Anda di halaman 1dari 16

- 481 -

LAMPIRAN C.14
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI PAPUA

C14.1 Kondisi kelistrikan saat ini


Provinsi Papua terdiri dari 36 Kabupaten dan 1 Kotamadya, dengan sebaran lokasi
ibukotanya saling berjauhan. Pasokan listriknya menggunakan sistem 20 kV dan
masih isolated, sebagian lagi menggunakan jaringan tegangan rendah 220 Volt
langsung ke beban. Selain itu, masih terdapat beberapa ibukota Kabupaten yang
belum mendapatkan layanan listrik dari PLN. Sistem kelistrikan isolated yang
berbeban diatas 1 MW ada 9 sistem yaitu Sistem Jayapura, Genyem, Wamena,
Timika, Merauke, Nabire, Serui, Biak dan Sarmi. Selain itu, terdapat sistem kelistrikan
isolated dengan beban puncak kurang dari 1 MW merupakan listrik perdesaan
tersebar di 53 lokasi.
Rasio jumlah pelanggan rumah tangga berlistrik PLN pada tahun 2015 untuk Provinsi
Papua masih sangat rendah, yaitu 39,66 %.Beban puncak seluruh sistem kelistrikan
(non coincident) di Provinsi Papua sekitar 145.9 MW dan dipasok dari pembangkit-
pembangkit jenis PLTD, PLTS dan PLTM. Energi listrik disalurkan melalui jaringan
tegangan menengah (JTM) 20 kV dan jaringan tegangan rendah (JTR) 400/231 Volt.
Sistem kelistrikan Jayapura merupakan sistem terbesar di antara kesembilan sistem
kelistrikan di Provinsi Papua sebagaimana diberikan dalam Tabel C14.1.
Peta sistem kelistrikan di Provinsi Papua seperti pada Gambar C14.1.

Gambar C14.1 Peta Sistem Kelistrikan Provinsi Papua

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Papua
posisi sampai dengan September 2015 diberikan padaTabel C14.1.
Tabel C14.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang
- 482 -

Kapasitas Beban
Jenis Bahan Daya Mampu
No Sistem Jenis Pemilik Terpasang Puncak
Bakar (MW)
(MW) (MW)
1 Jayapura PLTD BBM PLN 100.5 66.1 69.0
2 Genyem PLTD BBM PLN 14.7 1.9 1.2
3 Wamena PLTD, PLTM BBM PLN 7.3 3.6 4.5
4 Timika PLTD BBM PLN 28.8 19.8 18.9
5 Biak PLTD BBM PLN 21.0 12.5 10.7
6 Serui PLTD BBM PLN 8.4 5.6 4.5
7 Merauke PLTD BBM PLN 17.7 17.5 16.4
8 Nabire PLTD BBM PLN 34.5 15.6 13.4
9 Lisdes Tersebar PLTD, PLTS BBM/Surya PLN 13.9 10.0 7.3
TOTAL 246.9 152.4 145.9

C14.2 Proyeksi KebutuhanTenaga Listrik

Kondisi ekonomi Provinsi Papua dalam lima tahun terakhir tumbuh agar rendah
dibanding sebelumnya yaitu rata-rata 5,34% per tahun. Sektor pertambangan dan
penggalian, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa lainnya
mempunyai kontribusi yang dominan. Kondisi ekonomi yang cukup baik ini akan
berdampak pada tingginya konsumsi listrik di Provinsi Provinsi Papua .
Pelanggan PLN masih didominasi oleh kelompok rumah tangga dengan konsumsi
sekitar 56% terhadap total penjualan listrik pertahunnya. Mengingat kondisi pasokan
listrik yang terbatas dan geografi yang cukup sulit sehingga saat ini kebutuhan energi
listrik belum seluruhnya dapat dipenuhi.
Memperhatikan data penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan potensi pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah
penduduk dan peningkatan rasio rasio jumlah rumah tangga berlistrik PLN, maka
proyeksi kebutuhan listrik 20162025 diperlihatkan pada Tabel C14.2.
Tabel C14.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Pertumbuhan Beban
Penjualan Produksi
Tahun Ekonomi Puncak Pelanggan
(GWh) (GWh)
(%) (MW)
2016 7.07 839 941 140 409,163
2017 7.61 948 1,063 158 459,950
2018 8.04 1,044 1,171 174 512,407
2019 8.57 1,147 1,286 190 566,598
2020 6.86 1,257 1,410 208 621,931
2021 6.86 1,369 1,534 226 678,404
2022 6.86 1,493 1,673 246 736,227
2023 6.86 1,614 1,809 266 795,354
2024 6.86 1,739 1,949 286 855,763
2025 6.86 1,875 2,101 308 917,403
Pertumbuhan (%) 7.24 9.4% 9.3% 9.2% 9.4%
- 483 -

C14.2 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi di
Provinsi Papua dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi
primer setempat serta sebaran penduduknya, adalah sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi primer di Provinsi Papua yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
tenaga listrik terbatas pada sumber-sumber potensi tenaga air, namun kapasitasnya
sangat besar dengan lokasi yang cukup jauh dari pusat beban. Berdasarkan hasil
survei dan studi yang dilakukan oleh PLN Proyek Induk Sarana Fisik dan Penunjang,
PLN Enjiniring dan PT Gama Epsilon selama periode 1996-2009, potensi tenaga air
di Provinsi Papua yang terdata adalah sekitar 11.000 MW tersebar di 15 lokasi. Dari
potensi-potensi tersebut yang sudah dilakukan studi kelayakan dan desain rinci
adalah sebesar 26,6 MW, yaitu di Walesi, Kalibumi, Mariarotu dan Sanoba.
Selain potensi tersebut, juga terdapat potensi PLTA di Jayapura dengan kapasitas
sekitar 20 MW, memanfaatkan aliran sungai yang berasal dari Danau Sentani.
Kurang maksimalnya pengembangan potensi tenaga air di provinsi Papua disebabkan
oleh karena lokasi sumber energi berada jauh dari pusat beban, sehingga belum layak
untuk dikembangkan secara besar-besaran.
Pengembangan Pembangkit
Seperti halnya didaerah lain, kondisi sistem kelistrikan di ibukota provinsi yaitu di
Jayapura masih belum tercukupi dengan baik dan masih menggunakan PLTD HSD
sebagai sumber utamanya. Proyek PLTU Holtekamp dan PLTA Genyem serta
transmisi 70 kV terkait dalam tahan penyelesaian dan diharapkan tahun 2016 sudah
beroperasi.
Beban di sistem ini tumbuh cukup tinggi, sedangkan proyek pembangkit baru belum
ada yang berjalan sehingga diperkirakan hingga tiga tahun kedepan kondisi sistem
masih akan defisit.
Untuk mengatasi kondisi jangka pendek tersebut, di sistem Jayapura akan dibangun
mobile power plant (MPP) kapasitas 50 MW dual fuel (gas dan HSD) dan diharapkan
pada tahun 2017 sudah bisa beroperasi.
Selain itu, untuk memberikan kepastian pasokan listrik dimasa depan terutama di
ibukota Kabupaten yaitu Timika, Serui, Nabire, Biak dan Merauke, akan dibangun
beberapa PLTMG dual fuel (gas dan HSD) di beberapa sistem 20 kV lokasi tersebar
menggantikan rencana PLTU skala kecil.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan beban periode 2016 2025, direncanakan
tambahan kapasitas pembangkit sekitar 632 MW dengan perincian seperti ditampilkan
pada Tabel C14.3. Selain itu terdapat potensi PLTS dan PLTM yang diharapkan dapat
dikembangkan oleh swasta yaitu PLTM Rendani 2x0,65 MW di Kabupaten Yapen,
PLTM Serambokan 118 kW di distrik Okaom di Kabupaten Pegunungan Bintang yang
saat ini dalam tahap studi kelayakan.
- 484 -

Tabel C14.3 Pengembangan Pembangkit

ASUMSI KAPASITAS
NO PROYEK JENIS COD Status
PENGEMBANG (MW)

1 Jayapura (FTP1) PLTU PLN 2x10 2016 Konstruksi


2 Serui PLTMG PLN 10 2017 Pengadaan
3 MPP Timika PLTG/MG PLN 10 2017 Pengadaan
4 Biak PLTMG PLN 15 2017 Pengadaan
5 Merauke PLTMG PLN 20 2017 Pengadaan
6 MPP Jayapura PLTG/MG PLN 50 2017 Pengadaan
7 MPP Nabire PLTG/MG PLN 20 2017 Pengadaan
8 Timika PLTMG PLN 40 2018 Rencana
9 Amai PLTM PLN 0.7 2018 Rencana
10 Jayapura Peaker PLTMG PLN 40 2018 Rencana
18 Merauke 2 PLTMG PLN 20 2018 Rencana
11 Timika PLTU PLN 4x7 2018/19 Konstruksi
12 Mariarotu I PLTM PLN 1.3 2019 Rencana
13 Kalibumi I PLTM PLN 2.6 2019 Rencana
14 Serui 2 PLTMG PLN 10 2019 Rencana
15 Mariarotu II PLTM PLN 1.3 2019 Rencana
16 Sarmi PLTMG PLN 5 2019 Rencana
17 Biak 2 PLTMG PLN 20 2019 Rencana
18 Nabire 2 PLTMG PLN 20 2019 Rencana
19 Digoel PLTM PLN 3 2019 Rencana
20 Walesi Blok II PLTM PLN 6x1 2019 Rencana
21 Jayapura 2 PLTU PLN 2x50 2020/21 Rencana
22 Orya 2 PLTA PLN 14 2023 Rencana
23 Baliem PLTA PLN 50 2023-2025 Rencana
24 Tersebar PLTS Swasta 20 2017-2019 Rencana
25 Tersebar PLTBM Swasta 10 2018 Rencana
26 Nabire - Kalibobo PLTU Swasta 2x7 2019 Committed
27 Tersebar PLTSa Swasta 1 2024 Rencana
28 Tersebar PLTA Swasta 20 2025 Rencana
29 Nabire 3 PLTMG Unallocated 10 2024 Rencana
30 Jayapura 1 (Load Follower) PLTMG Unallocated 50 2025 Rencana
JUMLAH 632

Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel C14.3, di Provinsi Papua akan dibangun PLTA
Baliem secara bertahap. PLTA ini dimaksudkan untuk mempercepat pemerataan
tersedianya pasokan listrik yang cukup, khususnya di sekitar Wamena. Listrik yang
dibangkitkan akan disalurkan ke tujuh ibukota Kabupaten di sekitar Wamena
menggunakan transmisi 150 kV.
Khusus untuk kelistrikan di daerah isolated yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga, mengingat peranannya yang sangat strategis bagi keutuhan NKRI, telah
diselesaikan pembangunan PLTD untuk menjamin kepastian kecukupan pasokan
listrik didaerah perbatasan.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Transmisi
Seiring dengan pengembangan PLTA yang berlokasi jauh dari pusat beban dan
pengembangan PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi, direncanakan
akan dibangun transmisi 70 kV sepanjang 244 kms dan transmisi 150 kV sepanjang
782 kms untuk menyalurkan energi listrik kepusat beban.
- 485 -

Berkenaan dengan rencana pembangunan pembangkit Jayapura Peaker dan MPP


Jayapura dimana keduanya akan dibangun disebelah PLTU Holtekamp, maka
transmisi 70 kV Holtekamp GI Jayapura (Skyland) sedang dinaikkan menjadi
tegangan 150 kV termasuk gardu induk dan IBT yang terkait. Dana investasi yang
dibutuhkan untuk membangun transmisi tersebut sekitar US$ 136 juta, seperti
ditampilkan dalam Tabel C14.4.
Tabel C14.4 Pembangunan SUTT 70 kV dan 150 kV

STATUS
No. DARI KE TEGANGAN KONDUKTOR KMS COD
PROYEK

1 PLTU Holtekamp GI Jayapura (Skyland) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 44 2016 Konstruksi


2 GI Jayapura (Skyland) GI Sentani/Waena 70 kV 2 cct, 1 HAWK 40 2016 Konstruksi
3 PLTA Genyem GI Sentani/Waena 70 kV 2 cct, 1 HAWK 160 2016 Konstruksi
4 Jayapura/Skyland Sentani/Waena 150 kV uprate ke tegangan 150 kV 40 2017 Rencana
5 PLTU Timika GI Timika 150 kV 2 cct, 1 HAWK 60 2018 Rencana
6 GI Jayapura (Skyland) GI Angkasa 150 kV 2 cct, ACSR 2 x 240 mm2 20 2019 Rencana
7 PLTU Holtekamp GI Waena/Sentani 150 kV 2 cct, 2xZebra 60 2019 Rencana
8 PLTU Holtekamp Keerom 150 kV 2 cct, 1xZebra 40 2020 Rencana
9 PLTA Baliem GI Wamena 150 kV 2 cct, ACSR 2 x 240 mm2 50 2023 Rencana
10 GI Wamena GI Elelim 150 kV 2 cct, ACSR 1 x 240 mm2 122 2023 Rencana
11 GI Wamena GI Karubaga 150 kV 2 cct, ACSR 1 x 240 mm2 140 2023 Rencana
12 GI Karubaga GI Mulia 150 kV 2 cct, ACSR 1 x 240 mm2 120 2023 Rencana
13 GI Mulia GI Ilaga 150 kV 2 cct, ACSR 1 x 240 mm2 80 2023 Rencana
14 PLTA Baliem GI Sumohai 150 kV 2 cct, ACSR 1 x 240 mm2 50 2023 Rencana
Total 1026

Pengembangan Gardu Induk


Seiring dengan rencana pembangunan transmisi, akan dibangun juga GI tegangan
70 kV dan 150 kV untuk menyalurkan daya ke beban. Total kapasitas GI yang akan
dibangun mulai tahun 2016 sampai dengan 2025 adalah 810 MVA seperti pada Tabel
C14.5. Dana yang dibutuhkan sekitar US$ 58 juta, belum termasuk dana investasi
untuk pembangunan GI pembangkit seperti pada Tabel C14.5.
- 486 -

Tabel C14.5 Pengembangan GI

BARU/ KAP. STATUS


No NAMA GARDU INDUK TEGANGAN COD
EKSTENSION (MVA) PROYEK

NEW
1 Skyland/Jayapura 70/20 kV New 20 2016 Konstruksi
2 Sentani/Waena 70/20 kV New 20 2016 Konstruksi
3 Skyland/Jayapura 150/20 kV New 120 2017 Rencana
4 Holtekamp (IBT) 150/70 kV New 60 2017 Rencana
5 Jayapura/Skyland (IBT) 150/70 kV New 60 2017 Rencana
6 Timika 150/20 kV New 120 2018 Rencana
7 Angkasa 150/20 kV New 60 2019 Rencana
8 Sentani (IBT) 150/70 kV New 60 2019 Rencana
9 Sentani Baru 70/20 kV New 60 2022 Rencana
10 Wamena 150/20 kV New 30 2023 Rencana
11 Sumohai 150/20 kV New 10 2023 Rencana
12 Karubaga 150/20 kV New 10 2023 Rencana
13 Elelim 150/20 kV New 10 2023 Rencana
14 Mulia 150/20 kV New 10 2023 Rencana
15 Ilaga 150/20 kV New 10 2023 Rencana
16 Keerom 150/20 kV New 30 2020 Rencana
EKSTENSION
17 Sentani/Waena 70/20 kV Extension 60 2017 Rencana
18 Skyland/Jayapura 150/20 kV Extension 60 2023 Rencana
19 Angkasa 150/20 kV Extension 60 2024 Rencana
Total 870
- 487 -

Gambar C14.2 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi 70 kV Jayapura

Gambar C14.3 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi 150 kV Wamena

Pengembangan Distribusi
Pengembangan jaringan distribusi di Provinsi Papua dimaksudkan untuk mendukung
program tambahan pelanggan baru sekitar 556 ribu sambungan sampai dengan tahun
2025, termasuk untuk melayani listrik perdesaan dan membangun interkoneksi antar
sistem 20 kV.
- 488 -

Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 20162025 sudah


termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 2.368 kms JTM, sekitar 1.818 kms JTR
dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 74 MVA, secara rinci ditampilkan pada
Tabel C14.6.
TabelC14.6 RincianPengembanganDistribusi

JTM JTR Trafo


Tahun Pelanggan
kms kms MVA
2016 198 138 8 48,720
2017 214 166 8 50,788
2018 224 167 8 52,456
2019 235 174 8 54,191
2020 244 180 8 55,334
2021 253 186 8 56,473
2022 249 193 8 57,822
2023 245 197 7 59,128
2024 243 201 7 60,408
2025 262 216 4 61,641
2016-2025 2,368 1,818 74 556,961

C14.3 Sistem Kelistrikan di Daerah Perbatasan Papua PNG


Provinsi Papua mempunyai wilayah yang sangat luas, dengan kerapatan penduduk
yang sangat rendah dan kondisi alam yang sangat berat. Sarana infrastruktur antar
daerah masih sangat terbatas dan menjadi tantangan untuk melaksanakan
elektrifikasi. Sepanjang perbatasan antara wilayah Republik Indonesia dan Papua
Nugini (PNG) pada umumnya didiami masyarakat asli Papua dengan tingkat
penyebaran yang tidak merata, hidup berkelompok dan berpindah-pindah serta
berpeluang terjadi migrasi lintas batas. Kelompok suku yang mendiami sepanjang
daerah perbatasan ini beragam, ada sekitar 255 suku dengan bahasa masing-masing
suku berbeda. Daerah perbatasan RI-PNG terdiri dari Kabupaten Jayapura, Keerom,
Merauke dan kabupaten-kabupaten baru hasil pemekaran. Akses mencapai ibu kota
kabupaten menggunakan pesawat perintis yang beroperasi berkat bantuan/subsidi
dari pemerintah daerah. Kebutuhan listrik untuk kabupaten tersebut sebagian dipasok
oleh pemerintah daerah dan sebagian dipasok oleh PLN.
Elektrifikasi wilayah perbatasan direncanakan dengan membangun pembangkit yang
memanfaatkan potensi energi terbarukan setempat, dengan membangun PLTM serta
potensi tenaga surya (PLTS). Sehubungan kondisi demografi yang tersebar dan
jumlah penduduk yang relatif sedikit, maka sistem kelistrikan yang diperlukan cukup
dengan sistem isolated.
- 489 -

C14.4 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2025 adalah seperti dalam TabelC14.7.
Tabel C14.7 Ringkasan

Produksi Beban
Penjualan Pembangkit GI Transmisi Investasi
Tahun Energi Puncak
(GWh) (MW) (MVA) (kms) (juta US$)
(GWh) (MW)
2016 839 941 140 20 40 244 82
2017 948 1,063 158 135 300 40 174
2018 1,044 1,171 174 125 120 60 140
2019 1,147 1,286 190 117 120 80 238
2020 1,257 1,410 208 50 0 0 92
2021 1,369 1,534 226 50 0 0 93
2022 1,493 1,673 246 60 0 21
2023 1,614 1,809 266 24 170 602 161
2024 1,739 1,949 286 31 60 0 60
2025 1,875 2,101 308 80 0 0 103
Jumlah 632 870 1,026 1,164
- 490 -

LAMPIRAN C.15
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI PAPUA BARAT

C15.1 Kondisi kelistrikan saat ini


Provinsi Papua Barat terdiri dari 10 kabupaten dan 1 kotamadya dengan sistem
kelistrikan masih isolated, terdiri dari 6 sistem 20 kV yang berbeban diatas 1 MW yaitu
Sistem Sorong, Fakfak, Manokwari, Kaimana, Teminabuan dan Bintuni. Selain itu,
terdapat sistem kelistrikan isolated dengan beban puncak kurang dari 1 MW yaitu
listrik perdesaan tersebar di 48 lokasi.
Rasio jumlah pelanggan rumah tangga berlistrik PLN pada tahun 2015 untuk Provinsi
Papua Barat adalah sebesar 75,87%.Beban puncak total (non coincident) seluruh
sistem kelistrikan di Provinsi Papua Barat sekitar 70,2 MW, dipasok dari pembangkit-
pembangkit jenis PLTD, PLTM, PLTS dan dari excess power PLTMG/PLTG, yang
terhubung langsung melalui jaringan tegangan menengah 20 kV. Sistem kelistrikan
Sorong merupakan sistem terbesar di Provinsi Papua Barat dengan beban puncak
sekitar 37 MW.
Peta posisi sistem kelistrikan Provinsi Papua Barat seperti ditunjukkan pada Gambar
C15.1.

Sistem Sorong Sistem Manokwari

Sistem Teminabuan
PROVINSI
Sistem Bintuni
PAPUA BARAT
Sistem Fak Fak
Sistem Kaimana
PROVINSI
PAPUA

Gambar C15.1 Peta Sistem Kelistrikan Papua Barat

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi


Papua Barat sampai dengan September 2015 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel C15.1.
- 491 -

Tabel C15.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang


Jenis Kapasitas Daya Beban
No Sistem Jenis Bahan Pemilik Terpasang Mampu Puncak
Bakar (MW) (MW) (MW)
1 Sorong PLTD, PLTG BBM, Gas PLN, Swasta 52.8 40.7 36.9
2 Fak Fak PLTD, PLTM BBM, Air PLN 9.4 4.9 4.5
3 Teminabuan PLTD BBM PLN 3.2 2.0 1.3
4 Kaimana PLTD BBM PLN 8.7 2.7 2.8
5 Manokwari PLTD BBM PLN 31.5 18.5 15.5
6 Bintuni PLTD BBM PLN 12.2 8.2 3.0
7 Lisdes Tersebar PLTD, PLTS BBM, Surya PLN 11.9 8.3 6.2
TOTAL 129.8 85.2 70.2

C15.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Kondisi ekonomi Provinsi Papua Barat dalam lima tahun terakhir tumbuh lebih baik
dibanding sebelumnya yaitu rata-rata sekitar 10,45% per tahun. Kondisi ekonomi yang
membaik ini akan berdampak pada tingginya konsumsi listrik di Provinsi Papua Barat.
Penjualan energi listrik PLN pada lima tahun terakhir adalah sebesar rata-rata 260
GWh pertahun. Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN selama lima tahun
terakhir, dan dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk, proyeksi pertumbuhan
ekonomi regional serta peningkatan rasio rumah tangga berlistrik PLN, kebutuhan
listrik 20162025 diberikan pada Tabel C15.2.
Tabel C15.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Pertumbuhan Beban
Penjualan Produksi
Tahun Ekonomi Puncak Pelanggan
(GWh) (GWh)
(%) (MW)
2016 10.6 478 537 92 166,699
2017 11.4 545 611 104 175,977
2018 12.1 605 679 115 186,105
2019 12.9 675 757 128 197,159
2020 10.3 739 829 140 208,238
2021 10.3 810 908 153 219,872
2022 10.3 887 994 166 232,078
2023 10.3 971 1,088 182 244,997
2024 10.3 1,063 1,191 198 258,575
2025 10.3 1,163 1,303 216 272,905
Pertumbuhan (%) 10.9 10.4% 10.4% 10.0% 5.6%

C15.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan yaitu pembangkit, transmisi dan distribusi
di Provinsi Papua Barat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi
energi primer serta sebaran penduduk setempat, sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Provinsi Papua Barat memiliki potensi energi primer yang cukup besar. Berdasarkan
informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua Barat, di provinsi ini
terdapat potensi batubara sebesar 151 juta ton, gas alam 24TSCF, potensi minyak
bumi 121 MMSTB dan potensi tenaga air yang tersebar dibeberapa lokasi. Sumber
- 492 -

energi primer yang sudah dikembangkan untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik
adalah energi air sebesar 2 MW di sistem Fakfak dan gas alam melalui pembelian
excess power sebesar 15 MW di Sorong. Selain itu, potensi gas juga terdapat di pulau
Salawati yang tidak jauh dari Sorong.
Di Kabupaten Teluk Bintuni juga terdapat potensi gas alam yang sangat besar dan
baru 5 MW yang dimanfaatkan untuk kelistrikan melalui excess power dari LNG
Tangguh ke beban di Kabupaten Teluk Bintuni. Listrik dari LNG Tangguh melalui
skema excess power tersebut bisa ditingkatkan sampai 8 MW. Untuk pemanfaatan
kelistrikan dengan kapasitas yang lebih besar, diperkirakan baru bisa terlaksana mulai
tahun 2020 setelah proyek baru Train 3 dan 4 LNG Tangguh siap beroperasi.
Sedangkan potensi tenaga air yang dapat dikembangkan menjadi PLTA terdapat di
Kabupaten Sorong yaitu untuk PLTA Warsamson. Saat ini sedang dilakukan studi
kelayakan ulang untuk mendapatkan kapasitas PLTA yang sesuai, tanpa
mengorbankan masalah sosial.
Pengembangan Pembangkit
Kondisi sistem kelistrikan di ibukota provinsi yaitu di Manokwari masih belum tercukupi
dengan baik dan menggunakan PLTD HSD sebagai sumber utamanya. Proyek PLTU
skala kecil dan transmisi terkait serta proyek PLTM masih mengalami hambatan.
Beban di sistem ini tumbuh cukup tinggi, sedangkan proyek pembangkit baru belum
ada yang berjalan sehingga diperkirakan hingga tiga tahun kedepan kondisi sistem
masih akan defisit.
Untuk mengatasi kondisi jangka pendek tersebut, di sistem Manokwari akan dibangun
pembangkit berbahan bakar gas yaitu mobile power plant (MPP) berkapasitas 20 MW
dual fuel (gas dan HSD) dan diharapkan pada tahun 2017 sudah bisa beroperasi.

Sedikit berbeda dengan kondisi sistem kelistrikan di Sorong, yang hingga saat ini
masih mengandalkan pasokan daya dari excess power beberapa perusahaan dan
sebagian kecil dari PLTD BBM, sedangkan proyek pembangkit non-BBM PLTU IPP
2x15 MW belum ada perkembangan.
Untuk memberikan kepastian pasokan listrik dimasa depan terutama di beberapa
ibukota Kabupaten yaitu Sorong, Fak-Fak dan Teluk Bintuni, juga akan dibangun
PLTG/MG dual fuel (gas dan HSD).

Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2025, direncanakan akan
dibangun PLTU batubara, PLTG/MG, PLTA, PLTM dan PLTS dengan tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 364 MW dengan perincian seperti pada Tabel C15.3.
- 493 -

Tabel C15.3 Pengembangan Pembangkit


ASUMSI KAPASITAS
NO PROYEK JENIS COD Status
PENGEMBANG (MW)
1 MPP Manokwari PLTG/MG PLN 20 2017 Pengadaan
2 Kaimana PLTMG PLN 10 2017 Rencana
3 MPP Fak-Fak PLTG/MG PLN 10 2017 Pengadaan
4 Sorong PLTMG PLN 50 2017 Rencana
5 Raja Ampat PLTMG PLN 10 2017 Rencana
6 Bintuni PLTMG PLN 10 2018 Rencana
7 Tersebar PLTM PLN 10 2019 Rencana
8 Manokwari 2 PLTMG PLN 20 2019 Rencana
9 Fak-Fak PLTMG PLN 10 2019 Rencana
10 Sorong PLTU PLN 2x50 2019 Rencana
11 Warsamson PLTA PLN 20 2021 Rencana
12 Tersebar PLTS Swasta 10 2019 Rencana
12 Andai PLTU Swasta 2x7 2019 Committed
13 Manokwari 3 PLTMG Unallocated 20 2022 Rencana
13 Sorong (Load Follower) PLTMG Unallocated 50 2021 Rencana
JUMLAH 364

Bahan bakar gas untuk PLTG/MG tersebut dalam jangka panjang, diharapkan dapat
diperoleh dari alokasi gas/LNG Tangguh di Teluk Bintuni.
Sambil menunggu pembangkit yang direncanakan beroperasi, sistem kelistrikan kota
Sorong dan sekitarnya, untuk sementara akan dipasok dari excess power dan PLTD
setempat. Sedangkan sumber gas di pulau Salawati, akan dimanfaatkan sebagai
bahan bakar PLTMG dan selanjutnya daya akan disalurkan melalui jaringan 20 kV
untuk melayani beban di daerah Sorong daratan.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan pembangkit baru yaitu PLTU, PLTA dan PLTMG
serta untuk menyalurkan daya listrik ke pusat beban, direncanakan pembangunan
transmisi 150 kV sepanjang 280 kms, dengan kebutuhan dana investasi sekitar
US$ 51 juta sebagaimana diberikan pada Tabel C15.4.
Tabel C15.4 Pembangunan SUTT 150kV

STATUS
No. DARI KE TEGANGAN KONDUKTOR KMS COD
PROYEK

1 PLTU Sorong (Town Feeder) GI Aimas 150 kV 2 cct, 2xZebra 22 2017 Rencana
2 GI Aimas GI Sorong 150 kV 2 cct, 2xZebra 24 2017 Rencana
3 GI Sorong GI Rufey 150 kV 2 cct, 2xZebra 20 2018 Rencana
4 PLTMG Manokwari GI Manokwari 150 kV 2 cct, ACSR 2 x 240 mm2 24 2020 Rencana
5 PLTMG Manokwari Prafi 150 kV 2 cct, ACSR 2 x 240 mm2 40 2020 Rencana
6 PLTMG Manokwari GI Ransiki 150 kV 2 cct, ACSR 2 x 240 mm2 150 2024 Rencana
Total 280
- 494 -

Gambar C15.2 Peta Rencana Pengembangan Kelistrikan Sistem Sorong

Gambar C15.3 Peta Rencana Pengembangan Kelistrikan Sistem Manokwari

Pengembangan Gardu Induk


Rencana pembangunan gardu induk dilakukan seiring dengan rencana pembangunan
transmisi 150 kV di Sorong dan Manokwari yaitu untuk menyalurkan tenaga listrik dari
pembangkit ke pusat beban. Sampai dengan tahun 2025, kapasitas trafo GI yang akan
dibangun adalah 420 MVA dengan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 26
- 495 -

juta, belum termasuk dana investasi untuk pembangunan GI pembangkit


sebagaimana pada Tabel C15.5.
Tabel C15.5 Pengembangan GI

BARU/ KAP. STATUS


No NAMA GARDU INDUK TEGANGAN COD
EKSTENSION (MVA) PROYEK

NEW
1 Sorong 150/20 kV New 60 2017 Rencana
2 Aimas 150/20 kV New 60 2017 Rencana
3 Rufey 150/20 kV New 60 2017 Rencana
4 Manokwari 150/20 kV New 120 2020 Rencana
5 Prafi 150/20 kV New 30 2020 Rencana
6 Ransiki 150/20 kV New 30 2024 Rencana
EKSTENSION
7 Sorong 150/20 kV Extension 60 2023 Rencana
Total 420

Pengembangan Distribusi
Pengembangan jaringan distribusi di Provinsi Papua Barat dimaksudkan untuk
mendukung program penyambungan pelanggan baru sekitar 114 ribu sambungan
sampai dengan tahun 2025, termasuk untuk melayani listrik perdesaan. Selain itu
direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan pulau-pulau yang memiliki
potensi sumber energi terbarukan dan murah dengan pulau didekatnya yang tidak
tersedia energi murah. Namun demikian, interkoneksi ini tetap mempertimbangkan
kelayakan teknis dan keekonomian.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 20162025 termasuk
untuk melistriki perdesaan adalah 1.407 kms JTM, sekitar 1.081 kms JTR dan
tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 391 MVA, secara rinci ditampilkan pada
Tabel C14.6.
Tabel C15.6 Rincian Pengembangan Distribusi

JTM JTR Trafo


Tahun Pelanggan
kms kms MVA
2016 115 80 30 8,394
2017 123 96 35 9,278
2018 130 97 38 10,128
2019 138 102 41 11,054
2020 143 106 44 11,079
2021 150 110 42 11,634
2022 148 115 44 12,206
2023 148 119 44 12,919
2024 149 123 47 13,578
2025 163 134 25 14,331
2016-2025 1,407 1,081 391 114,600
- 496 -

C15.4 Sistem Kelistrikan Manokwari


Sebagai ibukota Provinsi Papua Barat, perkembangan kota Manokwari cukup pesat
seiring dengan perkembangan pembangunan infrastruktur perkantoran, pelabuhan,
gedung pemerintahan termasuk perumahan dan juga kawasan bisnis. Selain itu, di
Manokwari juga akan dibangun pabrik semen dengan kapasitas 3 juta ton per-tahun,
termasuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara 2x20 MW untuk
memenuhi kebutuhan listriknya. Proyek pabrik semen tersebut saat ini sudah mulai
masuk tahap konstruksi. Seiring dengan pesatnya pembangunan di Manokwari, akan
berdampak pada tingginya kebutuhan listrik. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut,
perlu disiapkan rencana jangka panjang pengembangan sistem kelistrikan yang baik
dan andal, yaitu dengan membangun pembangkit beserta sistem transmisi seperti
terlihan pada Gambar C.15.3 diatas. Sambil menunggu pembangunan sistem
kelistrikan, PLN telah menyampaikan kesediaannya membeli kelebihan daya (excess
power) dari PLTU Pabrik Semen untuk memenuhi kebutuhan listrik kota Manokwari
dan sekitarnya.

C15. 5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2025 diperlihatkan pada Tabel C15.7.
Tabel C15.7 Ringkasan

Produksi Beban
Penjualan Pembangkit GI Transmisi Investasi
Tahun Energi Puncak
(GWh) (MW) (MVA) (kms) (juta US$)
(GWh) (MW)
2016 478 537 92 0 0 0 12
2017 545 611 104 100 180 46 114
2018 605 679 115 11 0 20 30
2019 675 757 128 163 0 0 275
2020 739 829 140 0 150 64 37
2021 810 908 153 50 0 0 16
2022 887 994 166 20 0 0 73
2023 971 1,088 182 20 60 0 49
2024 1,063 1,191 198 0 30 150 46
2025 1,163 1,303 216 0 0 0 14
Jumlah 364 420 280 666

Anda mungkin juga menyukai