KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA
Disampaikan pada Seminar/Kuliah Umum di Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Yogyakarta, 26 April 2013
Disajikan Oleh :
Heru Subagyo
Dr. Euis Ismayati.
PENGURUS PUSAT
ASOSIASI PROFESIONALIS ELEKTRIKAL-MEKANIKAL INDONESIA
K
O
N
V
E
R
S
I
K
E
U
N
G
G
U
L
A
N
INDUSTRI
BISNIS
PLTA
PLTD
PLTP
PLTG
PLTU
PLTGU
Lain-lain
RUMAH
TRAFO
STEP DOWN
GARDU
STEP DOWN
GARDU
STEP-UP
SISTEM PEMBANGKIT
SISTEM TRANSMISI
SISTEM DISTRIBUSI
SOSIAL/
PUBLIK
KONSUMEN
Legends :
Total IPP = 27
IPP IN OPERATION
IPP
MW
MW
Total dengan Rumah Tangga
WADUK (7%)
HSD (17%)
MFO (7%)
100
COAL (42%)
GAS (19%)
00
06
12
18
22
LOSS
TEKNIS
1.5
LOSS
ADMINIS
TRASI
1.8
Rumah Tangga
88.7
Industri
Bisnis
LISTRIK
ILLEGAL
Sosial + Publik
GEO (5%)
ROR (2%)
24
WBP
JAM
10
12
14
16
18
20
22
24
Pertumbuhan demand
supply.
penuh
dan
TDL
9
10
IK
MAU COBA NA
TENTU TIDAK
BAB II
PEMBANGKITAN
TENAGA LISTRIK
Pembangkit Tenaga
massal :
Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik
Air (PLTA).
Uap (PLTU).
Gas (PLTG).
Gas-Uap (PLTGU).
Panas Bumi (PLTP).
Diesel (PLTD).
14
17
18
21
BAB III
PENYALURAN (TRANSMISI)
TENAGA LISTRIK
Besaran tegangan : 66 KV, 70 KV, 132 KV, 150 KV, 245 KV, 275
KV, 350 KV, 500 KV, 1.100 KV, 1300 KV, 1.500 KV, dan lain-lain
Jenis arus : arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC).
Jenis dan ruang lingkup penyaluran :
Saluran udara (Overhead Line).
Saluran bawah tanah (Underground Cable).
Saluran kabel bawah laut (Sub Marine Cable).
Gardu Induk Tegangan Ultra Tinggi.
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi.
Gardu Induk.
Gardu Hubung.
Pusat Pengatur Beban.
Unit Pengatur Beban.
23
25
Gardu Induk :
Untuk
daerah-daerah
yang
masih
memungkinkan
mendapatkan lahan/space tanah yang luas, dipasang Gardu
Induk Konvesional, pada umumnya di pinggiran kota atau di
kota-kota kecil.
Untuk daerah-daerah perkotaan (Kota Besar) yang padat
pemukiman, dipasang Gas Insulated Switchgear SF6 (GIS
SF6).
Pusat Pengatur Beban (P2B) dan Unit Pengatur Beban (UPB) :
Dipasang di daerah-daerah yang jaringannya telah
terinterkoneksi, area pelayanan luas dan beban yang
dilayani besar, contoh : P3B & UPB yang ada di Sistem JawaMadura-Bali (Jamali).
Tujuannya adalah untuk pengaturan beban maupun
melakukan manuver beban jika terjadi masalah di sistem,
misal : jika terjadi gangguan di sistem pembangkit atau di
sistem transmisi.
26
27
28
Up-rating
berarti
menaikkan
kemampuan/menaikkan kapasitas.
rate/menaikkan
BAB IV
DISTRIBUSI
TENAGA LISTRIK
31
Sistem jaringan :
Radial.
Loop.
Spindle.
Mesh/Grid
Gardu distribusi :
Gardu trafo tiang type portal.
Gardu trafo tiang type cantol.
Gardu beton
Gardu kiosk (Metal Clad).
32
Ruang lingkup :
Saluran udara tegangan menengah (SUTM) 20
KV.
Saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM)
20 KV.
Saluran kabel bawah air sungai/laut 20 KV.
Saluran udara tegangan rendah (SUTR) 220 Volt.
Saluran kabel tanah tegangan rendah (SKTR) 220
Volt.
Gardu Distribusi.
Saluran luar pelayanan/Saluran masuk pelayanan
Sambungan rumah (SLP/SMP/SR).
Alat pembatas dan pengukur (APP).
Unit pengatur distribusi.
33
34
BAB V
INSTALASI PEMANFAATAN
TENAGA LISTRIK
RUMAH TANGGA
(R)
SOSIAL (S)
BISNIS (B)
INDUSTRI (I)
PUBLIK (P)
36
37
Pertumbuhan
beban
pertambahan supply.
yang
tidak
bisa
diimbangi
ACHIEVEMENT MOTIVATION
SUATU USAHA MERUBAH SIKAP &
POLA PIKIR / MERUBAH PARADIGMA
dengan MEMBERI ARAH TUJUAN
YANG BENAR, AGAR KITA SEMUA
TIDAK MUDAH MENYERAH /
SEMANGAT & TERMOTIVASI
Tahukan kita bahwa
10 % SIKAP KITA DITENTUKAN OLEH KEKUATAN
LUAR
90% NYA DITENTUKAN OLEH PIKIRAN KITA SENDIRI
sehingga kita mau tidak mau, kita
harus berubah pola pikir &
paradigma dengan kekuatan kita
sendiri, karena kita yang
BAB VI
KESIMPULAN
39
No.
ASPEK
KETENTUAN
1.
Perencanaan
2.
3.
Harus memenuhi
standar, persyaratan,
peraturan dan
ketentuan yang
berlaku.
4.
Pemasangan/
pengkonstruksian
5.
Pengawasan
6.
Pemeriksaan dan
pengujian
Pengoperasian
Pemeliharaan
7.
8.
40
Dasar Hukum :
UU 30/2009 : Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik swasta, dan
koperasi yang memiliki sertifikasi, klasifikasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (Bab VII, Pasal 16, Ayat
2).
UU 18/1999
: Semua
badan usaha pelaksana konstruksi
pekerjaan ketenagalistrikan, harus memiliki sertifikat badan usaha
jasa pelaksana konstruksi (SBU) dan penanggung jawab teknik
yang bersertifikat tenaga ahli/terampil (SKA/SKT) serta semua
tenaga teknik jasa konstruksi harus memiliki SKA/SKT, sesuai
klasifikasi dan kualifikasi bidang pekerjaannya.
UU 08/1999 : Menjamin mutu pekerjaan berdasarkan ketentuan
standar.
PP 03/2005
: Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan
untuk penyediaan
dan pemanfaatan tenaga
listrik harus dikerjakan oleh
Badan Usaha
Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi
oleh Lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
41
42
44