali dengan tunas merayap. Daun-daun dalam dua bentuk,
yang steril dan yang fertil. Keduanya memiliki panjang antara 40–80 cm,
dengan tangkai 15 –20 cm dan 8–15 pasang anak daun, serta satu anak daun
terminal. Anak-anak daun lateral biasanya memiliki pelebaran serupa cuping
telinga di pangkalnya, yang tidak dimiliki oleh anak daun ujung; anak-anak
daun di bagian atas (mendekati ujung) biasanya lebih kecil. Tulang daun
utama dengan alur (lekukan) di sisi atasnya. Anak-anak daun pada daun steril
bertangkai pendek; bentuk jorong sempit, biasanya 15 × 3 cm, meski selalu
bervariasi ukurannya; halus, mengkilap, hijau gelap, pucat di sisi bawah;
tepinya bergerigi; dengan kelenjar di tepi anak daun dekat pangkal.

14. Nephrolepidaceae

Famili Nephrolepidaceae atau Polypodiopsida mencakup sebagian besar


kelompok tumbuhan paku yang pernah dikenal dengan nama Filicinae atau
"paku sejati" (atau "paku benar"). Filicinae, yang dicirikan dengan
pertumbuhan daun secara lingkaran membuka (circinate vernation),
ditempatkan dalam takson kelas. Dalam pengelompokan yang telah usang ini,
Filicinae dibagi menjadi Eusporangiatae (mencakup bangsa Marattiales dan
Ophioglossales) dan Leptosporangiatae (mencakup anggota Filicinae lainnya).
Pengelompokan Eusporangiatae, dicirikan dengan sporangium yang dibentuk
secara multiseluler, sebenarnya bersifat polifiletik, karena juga mencakup
kelas-kelas tumbuhan paku lain, yaitu Equisetinae, dan Psilotinae. Hal ini
menjadi pertanyaan yang cukup lama, sampai kemudian diketahui bahwa
Psilotinae lebih dekat secara genetis dengan Ophioglossales (lalu digabung
dalam kelas Psilotopsida) serta Marattiales lebih layak ditempatkan pada
takson yang lebih tinggi, kelas Marattiopsida. Dengan demikian,

24
Polypodiopsida mencakup semua paku benar yang termasuk
Leptosporangiatae. Contohnya yaitu Nephrolepis exalata.

15. Graminae

Famili selanjutnya adalah Graminae (Rumput-rumputan) termasuk


tanaman berkarakteristik gulma yang tumbuh pada waktu, tempat, dan
kondisiyang tidak diinginkan manusia. Rumput dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam. Berdasarkan fungsinya rumput dibedakan menjadi beberapa
macam. Diantaranya rumput sebagai pembentuk estetika,rumput sebagai

konser asi tanah dan rumput sebagai makanan ternak. Rumput sebagai

makanan ternak adalah fungsi sebagai bahan makanan untuk memenuhi


kebutuhan makan ternak. Macam dari pakan ternak dari suku Graminae ini
diantaranya rumput raja, rumput gajah, rumput belulang dan padi. Rumput
tersebut mempunyai kelebihan dibanding rumput yang lain. Jenis rumput
tersebut banyak kandungan yang disukai oleh ternak sistematis. Contoh :
Brachiaria decumbens.

16. Polygalaceae

Kemudian famili Polygalaceae, tumbuhan berkayu atau tumbuhan basah.


Sering dianggap satu ordo dengan hanya satu family. Kadang-kadang
saprophyt. Daun tunggal dengan tepi yang tidak rata. Letak tersebar, tanpa
stipula; sering dengan kelenjar stipula. Bunga tunggal atau dalam karangan
racemosa, jarang panicula. Bi- atau unisexualis, zygomorphus, pentamer,
calyx 5 di antaranya yang 2 di pinggir serupa corolla dan besar. Corolla 5, 2
yang di pinggir rudimentair atau sama sekali tidak ada. Sedangkan corolla
bagian muka baik pertumbuhannya, sehingga berupa lunas. Stamen 8 bersatu
membentuk tabung yang arahnya ke belakang (seperti papilionaceae) sering
bersatu dengan corolla. Ovarium superum dengan 2 carpellum, ruang 1-2
dengan ovulum yang menggantung. Jarang yang beruang 3-5. Buah Capsula
atau drupe, kadang-kadang bersayap. Biji sering berambut dan mempunyai
caruncula, dengan atau tanpa endosperm. Contoh : Polygala paniculata.

25
17. Malvaceae

Famili Malvaceae, Bentuknya dapat berupa perdu atau pohon. Bunganya


menjadi ciri khasnya yang penting karena biasanya besar dan membentuk
corong. Kelopak bunganya bersatu (tidak terpisah-pisah). Mahkota bunganya
lima, tersambung di bagian pangkal sehingga bila gugur selalu bersama-sama,
tidak luruh sendiri-sendiri. Benang sari biasanya banyak dan tersambung
dengan putik. Contohnya yakni Sida rhombiofolia

18. Gleicheniaceae

Famili Gleicheniaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku


(Pteridophyta). Suku ini mencaku enam marga dengan sekitar 125 jenis.
Termasuk kedalam famili gleicheniaceae karena mempunyi ciri khusus yaitu
batang selalu bercabang ganda kecuali pada percabangan terakhir, yaitu tidak
bercabang ganda. Tumbuhan ini mempunyai rizoma panjang, menjalar dan
beramenta. Cabang utama batang selalu bercabang ganda atau tiga kali, dua
cabang saling berdekatan, panjang cabang 15-30 cm (Tjitrosoepomo.2004:86).

19. Fabaceae

Famili Fabaceae adalah anggota dari bangsa fabales yang dicirikan dengan
buah bertipe polong. Suku ini terdistribusi secara luas di seluruh dunia.
Berdasarkan ciri pada bunga dan biji ahli botani membagi suku fabaceae
menjadi tiga anak suku, yaitu caesalinoidea, faboideae, dan mimosoideae.
Pada sistem klasifikasi ketiga anak suku tersebut dianggap sebagai suku yang
berbeda. Suku ini merupakan salah satu tumbuhan berbunga yang bernilai
ekonomi tinggi ( Dahlgren.1980 :95).

20. Uritcaceae

Urticaceae (jelatang-jelatangan) adalah famili yang memiliki karakter


spesifik yaitu herba atau setengah perdu, memanjat atau liana, kadang pohon
kecil berkayu lunak, sering dilengkapi dengan rambut–rambut jelatang, tidak

26
bergetah. Sedangkan deskripsi dari Urticaceae sendiri adalah perdu pohon.
Daun berhadapan atau tersebar, umumnya dengan stipula dan dilengkapi
dengan rambut kelenjer. Bunga kecil, dalam simosa atau kapitulum atau
tereduksi menjadi bunga tunggal; umumnya uniseksual, aktinomorf, sangat
tereduksi; dioseus; calix 4-5, lepas atau bersatu, atau tidak ada; corolla tidak
ada; bunga jantan dengan stamen jumlahnya sebanyak lembar corolla,
letaknya berhadapan dengan calix, filament melengkung ke dalam ketika
kuncup dan ketika antesis melengkung keluar secara elastis melepaskan pollen
dengan serentak; bunga betina dengan 1 pistilum, 1 bakal buah yang superus,
1 ruang, 1 bakal biji, kadang–kadang terdapat staminodia berbentuk sisik
berhadapan dengan corolla. Buah achene atau drupa; biji dengan embrio yang
tegak, spatulata dikelilingi endosperm yang berminyak atau berpati biasanya
tidak berendosperm (Syamsuardi, dkk, 2006).

21. Sapindaceae

Sapindacea yaitu Semak, perdu, atau pohon, kadang-kadang lianadengan


alat-alat pembelit. Daun tunggal atau majemuk menyirip tunggal atau
berganda, duduknya tersebar, jarang berhadapan, dengan atau tanpa daun
penumpu. Bunga banci, berkelamin tunggal, atau poligam, seringkali
berumah2, tersusun dalam rangkaian yang bermacam-macam, biasanya
berbentuk malai, zigomorf dengan bidang simetri miring. Daun kelopak 5,
bebas atau berlekatan, tersusun seperti genting atau katup. Daun mahkota 3-5,
seringtidak terdapat. Cakram biasanya terdapat, seringkali pada satu sisi saja
di luar lingkaran benang sari. Benang sari 8, kadang-kadang 5, 10 atau
banyak,tertanam di sebelah dalam cakram, tangkai sari bebas, sering berambut
. Kepala sari beruang 2. Bakal buah menumpang, dekat pangkal berlekuk atau
berbagi, biasanya beruang 3, sering hanya beruang 2, tiap ruang
kebanyakanhanya berisi 1 bakal biji, ada kalanya 2 atau lebih. Buahnya buah
kendaga, buah keras, buah batu atau buah berbagi, sering bersayap. Biji
mempunyaisalut, tanpa endosperm, lembaga terlipat atau terpilin. merupakan
kelompok tumbuhan yang muncul pada akhir evolusi tumbuhan dan kelompok

27
ini mempunyai keanekaragaman paling tinggi dibandingkan dengan kelompok
lain (Wallace at al, 1996).

22. Drypteridaceae
Jenis paku yang tergolong famili Dryopteridaceae tumbuhnya
berumpun dan tumbuh bersama tumbuhan rendah lainnya, rimpang
pendek, daun sederhana dengan tulang daun menyirip. Sorusnya kecil,
bentuk bulat dan tersusun dalam satu deretan sepanjang anak-anak tulang
daun (Muswita, dkk.2013).

23. Araceae

Famili Araceae terdiri dari 110 marga, yang meliputi 3.200 jenis.Famili
Araceae termasuk suku talas-talasan yang mencakup herba terestrial
(darat),mengapung di perairan (akuatik), dan merambat pada pepohonan
(epifit)(Kurniawan et al., 2013).TanamanAraceaesangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti cahaya, kelembaban yang relatif tinggi, suhu udara berkisar 25
– 300ºC, pH tanah 5 – 7,5 (Khoirul, 2014). Karakteristik kunci Famili Araceae
adalah perbungaan yang tersusun dalam bentuk tongkol (spadix) yang dikelilingi
oleh seludang (spathe) (Boyce et al.,2010). Bentuk seludang permukaan pada
Araceae ada yang berbentuk tertutup, dimiringkan, datar, terbuka terkulai,
tergulung, terputar, dan tergulung memutar. Araceae memiliki sistem parakaran
yang relatif dangkal dengan daya jangkau akar. mencapai kedalaman 40- 60 cm
dari permukaan tanah.

Batang dibawah tanah membentuk umbi, umbi yang terbentuk memiliki


keragaman bentuk yaitu berbentuk kerucut, mebulat, silindris, elips, halter,
memanjang, datar, dan tandan. Daun pada tanaman Araceae memiliki daun
tunggal, berbagi atau majemuk, tersusun sebagai roset akar, tersebar pada batang
atau bersilangan dalam 2 baris.Helaian daun bentuk perisai, jantung atau tombak,
anak panah (Tjitrosoepomo, 2004).Menurut IPGRI (1999) bentuk tepi daun pada
tanaman Araceae memiliki bentuk rata, berombak (Undulate) atau bergerigi

28
(Sinuate).Tanaman Araceae memiliki bentuk helaian daun yang bermacam-
macam yaitu bentuk terkulai, datar, mencekung atau cup, tegak keatas dan tegak
kebawah.

24. Pteridaceae

Pteridaceae yaitu malu satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta)


yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Suku
ini juga yaitu malu satu suku dengan anggota terbesar. Berdasarkan revisi dari
Smith et al. (2006), sejumlah suku pautan yang biasanya terpisah, ternyata
berkerabat tidak jauh dan layak diisi dalam satu suku. Suku-suku yang
sekarang digabungkan dengan Pteridaceae yaitu Acrostichaceae (paku laut),
Actiniopteridaceae, Adiantaceae (suplir), Anopteraceae, Antrophyaceae,
Ceratopteridaceae, Cheilanthaceae, Cryptogrammaceae (paku perak, paku
emas), Hemionitidaceae, Negripteridaceae, Parkeriaceae, Platyzomataceae,
Sinopteridaceae, Taenitidaceae, dan Vittariaceae.

25. Lauraceae

merupakan suku tanaman yang besar dan dapat tumbuh tidak hanya di
daerah tropis, tetapi dapat juga di daerah subtropis, terpusat di daerah Asia
tenggara, Brasil dan banyak ditemukan di Indonesia. Suku ini meliputi 30
marga dan 2000-2500 jenis (beda setiap bukunya) yang terbesar di daerah
tropis dan subtropis. Kepentingan ekonomi, sebagai penghasil minyak
aromatis, kandungan protein yang tinggi pada Persea americana, dan sebagian
anggotanya adalah penghasil kayu.

Pohon, semak, berbau aromatik, daun tunggal, tersebar, jarang


berhadapan, tulang daun pinnatus, tanpa stipula. Bunga axillar, dalam tipe
perbungaan panicula, spica, racemosa atau umbella; bunga biasanya bisexual,
kadang-kadang unisexual, aktinomorf; perianthium kecil, sepal 6 dalam
lingkaran, bersatu membentuk tabung pada dasar; corolla tidak ada; stamen
dalam lingkaran masing-masing 3 helai melekat pada tabung kalix, 1 atau
lebih lingkaran berupa staminodium; pistilium tunggal dengan carpel, 1 ruang,
1 ovul, placenta margina, ovari superior, stylus 1, stigma 1. Buah drupa atau

29
bacca, sering ada kupula pada basal sebagai derivat dari tabung calyx yang
persisten. Biji dengan embrio yang besar, tanpa endosperm.

Tanaman suku lauraceae di indonesia digunakan berbagai


keperluan. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan terutama
Eusideroxylen zwageri karena tahan terhadap serangan rayap atau cacing
dan serangga. Banyak jenis dari suku lauraceae mengandung minyak atsiri
yang penting, misalnya Cinnamomum camphora (Campora) digunakan
sebagai Pengharum kamfer, (Cinnamomu iners) sintok mayong dapat
digunakan sebagai obat.
26. Agavaceae

Memilki daun tersusun rapat dari batang (radical) dantebal. Bunga


bisekasual, beraturan, contoh Agave cantala (nanas sabrang), Cordyline
fruticosa (hanjuang), Polianthes tuberosa(sedap malam)

27. Convolvulaceae

Familia Convolvulaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba,


semak , perdu dan pohon ( akuatik batang berongga ), daun tunggal atau
majemuk tanpa stipula dengan letak tersebar, perbungaan tunggal atau
majemuk, simetri bunga actinomorf , biseksual, tetra atau pentamer, sepal
lepas, persisten, petal bersatu , umumnya membentuk lonceng , stamen
sebanyak petal, pistil 1 , stigma 1-2, ruang sebanyak karpel, 2 ovul tiap ruang ,
ovarium superum. familia ini akan diwakili oleh tanaman Ipomoea aquatica.
Convolvulaceae adalah suku kangkung-kangkungan yang dapat dimakan oleh
manusia. Suku ini ditandai oleh bentuk bunganya yang menyerupai terompet
(canvonulatus). Tumbuhan ini banyak yang bermanfaat bagi manusia
misalnya, Ipomoea aquatica (kangkung air), Ipomoea batatas (Ubi jalar), dan
Ipomoea reptansi (kangkung darat). Dan kerabat dari tumbuhan ini juga sering
kita jumpai di tepi pantai yang sering kita sebut dengan Tapak Kambing
(Ipomoea pas-caprae)

30
BAB IV

PENUTUP
4.1 kesimpulan

Herbarium merupakan suatu spesimen dari tumbuhan yang dikeringkan,


yang disusun berdasarkan sistem klasifikasi yang sesuai dengan ICBN.
Pembuatan herbarium ini untuk dijadikan media pembelajaran agar
mempermudah dalam pembelajaran identifikasi suatu jenis tumbuhan, proses
pembuatan herbarium yaitu koleksi, pengawetan di lapangan, pengapitan,
pengeringan dengan menjemur dilapisi koran, pelabelan serta penempelan atau
mounting yang selanjutnya pemberian label pada pojok kanan bawah.

4.2 saran

Dalam melakukan pembuatan herbarium harus melalui prosedur yang baik


dan benar agar tumbuhan yang akan d jadikan herbarium dalam keadaan baik dan
tidak rusak.

31
DAFTAR PUSTAKA

Agung, dkk, 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Boyce, P.C., S. Y. Wong, A. P. J. Ting, S. E. Low, K. K. Ng, I. H. Ooi. 2010. The
Araceae of Borneo- The genera. Journal ofAroideana Vol.33.
Dahlgren. 1981. A revised system of classification of the angiosperm. Botanical
Journal of the linnean. 80 (2) :91-124

Ersam, T. Pemberdayaan Keanekaragaman Hayati Hutan Tropika: Fenolat


Terprenilasi dari Artocarpus dan Garcinia (Nangka dan Manggis),
Prosiding Seminar Nasional. UNESA. Surabaya, 2005, 22-23
Gaillard Y, Krishnamoorthy A, Bevalot F. 2004. Cerbera odollam: A ‘Suicide
Tree’ and Cause of Death in The State of Kerala, India. Journal Ethnophar.
95(2004):123-126
Kadir, Abdul.2008. Tanaman Hias Bernuansa Varigata. Yogyakarta : Lily
Publisher
Khoirul, B. 2014. Identifikasi Tanaman Famili Araceae Di Cagar Alam Tangale
Kabupaten Gorontalo. Tesis. Universitas Negeri Gorontalo.
Kurniawan, A., N. P. S. Asih, Yusammi, P. C. Boyce. 2013. Studies on the
Araceae of the Lesser Sunda Island I: New Distribution Record for
Alocasia alba. Garden’s Bulletin Singapore 65 (2): 157-162.
Lawrence GHM. 1958. Taxonomy of Vascular Plants. Edisi ke-3. New York: The
Macmillan Company.
Lowe S, Browne M, Boudjelas S, De Porte M. 2000. 100 of the World’s
Invasive Alien Species. London: ISSG.
Muswita, Pinta Murni, Indama, dan M. Erick Sanjaya. 2013. Studi
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku Di Taman Nasional Bukit
Duabelas Provinsi Jambi. Semirata FMIPA Unila. Lampung:Universitas
Negeri Lampung
Setyawan, A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K dan Susilowati, A.2005.

32
Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Surakarta : Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Sebelas Maret.
Smith, Et Al. 2006. Ecology And Field Biology. New York : Benjamin Cummings

Tjitrosoepomo, gembong. 2004. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas


Gajah Mada
Starr, dkk, 2003. Morfologi Tanaman Obat Daun Senduduk (Melastoma
malabathricum) Terhadap Penyembuhan Luka Mus musculus Jantan.
Jurnal Pharmacy. 13 (02) : 23-26
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : Universitas
Negeri Malang.
Syamsuardi, Tamin, Rusjdi, dan Nurainas. 2006. Modul Kuliah Taksonomi
Wallace R.A., Sanders G.P., & Ferl R.J. 1996. Biology, The Science of Life. 4th.
Harper Collins College Publishers. New York.
Winarto, S, 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Tumbuhan Tingkat Tinggi, jurusan biologi. Universitas Andalas: Padang.

33
LAMPIRAN

Dicranopteris linearis Akasia mangium Rhoe discolor

Phragmites australis Nephrolepis biserrata Hedychium Coronarium

34
Durio zibethinus Areca cathucu Parietaria jidaica

Acer platoides Syngonium podophyllum Pteris vittata

Laurus nobilis Centella asiatica Saponaria officinalis

Ipomea pescaprea Nephrolepis cordifolia Vicia sativa

35
Sanseviera trifasciata Coleus antropurpureus Athyrium filix-feminapku

Imperata cylindrica Celosia cristata

36

Anda mungkin juga menyukai