PANDUAN
EXIT STRATEGY
PROGRAM
INOVASI DESA
KEMENTERIAN DESA PDTT
DAFTAR ISI
PANDUAN EXIT STRATEGY
PROGRAM INOVASI DESA
KEMENTERIAN DESA PDTT
TAHUN 2019
I PENDAHULUAN--------------------------------------------- :3
II PENGERTIAN--------------------------------------------- :5
III MAKSUD DAN TUJUAN :5
---------------------------------------------
IV DASAR HUKUM--------------------------------------------- :5
V PRINSIP--------------------------------------------- :6
VI KEGIATAN :6
POKOK---------------------------------------------
VII KETENTUAN :7
DASAR---------------------------------------------
VII RUANG :7
I LINGKUP---------------------------------------------
IX KOMPONEN :7
UTAMA---------------------------------------------
PELESTARIAN
- Keberlanjutan :7
BID-------------------
- Keberlanjutan TIK dan :8
TPID-------
- :9
P2KTD-------------------------------
---
- Keberlanjutan PIID-PEL :9
------------
- Keberlanjutan Program :9
PSDM----
X PROSES PELAKSANAAN : 10
--------------------------------------------
EXIT STRATEGY
- Tingkat : 10
Kecamatan------------------
- Tingkat : 11
Kabupaten------------------
- Tingkat : 12
Provinsi----------------------
- Tingkat : 13
Pusat-------------------------
XI HASIL YANG--------------------------------------------- : 14
DIHARAPKAN
XII BATAS WAKTU--------------------------------------------- : 14
I
PELAKSANAAN
XI Lampiran- : 15
V Lampiran--------------------------------------------- -19
2
PANDUAN EXIT STRATEGY
PROGRAM INOVASI DESA
KEMENTERIAN DESA PDTT
TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN
Undang-Undang No. 6/2014 tentang Desa memberikan kewenangan
kepada Desa, dalam bentuk kewenangan berdasarkan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala Desa. Dalam undang-undang
tersebut mengamanatkan agar Pemerintah meningkatkan kapasitas
Keuangan Desa melalui transfer Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana
Desa (ADD). Dengan demikian Desa diharapkan meningkat
kemampuannya untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat secara efektif, guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa. Namun disadari bahwa kapasitas Desa dalam
melaksanakan kewenangan tersebut masih terdapat keterbatasan.
Keterbatasan itu termasuk dalam hal kapasitas, kualitas tata kelola,
maupun sistem pendukung yang mewujud melalui regulasi dan
kebijakan Pemerintah Desa. Demikian juga dalam hal kualitas
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemanfaatan
kegiatan pembangunan Desa. Hal ini berakibat dampak terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa belum maksimal.
3
berhasil di-capture dan ditampilkan oleh Desa. Langkah-langkah
perbaikan terkait isu-isu di atas telah dilakukan Kementerian Desa,
salah satunya dengan meluncurkan Program Inovasi desa (PID) pada
Tahun 2017 (bulan September). PID diselenggarakan oleh Kementerian
Desa dengan dukungan pendanaan dan perancangan program
bersama dengan Bank Dunia, melalui restrukturisasi program yang
sebelumnya difokuskan pada Pendampingan Desa dalam pelaksanaan
Undang-Undang Desa. Salah satu strategi yang dikembangkan PID
adalah Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa sebagai bentuk
dukungan kepada Desa agar lebih efektif dalam menggunakan Dana
Desa (DD) sebagai investasi yang mendorong peningkatan produktifitas
dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini disediakan bantuan
pemerintah dalam bentuk Dana Operasional Kegiatan (DOK) untuk
pelaksanaan kegiatan. PID juga dirancang untuk mendorong dan
memfasilitasi penguatan kapasitas Desa yang diorientasikan untuk
mewujudkan pencapaian visi Undang-Undang Desa, memenuhi
pencapaian target RPJM dan
memaksimalkan pelaksanaan program prioritas/unggulan
Kementerian Desa, melalui:
Pengembangan ekonomi lokal dan kewirausahaan, baik pada
ranah pengembangan usaha masyarakat, maupun usaha yang
diprakarsai Desa melalui Bumdes dan Bumdes Bersama serta
produk unggulan Desa dan produk unggulan kawasan perdesaan
guna menggerakkan dan mengembangkan perekonomian;
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kaitan antara
produktivitas perdesaan dengan kualitas SDM ini, diharapkan
terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang melalui
investasi di bidang pendidikan dan kesehatan dasar. Produktivitas
perdesaan, dengan demikian, tidak hanya dilihat dari
aspek/strategi peningkatan pendapatan saja, tetapi juga
pengurangan beban biaya. Disamping itu, penekanan isu
pelayanan sosial dasar juga untuk merangsang kepekaan Desa
terhadap permasalahan krusial terkait pendidikan dan kesehatan
dasar dalam penyelenggaraan pembangunan Desa;
Pemenuhan dan peningkatan infrastruktur perdesaan, khususnya
yang secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan
perekonomian Desa, dan memiliki dampak menguat-rekatkan
kohesi sosial masyarakat perdesaan. Dampak perekonomian ini
terkait dengan peningkatan nilai tambah dan multiplier effect dari
suatu kegiatan prasarana yang dibangun di Desa.
Selain itu, PID juga memberi dukungan penguatan manajemen
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
(P3MD) dan pengembangan sistem informasi pembangunan desa.
4
diyakini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemenuhan
kebutuhan masyarakat melalui pembangunan yang didanai dari
APBDes, khususnya DD. Dengan demikian, PID diharapkan dapat
menjawab kebutuhan Desa terhadap layanan teknis yang
berkualitas, merangsang munculnya inovasi dalam praktik
pembangunan, dan solusi inovatif untuk menggunakan DD secara
tepat dan seefektif mungkin.
II. PENGERTIAN
Tahapan exit strategy PID dapat dipahami sebagai suatu fase untuk
mengkaji dan memperkuat pendampingan dalam rangka lebih
menjamin agar hasil-hasil PID dapat berkelanjutan. Fase atau
tahapan penyiapan exit strategy PID dilakukan kurang lebih 3 (tiga)
bulan menjelang berakhirnya masa proyek PID.
5
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2014
Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2010 tentang Komite Inovasi Nasional(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 97);
d. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor:
03 Tahun 2012, Nomor: 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan
Sistem Inovasi Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 484);
e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Pendampingan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 160).
V. PRINSIP-PRINSIP
Exit strategi PID dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Partisipatif; Dalam proses pelaksanaannya harus melibatkan
peran aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan, terutama
dalam pengambilan keputusan dan pengawasan, termasuk
kelompok masyarakat miskin, terpinggirkan dan disabilitas;
2. Transparansi dan Akuntabilitas; Masyarakat memiliki akses
terhadap segala informasi kegiatan dan pendanaan, pelaksanaan
kegiatan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis,
legal, maupun administratif;
3. Kolaboratif; Semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan
pembangunan di Desa didorong untuk bekerjasama dan
bersinergi dalam menjalankan kegiatan yang telah disepakati;
4. Keberlanjutan; kegiatan yang dilakukan memiliki potensi untuk
dilanjutkan secara mandiri, serta mendorong kegiatan
pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan;
5. Keadilan dan Kesetaraan Gender; Masyarakat, baik laki-laki
maupun perempuan memiliki kesetaraan dalam perannya di
setiap tahapan dan dalam pengelolaan program, serta dalam
menikmati manfaat kegiatan pembangunan;
6. Profesional; masyarakat dan desa memperoleh peningkatan
kapasitas teknis secara profesional ksesuai standar safeguard
dan peraturan yang berlaku.
6
a. Memastikan bahwa praktik-praktik baik PID terus
berkelanjutan/terus dijalankan dalam rangka mencapai tujuan
program yang telah dirumuskan.
b. Menyiapkan TIK dan TPID yang ada di wilayah kerja agar dapat
memahami, mau berpartisipasi, dan mampu melestarikan hasil-
hasil program.
c. Memastikan terjadinya transformasi pendampingan dan fasilitasi
program PID selama ini kepada TIK dan TPID.
7
desa dapat dilakukan melalui advokasi kebijakan dan regulasi
lokal untuk memastikan pelaksanaan bursa tersebut menjadi
bagian dari komponen pendukung perencanaan reguler. Hal ini
dilakukan salah satunya untuk menjamin replikasi komitmen
inovasi tetap berjalan.
8
9.3. PENYEDIA PENINGKATAN KAPASITAS TEKNIS DESA
(P2KTD)
9
Kondisi Desa (PKD); Memfasilitasi desa untuk mengoptimalkan
penggunaan Dana Desa dalam RKPDesa dan APBDesa untuk
intervensi stunting; Mendukung desa dan masyarakat untuk
memantau dan memastikan konvergensi lima paket layanan
pada rumahtangga 1000 HPK menerima dan melaporkan
hasilnya; Bekerjasama dengan PLD, PD dan TPID dalam
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan inovatif di bidang PSD dan
upaya penanggulangan stunting; Melengkapi data-data yang
dibutuhkan dalam rangka capturing awal. Program PSDM
menggali berbagai model dari yang sudah dipraktikkan dan
merekomendasikan agenda keberlanjutan ke depan.
10
10.2. Tingkat Kecamatan, PD dan PLD memfasilitasi
terselenggaranya MAD Evaluasi Pelaksanaan PID di Tingkat
Kecamatan dengan agenda dan hasil:
a. Verifikasi dan pengesahan hasil pengumpulan seluruh data
dan dokumen program PID mencakup data tentang: rencana
dan realisasi kegiatan program (RKTL dan realisasi
kegiatan), dokumen pertanggungjawaban dana, dokumen
capturing, dokumen hasil BID, dokumen P2KTD, dokumen
kegiatan TPID.
b. Penetapan hasil penilaian kinerja TPID oleh TIK sesuai form
isian evaluasi kinerja TPID (lampiran 1).
a. Penetapan hasil pemeriksaan keuangan TPID oleh TIK
sesuai form isian pemeriksaan keuangan TPID (lampiran 2). b.
Review dan eksposed hasil-hasil PID di tingkat kecamatan dan
desa oleh TPID dan peserta Musdes sesuai form isian
review program PID (lampiran 3).
c. Menyusun dan menetapkan rencana strategis bagi
pelestarian hasil-hasil program, sesuai form isian renstra
pelestarian (lampiran 4), mencakup: Keberlanjutan TPID,
keberlanjutan BID, keberlanjutan kegiatan capturing inovasi
desa, pengelolaan dokumen inovasi desa, keberlanjutan
PIID-PEL, keberlanjutan KPM.
d. Melakukan mobilisasi dukungan mentransformasikan PID
sebagai gerakan inovasi desa dalam bentuk kesertaan,
gagasan, prakarsa dari kelompok peduli inovasi desa form
isian mobilisasi dukungan (lampiran 5).
11
d. Penggalangan sumberdaya kapital (modal) dapat dilakukan
melalui keterlibatan dunia usaha dalam bentuk tangggung
jawab sosial perusahaan (CSR) yang disalurkan untuk
dukungan kegiatan inovasi desa (Bursa Inovasi Desa,
capturing, operasional TPID).
e. Mempromosikan issue inovasi desa kepada program dan
atau pihak lain terkait untuk dukungan dalam bentuk
kerjasama, sinergi, integrasi, adopsi.
12
e. Penggalangan sumberdaya kapital (modal) dapat dilakukan
melalui keterlibatan dunia usaha dalam bentuk tangggung
jawab sosial perusahaan (CSR) yang disalurkan untuk
dukungan kegiatan inovasi desa (Bursa Inovasi Desa,
capturing, operasional TPID).
f. Mempromosikan issue inovasi desa kepada program dan
atau pihak lain terkait untuk dukungan dalam bentuk
kerjasama, sinergi, integrasi, adopsi.
13
merawat interaksi literal naratif dalam bentuk identifikasi
model komunitas semacam ini.
14
Lampiran 1
Form isian evaluasi kinerja TPID
Kecamatan/Kabupaten/Provinsi:______________
No HP TPID (Salah satu yang aktif):
15
Lampiran 2
Form isian pemeriksaan keuangan TPID
Kecamatan/Kabupaten/Provinsi:______________
No HP dan nama TPID (Salah satu yang aktif):
Form 2.a
Tahun Jumlah DOK Jumlah Didukung Bukti transaksi
(Rp) penggunaan Bukti Sebagian Sebagian
(Rp) transaksi besar besar
lengkap didukung tidak ada
bukti bukti
transaksi transaksi
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Form 2.b
Tahun Jumlah DOK Jumlah Laporan Penggunaan
(Rp) penggunaan Sudah Sudah Belum
(Rp) dibuat dibuat tapi dibuat
lengkap tidak
lengkap
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
16
Lampiran 3
Form isian review program PID
Kecamatan/Kabupaten/Provinsi:______________
No HP dan nama TPID (Salah satu yang aktif):
B : Baik
CB : Cukup baik
KB : Kurang baik
SKB : Sangat kurang baik
Disetujui oleh: Diverifikasi Oleh Dibuat Oleh
17
Lampiran 4
Form isian renstra pelestarian
Kecamatan/Kabupaten/Provinsi:______________
No HP dan nama TPID (Salah satu yang aktif):
18
Lampiran 5
Form isian mobilisasi dukungan
Kecamatan/Kabupaten/Provinsi:______________
No HP dan nama TPID (Salah satu yang aktif):
TAPM PD PLD
19