Anda di halaman 1dari 9

PROPOSALPEMBANGUNAN PROYEK

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HYDRO (PLTM)


Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat

A. UMUM
Untuk memenuhi kekurangan pasokan energy listrik Pemerintah melalui Keputusan Menteri
ESDM No 1122K/30/MEM/202 telah menerbitkan kebijakan berupa Pengusahaan Pembangkit
Tenaga Listrik Skala kecil (PSK) tersebar. KepMen ESDM ini memungkinkan bagi
perusahaan/koperasi/perorang untuk berinvestasi dalam penyediaan tenaga listrik dalam
bentuk membangun pembangkit listrik dan menjual produknya kepada PLN. Melengkapi
kebijakan tersebut telah diterbitkan juga Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 Tahun 2009
tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (PERSERO) dari Pembangkit Tenaga Listrik
yang Menggunakan Energi Terbarukan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah PLN diwajibkan
membeli energi dari pembangkit minihidro ini tanpa melalui tender bagi pengembang yang
memenuhi syarat
Pembangkit listrik skala kecil yang dimaksud adalah pembangkit yang berkapasitas antara 1 s/d
10 MW dan mengunakan energy yang terbarukan seperti panas-bumi,hidro, angin, solar,
biomass dll. Pilihan investasi dalam proposal ini adalah investasi Pembangkit tenaga Listrik
tenaga Minihidro (PLTM)
Pertimbangan pemilihan PLTM adalah tenaga hidro biaya operasinya relatif rendah dan
maintenance sederhana dibanding pembangkit listri yang menggunakan vahan baku lain seperti
thermal (batubara, panasbumi, gas, BBM). Disamping itu hidro bersifat terbarukan dan energi
yang bersih. Sehingga kelayakan investasi pembangkit listrik hidro lebih menjanjikan dibanding
dengan pembangkit listrik lainnya .
Dalam pembangunan hidro yang terpenting diperhatikan adalah potensi hidro, site serta
memperhatikan beban sehingga diharapkan seluruh energi yang dibangkitkan dapat dijual atau
dimanfaatkan sepenuhnya. Berdasarkan hasil studi kelayakan terhadap lokasi PLTM dalam
proposal ini yaitu PLTM Pinti Kayu (Gumanti) kapasitas 10 MW di Kabupaten Solok memenuhi
kelayakan ekonomi maupun kapasitas produksinya.
Proposal kerjasama ini adalah untuk kerja sama investasi dalam bentuk dana talangan untuk
pembangunan PLTM Pinti Kayu (Gumanti) kapasitas 10 MW di Kabupaten Solok.

B. LOKASI DAN KONDISI LISTRIK DIAREA LOKASI

PLTM Pinti Kayu akan memanfaatkan potensi energi air dari sungai Gumanti yang terletak pada
wilayah : Kampung Pinti Kayu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Propinsi
Sumatera Barat Lokasi PLTM Pinti Kayu secara geografis nasional terletak di daerah aliran
Batang Gumanti dengan koordinat, sebagai berikut:
• Bendung : X: 01° 07'04.85"LS , Y: 100°53'53.79"BT, Z : 1005 m
• Power House : X: 01° 07'25.03"LS, Y: 100°54'21.89"BT, Z: 890m

Lokasi PLTM tersebut terletak 89 km dari Kota Padang perjalanan dapat ditempuh dengan mobil
dengan dengn kondisi jalan beraspal dan perkerasan. Lokasi PLTM terletak pada jalur jalan lintas

1
yang menghubungkan Propinsi Sumatra Barat dan Propinsi Jambi, yaitu jalur jalan antara Kota
Solok (Ibukota Kabupaten Solok) dengan Kota Sungai Penuh (Ibukota Kabupaten Kerinci, Jambi).
Jalur transmisi tenaga listrik 150 KV PLN yang menghubungkan Padang dengan Solok hanya
terpisah ± 30 km dari Alahan Panjang. Lokasi PLTM Pinti Kayu hanya berjarak 4 km dari jaringan
tegangan menengah 20 KV.
Konsumnsi tenaga listrik di Solok didominasi oleh kebutuhan sektor rumah tangga Pada tahun
2006 komposisi konsumsi mmah tangga tersebut mencapai 111,8 GWH atau 68,4 % sedangkan
sektor industri mencapai 19,4 GWH atau 11,8 % bisnis 14,5 GWH atau 9,8 % dan kemudian
disusuli oleh sektor public dan sosial sebesar 17,7 GWH atau 10,8 %.
Selain tenaga listrik yang disalurkan melalui P3BS juga terdapat beberapa pembangkit yang ada
di Cabang Solok terdidri dari diesel dan PLTM dengan total kapasitas terpasang sebesr 5,6 MW
yang utamanya berfungsi untuk melistriki desa yang belum terjangkau oleh sistem interkoneksi.
Sampai saat ini daerah rencana lokasi PLTM Pinti Kayu tersebut pada umunya belum
terinterkoneksi dengan sistem lainya. Penduduk setempat menggunakan isolated listrik yang
dibuat dengan mandiri menggunakan tenaga air setempat. Mengingat hal-hal diatas, kapasitas
beban yang dapat diserap untuk PLTM Pinti Kayu ini cukup terjamin.

C. ANALISA TEKNIS
1. Proposal investasi ini adalah untuk mengembangkan, membangun dan mengoperasikan
PLTM Pinti Kayu (Gumanti) yang akan memanfaatkan aliran Batang Gumanti, di jorong Pinti
Kayu, Kenagarian Sarik Alahan Tigo, kecamatan Hiliran Gumanti, kabupaten Solok, provinsi
Sumatera Barat.
2. dan kajian pemilihan unit turbin yang dirangkai dalam pertimbangan biaya pembangkitan
per-kWh sehingga didapat debit andalan yang ekonomis dan produksi energi yang efisien.
Debit Optimasi diambil dalam pertimbangan perhitungan perbandingkan antara produksi
energi dan total investasi yang diperlukan
Tabel. C.1. Estimasi Biaya Pembangkitan untuk setiap probabilitas debit

Energi Biaya
Kapasitas Produksi Energi Terjual Civil Construction Produksi
Prob {%) (kW) (kWh) (kWh) (RP) Biaya E/M (RP) Biaya Investasi <RP) (Rp/kWh)
10% 24700 26850269 26313263.57 120,198,559,688 97,169,312,412 312,466,316,145 2515
20% 20400 39975115 39175612.61 108,353,778,720 80,253,197,296 271,122,528,022 1466
30% 16500 46616459 45684129.96 96,508,997,751 64,910,674,283 232,040,778,549 1076
40% 15000 52136149 51093425.72 84,664,216,782 59,009,703,894 206,531,260,972 856
50% 12000 53774740 52699245.33 72,819,435,813 47,207,763,115 172,539,098,459 693
60% 10000 52962609 51903357.09 60,974,654,844 39,339,802,596 141,894,800,049 579
70% 8000 50435315 49426608.39 58,013,459,602 36,192,618,388 135,421,237,111 684
80% 6500 46656316 45723189.52 55,052,264,360 31,963,589,609 127,086,654,722 956
90% 4200 33794417 33118529.02 49,129,873,875 19,827,260,508 99,125,880,677 1156
100% 800 6836931 6700192.705 31,362,702,422 3,461,902,628 50,060,369,760 1582

3. Dari hasil Studi Kelayakan diambil gross head sebesar 115 m. Debit andalan yang optimum
berada pada 9,9 m3/s. Tenaga listrikyang dapat dihasilkan oleh PLTM Pinti Kayu (Gumanti)
akan memiliki kapasitas terpasang sebesar 10.000 kW, dengan energi yang akan
dibangkitkan sebesar 52,9,2 GWh/tahun dan Energi yang terjual sebesar 51,9 GWh/tahun.

2
4. Tapak pondasi PLTM (a.I. untuk bendung, saluran penghantar, kolam penenang, pipa pesat
dan power house) terletak di lokasi yang stabil, daya dukung tumpuan fondasi kuat menahan
beban, kuat geser dapat menahan beban yang ditimbulkan, permeabilitas batuan di bawah
sangat kecil sekali sehingga tidak mengakibatkan uplift konstruksi di atasnya. Hasil studi
hidrologi, topografl, geologi dan kajian optimasi mengindikasikan, bahwa proyek ini layak
secara teknis.
5. Daya listrik yang dihasilkan oleh PLTM Pinti Kayu (Gumanti) akan terserap oleh beban yang
ada di kabupaten Solok. Daya tersebut akan disalurkan melalui sistem jaringan tegangan
menengah 20 kV ke Gardu Induk Solok, Kabupaten Solok, provinsi Sumatera bar at,
berdasarkan kontrak jual-beli dengan PT. PLN (Persero) Wilayah.
6. Berdasarkan hasil evaluasi studi kelayakan terhadap parameter pembangkit listrik tenaga
hidro yang berlaku maka secara teknis lokasi PLTM Pinti Kayu (Gumanti), layak untuk
dibangun dan di operasikan dalam jangka panjang.

D. ANALISA KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANCIAL


1. Tujuan analisa Ekonomi dan Financial.
Analisa Ekonomi untuk PLTM Pinti Kayu ini adalah dalam rangka penentuan biaya
pembangunan PLTM dengan menggunakan asumsi-asumsi ekonomis yang ada saat
pelaksanaan studi PLTM ini. Analisa Ekonomi juga untuk mendapat ambaran atas tingkat
kelayakan dan keuntungan yang akan diperoleh dari pembangunan PLTM Pinti Kayu ini,
apaka investasi ini akan menghasilkan produk dengan harga yang wajar disbandingkan
dengan harga jual tenaga listrik yang ditetapkan. Harga produk yang wajar adalah harga jual
yang masih menguntungkan bagi PT. PLN (Persero) sebagai pihak pembeli yang
menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Evaluasi proyek PLTM ini meliputi 2 aspek
pembahasan, yaitu :
• Aspek Finansial.
• Aspek Ekonomis.
Didalam Analisa Finansial ditekankan pada pengeluaran biaya dengan revenue earning dari
proyek, sedang didalam analisa ekonomis diketengahkan peranan/sumbangan positif dari
proyek dalam kerangka pembangunan ekonomi secara keseluruhan dan evaluasi tingkat
kelayakan dari pembangunan PLTM. Hasil Analisa Finansial merupakan "Private returns",
sedangkan hasil analisa Ekonomis berupa "social returns" atau "economic returns" yang
diperoleh bagi masyarakat terutama menyangkut harga jual tenaga listrik.

2. Metodologi dan Kriteria


Tingkat kelayakan ekonomis bagi PLTM dinyatakan dalam Internal Rate of Return (IRR).
Didalam analisa finansial, merupakan PV dari Cash in flow (hasil penjualan listrik) sebagai
benefit dan PV dari Cash out flow (Total biaya investasi PLTM) sebagai Cost, dengan masing-
masing discount rate 13,5% per tahun. Perhitungan IRR dilakukan dengan unsur-unsur Cash
Out Fflow dan Cash In Flow setiap tahunnya.

3. Asumsi-Asumsi di dalam Analisa Ekonomi


Dari hasil analisa terhadap Rencana Anggaran Biaya PLTM Pinti Kayu seperti pada lampiran
RAB yang harga satuannya diperoleh Journal Kostruksi Khusus Sumatera Barat tahun 2011.
Total biaya pekerjaan sipil diperkirakan mencapai 67,2 Milyar Rupiah dan total biaya

3
pekerjaan E/M sebesar 39,3 Milyar Rupiah. Sehingga total biaya EPC sebesar 106,5 Milyar
Rupiah. Yang terdiri dari Civil Construction sebesar Rp 67,153,795,329 dan Mechanical &
Electrical sebesar Rp 39,339,802,596

4. Asumsi Dalam Analisa Ekonomi


Dari hasil biaya untuk proyek PLTM Pinti Kayu seperti Tabel 6.1. dapat diperkirakan biaya
pembangunan sebesar 144 Milyar Rupiah termasuk biaya pendanaan. Berdasarkan hal ini
diasumsikan beberapa faktor ekonomi untuk memperoleh harga jual tenaga listrik seperti
berikut :
• Nilai discount rate 13,5 % per tahun.
• Inflasi diperkirakan 6,5 % per tahun.
• Pajak pendapatan 25 %
• Capacity Factor sebesar 71,7 % dan Availabiliy factor 84,33 %
• Lifetime pembangkit 25 tahun.
• Harga nilai exchange rate 1 USD = Rp. 9.000,-
• Dissbursment schedul investasi tahun pertama 40 % dan 60 % tahun berikutnya.
• Dengan asumsi bahwa biaya O & M fix cost Rp. 58,23/kWh per tahun dan variabel cost
Rp. 10/kWh per tahun.

5. Harga Jual Listrik


Untuk menghitung benefit PLTM dalam analisa finansial berasal dari "sales Revenue"
(penjualan listrik) dibandingkan dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) PLN di Sumbar yaitu
Rp. 787,2 per kWh. Dari input asumsi-asumsi factor ekonomi sesuai dengan pada point 4.
tersebut diatas, maka diperoleh estimasi harga jual tenaga listrik dihasilkan sebesar Rp.
687,54 per kWh dimana hal ini menggunakan mesin yang buatan eropa.
Kriteria yang dilakukan dalam optimasi meliputi kajian produksi energi, kajian biaya investasi
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 Tahun 2009 tentang Harga Pembelian
Tenaga Listrik oleh PT PLN (PERSERO) dari Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan
Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik telah ditentukan
untuk Pulau Sumatera harga pembelian tenaga listrik dari PT. PLN (Persero) adalah sebesar
Rp 787,02 per kwh tanpa diperlukan negosiasi.
Dibandingkan dengan HPP PT. PLN (Persero) Wilayah Sumbar tahun 2008, maka harga ini
masih dibawah HPP. Rincian analisa ekonomi dapat dilihat pada Lampiran Biaya.
Dengan payback periode 6 tahun, maka diperoleh IRR proyek sebesar 27,25% dan IRR equity
sebesar 21,96% seperti pada Lampiran Biaya.

E. PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN


Akan didirikan suatu perusahaan khusus untuk pembangunan dan pengoperasian Pusat
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) yang berlokasi di Kabupaten Solok dengan kapasitas 10
MW. Perusahaan tersebut tidak dapat melaksanakan kegiatan selain dari tujuan didirikan
nya. Dengan demikian Perusahaan yang didirikan tersebut tidak akan menggunakan
keuntungan untuk pembiayaan modal kegiatan proyek lainnya. Keuntungan dari hasil
penjualan tersebut akan dibagi kepada pemegang saham menurut komposisi jumlah saham
masing masing. Jika tidak terjadi transaksi penjualan saham oleh para pemilik saham maka
selama perusahaan berdiri tidak akan terjadi delusi dari besar saham yang dimiliki.

4
PERUSAHAAN akan dibuat seramping mungkin, dimana untuk posisi direktur maksimal
hanya akan terdiri dari tiga direktur yaitu Direktur Utama dan Direktur Keuangan dan
Direktur Operasi Demikian juga posisi Komisaris maksimal terdiri dari 3 orang diwakili dari
masing masing pemegang saham.
Karena perusahaan hanya didirikan untuk mengelola PLTM tersebut diatas, maka jumlah
tenaga operasionalpun akan minimal. Dengan konsep seperti tersebut diatas maka biaya
Perusahaan beroperasi secara efektif
Selama pembangunan akan digunakan tenaga professional yang akan bekerja selama masa
pembangunan.

F. STATUS PROYEK
1. Sesuai Peraturan Pemerintah PLN diwajibkan membeli energi dari pembangkit minihidro ini
tanpa melalui tender bagi pengembang yang telah memenuhi persyaratan antara lain
kelengkapan dokumen administrasi/dokumen sbb:
a. Kelengkapan administrasi perusahaan
1) Identitas Pemohon
2) Akte Pendirian Perusahaan
3) Profil Perusahaan
4) NPWP
5) Kemampuan Pendanaan
6) MoU dengan Pemda
7) MoU dengan PLN Wilayah
b. Menyiapkan Feasibility Study (FS)
c. Menyiapkan masalah lingkungan hidup (UKL/UPL, AMDAL)
d. Izin UKL/UPL, IMB dll dari Pemda
e. Menyiapkan Engineering Design
f. Kelayakan Operasi/Teknis oleh PLN
g. Penetapan Titik Interkoneksi dgn SUTM (Pengembang dengan PLN)
h. Persetujuan Harga Jual dengan PLN

2. Tahapan yang Telah Selesai


a. Feasibility Study
b. Persetujuan/Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Linkungan (UPL)
c. Perinjinan dari Pemda/ Ijin Lokasi
d. Persetujuan Masyarakat dalam pembebasan lahan
e. Proses PPA dengan PLN sedang berjalan
f. Perijinan pembangunan menunggu proses pembebasan lahan
g. Pembicaraan pembelian mesin dengan CKD
h. Lahan sudah siap untuk dibayar

Surat ijin lokasi, rekomendasi dan Persetujuan seperti terlampir


3. Langkah Kedepan
a. Geoteknik dan Detailed Design
b. Pelaksanaan Power Purchase Agreement (PPA)
c. Melanjutkan dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat dan Pemda yang
telah terbina dengan baik

5
d. Pelaksanaan pembangunan
e. Uji Layak Operasi (ULO) sedang dalam proses
f. Integrasi ke jaringan PLN

4. Jadwal Pembangunan
Pekerjaan secara fisik PLTM Pinti Kayu (Gumanti), direncanakan akan memakan waktu
selama 24 bulan. Secara garis besar jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi PLTM Pinti
Kayu seperti gambar di bawah ini.
JADWAL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PLTM GUMANTI

KEGIATAN TAHUN KE 1 TAHUN KE 2


2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Mo b ilisa si

Pe ke rja a n Sip il
1. Pe ke rja a n p e rsia p a n d a n ja la n ma suk
2. Pe ke rja a n b e nd ung
3. Pe rja a n Ba ng una n Pe ng a m b ila n (Inta ke )
3. Pe ke rja a n Pe ng e nd a p Pa sir ( De sa nd )
3. Pe ke rja a n sa lura n p e ng ha nta r
4. Pe ke rja a n b a k p e ne na ng
5. Pe ke rja a n Pip a Pe sa t
6. Pe ke ria a n g e d ung se ntra l

Me sin d a n Listrik
1. Pe ke ria a n p a b rika si me sin p e mb a ng kit
2. Pe ke ria a n p e m a sa ng a n p e ra Ia ta n me sin d a n listrik
3. Pe ke rja a n c o m m issio ning

G. PENDANAAN
Besar Investasi yang diperlukan dengan rinciannya adalah sebagai berikut :
A. INVESTMENT COST EPC COST (includ ed escalation)
Civil Construction 67,153,795,329
Mechanical & Electrical 39,339,802,596
Sub T otal 106,493,597,925
B. DEVELOPMENT COST (inclu ded escalati on)
Mobilization Worts 1.00% 150,000,000
Land Acquisition 2.90% 3,135,000,000
Construction Management 9.40% 10,000,000,000
Sub T otal 13.300% 13,285,000,000
C. OTHER*( in cluded escalation)
O&M Mobilization & T raining 9.00% 1,000,000,000
Sertification 9.00% 1,000,000,000
Contingency 5.16% 5,500,000,000
Sub T otal 23.16% 7,500,000,000
D. TOTAL INVESTMENT (included escalatio n) 127,278,597,925

Pendanaan akan berasal dari equity (30%) dan dana pinjaman (70%), rincian besarnya
seperti terlampir

6
Investment Loan 70% 89,095,018,548
Equity 30% 38,183,579,378
T OT AL INVEST MENT included escalation 100% 127,278,597,925
Interest During Construction 100% 17,293,610,385
IDC Loan 70% 12,105,527,270
Equity 30% 5,188,083,116

Rincian Analisa keuangan seperti terlampir

H. PROPOSAL KERJA SAMA

1. Penawaran ini adalah untuk investasi dana talangan sebesar 10 (sepuluh) milyar rupiah
diawal project.
2. Pengembalian Investasi
a. Opsi pertama adalah Investasi akan dikembalikan dalam bentuk pembagian
keuntungan sebesar 6% dari keuntungan bersih selama 10 tahun terhitung sejak
beroperasi dan pada akhir tahun ke 10, seluruh investasi sebesar 10 milyar rupiah akan
dikembalikan. Jika opsi ini diambil maka akumulasi investasi dibayarkan sebesar Rp.
20,369,884,702. dibanding akumulasi investasi deposito dengan bunga 6% pada tahun
ke 10 yaitu sebesar Rp. 17,283,427,663
b. Opsi lain pengembalian investasi adalah dalam bentuk pembagian keuntungan sebesar
10% dari keuntungan bersih selama 25 tahun terhitung sejak beroperasi, jika opsi ini
dipilih maka pada akhir tahun 25 akumulasi yang diterima adalah Rp 55,895,189,552.4
dibanding dengan deposito Rp. 36,447,741,037.-
Perbandingan kedua opsi ini seperti terlampir
3. Jaminan atas pinjaman sesuai dengan kesepakatan

I. KESIMPULAN

1. Dibanding investasi dibidang industry lain, tingkat resiko dari investasi PLTM ini relative
lebih aman. karena pertimbangan hal berikut :
a. Biaya terbesar dari pembangkit listrik adaalh bahan bakar, PLTM bakarnya tidak ada.
Sehingga biaya operasional utk bahan bakanya relatih kecil, sehingga neti income
relative sustainable.
b. Hasil produksi dari PLTM , pasti dibeli oleh PLN dengan harga yang telah ditetapkan
dengan demikian dibanding dengan investasi bidang lain resiko terhapap penyerapan
hasil produksi lebih terjamin, terlebih lagi pertumbuhan kebutuhan listrik dan tambahan
pasokan tidak selalu terpenuhi.
c. Teknologi yang digunakan relative sudah mature dan diperkirakan dalam 25 tahun
relative perubahan teknologi terkait main equipment kecil, ini juga membuat biaya
untuk operasi dan maintenance lebih kecildan lebih dapat di presikso
2. Walaupun pengembalian investasi baru terjadi pada tahun ke tiga dengan BEP 6 s/d7 tahun
tetapi resiko lebih kecil dan net income yang didapat lebih sustainable.

7
ESTIMASI PENGEMBALIAN INVESTASI - OPSI-1
DAN PERBANDINGAN DENGAN INVESTASI DALAM BENTUK DEPOSITO

Pembagian Akumulasi Perbandingan


Tahun Net Profit Keuntungan per keuntungan investasi deposito
Operasi Tahun dibagi Tahun diterima dg bunga 6%

-2 2012 10,000,000,000
-1 2013 10,510,000,000
1 2014 9,912,963,665 6% 594,777,820 594,777,820 11,046,010,000
2 2015 11,474,232,198 6% 688,453,932 1,283,231,752 11,609,356,510
3 2016 12,994,762,891 6% 779,685,773 2,062,917,525 12,201,433,692
4 2017 14,998,987,441 6% 899,939,246 2,962,856,772 12,823,706,810
5 2018 17,750,497,339 6% 1,065,029,840 4,027,886,612 13,477,715,858
6 2019 20,730,907,709 6% 1,243,854,463 5,271,741,075 14,165,079,366
7 2020 20,788,315,545 6% 1,247,298,933 6,519,040,007 14,887,498,414
8 2021 21,107,032,833 6% 1,266,421,970 7,785,461,977 15,646,760,833
9 2022 21,401,129,463 6% 1,284,067,768 9,069,529,745 16,444,745,636
10*) 2023 21,672,582,622 6% 1,300,354,957 10,369,884,702 17,283,427,663
Akumulasi pada akhir tahun ke10 10,000,000,000 20,369,884,702 17,283,427,663
catatan
*) Jika opsi pengembalian diambil pada tahun ke 10 dipilih maka total pengembalian investasi
Sebesar Rp.20369884702. dibanding akumulasi jika deposito dengan bunga 6%
sebesar Rp. 17283427663.

8
ESTIMASI PENGEMBALIAN INVESTASI OPSI-2
DAN PERBANDINGAN DENGAN INVESTASI DALAM BENTUK DEPOSITO

Perbandingan
Pembagian Akumulasi investasi
Tahun Net Profit Keuntungan keuntungan deposito dg
Operasi Tahun dibagi per Tahun diterima bunga 6%

-2 2012 10,000,000,000
-1 2013 10,510,000,000
1 2014 9,912,963,665 10.0% 991,296,367 991,296,367 11,046,010,000
2 2015 11,474,232,198 10.0% 1,147,423,220 2,138,719,586 11,609,356,510
3 2016 12,994,762,891 10.0% 1,299,476,289 3,438,195,875 12,201,433,692
4 2017 14,998,987,441 10.0% 1,499,898,744 4,938,094,620 12,823,706,810
5 2018 17,750,497,339 10.0% 1,775,049,734 6,713,144,353 13,477,715,858
6 2019 20,730,907,709 10.0% 2,073,090,771 8,786,235,124 14,165,079,366
7 2020 20,788,315,545 10.0% 2,078,831,555 10,865,066,679 14,887,498,414
8 2021 21,107,032,833 10.0% 2,110,703,283 12,975,769,962 15,646,760,833
9 2022 21,401,129,463 10.0% 2,140,112,946 15,115,882,908 16,444,745,636
10*) 2023 21,672,582,622 10.0% 2,167,258,262 17,283,141,171 17,283,427,663
11 2024 24,544,021,651 10.0% 2,454,402,165 19,737,543,336 18,164,882,474
12 2025 24,775,557,628 10.0% 2,477,555,763 22,215,099,099 19,091,291,480
13 2026 24,989,519,722 10.0% 2,498,951,972 24,714,051,071 20,064,947,346
14 2027 25,187,332,823 10.0% 2,518,733,282 27,232,784,353 21,088,259,660
15 2028 25,370,308,210 10.0% 2,537,030,821 29,769,815,174 22,163,760,903
16 2029 25,539,652,647 10.0% 2,553,965,265 32,323,780,439 23,294,112,709
17 2030 25,696,476,752 10.0% 2,569,647,675 34,893,428,114 24,482,112,457
18 2031 25,841,802,695 10.0% 2,584,180,270 37,477,608,383 25,730,700,192
19 2032 25,976,571,285 10.0% 2,597,657,129 40,075,265,512 27,042,965,902
20 2033 26,101,648,485 10.0% 2,610,164,849 42,685,430,360 28,422,157,163
21 2034 26,217,831,407 10.0% 2,621,783,141 45,307,213,501 29,871,687,178
22 2035 26,325,853,832 10.0% 2,632,585,383 47,939,798,884 31,395,143,225
23 2036 26,426,391,283 10.0% 2,642,639,128 50,582,438,013 32,996,295,529
24 2037 26,520,065,693 10.0% 2,652,006,569 53,234,444,582 34,679,106,601
25 2038 26,607,449,705 10.0% 2,660,744,971 55,895,189,552 36,447,741,038

Anda mungkin juga menyukai