Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN TAKSONOMI TUMBUHAN

“KERJA LAPANGAN”

KELOMPOK 2

Ridho Kurniawan (RSA1C416009)

Ega Sonia Harsono (RSA1C416002)

Anggi Anggraini (RSA1C416017)

Lusy Hariana (RSA1C4150??)

Dosen Pengampu :

Dra.Muswita, M.Si

Dr. UpikYelianti, M.si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia ini terdapat bermacam-macam tumbuhan dengan warna, bentuk, dan


ukuran yang berbeda-beda . Banyak dari spesies tumbuhan tersebut dapat ditemukan
di Indonesia. Banyaknya spesies tersebut tidak lain dikarenakan adanya perbedaan
dan persamaan ciri pada tumbuhan. Dengan banyaknya spesies yang ada maka para
ahli mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri
makhluk hidup.

Tumbuhan dimasukkan ke dalam kingdom Plantae. Ciri-ciri kingdom Plantae


adalah memiliki zat hijau daun atau klorofil, dapat membuat makanan sendiri
(autrotof) kecuali tanaman parasit, tidak dapat bergerak aktif, memiliki dinding sel,
dan memiliki vakuola sel yang besar. Tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu tumbuhan
tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menemukan berbagai macam


pepohonan yang secara sengaja atau tidak sengaja kita lihat. Pepohonan tersebut
adalah sesuatu yang tidak asing bagi kita. Walau pun demikian namun terkadang ada
kalanya kita tidak mengetahui nama-nama dari pepohonan tersebut baik secara nama
local atau nama ilmiahnya. Hal ini mungkin karena kita masih kurang peduli dengan
hal tersebut. Pepohonan tersebut tidak bukan hanya kita temukan di sekitar kita tidak
jarang di antara kita sudah sering menggunakannya. namun karena kita tidak
mengetahui nama atau sesuatu yang berkaitan dengan pohon tersebut, kita tidak
mampu menggunakannya secara maksimal atau terkadang kita tidak pernah
menggunakannya karena kita menganggap bahwa pohon tersebut tidak ada
manfaatnya.
Tumbuhan tersebar di belahan bumi mana saja dengan spesies yang berbeda-
beda. Dimulai dari morfolgi, anatomi, kegunaan dan bahkan kerugiannya juga
berbeda-beda. Pada dasarnya tumbuhan dikelompokkan menjadi beberapa golongan
dari beberapa aspek, diantaranya dikelompokkan kedalam tumbuhan tingkat tinggi
dan tumbuhan tingkat rendah. Dimana tumbuhan tingkat tinggi ini dibagi lagi
menjadi tiga aspek, yaitu Pteridophyta (tumbuhanpaku/penghasilspora),
Gymnospermae (tumbuhanbijiterbuka), dan Angiospermae (tumbuhanbijitertutup).
Sedangkan contoh dari tumbuhan tingkat rendah adalah Alga dan Fungi.

Keanekaragaman tumbuhan adalah keanekaragaman yang menunjukkan


keseluruhan variasi gen,spesies di dalam berbagai macam tumbuhan. Ada dua faktor
penyebab keanekaragaman tumbuhan, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor
genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme.Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme. “ Tidak ada dua individu yang sama persis”. Hal ini disebabkan oleh
adanya variasi organisme dari spesies yang sama atau keanekaragaman spesies.
Lingkungan atau faktor eksterna; seperti makanan, suhu, cahaya matahari,
kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang
diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu.
Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip
dengan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga mempunyai variasi yang
tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan ciri khan lainnya
(Henuhili,2003).

Pengamatan tentang keanekaragaman hayati dari tumbuhan ini penting untuk


dilakukan agar bisa menambah wawasan keilmuan kita tentang tumbuhan. Sehingga
kita bisa menyatu dengan alam dan mengerti apa yang alam inginkan tanpa merusak
lestari disekitar kita. Karena akhir-akhir ini sering sekali manusia merasakan
kesengsaraan oleh adanya bencana alam, itu karena manusia sendiri tidak pernah mau
memahami apa kebutuhan dari alam yang selama ini telah bersahabat dengan kita.
Oleh karena itu, di Hutan Unja yang berlokasi di Kampus Universitas Jambi
belajar tentang berbagai macam tumbuhan, tidak hanya unutk mengenal spesies-
spesies dari berbagai family, mengetahui nama local atau pun nama ilmiahnya serta
sistematika, morfologi dan manfaatnya. Tetapi kami jugaakan belajar tentang tata
cara mengherbarium tanaman dengan baik dan benar.

1.2 Tujuan Praktikum

Untuk mngetahui klasifikasi tumbuhan dari devisi Pteridophyta, Bryophyta


dan Spermatophyta.
BAB II

METODE

2.1 Alat dan Bahan


a) Alat
 Alat tulis
 Kantong plastic
 Gunting
 Kertas karton
 Cangkul
 Sprayer
b) Bahan
 50 sampel tumbuhan di Hutan Universitas Jambi
 Alcohol 70%

2.2 Prosedur Praktikum


1. Disiapkan alat dan bahan yang telah dibawa
2. Diminta praktikan untuk menjelajahi Hutan Universitas Jambi
3. Dikumpulkan sebanyak 50 spesies
4. Difoto habitat tempat tumbuhan tersebut
5. Dicabut tumbuhan yang akan diamati
6. Difoto tumbuhan tersebut
7. Di semprot kan dengan Alkohol
8. Diklasifikasikan tumbuhan berdasarkan familinya
9. Di buat herbarium untuk beberapa spesies
10. Dibuat laporan lapangan.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No Famili Species Foto Pengamatan


1. Acanthaceae Ruellia tuberosa

2. Amaranthaceae Amaranthus hybrida


3. Anacardiaceae Mangifera indica

4. Apocynaceae

Alamanda sp.
5.

Alstonia sp.
6.

Cerbera manghas
7.

Plumeria sp.
8. Araceae

Aglaonema crispum
9.

Colocasia esculanta
10. Arecaceae

Areca catecu
11.

Calamus sp.
12.

Cocos nucifera
13. Aspleniaceae Asplenium sp.

14. Begoniaceae Begonia sp.

15. Cannaceae Canna indica


16. Clusiaceae Garcinia
hombroniana

17. Commelinaceae Rhoe discolor

18. Costaceae Costus woodsonii


19. Davalliaceae Davallia sp.

20. Dryopteridaceae Nephrolepis sp.

21. Elaeocarpaceae Muntingia calabura


22.

Hevea brasiliensis
23.

Sauropus
androgynous
24. Fabaceae

Acasia sp.
25.

Bauhinia tomentosa
26.

Mimosa pudica
27. Gleicheniaceae Gleichenia sp.
28. Hydrocharitaceae Hydrilla sp.

29. Lauraceae Persea americana

30. Liliaceae Cordyline fruticose


31. Malvaceae Hibiscus rosa-
sinensis

32. Hibiscus tiliaceus

33. Melastomataceae Melastoma


malabatrichum
34. Moraceae Ficus benjamina

35. Myrtaceae

Psidium guajava
36.

Sygyzium aqueum
37.

Sygyzium oleana
38. Nephentaceae Nephentes sp.

39. Nyctaginaceae Bougainvillea


glabra
40. Oxalidaceae Averrhoa
carambola

41. Passifloraceae Passiflora edulis

42. Poaceae Bambusa sp.


43. Polypodiaceae Drymoglossum

44. polytrichaceae Polytrichum sp.

45. Pteridaceae Adiantum sp.


46. Rubiaceae Ixora sp.

47. Rutaceae Citrus sp.

48. Sapotaceae Manikara zapota


49. Selaginellaceae Selaginella
willdenowii

50. Zingiberaceae Alpinia galanga

3.2 Pembahasan

Famili Acanthaceae merupakan salah satu suku yang mempunyai anggota


cukup besar jumlahnya yaitu kurang lebih 240 marga (Keng, 1969), bahkan menurut
Cronquist (1981) suku ini memiliki tidak kurang dari 250 marga dan 2500 jenis yang
sebagian besar tersebar di daerah tropis dan hanya beberapa jenis yang hidup di
daerah beriklim sedang. Habitus jenis-jenis Acanthaceae cukup beragam, mulai dari
roset, herba, semak dan pohon, jarang berupa liana ( Esti, 2011 : 79).

Famili amaranthaceae memiliki karakteristik habitusnya berupa semak atau


perdu. Daun tunggal berhadapan atau tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga
berkelamin dua, jarang berkelamin satu. Bunga berkelompok atau sendiri dalam
ketiak daun pelindung. Tenda bunga kering berselaput. Bakal buah menumpang,
memiliki satu ruang dengan bakal biji berganti-ganti. Buah berupa buah kering,
kadang dengan tutup, tidak beraturan atau tidak membuka dan jarang berdaging
(Akmalia, 2014 : 79).

Family Anacardiaceae merupakan tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus


perdu, pohon. Daun tunggal atau mejemuk, tersebar. Bunga mejemuk; biseksual atau
uniseksual; pentamer; stamen 5-10, sering terdapat staminodium; terdapat diskus
bentuk cincin dekat stamen; ovarium superum atau semiinferum dengan 1-5 karpel,
ruang sejumlah karpel, 1-2 ovul tiap ruang. Buah tunggal; drupa. Contoh : Mangifera
indica. Habitus perdu atau pohon, buah tunggal berupa drupa, bunga majemuk bisa
biseksual ataupun uniseksual. Contohnya Mangifera indica (mangga) (Arfian, 2006).

Famili apocynaceae tergolong jenis tumbuhan terna atau tumbuhan berkayu


berupa semak, perdu atau pohon dengan buluh getah, tidak beruas dan ada yang
memanjat, penyebaran didaerah tropik (Arfian, 2006).

Famili Araceae atau lebih dikenal dengan talas-talasan merupakan tumbuhan


yang sangat familiar namun sangat sedikit orang yang mengetahuinya secara
mendalam. Karakteristik utama dan unik dari suku ini adalah perbungaan yang
tersusun dalam bentuk tongkol (spadix) yang dikelilingi oleh seludang (spathe). Suku
Araceae terdiri dari 105-110 marga, 2500-3700 jenis, umumnya terkonsentrasi di
kawasan tropik (Asih, 2015 : 521)

Famili arecaceae memilik karakteristik habitusnya berupa pohon dan tanaman


memanjat. Batang tidak bercabang, terdapat bekas daun berbentuk cincin, terletak
diatas tanah, rimpang membentuk rumpun. Daunmenyirip (palem menyirip)
berbentuk kipas (palem kipas), dengan pelepah daun dan tangkai daun melebar.
Karangan bunga (tongkol bunga) terdapat di ketiak daun. Bunga berkelamin 1,
kadang menghasilkan madu. Buah berupa buah buni (Akmalia, 2014 : 74).

Famili aspleniaceae memiliki daun berbentuk elips menyempit dengan bentuk


tepi daun bergerigi. Daun memiliki kedudukan berselang-seling, berwarna hijau
terang. Sorus ditemukan di bawah permukaan daun namun juga nampak jelas jika
dilihat dari atas permukaan daun dalam bentuk memanjang searah dengan
pertulangan anak daun. Spora memiliki panjang rata-rata 0.5 cm (Diah, 2012 : 25).

Famili cannaceae karakteristiknya berupa terna perenial, memiliki akar


rimpang tebal seperti umbi. Daun bertulang menyirip, tangkai daun pada pangkal
melebar. Bunga banci, zigomorf, besar dengan warna cerah menarik, tersusun malai.
Buah berupa buah kendaga berbentuk kasap berbenjol-benjol, biji berbentuk bulat
(Akmalia, 2014 : 75).

Famili clusiaceae memiliki karakteristik habitusnya berupa semak atau


tumbuhan berkayu, kebanyakan tumbuhan membelit, bergetah. Daun tersebar,
tunggal, kadang tanpa daun penumpu. Bunga kebanyakan beraturan, berkelamin dua,
berbilangan 5-4. Kelopak berlepasan, mahkota berlekatan, dengan taju dalam tunas
terletak seperti katup melipat. Benang sari berseling dengan taju mahkota. Bakal
buah menumpang, memiliki 2 sampai 5 ruang. Tangkai putik 1 atau 2. Buah berupa
buah kotak dengan biji sedikit (Akmalia, 2014 : 82).

Famili Commelinaceae.merupakan tumbuhan herba.Daun tersebar atau


berseling, tunggal,dengan pelepahberbentuk tabung. Bungaberkelamin 2 atau satu,
beraturan atauzigomorf, berbilangan 3. Kelopak danmahkota biasanya dapat
dibedakan jelas satu dengan yang lain. Daun kelopak lepasatau melekat, daun
mahkota lepas ataumelekat. Benang sari 3 – 6, kadang-kadangberkurang karena
sebagian jadi staminodia.Bakal buah menumpang, beruang 2 – 3;tiap ruang 1 biji
sampai banyak. Buahkering, kerapkali pecah menurut ruang-ruangnya, jarang yang
tidak pecah (Desi, 2015 :42)

Famili davaliaceae dikelompokkan dalam paku terestrial yang tumbuh


ditempat-tempat terbuka maupun ternaungi. Tingginya dapat mencapai lebih dari 100
cm. Daun majemuk dan berbentuk segitiga. Sorus berada di bawah permukaan daun
yaitu pada tepi daun berwarna kuning hingga kuning kecoklatan (Diah, 2012 : 27)
Famili dryopteridaceae Termasuk jenis paku terestrial yang sangat menyukai
habitat lembab dengan akar berbentuk serabut, batang berwarna hijau dan sedkit
berbulu, tinggi tumbuhan dapat mencapai 150 cm. Daunberbentuk majemuk dengan
lebar daun 45 cm, panjang dan lebar anak daun 25 cm dan 3 cm. Dalam satu
tangkai, biasanya daun berjumlah daun 46 helai dan anak daun berjumlah 62 helai
(Diah, 2012 : 29). Famili euphorbiaceae tergolong jenis tumbuhan terna dan
berkayu biasa hidup didaerah tropik (Arfian,2006).

Famili fabaceae merupakan anggota dari bangsa Fabales yang dicirikan


dengan buah bertipe polong. Suku ini terdistribusi secara luas di se-luruh dunia dan
terdiri atas 18.000 jenis yang tercakup dalam 650 marga. Berdasarkan ciri pada bunga
dan biji, ahli botani membagi suku Fabaceae menjadi tiga anak suku, yaitu
Caesalpinioideae, Faboideae, dan Mimosoideae (Arifin, 2016 :45).

Famili gleicheniaceae merupakan tumbuhan paku terestrial dengan


pertumbuhan merambat dan akar serabut. Rimpang menjalar, sangat menyukai habitat
yang terbuka yang langsung terkena sinar matahari. Daun majemuk berwarna hijau
pada atas permukaan dan hijau keperakan pada bagian bawah, berbentuk menjari,
tangkai daun memiliki percabangan khusus, cabang utama terdiri dari dua anak
cabang, anak cabang tersebut akan bercabang lagi hingga tumbuh menutupi tempat
tumbuhnya (Diah, 2012 : 29). Famili malvaceae tergolong jenis tumbuhan terna atau
tumbuhan semak yang tersebar di daerah tropikdan subtropik.kebanyakan merupakan
tumbuhan budidaya penting (Arifin, 2016).

Famili hydrocharitaceae memilik karakteristik habitusnya berupa tumbuh-


tumbuhan air asin atau tawar, yang mengapung atau tenggelam.Bunga berkelamin
satu atau dua, sebelum mekar tertutup oleh satu sarung atau lebih. Bakal buah
tenggelam, umumnya beruang satu dengan 3 tangkai bakal biji atau lebih yang
menempel pada dinding buah. Buah tidak membuka atau tidak teratur (Akmalia, 2014
: 76).
Famili liliaceae memilik karakteristik habitusnya berupa herba, kadang semak
atau perdu berupa tumbuhan memanjat. Akar berupa akar rimpang di bawah tanah,
umbi atau umbi lapis. Daunnya tunggal, tersebar pada batang atau terkumpul sebagai
rozet akar yang tereduksi berubah menjadi kladodium. Bunga kecil sampai sangat
besar. Hiasan bunga berupa tenda bunga yang menyerupai mahkota atau tanpa
pelekatan berupa buluh. Bakal buah menumpang beruang 3. Buahnya buah kendaga
atau buah buni.Biji dengan banyak endosperm, lembaga lurus atau bengkok(Akmalia,
2014 : 76).

Famili malvaceae memiliki karakteristik habitusnya berupa semak atau perdu


jarang pohon. Daun tersebar, tunggal, kerapkali bertulang daun menjari dengan daun
penumpu.Bunga beraturan, berkelamin dua. Mahkota 4-5, kelopak berlekatan.
Benang sari banyak berlekatan dengan tangkai sari. Bakal buah
menumpang,beruang dua atau banyak. Buah kotak membuka dengan katup dalam
kendaga. Biji mempunyai endosperm dan lembaga lurus (Akmalia, 2014 : 83).

Famili moraceae memiliki karakteristik habitusnya berupa pohon bergetah.


Daunnya tunggal tersebar. Bunga berkelamin tunggal berbentuk bongkol. Buahnya
buah semu majemuk, dengan dinding lunak (Akmalia, 2014 : 84).

Famili myrtaceae merupakan kelompok besar tumbuh-tumbuhan yang


anggotanya banyak dikenal dan dimanfaatkan manusia. Di dalamnya termasuk
sejumlah tanaman buah-buahan, tanaman hias, tanaman obat, serta tanaman
industri.Suku jambu-jambuan dicirikan dengan bunganya yang memiliki banyak
kelopak dengan cacah dasar lima, namun ada juga yang tidak memilikinya, dan
banyak benang sari. Bakal buahnya juga memiliki banyak bakal biji. Anggotanya
yang berbentuk pohon mudah dikenal dari kulit luar batangnya yang seperti kulit
mengering tipis dan terlepas-lepas (Akmalia, 2014 : 84).

Famili nyctaginaceae memilki karakteristik habitusnya berupa terna atau


tumbuhan berkayu. Berdaun tunggal berhadapan atau tersebar, terdapat daun
penumpu. Bunga tersusun dalam kelompok-kelompok kecil yang seringkali
diselubungi daun pelindung berwarna menarik. Bunga berkelamin dua atau tereduksi
berkelamin tunggal. Hiasan bunga tunggal menyerupai mahkota, berjumlah 5 dan
berlekatan satu sama lain. Pada pangkalnya terdapat daun pelindung hijau
atauberwarna membentuk kelopak semu. Bakal buah menumpang duduk atau
bertangkai pendek beruang 1, bakal biji 1. Buahnya berupa buah semu dan tidak
pecah (Akmalia, 2014 : 84)

Famili oxalidaceae memiliki karakteristik habitusnya berupa semak, perdu


atau pohon. Daun tersebar, majemuk, anak daun bertepi rata. Tidak ada daun
penumpu. Bunga dalam ketiak daun yang masih ada atau yang sudah rontok atau
pada kayu tua. Bunga berkelamin dua. Kelopak berjumlah 5 tetap dan mahkota
berjumlah 5 terpuntir waktu kuncup dan rontok. Benang sari berjumlah 10 lepas atau
bersatu pada pangkal, sebagian tereduksi menjadi staminodia. Kepala sari beruang
dua, dan tangkai putik lepas. Bakal buah menumpang, berbentuk persegi atau
berlekuk 5 (Akmalia, 2014 : 85).

Famili passifloraceae Genus Passifloradiperkirakan terdiri dari 500 species,


akan tetapi hanya sekitar 50 saja yang dieksploitasi untuk diambil buahnya . Dari
kurang lebih tujuh species yang dibudidayakan, hanya dua species (Passiflora
edulisSims, markisa ungu dan Passiflora edulis f.flavicarpa, markisa kuning), yang
dianggap memiliki nilai komersil untuk dibudidayakan. Akan tetapi spesies lain,
Passiflora incarnata, dirujuk juga sebagai markisa kuning (Ulfah, 2012 :177)..

Famili poaceae merupakan kelompok tumbuhan yang sangat berhasil


penyebarannya di muka bumi ini dengan sangat luas. Sistem akar mampu mengisap
nutrisi secara luar biasa, juga efisiensi dalam penyerapan air dan stabilisasi tanah.
Poaceae mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi dengan biji-bijinya yang
banyak sehingga mampu disebarkan secara luas. Famili ini mempunyai sekitar 500
marga dan 3000 jeni s. Bersifat kosmopolit tetapi terbanyak di daerah tropis dan
temprata utara dengan curah hujan yang cukup untuk untuk membentuk padang-
padang rumput (Arsyad, 2011 : 2)
Famili polypodiaceae merupakan jenis paku epipit menempel pada tumbuhan
hidup dan batu-batu. Tinggi tumbuhan dapat mencapai 18 cm. Daun merupakan daun
tunggal, berwarna hijau muda. Panjang dan lebar daun masing-masing 15 cm dan 2
cm. Daun berbentuk lanset dengan ujungnya menyirip dan tepi rata. Sorus atau spora
berada di ujung daun dengan bentuk memanjang berwarna coklat kehitaman (Diah,
2012 :32)

Famili pterydaceae merupakan jenis paku terestrial yang tumbuh di tanah


dan batu-batu. Tinggi tumbuhan dapat mencapai 150 cm. Daun merupakan daun
majemukyang memiliki panjang hingga 50 cm dan lebar 3 cm. Sedangkan anak daun
berjumlah 100 di setiap helai dengan panjang dan lebar anak daun 3 cm dan 0,5 cm.
Batang berwarna hitam dan beralur. Spora atau sorus berada di tepi daun dan tersusun
beraturan (Diah, 2012 : 35).

Famili rubiaceae merupakan tumbuhan epifit yang hidupnya menempel pada


tumbuhan lain, seperti pada pohon kayu putih (Melaleuca), cemara gunung
(Casuarina), kaha (Castanopsis), dan beech (Notho-fagus). Bagian tumbuhan yang
digunakan sebagai obat adalah daging hipokotil (caudex). Permukaan hipokotil
dipenuhi oleh duri tajam yang dapat melindungi semut dari pemangsa herbivora
(Dirgantara,2013 :10).

Famili rutaceae memiliki karakteristik habitusnya berupa pohon atau perdu,


jarang semak. Daun berhadapan atau berseling, tunggal atau majemuk, dengan
kelenjar minyak yang transparan. Bunga beraturan, berkelamin dua dalam anak
payung, berbentuk tandan atau malai. Kelopak berjumlah 4 sampai 5, bersatu atau
terpisah. Mahkota berjumlah 4 sampai 5 berlepasan. Bakal buah menumpang, begitu
juga buahnya, bentuknya sangat berbeda. Buah berupa buah kotak, buni, atau batu
atau buah berbelah (Akmalia, 2014 : 87).

Famili sapotaceae memiliki karakteristik habitusnya berupa pohon dan


semak, mengandung getah atau bergetah. Daun tersebar, tunggal, bertepi rata,
bertulang daun menyirip dan tidak terdapat daun penumpu. Bunga biasanya
berkelompok atau gelendong di ketiak, beraturan dan berkelamin dua. Kelopak dan
mahkota berlekatan. Benang sari sebanyak taju mahkota, sebagian tereduksi menjadi
staminodia. Bakal buah menumpang, memiliki 1 sampai 12 ruang. Buah menyerupai
buah buni dengan dinding yang berdaging atau keras, sebagian dari biji yang gagal
(Akmalia, 2014 : 87).

Famili zingiberaceae memiliki karakteristik habitus berupa herba menahun,


dengan akar rimpang. Mempunyai batang yang tegak. Daunnya jelas, dengan pelepah
yang memeluk batang dan lidah diantara batas pelepah dan helaian daun. Bunga
zygomorp, berkelamin 2. Kelopak berbentuk tabung, dengan ujung bertaju. Mahkota
berjumlah 3 melekat pada pangkal, benang sari 1, staminodia berjumlah 3. Tangkai
putik langsing dengan kedua ujung terjepit di kedua ruang sari, kepala sari melebar.
Bakal buah tenggelam beruang 3 atau 1. Buah kotak berkatup 3, kadang-kadang tidak
pecah (Akmalia, 2014 : 78).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Dalam menyusun sebuah laporan praktikum lapangan sebaiknya dilakukan


secara sistematik seperti pendahuluan, prosedur praktikan, Hasil, Kesimpulan
dan saran beserta Lampiran

4.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum alangkah baiknya lebih serius lagi, dan para
praktikan harus menjaga kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arfian S.2006.temuan fosil polen pada sedimen didasar perairan danau


cangkuang.jurnal penelitian dan pengembangan arkeologi AMERTA.24(1).

Arifin SD,Priyanti.2016. suku fabaceae di kampus universitas islam negeri (uin)


syarif hidayatullah, jakarta, bagian 1: tumbuhan polong berperawakan pohon.
Al-Kauniyah Jurnal Biologi.9(1) : 44-56.

Arsyad M, Dharmono, Hardiansyah.2011. inventarisasi jenis dan dominansi rumput


(famili poaceae) di kawasan sumur lumpur barambai desa kolam kanan
kecamatan barambai kabupaten barito kuala. Jurnal Wahana-Bio. Volume 5:
1-21.

Desi NA.2015. Mengenal ciri-ciri dan sifat umum pada kelompok Alismatales,
Bromeliales danCommeliales. dan famili Alismataceae,
Bromeliaceae,Commeliaceae dan Pontederiaceae.jurnal praktikum
phaneroghamae.41-49.

Dirgantara, Nawawi A, InsanuM.20013. Uji Aktivitas Antioksidan Tiga Spesies


Tanaman Sarang Semut (Famili: Rubiaceae) Asal Kabupaten Merauke, Papua.
JURNAL BIOLOGI PAPUA. 5(1) : 10-16. ISSN: 2086-3314.

Diah ID, Julianus K.2012. keragaman jenis tumbuhan paku (pteridophyta) di cagar
alam gunung ambang sulawesi utara.Research Gate.2(1) : 17-40.

Esti EA.2011. variasi morfologi daun beberapa jenis acanthaceae di kebun raya
purwodadi.berk penel hayati. 7A : 79-82.

Ni putu sri asih, warseno T, kurniawan A.2015. Studi inventarisasi Araceae di


Gunung Seraya (Lempuyang), Karangasem, Bali. pros sem nas masy biodiv
indon. 1(3) : 521-527. ISSN: 2407-8050.
Tri siska a.2014. identifikasi tumbuhan angiospermae dengan kuncideterminasi
berbasis flash sebagai media belajaruntuk siswa kelas x sma/ma.SKRIPSI.1-
167.

Ulfah S.2012. peranan serangga dalam penyerbukan markisa ungu passiflora


edulissims.repository university of riau.177-179

Anda mungkin juga menyukai