• PLN memproduksi 76% dari total produksi listrik nasional, sisanya oleh perusahaan listrik swasta
• PLN memiliki 83-85% dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional
• Kebutuhan listrik di Jawa Bali mencapai 76% dari kebutuhan listrik nasional
• Rasio elektrifikasi nasional saat ini mencapai 66%
• Jumlah pelanggan PLN mencapai 39,1 juta pelanggan, dimana 83,5% diantaranya pelanggan
dengan kapasitas daya sampai dengan 900 VA
• Proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara 10.000 MW Tahap I
diharapkan dapat diselesaikan dan siap beroperasi mulai tahun 2009 hingga 2011; sementara
proyek 10.000 MW Tahap II direncanakan akan dimulai tendernya pada bulan September tahun ini
• Tahun ini, tiga PLTU dalam proyek 10.000 MW Tahap I akan beroperasi yaitu PLTU Labuan (2x315
MW), PLTU Rembang (2x315 MW) dan satu dari tiga unit PLTU Indramayu (3x330 MW)
• Kebutuhan batubara untuk PLTU pada beberapa tahun mendatang diperkirakan akan mencapai
sekitar 70-80 juta ton per tahun
Sesuai dengan UU No. 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, usaha penyediaan tenaga listrik di
Indonesia dilakukan oleh Negara dan diselenggarakan oleh badan usaha milik negara. Dalam
pelaksanaannya, penyediaan umum tenaga listrik di Indonesia dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan sesuai Peraturan Pemerintah No.
17 tahun 1990.
Untuk meningkatkan kemampuan negara dalam hal penyediaan tenaga listrik, maka dapat diberikan
Izin Usaha Ketenagalistrikan kepada perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer/IPP)
untuk melakukan produksi listrik dan menjualnya kepada PLN sebagai satu-satunya pihak yang
melakukan penjualan listrik kepada masyarakat umum melalui jalur transmisi dan distribusinya. Selain
IPP, produksi listrik juga bisa dilakukan oleh perusahaan swasta untuk keperluannya sendiri.
Kebutuhan listrik Indonesia tumbuh secara rata-rata sebesar 7,4% per tahun selama periode 2003-
2008, dengan porsi Jawa-Bali mencapai 76% dari total kebutuhan listrik sebesar 129 TWh (terra watt
hour) pada tahun 2008.
Kebutuhan Listrik Indonesia 2003-2008 (TWh)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 Porsi 03-08 pa
Jawa-Bali 70.5 78.0 83.3 86.9 93.2 98.2 76.1% 6.9%
Luar Jawa-Bali 19.9 22.0 23.7 25.7 27.9 30.8 23.9% 9.1%
Indonesia 90.4 100.1 107.0 112.6 121.2 129.0 100.0% 7.4%
Sumber: PLN, 2009
Kapasitas terpasang produksi listrik nasional adalah sebesar 29.885 MW (mega watt) pada tahun
2008, dan diperkirakan akan naik menjadi 33.352 MW pada tahun ini. Sekitar 83% dari kapasitas
terpasang tersebut dimiliki oleh PLN dan anak perusahaannya, 13% dimiliki oleh perusahaan listrik
swasta (Independent Power Producer/IPP), dan sisanya adalah pembangkit untuk keperluan sendiri
perusahaan-perusahaan tertentu (Private Power Utility/PPU).
Produksi listrik PLN mencapai 76% dari total produksi listrik nasional, sementara 24% sisanya adalah
dari IPP. Pertumbuhan produksi listrik nasional selama periode empat tahun terakhir 2004-2008
hanya mencapai rata-rata 3,4% per tahun. Total produksi listrik pada tahun 2009 diperkirakan akan
mencapai 156,9 TWh, atau naik 11,5% dari produksi tahun lalu. Proyeksi kenaikan yang cukup besar
ini kemungkinan mencerminkan perkiraan tambahan produksi dari proyek percepatan pembangunan
PLTU berbahan bakar batubara 10.000 MW, yang sebagian akan diselesaikan mulai akhir tahun ini.
Rasio Elektrifikasi, yang mencerminkan porsi jumlah Kepala Keluarga (KK) yang sudah menikmati
listrik dari total jumlah KK di Indonesia, cenderung meningkat dari 53,4% pada 2004 menjadi 66%
pada akhir 2008. Rasio ini diperkirakan akan relatif stagnan pada tahun ini, yaitu sebesar 66,3%.
Perkembangan Ketenagalistrikan
2004 2005 2006 2007 2008 2009*
1. Rasio Elektrifikasi (%) 53.38 62.09 63.00 64.34 66.00 66.30
2. Kapasitas Terpasang (MW) 25,047 26,091 28,422 29,705 29,885 33,352
a. PLN 21,302 22,346 24,675 24,925 24,925 28,041
b. IPP (Independent Power Producer) 3,222 3,222 3,222 3,984 4,044 4,244
c. PPU (Private Power Utility) 523 523 526 796 916 1,066
3. Produksi Listrik (GWh)
a. Produksi PLN 96,191 101,282 104,469 105,988 107,529 n/a
b. Produksi IPP 27,132 29,193 31,444 32,351 33,285 n/a
c. Total Produksi 123,323 130,475 135,913 138,339 140,809 156,957
Sumber: Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2008
* Target
Harga jual listrik di Indonesia didasarkan kepada Tarif Dasar Listrik yang ditetapkan pemerintah
berdasarkan golongan pemakai dan golongan batas daya. Tarif Dasar Listrik yang berlaku saat ini
masih mengacu kepada Tarif Dasar Listrik tahun 2003, yang ditetapkan berdasarkan Keputusan
Presiden RI (Keppres) No. 89 Tahun 2002 dan diperbarui dengan Keppres No. 104 Tahun 2003.
Dalam rangka menjaga ketersediaan listrik bagi industri, komersial dan pelayanan masyarakat serta
menjamin terlaksananya investasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana penyediaan tenaga listrik
maka Tarif Dasar Listrik yang ditetapkan pemerintah nilainya lebih rendah dari Biaya Pokok
Penyediaan (BPP) tenaga listrik, karena itu maka setiap tahun pemerintah harus menyediakan
anggaran untuk subsidi listrik.
Subsidi listrik ini nilainya sebesar Rp42,5 triliun untuk tahun 2009, sementara untuk subsidi listrik
tahun 2010 diproyeksikan akan berada di kisaran Rp41-48 triliun. Proyeksi subsidi listrik tahun 2010
yang telah disepakati oleh PLN dan Komisi VII DPR ini antara lain menggunakan asumsi harga
minyak mentah Indonesia (ICP) USD50-70/barel, nilai tukar rupiah Rp10.000 per USD, pertumbuhan
penjualan tenaga listrik sebesar 6 persen, dan volume penjualan tenaga listrik 144,52 TWh (naik dari
tahun 2009 yang diperkirakan 136 TWh).
PLN diberi kuasa oleh Pemerintah Indonesia sebagai satu-satunya penyedia listrik untuk umum
melalui monopoli terhadap aset-aset Transmisi dan Distribusi listrik di seluruh Indonesia. Kapasitas
pembangkit listrik PLN adalah sekitar 25,6 GW pada 31 Desember 2008, atau sekitar 85% dari
kapasitas pembangkit listrik nasional.
PLN dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia, disupervisi oleh Kementerian BUMN, diatur oleh
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, serta dimonitor oleh Departemen Keuangan.
Jumlah pelanggan PLN hingga April 2009 adalah sebanyak 39.122.455 pelanggan, sementara pada
tahun 2008 total pelanggan PLN sekitar 38.622.376 pelanggan. Sekitar 83,5% dari jumlah pelanggan
PLN adalah pelanggan dengan kapasitas daya sampai dengan 900 VA.
Jumlah pelanggan PLN
Kapasitas Jumlah pelanggan
Daya 2008 April 2009 Porsi
450 VA 19,956,619 20,109,907 51.4%
900 VA 12,373,104 12,568,118 32.1%
>900 VA 6,292,653 6,444,420 16.5%
Total 38,622,376 39,122,445 100.0%
Berdasarkan data historis kinerja operasional PLN periode 2003-2007, pertumbuhan penjualan listrik
tercatat sebesar rata-rata 7,6% per tahun, sementara pertumbuhan kapasitas terpasang pembangkit
listrik PLN hanya 4,4% per tahun. Pertumbuhan permintaan listrik yang lebih cepat dari pertumbuhan
kapasitas pembangkitan PLN tersebut sebagian dipenuhi melalui pembelian listrik dari perusahaan
listrik swasta, dimana pertumbuhan pembelian listrik ini tercatat 11% per tahun pada periode tersebut.
Berdasarkan segmen usaha, segmen Rumah Tangga dan Industri memiliki porsi kurang lebih sama
dari total penjualan listrik PLN, yaitu sekitar 35% dari total (data tahun 2008). Porsi penjualan listrik
berdasarkan daya (GWh) juga kurang lebih sama untuk Rumah Tangga dan Industri, yaitu sekitar 38-
39% dari total (data tahun 2007).
Berdasarkan jenis pembangkit listrik (data tahun 2007), kapasitas pembangkit terbesar yang dimiliki
PLN adalah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), yaitu sebesar 8.534 MW atau 33,8% dari total.
Jenis pembangkit terbesar kedua adalah PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap), yaitu
sebesar 7.021 MW atau 27,8% dari total.
Bauran energi (energy mix) PLN pada tahun 2008 didominasi oleh Batubara (41%) dan BBM (28,4%).
Pembangkit PLN sebagian besar berbasis BBM; karena itu, sejalan dengan kenaikan harga minyak
mentah dunia, biaya bahan bakar per KWh semakin meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.
Karena biaya bahan bakar per KWh untuk batubara jauh lebih rendah dibanding BBM, maka PLN
berencana untuk menggunakan lebih banyak batubara sebagai bahan bakar untuk pembangkitan
listrik, yang antara lain diimplementasikan dalam program percepatan pembangunan pembangkit
listrik bertenaga batubara 10.000 MW.
2,500 2 ,3 56
Panas Bumi
Gas Alam 5.6%
2,000
17.3%
1,4 6 2 1,510 Batubara
1,500
41.0%
1,000
757
490
500
243 249 266
112
19 6
13 0 16 7 2 3 4 174 2 2 7
BBM
- 28.4% Air
2004 2005 2006 2007 2008
7.8%
Selain PLTU batubara milik PLN (induk perusahaan) sendiri, dua anak perusahaan PLN yang
bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik, yaitu PT Indonesia Power (IP) dan PT Pembangkitan
Jawa Bali (PJB) juga memiliki PLTU batubara, yaitu PLTU batubara Suralaya, Banten (milik IP) yang
berkapasitas 3.400 MW dan PLTU batubara Paiton, Jatim (milik PJB) yang berkapasitas 800 MW.
Jenis pembangkit milik IP sebagian besar merupakan PLTU, baik yang berbahan bakar BBM maupun
batubara, sementara pembangkit milik PJB lebih terdiversifikasi atas berbagai jenis sumber energi,
dengan penggunaan tenaga Gas dan Air yang cukup signifikan.
Dalam upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga listrik yang semakin besar dalam tahun-tahun
terakhir serta untuk mengurangi beban subsidi BBM untuk pengadaan listrik, maka melalui Peraturan
Presiden RI (Perpres) No. 71 Tahun 2006, pemerintah menugaskan PLN sebagai pelaksana proyek
percepatan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batu bara 10.000 MW.
Untuk memfasilitasi pendanaan dalam rangka penugasan tersebut, pemerintah melalui Perpres No.
91 Tahun 2007 juga memberikan jaminan penuh terhadap pembayaran kewajiban PLN kepada
kreditor dalam proyek ini. Pendanaan untuk proyek ini berasal dari penerbitan Obligasi Global (15%
dari biaya engineering, procurement & construction/EPC) dan pinjaman bank (85% dari biaya EPC).
Tahap pertama proyek ini adalah berupa pembangunan 10 PLTU di Jawa dan 25 PLTU di luar Jawa-
Bali berbahan bakar batubara kalori rendah yang cadangannya banyak tersedia di Indonesia. Proyek
ini diharapkan dapat diselesaikan dan siap beroperasi mulai tahun 2009 hingga 2011. Untuk tahun
2009 ini, direncanakan tiga buah PLTU akan siap beroperasi yaitu PLTU Labuan (2x315 MW), PLTU
Rembang (2x315 MW) dan satu dari tiga unit PLTU Indramayu (3x330 MW).
Perkembangan terakhir berdasarkan laporan yang disampaikan kepada Menteri ESDM per tanggal 8
Mei 2009 menyebutkan bahwa 10 proyek di Jawa telah memasuki tahap kontrak dan konstruksi,
dengan total kontrak mencapai Rp17,28 triliun dan USD4,97 miliar. Sementara itu untuk Luar Jawa,
sebanyak 22 proyek telah ditandatangani kontraknya senilai Rp7,93 triliun dan USD1,16 miliar.
PLN telah menyiapkan 78 lokasi proyek pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap kedua dengan
total daya 9.706 MW. Proyek pertama yang akan ditenderkan kemungkinan adalah PLTGU Muara
Tawar Add-On 1.200 Mega Watt (MW) dan PLTA Upper Cisokan 1.000 MW. Proyek PLTGU Muara
Tawar Add-On akan didanai Japan Bank for International Cooperation (JBIC), sedang pembiayaan
PLTA Upper Cisokan berasal dari Bank Dunia. PLN akan melakukan tender konstruksi (engineering,
procurement, and construction/ EPC) karena kedua proyek tersebut dibangun oleh PLN sendiri.
Selain kedua proyek tersebut, proyek 10.000 MW tahap kedua lainnya yang sudah mendapatkan
komitmen pendanaan dan akan dikerjakan PLN antara lain PLTU Parit Baru 100 MW dari pinjaman
China, PLTU Muara Jawa 200 MW dari BPD Kaltim, PLTA Asahan III 174 MW dari JBIC, PLTP
Ulumbu 10 MW dari ADB, PLTP Lahenong IV 20 MW dari ADB, dan Ulubelu 110 MW dari JBIC.
Sebagian besar proyek 10.000 MW tahap kedua berlokasi di Pulau Jawa dengan daya 5.685 MW dan
luar Jawa 4.021 MW. Sedang berdasarkan jenis, proyek PLTU mencakup daya sebesar 4.196 MW,
selanjutnya panas bumi 2.896 MW, gas 1.440 MW, dan air 1.174 MW.
III. POTENSI PENDAPATAN BANK GARANSI DARI PASOKAN BATUBARA UNTUK PLTU
Menurut Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral Bambang Setiawan, kebutuhan batubara untuk pembangkit pada tahun 2009 ini adalah
sebesar 41,4 juta ton. Sementara itu, Direktur Utama PLN Fahmi Mohtar mengatakan bahwa
kebutuhan batubara PLN adalah sebesar 23,49 juta ton tahun 2009 dan 31,7 juta ton tahun 2010.
Berdasarkan data yang bisa kami peroleh mengenai kapasitas PLTU batubara di Indonesia, diluar
dari PLTU Batubara milik PLN sendiri (data tidak tersedia/tidak lengkap) dan pembangkit milik swasta
untuk keperluan sendiri, kami membuat perkiraan kebutuhan batubara per tahun berdasarkan asumsi
pemakaian batubara sebesar 3 juta ton per tahun per 1.000 MW kapasitas PLTU.
Perkiraan ini dibuat dengan memasukkan juga kebutuhan batubara dari proyek percepatan
pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW Tahap I dan II serta IPP yang belum beroperasi. Pada
kenyataannya, hanya 3 dari 33 proyek 10.000 MW Tahap I yang baru akan mulai beroperasi pada
akhir tahun ini, sementara sisanya baru akan selesai dibangun pada tahun 2010 dan 2011.
Sementara itu, proyek 10.000 MW Tahap II baru direncanakan akan dimulai tendernya pada bulan
September 2009, dengan waktu pembangunan sekitar 3 tahun.
Berdasarkan asumsi dan kondisi tersebut diatas, kebutuhan batubara untuk PLTU pada beberapa
tahun mendatang diperkirakan akan mencapai sekitar 70-80 juta ton per tahun.
PLN telah dua kali melakukan tender pengadaan batubara untuk Proyek Pembangkit Listrik 10.000
MW Tahap I, yaitu yang pertama sebanyak 15,2 juta ton (sudah kontrak) dan kedua 13,2 juta ton
(akan kontrak). PLN juga segera akan membuka tender batubara ketiga untuk proyek 10.000 MW
Tahap I ini sebanyak 3,26 juta ton, yang tahap prakualifikasinya dilakukan bulan Juli 2009. Total
kebutuhan batubara untuk proyek 10.000 MW Tahap I diperkirakan sebanyak 31,9 juta ton.
Kebutuhan batubara nasional selama 2009 diperkirakan mencapai 35 juta ton, termasuk penambahan
kebutuhan 4 juta ton untuk pasokan batubara 10.000 MW yang sudah beroperasi. Sementara itu,
target produksi batubara nasional tahun 2009 mencapai 250 juta ton.
Saat ini ada dua debitur Commercial BII yang telah mendapatkan tender pasokan batubara untuk
proyek pembangkit listrik 10.000 MW Tahap I yaitu Dwi Guna Laksana dan Oktasan Baruna Persada,
masing-masing sebesar 3 juta ton per tahun. Selain kedua debitur tersebut, ada satu calon debitur
yang mendapatkan tender sebesar 4,37 juta ton per tahun yaitu Hanson Energy. Dari ketiga debitur
tersebut, tender pengadaan batubara yang berpotensi dibiayai sebesar 10,37 juta ton per tahun.
Asumsi Illustrasi:
• Perolehan tender pengadaan batubara dari tiga debitur sebesar total 10,37 juta ton per tahun
• Harga rata-rata batubara Rp320.000 per ton atau USD32 per ton (Rp10.000 per USD)
• Nilai Bank Garansi sebesar 5% dari nilai pengadaan
• Fee Bank Garansi sebesar 2,5% dari nilai Bank Garansi
Jumlah debitur kredit Komersial BII dalam industri batubara per Juni 2009 adalah sejumlah 51 debitur.
Berdasarkan segmen bisnis batubara, sebanyak 13 debitur bergerak dalam penambangan dan
perdagangan batubara, 22 debitur dalam penyewaan alat berat dan pengangkutan darat, sisanya 16
debitur bergerak dalam bidang pengapalan (shipping) batubara.
Total Plafond untuk debitur batubara per Juni 2009 adalah sebesar Rp1,1 triliun dengan total baki
debet Rp968 miliar, atau mewakili 10,3% dari total baki debet kredit Komersial BII. Sebagian besar
baki debet (51%) dikucurkan untuk debitur dalam segmen usaha pengapalan batubara.
Kredit Komersial BII di Industri Batubara - Juni 2009 (Rp miliar)
Coal Business Segment # Debitur Plafond O/S % O/S
Mining & trading 13 312.77 285.39 29%
Heavy equipment & land transport 22 202.66 191.24 20%
Shipping 16 590.63 491.31 51%
Total 51 1,106.06 967.94 100%
Sepuluh debitur komersial BII terbesar dalam industri batubara mewakili 57% dari total debitur
komersial BII dalam industri batubara. Kecuali satu debitur dari CBC Surabaya, 9 debitur terbesar
lainnya adalah debitur dari CBC di Jakarta dan sekitarnya. Dominasi segmen usaha pengapalan
batubara juga terlihat dalam daftar 10 besar debitur tersebut.
Kredit Komersial BII di Industri Batubara - Juni 2009 (Rp miliar)
No Debitur Plafond O/S CBC Jenis Usaha
1 TONGGAK YAKIN MULIA 102.59 102.59 Juanda Coal shipping
2 TRISNA SAMUDRA PERDANA 66.56 66.76 Ekajiwa Tongkang batubara
3 DWI GUNA LAKSANA 62.40 61.55 Thamrin Pertambangan (KP) dan Trading batubara
4 NATUNA ENERGI INDONESIA 59.25 58.22 Ekajiwa Trading Batubara
5 NIAGA SAPTA SAMUDRA 54.32 54.32 Juanda Coal shipping
6 TRANS PACIFIC JAYA PT 66.95 50.44 Thamrin Transportasi Laut Coal, Pulp dan other mining product
7 OKTASAN BARUNA PERSADA 54.79 45.71 Ekajiwa Trading Batubara
8 RISNA KARYA WARDHANA CV 50.00 41.57 Ekajiwa Trading Batubara
9 CAKRAWALA PUTRA BERSAMA 37.55 37.37 Surabaya Persewaan alat berat untuk batubara
10 GENTA MULTI PERDANA PT 32.90 32.90 Thamrin Coal shipping
Subtotal Top 10 Batubara 587.31 551.43
% dari Total Cluster Batubara 53% 57%
LAMPIRAN
Labuan, Banten 630 PT Kasih Industri Indonesia & PT Senamas Energindo Mulia 950,000
PT Baramutiara Prima 570,000
PT Titan Mining Energy 285,000
PT Arutmin Indonesia & PT Darma Henwa 95,000
Indramayu, Jabar 990 PT Kasih Industri Indonesia & PT Senamas Energindo Mulia 1,430,000
PT Arutmin Indonesia & PT Darma Henwa 1,430,000
Paiton Baru, Jatim 660 PT Arutmin Indonesia & PT Darma Henwa 1,260,000
Penyedia dan Pengembang Tenaga Listrik Swasta (IPP) - per 31 Maret 2009
Status: Belum Beroperasi (Dalam Tahap Pengembangan)
Kapasitas Jangka
No. Perusahaan Proyek/Lokasi Bahan bakar AF* (%)
(MW) waktu
1 PT Paiton Energy Paiton Ekspansi, Jatim Batubara 800 85 2012-2042
2 PT Cirebon Electric Power Cirebon, Jabar Batubara 600 80 2011-2041
3 PT General Energy Bali Celukan Bawang, Bali Batubara 380 85 2011-2041
4 Sarulla Operations Ltd Sarulla, Sumut Panas bumi 330 80 2011-2041
5 PT Ranyza Energi Kuala Tanjung, Sumut Batubara 225 84 2010-2040
6 PT Priamanaya Power Energi Baturaja, Sumsel Batubara 225 80 2011-2041
7 PT Bukit Pembangkit Innovative Banjarsari, Sumsel Batubara 200 80 2010-2040
8 PT Bosowa Energy Jeneponto, Sulsel Batubara 200 80 2011-2041
9 PT Poso Energy Poso, Sulteng Tenaga Air 195 720 2010-2040
GWh/thn
10 PT Bajradaya Sentranusa Asahan 1, Sumut Tenaga Air 180 75 2010-2040
11 PT Geo Dipa Energi Patuha, Jabar Panas bumi 180 85 2004-2046
12 PT Magma Nusantara Ltd Wayang Windu 2, Jabar Panas bumi 110 90 2008-2029
13 PT TJK Power Pulau Batam Batubara 110 85 2009-2038
14 PT Equator Manunggal Power Pontianak, Kalbar Batubara 50 80 2010-2035
15 PT Indo Ridlatama Power Samboja, Kaltim Batubara 50 80 2010-2040
16 PT Cahaya Fajar Embalut, Kaltim Batubara 50 72 2008-2038
Lainnya 267 65-95 2008-2035
Total 4,152
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PLN, Triwulan I - 2009
* AF = Faktor Pemasokan Tenaga yang harus diserap Perusahaan