Anggrek
Tamanjaya
&
Flora
Arboretum
1
Tim Redaksi
Penyusun:
Febri Yuda Kurniawan
Layout:
Febri Yuda Kurniawan
Yosua Alfontius
Foto:
Febri Yuda Kurniawan
Tim Eksplorasi:
Febri Yuda Kurniawan
Adam Afandi
Lulu Afifah Sani
Selli Fransiska
Shaskia Kartika Aguila
Randy Adhiputra
Annida Zakiya Fatin
Muh Galih Nusantara
Sigit Bagus
Ade Nirmalasari
Yosua Alfontius
Cantika Destunawati
Ichsan Arief Gani
Reno Reynanda Putra
Sevi Ratna Sari
Aliyanda Martha
Special Contribution:
PAPSI (Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi)
Penerbit:
Tim KKN-PPM UGM 2018 Desa Tamanjaya
Universitas Gadjah Mada
Bulaksumur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
2
Kata Pengantar
Desa Tamanjaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ciemas,
Kabupaten Sukabumi, Privinsi Jawa Barat. Desa Tamanjaya merupakan salah satu daerah di
Indonesia yang menyimpan sejuta kekayaan alam yang luar biasa. Salah satu kekayaan alam
yang ada di daerah ini yaitu keberadaan Geopark. Geopark merupakan salah satu kekayaan
alam yang luar bisa yang meliputi geodiversitas, biodiversitas dan diversitas budaya.
Berdasarkan sudut pandang geodiversitas, Desa Tamanjaya memeiliki kekayaan bentang
alam dan batuan yang merupakan akibat fenomena dari geologis beberapa puluh juta tahun
yang lalu. Berdasarkan sudut pandang diversitas budaya, Desa Tamanjaya memiliki
keragaman budaya dan kearifan lokal yang terus dipertahankan secara turun temurun dan
menjadi salah satu warisan kekayaan budaya di Indonesia. Berdasarkan sudut pandang
biodiversitas, Desa Tamanjaya yang memiliki bentang alam yang beranekaragam dapat
menciptakan habitat dan lingkungan yang beranekaragam. Hal tersebut dapat menciptakan
keanekaragaman flora dan fauna yang tingi pada daerah di sekitar Desa Tamanjaya.
Tidak hanya dalam segi keanekaragaman flora penyusun vegetasi lantai yang
beranekaragam, namun juga ditemukan berbagai macam spesies anggrek yang tersebar pada
daerah ini. Anggrek sebagai salah satu tumbuhan unik yang bernilai komersil dan juga
edukatif, merupakan salah satu daya tarik tersendiri yang dapat ditemukan di daerah sekitar
desa ini. Sebagai salah satu langkah awal dalam pemetaan potensi daerah demi meningkatkan
pariwisata di daerah ini, maka dilakukan eksplorasi dan inventarisasi keanekaragaman serta
kemelimpahan spesies tumbuhan penyusun vegetasi lantai di Arboretum, spesies anggrek
alam di Desa Tamanjaya dan penambahan koleksi herbarium di museum konservasi. Di
dalam katalog ini, terdapat pendahuluan mengenai anggrek, foto, deskripsi tiap spesies
anggrek dan data spesies penyusun vegetasi lantai Arboretum dengan bahasa dan tampilan
yang mudah dipahami sehingga bisa dimanfaatkan oleh banyak orang yang membutuhkan.
Harapan kami adalah katalog ini dapat memberikan informasi terkait keanekaragaman dan
kemelimpahan anggrek serta spesies penyusun vegetasi lantai di Desa Tamanjaya serta dapat
mempermudah proses identifikasi tumbuhan bagi peneliti dan masyarakat.
3
Daftar Isi
Halaman
Halaman Sampul 1
Tim Redaksi 2
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4
Pengenalan Tumbuhan Anggrek 5
Data Keanekaragaman dan Kemelimpahan Anggrek 14
Data Keanekaragaman dan Kemelimpahan Vegetasi Lantai Arboretum 19
Ucapan Terima Kasih 33
Referensi 34
4
PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI TUMBUHAN ANGGREK (FAMILIA
ORCHIDACEAE)
Pendahuluan
Orchidaceae (tumbuhan anggrek) merupakan nama suatu familia atau keluarga
tumbuhan yang berasal dari kata Yunani orchis (testis). Kata ini mungkin merujuk kepada
kenampakan umbi Orchis morio Linnaeus yang merupakan type species dari familia ini.
Anggota dari familia ini adalah sekitar 26.972 spesies. Hal ini menjadikan Orchidaceae
menjadi familia tumbuhan berbunga dengan anggota terbanyak. Indonesia menjadi salah satu
hotspot anggrek alam dunia dengan estimasi spesies anggrek alam mencapai 5.000 spesies.
Anggrek dapat memiliki nilai komersial yang tinggi seperti Phalaenopsis amabilis,
Dendrobium spp., Paphiopedilum spp., dan sebagainya. Sebagian besar anggrek tidak
memiliki nilai komersial namun penting bagi ilmu pengetahuan. Anggrek-anggrek ini dikenal
sebagai anggrek botanik sebagai contoh anggrek basitonik (Platanthera susannae, Habenaria
loerzingii), anggrek amoebofit (Nervilia spp.), anggrek holomikotrofik (Stereosandra,
Epipogium), dan sebagainya.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Classis : Liliopsida / Monocotyledonae (tumbuhan berdaun lembaga satu)
Ordo : Asparagales (tumbuhan herba menahun)
Familia : Orchidaceae (tumbuhan anggrek)
Karakter
Sifat yang mengacu pada bentuk dan struktur yang teramati, cenderung bersifat
kualitatif, dapat dibandingkan, ekspresinya beragam. Contoh : cara hidup (epifit, litofit,
terestrial).
Karakter sintesis: dijumpai pada semua anggota takson (kelompok tumbuhan), untuk
klasifikasi. Contoh: keberadaan labellum (bibir), gymnostemium, dan sebagainya.
5
Karakter diagnostik: untuk membedakan antar (anggota) takson (untuk identifikasi).
Contoh: bentuk pseudobulb (batang), jumlah polinia (benang sari), bentuk daun, dan
sebagainya.
Anggrek memiliki karakter penciri (karakter sintesis) yang dimiliki seluruh
anggotanya yakni: 1) Alat kelamin jantan dan betina bersatu membentuk suatu bangun seperti
tugu yang disebut gynostemium; 2) Biji berukuran kecil dan berjumlah sangat banyak; 3)
Salah satu mahkota termodifikasi menjadi bentuk bibir, disebut labellum; 4) Memiliki 3
benang sari, 1 diantaranya fertil; 5) Bunga mengalami pemuntiran 180 o , perilaku ini disebut
dengan resupinasi; 6) Memiliki struktur sebagai jalan utama penyerbukan yang disebut
rostellum; dan 7) Pollen tersusun atas massa lilin disebut polinia. Beberapa karakter
diagnostik yang dimiliki oleh anggota tumbuhan anggrek diantaranya cara hidup, struktur
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Karakter ini dapat digunakan untuk membedakan
antara spesies tumbuhan yang lainnya dengan spesies tumbuhan yang tergolong anggrek.
1. Cara Hidup
Berdasarkan tempat hidupnya, anggrek tumbuh di tanah seperti tumbuhan pada
umumnya atau di substrat selain tanah (menempel atau melekat). Tempat hidup (habitat)
ini selanjutnya akan menentukan cara hidup. Cara hidup secara umum terbagi menjadi
terestrial dan epifitik.
1. Terestrial
a. Terestrik.
Anggrek ini mempunyai rambut akar yang panjang. Daunnya berwarna hijau dan
lebar dengan helaian yang tipis dan tidak sukulen atau tidak ulet seperti kulit
(leathery). Tumbuh di tanah. Contoh: Spathoglottis plicata, Paphiopedilum
glaucophyllum, Arundina graminifolia
b. Amoebofit
Fase hidup vegetatif (daun) dan fase hidup generatif (bunga) anggrek ini terjadi
secara bergantian dan tidak pernah ditemukan bersama. Daun berklorofil (warna
hijau) dan muncul di awal musim penghujan, melakukan fotosintesis, dan
menyimpan cadangan nutriennya di dalam umbi. Pada akhir musim penghujan,
daun akan mati dan hilang diiringi dengan kemunculan bunga. Bunga akan layu
dan selama musim kemarau tumbuhan akan dorman dalam bentuk umbi. Tumbuh
di tanah Contoh: Nervilia spp.
c. Holomikotropik
6
Anggrek ini ditemukan tumbuh pada humus atau tempat-tempat dengan bahan
organik yang tinggi, seperti seresah/tumpukan daun kering dan busuk, kayu mati
dan sebagainya. Kemampuannya dalam melakukan fotosintesis mereduksi atau
hilang. Hal ini menyebabkan bagian tubuh di atas tanah bewarna putih. Daun
mereduksi, bewarna putih, kemudian menjadi sisik atau bahkan hilang sama
sekali. Akarnya berasosiasi dengan mikorhiza untuk mendapatkan nutrien.
Contoh: Didymoplexis pallens, Galeola spp., Cyrtosia javanica, Cystorchis
aphylla
d. Semiterestrik
Anggrek ini tumbuh pada tanah, namun sebagian akarnya juga menempel di
substrat selain tanah, seperti menempel pada pohon. Kedudukan seluruh
batangnya berada di atas permukaan tanah dan jarang mengalami metamorfosis.
Contoh: Vanilla planifolia, Arachnis flos-aeris, Epidendrum radicans
2. Epifitik
a. Epifit
Daunnya tebal atau sukulen dengan stomata bertipe kriptofor (tersembunyi).
Memiliki akar dorsiventral berambut akar mikroskopik dan velamen bersimbiosis
dengan mikoriza. Contoh: Coelogyne, Dendrobium, Pholidota, Eria
b. Litofit
Tumbuh pada substrat berupa batuan dengan akar dorsiventral. Contoh:
Paphiopedilum concolor, Luisia zolingerii
7
2. Akar
1.Akar anggrek terestrik
2. Akar anggrek epifit; dorsiventral (Vanda, Dendrobium) dan asimilasi (akar berwarna
hijau, dimiliki anggrek tidak berdaun seperti Taeniophyllum)
3. Akar anggrek holomikotropik
4. Umbi (Habenaria, Platanthera)
5. Akar berdaging (Galeola javanica)
6. Akar karang (Corallorhiza spp.)
8
3. Batang
Arah Tumbuh :
Monopodial: Tumbuh ke atas, tak terbatas, didominasi kuncup ujung, tipe vertikal. Tak
membentuk rumpun. Contoh: Vanda, Ascocentrum
Simpodial: Tumbuh ke atas, terbatas, didominasi kuncup samping, tipe horizontal.
Membentuk rumpun. Contoh: Coelogyne
9
Simpodial Monopodial
10
4. Daun
Terdapat berbagai macam bentuk dan corak daun yang dimiliki tumbuhan anggrek
11
5. Bunga
12
13
DATA KEANEKARAGAMAN ANGGREK YANG DITEMUKAN DI DESA
TAMANJAYA
Berdasarkan survei dan eksplorasi yang telah dilakukan, telah ditemukan beberapa
spesies anggrek asli yang tumbuh di daerah Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten
Sukabumi Jawa Barat. Beberapa spesies anggrek yang ditemukan diantaranya :
14
3 Acriopsis liliifolia (Koen.) 1`
Ormerod
15
5 Geodorum densiflorum 4
(Lamarck) Schltr
16
7 Polystachya concreta (Jacq.) 34
Garay & Sweet
8 Eria sp. 1
17
9 Phalaenopsis amabilis Blume 6
18
KATALOG KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN SPESIES PENYUSUN
VEGETASI LANTAI DI ARBORETUM CILETUH DESA TAMANJAYA
2 Rhoeo discolor 51
19
3 Ipomea quamoclit (Songgo langit) 2
5 Tagetes erecta 23
6 Aphelandra simplex 92
20
7 Melastoma malabathricum 61
8 Celusia argentea 7
10 Codiaeum variegatum 9
21
11 Aucuba japonica ‘Variegata’ 11
12 Plectranthus scutellarioides 38
13 Cordyline fruticosa 15
14 Iris pseudacorus 35
22
15 Clerodendrum thomsoniae 3
17 Alocasia cucullata 9
18 Acalypha wilkesiana 2
23
19 Costus speciosus (Pancing) 25
24
23 Musa paradisiaca (Pisang) 46
25
27 Manihot utilissima (Singkong) 35
29 Rotheca myricoides 1
26
31 Salacca zalacca (Salak) 1
33 Macleaya cordata 19
34 Arctium lappa 6
27
35 Dioscorea sp. (Gadung) 1
37 Ageratum haustonianum 71
28
39 Centrosema virginianum 4
41 Colocasia esculenta 5
29
43 Solanum lycopersicum (Tomat) 6
45 Ageratum conyzoides 24
30
48 Geodorum densiflorum 1
31
53 Euphorbia neriifolia 3
54 Euphorbia sp. 12
32
Ucapan Terima Kasih
Katalog Anggrek Tamanjaya dan Flora Arboretum Buku ini berhasil tersusun dan
terbit berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada drg. Mayu Winnie
Rachmawati, M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing lapangan tim KKN-PPM UGM 2018 di
Desa Tamanjaya yang selalu mendukung kami serta mendorong tersusunnya buku ini.
Pengurus PAPSI (Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi) yang selalu mendampingi dan
membimbing dalam proses pengambilan data keanekaragaman dan kemelimpahan flora
Arboretum serta anggrek di Desa Tamanjaya.
Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada teman teman tim eksplorasi yang
telah membantu dalam pengumpulan data keanekaragaman anggrek dan vegetasi lantai di
Arboretum Ciletuh. Kepada pemerintah Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten
Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan izin dalam melaksanakan
kegiatan KKN-PPM di Desa Tamanjaya.Selain itu juga kami ucapkan terimakasih kepada
teman teman tim KKN-PPM UGM 2018 Desa Tamanjaya yang telah memberikan semangat
serta dukungan dalam penyusunan katalog ini, sehingga katalog ini dapat terbit dan bisa
digunakan sebagai referensi dalam identifikasi spesies spesies anggrek asli dari Desa
Tamanjaya dan spesies penyusun vegetasi lantai di Atrboretum Ciletuh oleh kalangan umum.
33
Referensi
Atmaja, M.B, et.al. 2014. Koleksi Anggrek Kebun Raya Balikpapan. Kebun raya Balikpapan.
Balikpapan.
Bechtel, H., P. Cribb, and E. Launert. 1981. The Manual of Cultivated Orchid Species.
Blanford Press. Poole Dorset, UK.
Comber, J.B. 1990. Orchids of Java. Bentham-Moxon Trust. Surrey.
Holtum, R.E. 1972. Flora of Malaya. Vol. 1 Orchid. Gov. Printing Office. Singapore.
Mudjo Indo, A.B.D. 1986. Kamus Anggrek. PT Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Nugroho, H., Purnomo, I. Sumardi. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Tom and M. Sheehan. 1994. An Ilustrated Survey of Orchid Genera. University of
Cambridge. Cambridge.
34