Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TEHNIK PEMBUATAN HERBARIUM”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan

Dosen Pengampuh : Umi Nurjanah S.Si, M.Pd

Disusun Oleh :

Solehati Rahatus S. (1703408010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Tehnik pembuatan
herbarium".

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bimbingan,
bantuan dan saran dari segala pihak, untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terimakasih sebanyak-banyaknya kepada para pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.dan ketika ada
kesalahan dari segi tulisan atau penyusunan makalah dll, mohon kritikan dan sarannya.

Jember, 15 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang ..................................................................................................


1. 2 Rumusan Masalah .............................................................................................
1. 3 Tujuan ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Herbarium ........................................................................................


2.2 Manfaat Herbarium .............................................................................................
2.3 Cara Membuat Herbarium………………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................


3.2 Saran ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembelajaran berbasis lingkungan termasuk pemanfaatan lingkungan seperti pengamatan


objek organisme langsung di lingkungan atau melalui pengawetan dan preparasi objek organisme
sebagai bahan belajar cukup mendukung untuk tercapainya kompetensi dan tujuan pembelajaran
yang optimal khususnya dalam bidang biologi. Salah satu bentuk media pembelajaran berbasis
lingkungan tersebut yaitu dengan teknik pengawetan tumbuhan atau yang disebut herbarium
(Murni et al., 2015). Herbarium kering merupakan material tumbuhan yang telah diawetkan
dengan cara dikeringkan atau disebut juga spesimen herbarium kering (Dasuki, 1992;
Kartawinata, 1977; Rifai, 1976). Spesimen tersebut bermanfaat sebagai bahan penunjang
pembelajaran dan penelitian, misalnya sebagai sumber informasi pada materi biologi yang
membahas flora dan ekologi tumbuhan (Tjitrosopemomo, 1998; Partomihardjo dan Rahajoe,
2004; Rugayah et al., 2004). Pembelajaran berbasis lingkungan dengan memanfaatkan spesimen
herbarium yang berasal dari lingkungan sekolah akan sangat membantu pemahaman biologi
siswa, selain itu siswa akan tertarik dan fokus dalam pembelajaran (Murni et al., 2015).

Melalui pengamatan herbarium, siswa dapat menganalisis variasi morfologi tumbuhan


yang dibahas dalam pembelajaran sehingga deskripsi suatu takson tumbuhan dapat ditentukan
dengan mudah dan oleh sebab itu harus meninggalkan cara menghafal yang selama ini
menyulitkan dan menjenuhkan. Kendala lain yang masih banyak dihadapi peserta didik dalam
pembelajaran biologi adalah kesulitan dengan nama ilmiah (nama latin) tumbuhan. Kesulitan
ini disebabkan karena dalam menentukan nama tersebut, siswa dibiasakan menghafal (sama
dengan penentuan deskripsi diatas). Dengan kondisi ini siswa hanya mempelajari biologi pada
domain kognitif yang terendah dan tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi
berfikirnya

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian herbarium ?


2. Apa manfaat herbarium ?
3. Bagaimana cara mengkoleksi herbarium?
4. Bagaimana tehnik pembuatan herbarium?
1.2 TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian herbarium.
2. Untuk mengetahui manfaat herbarium.
3. Untuk mengetahui cara mengkoleksi herbarium.
4. Untuk mengetahui tehnik pembuatan herbarium.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Herbarium


Herbarium berasal dari kata “ Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”,
artinya kebun botani yang dikeringkan, Istilah herbarium yang dikeringkan, biasanya disusun
berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan.
Herbarium adalah material tumbuhan lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Fungsi
herbarium secara umum antara lain:
 Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para
ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam,
para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
 Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti
tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi
dan lain-lain.
 Sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari
alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan
sebagainya.
Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (spesimen herbarium).
Herbarium merupakan suatu specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan
melalui specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode
tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai metode tertentu. Herbarium
biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi,
morfologi, ekologi, maupun tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi,
maupun geografinya. Selain itu, dalam herbarium juga memuat waktu dan nama geografinya.
Selain itu, dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengoleksi. Herbarium merupakan
salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Salah satu koleksi
kering yang dibuat berdasarkan dalam ilmu biologi tumbuhan. Salah satu koleksi kering yang
dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki kriteria-kriteria tersendiri.
Herbarium adalah herba yang dikeringkan, berguna untuk membantu pengenalan dalam
proses belajar-mengajar. Terdiri dari kumpulan beberapa spesies tanaman yang dikeringkan,
membantu siswa mengenal tanaman tersebut. Dilengkapi dengan identitas spesies tanaman
tersebut, meliputi tempat hidup,warna daun, kerapatan tanaman tersebut, bau tanaman dan lain-
lain. Koleksi spesimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan
khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium. Para ahli laboratorium herbarium.
Para ahli botani menyimpan koleksi herbarium mereka pada pusat herbarium di Indonesia pusat
terbesar terdapat diherbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI berada di wilayah
Cibinong Jawa Barat. Herbarium yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan
dari berbagai Negara di dunia. Spesimen yang tersimpan digedung ini diantaranya sudah
berumur ratusan tahun, Lokasi tempat pengambilan spesimen tersebut kemungkinan sekarang
telah beralih fungsi menjadi fungsi lain seperti perkebunan, pemukiman, perkantoran atau bentuk
lain. Dalam herbarium tertentu, spesimen herbarium yang disimpan dimasukkan dalam
map/sampul dengan warna yang berbeda-beda, yang masing-masing menunjukkan wilayah
geografis asal spesimen-spesimen tersebut.

Dengan demikian berarti untuk masing-masing spesimen yang tersimpan dalam


herbarium mengandung informasi mengenai distribusi geografisnya. Koleksi herbarium basah
disimpan dalam ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk herbarium kering. Penataan
dalam ruang diatur seperti yang dilakukan terhadap koleksi herbarium kering, yaitu dipisah-pisah
menurut takson kategori besar, selanjutnya dalam masing-masing takson kategori di bawahnya
disusun menurut abjad. Bila herbarium basah itu merupakan bagian dari suatu spesimen, bagian
lainnya diproses sebagai herbarium kering (misalnya bunga, buah, atau organ lain yang terlepas
dan dianggap perlu untuk tetap dipertahankan dalam koleksi dalam bentuk herbarium basah),
maka nomor dan informasi-informasi yang harus dicantumkan dalam tabel selain yang langsung
menyangkut sifat-sifat bahan yang diawetkan secara basah itu sendiri (nama kolektor, data
taksonomi, dan lain-lain) harus disesuaikan dengan yang dimuat dalam label pada herbarium
kering.

2.1 Manfaat Herbarium

Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson


tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan
sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli takson. Herbarium dipakai untuk
mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia,penghitungan
kromosom,melakukan analisis perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian
evolusi(Setyawan dkk,2005). Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut
perawatan dan pengelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar.

2.3 Cara mengkoleksi tumbuhan

Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek
Pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik
mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan
harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh
informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mengkoleksi tumbuhan antara lain:

 Perlengkapan

Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di lapangan antara


lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan, Koran bekas,
penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum, kantong plastik, alkohol, kantong kertas (untuk
cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan sebagainya.

 Apa yang dikoleksi:

# Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya

# Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm yang
mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan
buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ
generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk.

# Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi kuncup (daun baru) karena
kadang stipulanya mudah gugur dan sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.

# Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar seperti Araceae.
Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan rumah kaca. Contoh:
 Epifit, anggrek akarnya dibungkus dengan lumut, akar-akar paku, serat kelapa
 Biji-biji tumbuhan air disimpan dalam air
 Biji-biji kapsul kering jangan diambil dari kapsulnya.
 Catatan lapangan

Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-keterangan


tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa
keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah), bau,
eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.

 Pengeringan spesimen

Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran
dimasukkan ke kantong plastik disiram dengan alkohol 70 % hingga basah dikeringkan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: panas matahari, menggunakan kayu
bakar, arang dan dengan listrik.

 Proses pengeringan:
 5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm. Untuk specimen
yang banyak, bisa digunakan karton atau aluminium berombak/beralur untuk mengapit specimen
sehingga tidak perlu mengganti-ganti kertas Koran, diletakkan vertikal.
 Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan
terpisah.
 Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa menit untuk
membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.
 Dibolik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama, kalau
specimen sudah kaku lebih ditekan lagi
 1,5-2 hari specimen akan kering

2.4 Tehnik pembuatan herbarium

a. Mounting

 Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton
 Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm
 Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen
 dimounting pada beberapa lembar kertas.

b. Labeling

 Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut


kiri bawah atau sudut kanan bawah
 Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi
 Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.

c. Pengasapan dan peracunan (Fumigasi)

 Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan


carbon bisulfida dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat dilakukan dengan
menambahkan kristal paradiklorobenzen. Umumnya herbarium-herbarium melakukan
fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun.
 Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari khusus berdasarkan alphabet
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Herbarium adalah suatu koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan dan data terkait
yang digunakan untuk penelitian ilmiah. Istilah ini dapat juga merujuk pada bangunan
atau ruangan dimana spesimen –spesimen tersebut disimpan, atau pada lembaga
ilmiah yang tidak hanya menyimpan namun menggunakannya untuk penelitian.
Spesimen –spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan utuh atau bagian tumbuhan
biasanya tumbuhan ini dalam bentuk kering yang dilekatkan pada selembar
kertas,namun tergantung pada bahannya, dapat juga disimpan dalam kotak atau
disimpan dalam alkohol atau bahan pengawet lainnya. Spesimen –spesimen dalam
sebuah herbarium sering digunakan sebagai bahan referensi dalam menjelaskan
takson tumbuhan, beberapa spesimen mungkin merupakan tipe untuk menjelaskan
fungsi yang diawetkan.
4.2 Saran
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan, kami
harapkan nantinya para pembaca dapat memberi masukkan demi kebaikan makalah
ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, U. A. 1992. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas
Ilmu Hayati. Institut Teknologi Bandung.

Murni, P., Muswita, Harlis, U. Yelianti dan W.D. Kartika. 2015. Lokakarya Pembuatan
Herbarium untuk Pengembangan Media Pembelajaran Biologi di MAN Cendikia Muaro Jambi.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 2 April-Juni 2015: 1-6. Partomihardjo

Rugayah, A. Retnowati, F.I. Windadri dan A. Hidayat. 2004. Pengumpulan Data Taksonomi,
dalam Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Hayati Flora. Pusat Penelitian Biologi
LIPI. Bogor – Indonesia.

Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan). Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

https:// sinauternak.com/ mengenal – herbarium/

https://ocw.usu.ac.id/course/download/811-Taksonomi-Tumbuhan/pab_212_slide_tehnik_
pembuatan _herbarium.pdf.

Anda mungkin juga menyukai