Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN KELAYAKAN OPERASI

DAN
KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL

PROYEK PLN GIS SARIO


TAHUN 2016

Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO


MANADO, NOVEMBER 2014
DAFTAR ISI

A. Umum
1. Data Proyek
2. Latar Belakang, Objektif dan Implementasi Program

B. Kajian Kelayakan Operasi


1. Kondisi Sistem Saat Ini
1.1. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu (Pembangkit, Trafo, Transmisi)
1.2. Tegangan Operasi
1.3. Pembebanan Trafo
2. Asumsi
2.1. Demand Forecast
2.2. Jadwal Proyek
3. Alternatif Solusi Berdasarkan Economic dan Financial Analysis
4. Analisis Aliran Daya
4.1. Tingkat Mutu Pelayanan sebelum dan sesudah proyek masuk
4.2. Kebutuhan Kompensator
4.3. Analisis tegangan lebih
5. Hubung Singkat
6. Stabilitas
7. Analisis Lingkungan
7.1. UKL dan UPL
7.2. AMDAL sekitar proyek
7.3. Rencana monitoring
8. Kesimpulan KKO KKF
- Kelayakan Operasi
- Peralatan lain yang perlu dibangun bersamaan
9. Lampiran-lampiran
Lampiran-1. Peta Lokasi Proyek
Lampiran-2. Capacity Balance Sistem Sulbagut
Lampiran-3. Hasil Simulasi Load Flow
KKO DAN KKF
PROYEK PLN GIS SARIO
No.11/02/01/2014.12/017

A. UMUM
1. Data Proyek
Nama Proyek : Pembangunan GIS Sario 150 kV
Lokasi Proyek : Manado, Provinsi Sulawesi Utara
Lampiran-1
Kapasitas Proyek : Gardu Induk dan Transmisi 150 kV
Lingkup Proyek : Pembangunan Gardu Induk dan Transmisi
Perkiraan Biaya : Rp 68.15 Miliar
Sumber Dana : Rencana pembiayaan dari APLN/ APBN
Rencana Operasi : Proyek akan beroperasi tahun 2016

2. Latar Belakang dan Objektif


Sistem kelistrikan Sulawesi Utara terdiri dari sistem interkoneksi 150 kV dan 70 kV yang
disebut Sistem Minahasa dan sistem kelistrikan 20 kV yang beroperasi isolated. Sistem
Minahasa telah terhubung dengan sistem kelistrikan Gorontalo melalui interkoneksi 150
kV yang disebut dengan Sistem Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut).

Sistem Sulbagut saat ini dipasok oleh pusat-pusat pembangkit seperti PLTA/M, PLTP,
PLTU dan PLTD dengan total kapasitas terpasang sebesar 374.7 MW dengan komposisi
pembangkit PLTD 49%, PLTP 21%, PLTA/M 16% dan PLTU 13%. (RUPTL 2013-2022
PLN SULUTTENGGO)

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara dalam beberapa tahun terakhir cukup
tinggi yakni berkisar di angka 7,5% per tahun, hal ini dikarenakan Provinsi Sulawesi
Utara khususnya Kota Manado masih menjadi daerah tujuan wisata dan tempat
berlangsungnya acara-acara nasional seperti Meeting, Incentive, Convention dan
Exhibition.

Kota Manado sendiri termasuk dalam salah satu Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET) yang melibatkan lima Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara,
selain itu di Provinsi Sulawesi Utara juga akan dikembangkan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) di Kota Bitung. Hal ini akan menjadi pendorong kemajuan perekonomian di
Provinsi Sulawesi Utara secara umum dan di Kota Manado secara khusus.

Rencana pembangunan pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Sulawesi Utara


dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer dan sebaran penduduk
setempat.
Untuk mendukung KAPET, KEK dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, maka
sarana infrastruktur ketlistrikan juga mutlak diperlukan khususnya di Kotamadya Manado,
oleh karena itu direncanakan pembangunan Gas Insulation Substation (GIS) Sario yang
terletak di pusat Kota Manado. GIS Sario ini rencananya akan beroperasi pada tegangan
150 kV dan terhubung dengan GIS 150 kV Teling yang sudah beroperasi.

Sesuai dengan RUPTL PLN Suluttenggo, pembangunan GIS Sario direncanakan pada
tahun 2018. Akan tetapi melihat tingginya pertumbuhan ekonomi dan permintaan
penyediaan tenaga listrik yang semakin meningkat, maka GIS Sario diharapkan bisa
beroperasi tahun 2016. (Terlampir Capacity Balance GI Sulawesi Utara).

B. KAJIAN KELAYAKAN OPERASI


1. Kondisi Sistem Saat Ini
1.1. Kapasitas Terpasang
GIS Sario nantinya akan melayani Sistem Interkoneksi Sulbagut dengan tegangan
150 kV untuk Kota Manado. Beban puncak Kota Manado saat ini disupali dari GI
Ranomuut, GI Teling, GIS Teling dan GI Tasikria seperti ditunjukkan dalam Tabel
B.1 berikut ini.
Tabel B.1. Kapasitas Terpasang Sistem Penyaluran
TEGANGAN OPERASI DAYA TERPASANG BEBAN PUNCAK PEMBEBANAN
NO GARDU INDUK UNIT
(kV) (MVA) (MVA) (%)
1 RANOMUUT 70/20 #1 20 19,36 96,80
70/20 #2 20 19,36 96,80
70/20 #3 20 15,53 77,65
2 TELING 70/20 #1 20 14,19 70,95
70/20 #2 10 6,53 65,30
70/20 #3 20 13,74 68,70
3 GIS TELING 150/20 #1 30 16,54 55,13
4 TASIKRIA 70/20 #1 20 12,88 64,40

Kondisi sistem penyaluran saat ini :


 Pembebanan trafo di GI Ranomuut sudah melebihi 70% dari kapasitas trafo
eksisting.
 Pertumbuhan beban tercepat di Boulevard ke arah Malalayang sampai Tasik
Ria dan makin menjauh dari sisi suplainya.
 Keterbatasan ruang GI Teling dan GI Ranomut untuk uprating trafo dan feeder-
feeder baru.
 Keterbatasan tata ruang kota untuk feeder baru dari GI Ranomuut, GI Teling
dan GIS Teling.

1.2. Tegangan Operasi


GIS Sario direncanakan beroperasi pada tegangan 150 kV dengan interkoneksi ke
GIS Teling. Jarak transmission line dari GIS Teling ke GIS Sario diperkirakan
sejauh 8 kms.
Gambar B.1. Single Line Diagram
1.3. Pembebanan Trafo
Dari hasil load flow menunjukkan bahwa pembebanan trafo masih dalam batas-
batas toleransi.
2. Asumsi KKO
2.1. Demand Forecast
Rata-rata pertumbuhan energy sales (GWh) untuk sistem Sulbagut tahun 2014 s.d
2023 diperkirakan sebesar 11,12% sedangkan pertumbuhan beban Gardu Induk
bisa dilihat pada Lampiran 2 Capacity Balance GI Sulawesi Utara.

2.2. Jadwal Proyek


GIS Sario direncanakan beroperasi masuk sistem tahun 2016 seperti terlihat dalam
Tabel B.2 berikut :
Tabel B.2. Jadwal Proyek

Activities 2015 2016


J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S
Bidding
Evaluation of
bidding
Contract
Negotiation
Construction
SLO & COD

3. Alternatif Solusi Berdasarkan Economic and Financial Analysis


Untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi GIS dan Transmisi Sario dilakukan simulasi
pengembangan Gardu Induk dan Transmisi dengan dua skenario yaitu :
 Skenario 1 “Membangun GIS Sario & Transmisi 150 kV Teling - Sario’’
 Skenario 2 “Perluasan Transmisi 70 kV dari GI Teling” sebagai alternatif.
Economic Analysis
Dari hasil simulasi tersebut pada Lampiran-3 menunjukkan bahwa dengan Skenario
Membangun GIS Sario dan Transmisi 150 kV Teling - Sario akan diperoleh penghematan
selama 30 tahun sekitar Rp 876.86 Miliar (harga dasar 2014 dengan discount rate 12%)
yaitu selisih pengembangan sistem transmisi 150 kV dengan pengembangan sistem
transmisi 70 kV seperti ditunjukkan dalam Tabel-B.3.
Penghematan ini diperoleh dari energi yang bisa diselamatkan akibat penurunan tingkat
losses pada penyaluran tenaga listrik.
Tabel-B.3. Analisis Ekonomi Pengembangan Sistem Transmisi 70 kV dan 150 kV
Energy Rugi Energi Rugi Energi Energy Cost
Peak Load
Year Transfer 150 kV 70 kV Saving Saving
MW MWh MWh MWh MWh Juta Rp.

2016 17,30 106.074 13 958 945 787


2017 18,58 113.956 15 1.105 1.090 908
2018 20,38 124.971 18 1.329 1.311 1.092
2019 22,35 137.046 22 1.599 1.577 1.314
2020 24,51 150.294 26 1.923 1.897 1.580
2021 26,88 164.841 32 2.313 2.282 1.901
2022 29,49 180.829 38 2.784 2.746 2.287
2023 32,21 197.527 45 3.321 3.276 2.729
2024 35,26 216.215 54 3.980 3.925 3.270
2025 38,60 236.671 65 4.768 4.703 3.918
2026 42,25 259.061 78 5.713 5.635 4.694
2027 46,24 283.571 93 6.845 6.752 5.624
2028 50,62 310.398 112 8.202 8.090 6.739
2029 55,41 339.765 134 9.827 9.693 8.074
2030 60,65 371.909 160 11.774 11.614 9.674
2031 66,39 407.094 192 14.107 13.915 11.591
2032 72,67 445.608 230 16.903 16.673 13.888
2033 79,54 487.766 276 20.253 19.977 16.641
2034 87,07 533.913 331 24.266 23.935 19.938
2035 95,31 584.425 396 29.075 28.678 23.889
2036 104,32 639.716 475 34.836 34.362 28.623
2037 114,19 700.238 569 41.740 41.171 34.295
2038 125,00 766.486 682 50.011 49.330 41.091
2039 136,82 839.001 817 59.922 59.105 49.234
2040 149,77 918.377 979 71.796 70.818 58.991
2041 163,94 1.005.263 1.172 86.024 84.851 70.681
2042 179,45 1.100.368 1.405 103.071 101.666 84.688
2043 196,42 1.204.472 1.683 123.496 121.812 101.470
2044 215,01 1.318.424 2.017 147.968 145.951 121.578
2045,00 235,35 1.443.157 2.416 177.290 174.874 145.670

Angka-angka dalam Tabel di atas adalah dalam Present Worth Value tahun 2014 dengan
discount rate 12%.
Financial Analysis
Pendekatan.
 Biaya terdiri atas Capital cost (Investasi) T/L-GI
 Pendapatan adalah diperoleh dari energi yang dapat diselamatkan akibat
pengurangan susut
Asumsi
 Masa manfaat selama 30 tahun
 Transfer price sebesar Rp 833 (RKAP PLN Suluttenggo tahun 2015)
 Commercial Operation Date pada tahun 2016
Dengan asumsi tersebut, hasil simulasi finansial menunjukkan bahwa Financial Internal
Rate of Return (FIRR) sebesar 12.08% seperti pada Tabel-B.4 berikut. Net Present
Value of Income sebesar Rp 0.8 Miliar (discount rate 12%, based on year 2014).

Tabel-B.4 Financial Simulation


Peak Load Energy Tranfer Cost Component (Juta Rp) Energy Saving
Year Cost Saving Benefit Cost
MW GWh Invest. Cost Total Cost GWh
2015 27.262 27.262 -27.262
2016 17,30 106,07 40.892 40.892 0,94 787 -40.105
2017 18,58 113,96 - 1,09 908 908
2018 20,38 124,97 - 1,31 1.092 1.092
2019 22,35 137,05 - 1,58 1.314 1.314
2020 24,51 150,29 - 1,90 1.580 1.580
2021 26,88 164,84 - 2,28 1.901 1.901
2022 29,49 180,83 - 2,75 2.287 2.287
2023 32,21 197,53 - 3,28 2.729 2.729
2024 35,26 216,21 - 3,93 3.270 3.270
2025 38,60 236,67 - 4,70 3.918 3.918
2026 42,25 259,06 - 5,64 4.694 4.694
2027 46,24 283,57 - 6,75 5.624 5.624
2028 50,62 310,40 - 8,09 6.739 6.739
2029 55,41 339,76 - 9,69 8.074 8.074
2030 60,65 371,91 - 11,61 9.674 9.674
2031 66,39 407,09 - 13,92 11.591 11.591
2032 72,67 445,61 - 16,67 13.888 13.888
2033 79,54 487,77 - 19,98 16.641 16.641
2034 87,07 533,91 - 23,94 19.938 19.938
2035 95,31 584,43 - 28,68 23.889 23.889
2036 104,32 639,72 - 34,36 28.623 28.623
2037 114,19 700,24 - 41,17 34.295 34.295
2038 125,00 766,49 - 49,33 41.091 41.091
2039 136,82 839,00 - 59,10 49.234 49.234
2040 149,77 918,38 - 70,82 58.991 58.991
2041 163,94 1.005,26 - 84,85 70.681 70.681
2042 179,45 1.100,37 - 101,67 84.688 84.688
2043 196,42 1.204,47 - 121,81 101.470 101.470
2044 215,01 1.318,42 - 145,95 121.578 121.578
2045,00 235,35 1.443,16 - 174,87 145.670 145.670

IRR 12,08%
NPV 801
4. Analisis Aliran Daya
Analisis aliran daya dilakukan pada tahun 2016 dengan adanya tambahan pembangkit
yang keduanya akan beroperasi pada akhir tahun 2016
Tambahan kapasitas pembangkit dari proyek-proyek pembangkit adalah terdiri atas:
 PLTG Minahasa Peaker 50 MW tahun 2016
 PLTU Anggrek Unit 1 dengan kapasitas 25 MW
Dengan beroperasinya proyek-proyek di atas, dari hasil simulasi load flow dapat
disimpulkan sebagai berikut:
 Loading transmisi antara GIS Teling - GIS Sario sebesar 17.7 MVA, masih dibawah
rate capacity
Hasil Analisa Aliran Daya adalah seperti pada Lampiran-4.
Dari hasil study aliran daya menunjukkan bahwa dengan adanya tambahan GIS Sario
perlu tambahan fasilitas Transmisi sebagai berikut:
 T/L 150 kV, 2 cct 240 mm, 8 kms dari GIS Teling – GIS Sario
 2 Line Bay di GIS Teling
 2 Line Bay di GIS Sario
 1 Bay Trafo di GIS Sario
4.1. Tingkat Mutu Pelayanan
Dari hasil analisa load flow setelah beroperasinya GIS Sario diperoleh kondisi
tegangan di GIS Teling 0.98 pu dan GI Teling 0.96 pu.
4.2. Kebutuhan Kompensator
Belum ada kebutuhan kompensator.
4.3. Analisis Tegangan Lebih
Tidak ada gardu induk yang mengalami tegangan melebihi tegangan yang diijinkan.
5. Hubung Singkat
Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa arus hubung singkat three phase to ground yang
mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
 GIS Teling 4.5 kA,
 GIS Sario 4.3 kA,
sementara rated capacity peralatan sebesar 31 kA, artinya arus hubung singkat
maksimum masih jauh dibawah rated capacity.
6. Stabilitas
Tidak diperlukan analisis stabilitas sistem dengan masuknya GI Malalayang ini.
7. Analisis Lingkungan
7.1. UKL dan UPL
7.2. Analisis Dampak Lingkungan Sekitar Proyek
8. Kesimp ulan KKO dan KKF
Dari hasil eva.uas• di atas menunjukkan bahwa GIS Sario dengan sistem transmisi 150kV
adalah layak untuk dibangun dan dioperasikan tahun 2016 untuk memenuhi kebutuhan
tenaga listrik d Sistem Minahasa - Kotamobagu, khususnya di kota Manado.
Secara ekonomi, pembangunan GIS Sario dengan transmisi 150 kV akan memberikan
economic benefft sebesar Rp 876.86 Miliar pada harga dasar tahun 2014 dengan
discount rate 12%. Hasil perliitungan tersebut diperolen dengan membandingkan bila
melakukan perluasan sistem transmisi 70 kV dari Gl Teling, Gl Ranomuut dan Gl
Tasikria.
Secara finansial proyek pembangunan GIS Sario dengan transmisi 150 kV juga layak
dikembangkan dengan Financial Internal Rate of Return sebesar 12.08%, Net Present
Value of Revenue sebesar Rp 0.8 Miliar.
Dari sisi operasi sistem, GIS Sario dengan transmisi 150 kV ini layak dioperasikan . Hal
ini dapat dilihat dari hasil simulasi load flow dimana voltage profile sistem masih dalam
batas-batas yang wajar dengan kriteria voltage regulation± 5%. Demikian juga masalah
besar arus hubung singkat yang mungkin timbul masih dibawah rated capacity peralatan
substation.

Manado, Desember 2014

M.AJ."'AJER BIDANG
DM. RENSIS
PERENCANAAN

U/J1a(
MOCHTAR DJAFAR

GENERAL MANAGER
9. Lampiran
Lampiran-1. Peta lokasi proyek
Lampiran-2. Capacity Balance
CAPACITY BALANCE SISTEM SULBAGUT

Kapasitas Trafo 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Teg.
Jumlah
No. GARDU INDUK Sistem
Unit
Unit Total Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
(kV) Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo
(MVA) (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
1 GI Ranomut 70/20 3 20 60 Sebagian beban dialihkan ke GI Paniki Sebagian beban dialihkan ke GI Pandu
- Beban Puncak ( MW ) 60 - 53,4 30,00 43,5 47,9 52,7 38,7 36,5 40,2 44,2 48,7 53,6
63% 51% 56% 62% 45% 43% 47% 52% 57% 63%
2 GI Sawangan 70/20 1 30 30
1 10 10
- Beban Puncak ( MW ) 40 - 9,1 9,8 10,8 11,9 13,1 14,5 15,9 17,6 19,3 21,3
24% 26% 29% 31% 35% 38% 42% 46% 51% 56%
3 GI Bitung 70/20 1 50 50 Sebagian Beban dialihkan ke GI Kema
- Beban Puncak ( MW ) 50 - 23,3 16,2 24,7 27,1 29,7 18,6 20,4 22,4 24,6 27,0
49% 34% 52% 57% 63% 39% 43% 47% 52% 57%
- Beban PLTD & Sewa Genset Bitung (MW) 10,0 10,0
(sd 2015)
4 GI Tonsealama 70/20 1 10 10
- Beban Puncak ( MW ) 10 - 6,0 6,5 7,2 30 7,9 8,7 9,6 10,5 11,6 12,8 14,1
63% 68% 25% (10) 28% 30% 34% 37% 41% 45% 49%
5 GI Teling 70/20 1 10 10
2 20 40 Sebagian beban dialihkan ke GIS Teling Sebagian beban dialihkan ke GIS Sario
- Beban Puncak ( MW ) 50 - 24,0 26,2 12,9 14,1 15,5 17,0 18,6 20,4 22,4 24,6
51% 55% 27% 30% 33% 36% 39% 43% 47% 52%
- Beban Sewa Genset Manado (MW) 5,0 5,0
(sd 2015)
6 GI Tomohon 70/20 2 10 20
- Beban Puncak ( MW ) 20 - 12,1 13,1 14,4 30 15,8 17,4 19,1 21,0 23,1 25,4 27,9
64% 69% 30% 33% 37% 40% 44% 49% 53% 59%
7 GI Kawangkoan 150/20 1 20 20 Sebagian beban dialihkan ke GI Belang
- Beban Puncak ( MW ) 20 - 17,9 19,6 60 21,9 24,4 27,1 22,0 24,4 27,2 30,3 33,8
94% 26% 29% 32% 36% 29% 32% 36% 40% 44%
8 GI Lopana 150/20 2 20 40
- Beban Puncak ( MW ) 40 - 11,4 12,5 14,0 15,5 17,3 19,2 21,4 23,8 26,5 60 29,5
30% 33% 37% 41% 46% 51% 56% 63% 28% 31%
9 GI Tasik Ria 70/20 1 20 20
- Beban Puncak ( MW ) 20 - 10,8 11,7 12,8 30 14,0 15,3 16,8 18,4 20,2 22,1 24,2
57% 61% 27% 29% 32% 35% 39% 42% 46% 51%
10 GI Otam 150/20 1 20 20
- Beban Puncak ( MW ) 20 - 12,0 14,0 16,6 60 31,4 34,5 37,8 41,5 45,6 50,1 55,1 60
63% 74% 22% 41% 45% 50% 55% 60% 66% 41%
- Beban PLTD & Sewa Genset Kotamobagu (MW) 12,0 12,0 12,0
(sd 2015)
CAPACITY BALANCE SISTEM SULBAGUT

Kapasitas Trafo 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Teg.
Jumlah
No. GARDU INDUK Sistem
Unit
Unit Total Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
(kV) Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo
(MVA) (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
11 GI Likupang 70/20 2 20 40
- Beban Puncak ( MW ) 40 5,0 5,4 6,0 6,6 7,3 8,0 8,9 9,8 10,8 11,9
13% 14% 16% 17% 19% 21% 23% 26% 28% 31%
12 GI Lolak 150/20 1 20 20 Sebagian beban dialihkan ke GI Bintauna
- Beban Puncak ( MW ) 20 9,6 10,1 10,8 11,5 8,4 8,9 9,3 9,8 10,4 10,9
51% 53% 57% 61% 44% 47% 49% 52% 55% 57%
13 GI Teling 150 kV (GIS) 150/20 Beban dr GI Teling 70 kV Sebagian beban dialihkan ke GIS Sario
- Beban Puncak ( MW ) 14,4 30 15,7 23,2 60 25,4 27,9 30,6 33,5 36,8 40,3 44,2
51% 55% 27% 30% 33% 36% 39% 43% 47% 52%
14 GI Paniki 150/20 Beban dr GI Ranomut 70 kV Sebagian beban dialihkan ke GI Pandu
- Beban Puncak ( MW ) 14,5 30 16,0 17,6 38,7 60 36,5 40,2 44,2 48,7 53,6
51% 56% 62% 45% 43% 47% 52% 57% 63%
15 GI Kema 150/20 Beban dr GI Bitung 70 kV
- Beban Puncak ( MW ) 9,7 30 14,8 16,2 17,8 33,5 60 36,8 40,3 44,3 48,6
34% 52% 57% 63% 39% 43% 47% 52% 57%
16 GI Molibagu 150/20
- Beban Puncak ( MW ) 1,8 20 1,9 2,1 2,2 2,4 2,6 2,8
9% 10% 11% 12% 13% 14% 15%
17 GI Bintauna 150/20 Beban dr GI Lolak 150 kV
- Beban Puncak ( MW ) 3,9 10 4,3 4,7 5,1 5,6 6,2
41% 45% 49% 54% 59% 65%
18 GIS Sario 150/20 Beban dari GIS Teling, GI Ranomuut dan GI Tasikria
- Beban Puncak ( MW ) 15,6 60 17,3 18,6 20,4 22,3 24,5 26,9 29,5
26% 29% 31% 34% 37% 41% 45% 49%
19 GI Pandu 150/20 Beban dr GI Paniki 150 kV
- Beban Puncak ( MW ) 12,2 30 13,4 14,7 16,2 17,9
43% 47% 52% 57% 63%
20 GI Belang 150/20 Beban dr GI Kawangkoan 150 kV
- Beban Puncak ( MW ) 8,2 30 9,2 10,2 11,4 12,7
29% 32% 36% 40% 44%

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR


TOTAL BEBAN GARDU INDUK 236,0 255,5 281,3 311,2 341,8 375,8 413,1 454,2 499,4 549,3
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM 224,8 243,3 267,7 296,2 325,6 358,0 393,5 432,7 475,8 523,3
DIVERSITY FACTOR 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR 60 120 260 20 70 120 0 0 60 60
Lampiran-3. Hasil simulasi pengembangan sistem transmisi

Energy Average Rugi Daya Rugi Energi Rugi Energi Rugi Daya Rugi Energi Rugi Energi Energy
Peak Load LDF LSF
Year Transfer Load 150 kV 150 kV 150 kV 70 kV 70 kV 70 kV Saving
MW MWh MW MW MWh % MW MWh % MWh

2016 17,30 106.074 0,70 12,11 0,55 0,00 13 0,01 0,20 958 0,90 945
2017 18,58 113.956 0,70 13,01 0,55 0,00 15 0,01 0,23 1.105 0,97 1.090
2018 20,38 124.971 0,70 14,27 0,55 0,00 18 0,01 0,27 1.329 1,06 1.311
2019 22,35 137.046 0,70 15,64 0,55 0,00 22 0,02 0,33 1.599 1,17 1.577
2020 24,51 150.294 0,70 17,16 0,55 0,01 26 0,02 0,40 1.923 1,28 1.897
2021 26,88 164.841 0,70 18,82 0,55 0,01 32 0,02 0,48 2.313 1,40 2.282
2022 29,49 180.829 0,70 20,64 0,55 0,01 38 0,02 0,57 2.784 1,54 2.746
2023 32,21 197.527 0,70 22,55 0,55 0,01 45 0,02 0,69 3.321 1,68 3.276
2024 35,26 216.215 0,70 24,68 0,55 0,01 54 0,03 0,82 3.980 1,84 3.925
2025 38,60 236.671 0,70 27,02 0,55 0,01 65 0,03 0,98 4.768 2,01 4.703
2026 42,25 259.061 0,70 29,57 0,55 0,02 78 0,03 1,18 5.713 2,21 5.635
2027 46,24 283.571 0,70 32,37 0,55 0,02 93 0,03 1,41 6.845 2,41 6.752
2028 50,62 310.398 0,70 35,43 0,55 0,02 112 0,04 1,69 8.202 2,64 8.090
2029 55,41 339.765 0,70 38,79 0,55 0,03 134 0,04 2,03 9.827 2,89 9.693
2030 60,65 371.909 0,70 42,46 0,55 0,03 160 0,04 2,43 11.774 3,17 11.614
2031 66,39 407.094 0,70 46,47 0,55 0,04 192 0,05 2,91 14.107 3,47 13.915
2032 72,67 445.608 0,70 50,87 0,55 0,05 230 0,05 3,49 16.903 3,79 16.673
2033 79,54 487.766 0,70 55,68 0,55 0,06 276 0,06 4,18 20.253 4,15 19.977
2034 87,07 533.913 0,70 60,95 0,55 0,07 331 0,06 5,01 24.266 4,54 23.935
2035 95,31 584.425 0,70 66,72 0,55 0,08 396 0,07 6,00 29.075 4,97 28.678
2036 104,32 639.716 0,70 73,03 0,55 0,10 475 0,07 7,19 34.836 5,45 34.362
2037 114,19 700.238 0,70 79,94 0,55 0,12 569 0,08 8,62 41.740 5,96 41.171
2038 125,00 766.486 0,70 87,50 0,55 0,14 682 0,09 10,32 50.011 6,52 49.330
2039 136,82 839.001 0,70 95,78 0,55 0,17 817 0,10 12,37 59.922 7,14 59.105
2040 149,77 918.377 0,70 104,84 0,55 0,20 979 0,11 14,82 71.796 7,82 70.818
2041 163,94 1.005.263 0,70 114,76 0,55 0,24 1.172 0,12 17,76 86.024 8,56 84.851
2042 179,45 1.100.368 0,70 125,61 0,55 0,29 1.405 0,13 21,28 103.071 9,37 101.666
2043 196,42 1.204.472 0,70 137,50 0,55 0,35 1.683 0,14 25,49 123.496 10,25 121.812
2044 215,01 1.318.424 0,70 150,51 0,55 0,42 2.017 0,15 30,54 147.968 11,22 145.951
2045 235,35 1.443.157 0,70 164,74 0,55 0,50 2.416 0,17 36,60 177.290 12,28 174.874
LDF = Load Factor
LSF = Loss Factor
Lampiran-4. Hasil Simulasi Load flow

Ke GI
Teling

Ke GI
Lopana

KELAYAKAN FINANSIAL

Anda mungkin juga menyukai