OLEH :
JUFRY J
0504105010028
Maret, 2009
http://contoh.in
KATA PENGANTAR
http://contoh.in
2
Penulis meyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan oleh karena itu sangat mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat konstruktif.
Akhirya kepada Allah jugalah kita berserah diri, karena tiada satupun yang
dapat terjadi jika tidak atas kehendak-Nya. Semoga bantuan dan kebaikan semua
pihak dapat menjadi amal shaleh.
Amien Ya Rabbal’Alamin.
JUFRYJ
0504105010028
http://contoh.in
3
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
PENGESAHAN .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
http://contoh.in
4
4.1 Drop Tegangan pada Sistem Penyaluran Transmisi ............. 16
4.2 Alasan Ekonomis Penggunaan Kapasitor Bank ................... 16
4.3 Pengoperasian Peralatan Line 150 KV Kapasitor Bank ...... 19
4.4 Jatuh Tegangan Pada Sistem Tiga Fasa ............................... 23
4.5 Perhitungan teoritis Penyaluran tegangan
di Subsistem NAD .............................................................. 25
4.6 Mamfaat di Pasang Kapasitor Bank .................................... 31
BAB V PENUTUP............................................................................... 32
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 32
5.2 Saran .................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33
LAMPIRAN
http://contoh.in
5
DAFTAR GAMBAR
http://contoh.in
6
DAFTAR TABEL
http://contoh.in
7
BAB 1
PENDAHULUAN
http://contoh.in
8
penyulang dari satu fasa kesistem tiga fasa, pengiriman beban melalui penyulang
yang baru. Dari ketiga metode diatas menunjukkan ketidak efektifan baik dari segi
infrastruktur maupun dari segi biaya. Adapun metode lain yang memungkinkan
untuk bekerja lebih efektif yaitu dengan menggunakan kapasitor Bank
(pembangkit daya reaktif) baik penggunaan secara paralel maupun secara seri.
Kerja praktek ini dilaksanakan pada Gardu Induk Banda Aceh, P3B
Sumatera UPT Banda Aceh mulai tanggal 13 Oktober 2008 sampai 13 November
2008.
Dalam penulisan laporan ini, penulis melakukan penelitian dengan sebagai berikut
1. Melakukan Observasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan di lapangan, yaitu pengumpulan data
dengan cara melakukan survei dan wawancara langsung dengan
pembimbung lapangan.
2. Metode Studi Literatur
http://contoh.in
9
Yaitu dengan cara membaca dan mengambil teori dari buku-buku manual
dan referensi lainnya yang menjelaskan tentang Kapasitor Bank khususnya
Kapasitor Bank untuk memperbaiki jatuh tegangan.
Agar penulisan laporan ini dapat lebih mengarah, maka penulis membagi
penulisan laporan kerja praktek ini kedalam lima bab dan masing-masing bab
dirinci ke dalam subbab sehingga sistematika penulisan dapat dirinci sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan membahas konsep dasar, dasar teori atau
tinjauan pustaka tentang kapasitor bank yang dikutip dari buku-
buku bacaan dan referensi lainnya.
http://contoh.in
10
BAB IV KENAIKAN TEGANGAN AKIBAT PEMASANGAN
KAPASITOR BANK 25 MVAR DI GARDU INDUK BANDA
ACEH
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran untuk
penulisan laporan kerja praktek ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
http://contoh.in
11
BAB 2
PROFIL SINGKAT PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT BANDA ACEH
Pada tahun 1942 NV. NIGEM dikuasai oleh Jepang tidak ada
penambahan dan perbaikan jaringan atau mesin. Bahkan banyak terjadi kerusakan
operasi tanpa ada perbaikan.
Setelah Indonesia Merdeka, pada tahun 17 Agustus 1945, dengan
sendirinya perusahaan listrik dikuasai oleh pemerintah Indonesia dengan nama
”Jawatan kelistrikan dan Gas RI”. Tahun 1953 berganti nama menjadi ” Jawatan
Tenaga Kelistrikan RI ”. Tahun 1965 diadakan pembagian wilayah kerja daerah
Aceh menjadi perusahaan umum Listrik Negara Eksploitasi XIII. Pada tahun 1973
namanya berganti menjadi perusahaan umum Listrik Negara eksploitasi daerah
istimewa Aceh. Pada tahun 1982, menjadi PLN wilayah 1 daerah Istimewa Aceh.
Pada tahun 1997 dimulailah pembangunan GI Konvensional di Banda Aceh.
Tetapi mengalami hambatan karena diakibatkan terjadinya konflik. Baru pada
http://contoh.in
12
tanggal 22 Juni 2004, GI Banda Aceh baru dapat dioperasikan. Pada tanggal 21
September 2005 P3B Sumatera dan UPT Banda Aceh terbentuk di NAD. UPT
membawahi 7 GI yang ada di Aceh termasuk GI Banda Aceh.
Sebelum tahun 2007, sistem penyaluran tenaga listrik di sumatera terdiri
dari dua, yaitu sistem Sumut-NAD dan sistem Sumbagteng-Sumbagsel. Namun
pada tahun 2007 dua sistem menjadi satu dengan terhubungnya GI Kota Pinang
(Rantau Prapat) dan GI Bagan Batu (Riau).
PT.PLN (Persero) P3BS menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat
tenaga listrik ke PT. PLN (Persero) wilayah NAD, PT. PLN (persero) wilayah
Sumut, PT. PLN (persero) wilayah Sumbar, PT. PLN (Persero) wilayah Riau, PT.
PLN (Persero) wilayah Lampung.
Khusus UPT Banda Aceh, berfungsi melakukan kegiatan operasi
penyaluran tenaga listrik dari pembangkit-pembangkit yang ada di wilayah
sumbagut diantaranya dari sektor Lueng Bata untuk melayani kebutuhan PLN
wilayah NAD.
Area kerja PT. PLN (Persero) P3BS meliputi seluruh wilayah pulau
sumatera. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, dibantu oleh sembilan
unit pelaksana yang dikoordinir oleh PT. PLN P3BS. Unit-unit tersebut adalah :
1. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Banda Aceh
2. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Medan
3. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Pematang siantar
4. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Padang
5. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Palembang
6. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Tanjung Karang
7. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Sumbagut
8. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Sumbagteng
9. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Sumbagsel
Unit Pelayanan Trasmisi Banda Aceh terdiri dari dua unit transmisi dan
Gardu Induk, yaitu :
1. Tragi Langsa, Membawahi 4 Gardu Induk (GI), yaitu:
a. GI Alur dua, Langsa, mulai beroperasi pada 22 Maret 1992
http://contoh.in
13
b. GI Tualang Cut, Mulai Beroperasi pada 30 oktober 1995
c. GI Alue Batee, Idi, mulai beroperasi pada 14 Mei 1997
d. GI Bayu, Lhokseumawe, mulai beroperasi pada 20 November 1998
2. Tragi Banda Aceh, membawahi 3 Gardu Induk, yaitu :
a. GI Juli Bireun, 11 Mei 2003
b. GI Tijue Sigli, 22 Maret 2004
c. GI Banda Aceh, 22 Juli 2004
http://contoh.in
14
Dahyan Nur
Manajer Tragi
Out Sourcing
http://contoh.in
15
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 PENDAHULUAN
http://contoh.in
16
Hertz), Hambatan / tahanan (Hal-hal yang dapat menghambat proses mengalirnya
arus listrik dalam ohm). Daya Listrik (Daya semu dalam va, Daya nyata/aktif
dalam watt, Daya reaktif dalam var), Beban Listrik (Beban Resistif contoh lampu
pijar, Beban induktif contoh transformator, motor listrik, Beban kapasitif contoh
kapasitor), dari ketiga Daya tersebut terdapat satu hubungan yang dapat
ditunjukkan pada Gambar 3.1.
S = VA
Q = VAR
P = watt
Perbandingan antara daya aktif dengan daya semu disebut faktor daya
(cosφ), φ adalah sudut yang dibentuk antara daya aktif dan daya semu. Faktor
daya ini terjadi karena adanya pergeseran fasa yang disebabkan oleh adanya beban
induktif/kumparan dan atau beban kapasitif. Dalam teori listrik arus bolak-balik
penjumlahan daya dilakukan secara vektoris, yang dibentuk vektornya merupakan
segitiga siku-siku, yang dikenal dengan segitiga daya. Sudut φ merupakan sudut
pergeseran fasa, semakin besar sudutnya, semakin besar Daya Semu (S), dan
semakin besar pula Daya Reaktif (Q), sehingga faktor dayanya (cosφ) semakin
kecil. Daya reaktif adalah daya yang hilang, atau daya rugi-rugi sehingga semakin
besar sudutnya atau semakin kecil faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin
besar.
P(Watt)
fp(cos ) ................................................................ (3.1)
S (VA)
http://contoh.in
17
Pada saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan ekstra tinggi atau
tegangan ultra tinggi membutuhkan peralatan kompensasi. Hal ini terutama
dimaksudkan untuk mengontrol tegangan kerja di setiap titik sepanjang saluran,
memperkecil panjang elektrik dari saluran dan untuk menaikan kapasitas
penyaluran.
Tetapi bila kondisi kerja sepanjang saluran perlu diperhatikan, letak fisik
kapasitor harus diperhatikan. Hal ini dapat diperoleh dengan menentukan
konstanta ABCD dari bagian Saluran di masing-masing sisi dari kapasitor seri
saluran transmisi dan kapasitor seri.
Derajat kompensasi pada kompensasi dengan kapasitor seri adalah
XC/XL, dimana XC adalah reaktansi kapasitif dari kapasitor seri dan XL adalah
reaktansi induktif total dari saluran per fasa.
http://contoh.in
18
yang bergerak akan tetapi terdapat gaya yang berkerja sebagai fungsi dari medan
listrik. Sistem penghantar biasanya terbuat dari alumunium murni atau semprotan
logam. Sistem dielektriknya dapat dibuat dari kertas atau plastik dengan cairan
perekat.
http://contoh.in
19
dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi
listrik adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif.
Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya reaktif untuk
memperbaiki tegangan dan faktor daya, karenanya menambah sistem akan
mengurangi kerugian. Dalam kapasitor seri daya reaktif sebanding dengan kuadrat
arus beban, sedangkan kapasitor paralel sebanding dengan kuadrat tegangan.
Untuk memperkecil sudut fasa (Ø) itu hal yang mungkin dilakukan adalah
memperkecil komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif
yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan
dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.
Pemasangan peralatan kapasitor seri dan paralel pada jaringan
mengakibatkan losses akibat aliran daya reaktif pada saluran dapat dikurangi
sehingga kebutuhan arus menurun dan tegangan mengalami kenaikan sehingga
kapasitas sistem bertambah.
Biaya pemasangan kapasitor seri jauh lebih mahal daripada kapasitor
paralel, dan biaya kapasitor seri dirancang dengan kapasitas yang lebih besar
dengan tujuan untuk mengantisipasi perkembangan beban untuk masa-masa yang
akan datang. Hal-hal tersebut menjadi alasan utama sehingga dalam sistem yang
dibahas banyak kapasitor paralel. Mamfaat penggunaan kapasitor paralel adalah :
Mengurangi kerugian.
Memperbaiki kondisi tegangan.
Mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan.
Kapasitor paralel membangkitkan daya reaktif negatif (panah bawah) dan
beban membangkitkan daya reaktif positif (panah keatas), jadi pengaruh dari
kapasitor adalah untuk mengurangi aliran daya reaktif di dalam jaringan sehingga
daya reaktif yang berasal dari sistem menjadi :
Q2(total) = Q1 (beban) - Qc Qc adalah daya reaktif yang dibangkitkan oleh
kapasitor paralel.
Keuntungan :
1. Arus I berkurang dan karenanya kerugian I 2R berkurang
P2 (Qbeban QKapasitor ) 2
I ...............................(3.3)
V
http://contoh.in
20
2. % Kenaikan tegangan
Qc X
% Kenaikantegangan ...............................(3.4)
10V 2
Qc = KVAR
X = Reaktansi jaringan (ohm)
V = Tegangan nominal (kv antar fasa)
3. Karena arus berkurang untuk suatu daya (kw) maka jaringan,
trafo dan sebagainya agak berkurang beban KVA nya. Jadi
jaringan sanggung mensuplai permintaan yang lebih tinggi.
Drop tegangan pada sistem transmisi sampai ke konsumen dapat terjadi pada :
a. Penyaluran tegangan tinggi dari satu GI ke GI yang lainnya.
b. Transformator Daya.
c. Penyulang tegangan menengah.
d. Transformator distribusi.
e. Penyulang jaringan tegangan rendah.
f. Sambungan rumah.
g. Instalasi rumah.
http://contoh.in
21
Sesuai dengan definisi, drop tegangan adalah :
ΔV = Vk - Vt
....................................................................(3.5)
Dimana :
Vk = nilai mutlak tegangan ujung kirim.
Vt = nilai mutlak tegangan ujung terima.
Jadi ΔV merupakan selisih antara tegangan ujung kirim dan tegangan ujung
terima.
http://contoh.in
22
BAB 4
KENAIKAN TEGANGAN AKIBAT PEMASANGAN
KAPASITOR BANK 25 MVAR DI GARDU INDUK
BANDA ACEH
http://contoh.in
23
Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron, maka tegangan
berubah (naik dari tegangan sebelumnya). Kemudian elektron akan keluar dari
kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya. Bila tegangan
berubah kembali normal, maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron.
Dalam proses elektron yang keluar dari kapasitor terjadilah kompensasi daya
reaktif, yaitu antara daya reaktif induktif dan kapasitif, dimana daya reaktif
induktif mengakibatkan rugi-rugi daya dan jatuh (drop) tegangan dalam
penyaluran energi listrik, maka dikompensasikan atau diimbangi dengan daya
reaktif kapasitif oleh kapasitor bank. Sehingga rugi-rugi daya dan drop tegangan
dalam penyaluran dapat diminimalkan.
Seperti diketahui Kapasitor Bank biasanya dipasang pada Gardu Induk
yang jauh dari pembangkit, karena semakin jauh jarak penghantar ( L ), antara
pembangkit dengan Gardu Induk, maka semakin besar hambatan penghantar ( R ),
yang dapat dilihat pada rumus :
R = ρ. L Ohm .........................................................................(4.1)
A
1
Xc = Ohm ......................................................(4.2)
2 πL f c
V = I.Z Volt
.......................................................(4.4)
Dimana,
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Z = Impedansi (Ohm)
http://contoh.in
24
Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menambah kapasitor
(Xc), berarti menambah harga impedansi (Z). Semakin besar impedansinya, maka
tegangan akan naik karena dalam hubungannya impedansi (Z) berbanding lurus
dengan tegangan (V)
Kapasitor Bank yang dihubungkan dengan rangkaian beban serta
diagram satu garis bay 150 KV kapasitor bank pada Gardu Induk Banda Aceh,
seperti gambar di bawah ini :
Dari gambar diatas tampak kapasitor Bank di pasang disetiap fasa (R, S,
T) di Gardu Induk Banda Aceh, data kapasitas kapasitor yang di pasang dapat
dilihat di lampiran A.
http://contoh.in
25
150 KV BUS I
150 KV BUS II
PT BUS I PT BUS II
PMS BUS I PMS BUS II
PMS 150 KV
CT 150 KV
KAPASITOR KAPASITOR
Gambar 4.3 : Diagram Satu Garis dan Bay I50 KV Kapasitor Bank
http://contoh.in
26
Gambar 4.4 : Panel Control Kapasitor Bank
http://contoh.in
27
Kapasitor Bank dilakukan atas perintah UPB Sistem 1 karena mereka selalu
mengontrol setiap saat. Tetapi apabila UPB Sistem 1 lupa menyuruh memasukkan
Kapasitor Bank sementara tegangan sudah drop pada Gardu Induk, maka operator
dapat melaporkannya ke Sistem 1, selanjutnya kita tunggu perintah UPB Sistem 1
selanjutnya.
http://contoh.in
28
a. Operator harus melihat atau mendengar peralatan yang ada Switchyard
setelah dioperasikan dari panel. Juga perhatikan pada LCD panel
apakah peralatan yang kita operasikan telah bekerja atau tidak.
b. Apabila operator salah mengoperasikan peralatan, panel tidak akan
memerintahkan peralatan yang ada di Switchyard untuk beroperasi
(panel tidak akan menjalankan perintah operator), sebaliknya panel
akan menunjukkan atau menyalakan lampu Interlock, yang
memberitahu bahwa operator salah mengoperasikan peralatan.
c. Dalam kondisi local elektrik, PMT tidak dapat dimasukkan apabila
PMS dalam kondisi masuk karena di sini ada interlock electric, dimana
negative ke close coil dipotong oleh TCS nya. Ini biasanya digunakan
dalam posisi pemeliharaan.
d. Operator juga harus memerhatikan posisi Man atau Auto pada LCD
panel. Man (Manual) berarti operator yang mengoperasikan peralatan
melalui panel sementara Auto berarti relay panel sendiri yang
mengatur atau mengoperasikan peralatan yang di Switchyard. Itu
berarti operator tidak bisa mengoperasikan peralatan sebelum posisi
panel diubah ke posisi Man (Manual).
Langkah-langkah mengubah posisi panel dari Man menjadi Auto:
Tekan kursor pada LCD panel dan pilih Man
Lalu tekan agak lama tanda masuk sampai tulisan Man berubah
menjadi Auto
Untuk mengubah posisi panel dari Auto menjadi Man sama langkah-
langkahnya dengan langkah mengubah posisi panel dari Man menjadi
Auto.
e. Pada posisi Auto, settingan relay PMT Close berada pada tegangan
127 KV dan settingan relay PMT Open pada tegangan 150 KV.
f. Setelah pengoperasian pemasukkan Kapasitor Bank, operator harus
melaporkan jam masuk beserta tegangan (KV), beban ( MW),
MVARH, Tap dan Arus sebelum dan sesudah operasi kepada UPB
Sistem 1. Begitu juga sebaliknya pada pelepasan Kapasitor Bank.
http://contoh.in
29
Apabila pada saat mengoperasikan peralatan dan peralatan di Switchyard
tidak dapat bekerja, perhatikan kondisi panel baik L maupun R nya, Man maupun
Autonya. Apabila sudah benar dan peralatan tidak mau juga bekerja berarti ini ada
masalah (trouble) dan operator harus memperhatikan masing-masing MCB,
wiring bahkan kondisi peralatan tersebut. Dalam hal ini operator harus melapor ke
Kepala Gardu Induk agar Kepala Gardu Induk melaporkan masalah ini kepada
Tim HAR.
R XL B
e
b
a
n
http://contoh.in
30
Untuk sistem tiga fasa seimbang dengan beban
S = √3.Vj.I
maka, arus jala-jalanya adalah :
S
I=
√3.Vj ...........................................................................................(4.5)
Jatuh tegangan dapat ditulis :
S (R cosφ + XL sinφ)
(ΔV)% = X 100%
10.V2j
Atau :
S x L (r cosφ + x sinφ)
(ΔV)% = X 100% ..........................................(4.6)
10.V2j
Dimana:
S = Daya Semu, dalam MVA
P = Daya Aktif, dalam MW
V = Vjala = tegangan jala (nominal), dalam KV
R = L.r ohm per fasa
X = L.x ohm per fasa
r = resistansi per fasa, dalam ohm per km
x = reaktansi per fasa dalam ohm per km
L = Panjang jaringan, dalam km
Bisa juga dinyatakan dalam bentuk daya aktif dan reaktif, yaitu :
RP + XLQ
(ΔV)% = X 100% .....................................................(4.7)
10.V2j
Atau :
(ΔV)% = S x L x k %...............................................................................(4.8)
Dimana k adalah suatu konstanta, yaitu :
(r cosφ + x sinφ) ......................................................(4.9)
k= X 100%
10.V2j
http://contoh.in
31
4.5 PERHITUNGAN TEORITIS PENYALURAN TEGANGAN DI
SUBSISTEM NAD
Diketahui : SUTT, fasa tiga 136 kV pada sisi pengirim, seperti penyaluran
tegangan di Subsistem NAD dari GI. Langsa ke GI. Banda Aceh,
dimana ; resistansi (r) jaringan = 0,129 ohm/km per fasa dan
reaktansi (x) jaringan = 0,42 ohm/km per fasa. Untuk factor daya
dari semua beban dianggap sama 0,8 mengikuti.
Untuk Beban dan Jarak Penyaluran Antar Gardu Induk, sebagai berikut :
=SxLxk%
(r cosφ + x sinφ)
Dimana, k = X 100%
10.V2j
http://contoh.in
32
(0,129 x 0,8 + 0,42 x 0,6)
k= X 100%
10 x 1362
0,3552
k= X 100%
184960
k = 0,000192 %
Jadi ;
(ΔVLangsa – Lhokseumawe) % = S x L x k %
= (7,5+20,75+7,17+6,0+28,3) x 128,5 x 0,000192 %
= 69,72 x 128,5 x 0,000192 %
= 1,71 % = 2 %
(ΔVLhokseumawe – Bireun) % = S x L x k %
= (20,75+7,17+6,0+28,3) x 61,3 x 0,000192 %
= 62,22 x 61,3 x 0,000192 %
= 0,73 % = 1 %
(ΔVBireun - Sigli) % = S x L x k %
= (7,17+6,0+28,3) x 99,2 x 0,000192 %
= 41,47 x 99,2 x 0,000192 %
= 0,789 % = 0,78 % = 0,8 % = 1 %
http://contoh.in
33
(ΔVLangsa – Banda Aceh) % = S x L x k %
= (20,75+7,17+6,0+28,3) x 380,9 x 0,000192 %
= 62,22 x 380,9 x 0,000192 %
= 4,55 % = 4,6 %
Seperti gambar 4.5 dibawah ini “grafik drop tegangan sebelum di pasang
kapasitor bank” pada gardu induk Banda Aceh.
3
(%)
2 2
1 1 1
0.61
0 Langsa-
Lhokseumawe-Bireun Sigli-Banda Aceh = Langsa-Banda Aceh =
Lhokseumawe = 128,5 Bireun-Sigli = 99,2 KM
= 61,3 KM 91,9 KM 380,9 KM
KM
L . X . Qc
(ΔVSigli-Banda Aceh )kap. % = X 100%
V2
91,9 x 0,42 x 18
= X 100%
1292
= 694,764 X 100%
16641
= 4,2 %
http://contoh.in
34
Penyaluran Tegangan dari Langsa sampai Banda Aceh
137
136 136
135
Tegangan (KV)
134
133 133
132 132
131 131
130 130
129
128
Langsa Lhokseumawe Bireun Sigli Banda Aceh
Tegangan disisi Pengirim dari GI. 136 133 132 131 130
Langsa (KV)
Sebelum dipasang kapasitor di GI. Banda Aceh, jatuh tegangan di GI. Banda
Aceh terhadap GI. Sigli adalah :
(ΔVSigli-Banda Aceh )% = 0,61%
Jadi, kenaikan tegangan dalam % di GI. Banda Aceh, akibat dipasangnya
kapasitor adalah :
(ΔVSigli-Banda Aceh )¹ % = (ΔVSigli-Banda Aceh )kap.% - (ΔVSigli-Banda Aceh )%
= 4,2% - 0,61%
= 3,59%
Sehingga, kenaikan tegangan di pasang Kapasitor Bank di GI. Banda Aceh
adalah 3,59% atau 4,66 KV dari tegangan sebelumnya 129,7 KV dibulatkan 130
KV yaitu menjadi 134,66 KV dibulatkan menjadi 135 KV.
Dengan dipasangnya kapasitor bank di GI. Banda Aceh dapat mempengaruhi
kenaikan tegangan di GI. yang berdekatan dengan GI. yang di pasang kapasitor
karena terjadi nya kompensasi daya reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif yang
ditimbulkan oleh kapasitor bank, kenaikan tegangan nya memang tidak terlalu
tinggi, tergantung dengan kondisi beban tinggi atau rendah, jika kondisi beban
tinggi maka nilai kompensasi nya rendah , dan sebaliknya jika beban rendah maka
nilai kompensasi nya naik, sehingga tegangan juga naik.
http://contoh.in
35
Seperti contoh di bawah ini dimana beban yang tinggi, sehingga nilai kompensasi
nya rendah untuk GI. Sigli.
L . X . Qc
(ΔVBireun-Sigli)kom.kap. % = X 100%
V2
99,2 x 0,42 x 7
= X 100%
1312
291,648 X 100%
=
17161
= 1,69 %
Sebelum dipasang kapasitor di GI. Banda Aceh, jatuh tegangan di GI. Sigli
terhadap GI. Bireun adalah :
(ΔVBireun-Sigli )% = 0,61%
Jadi, kenaikan tegangan dalam % di GI. Sigli, akibat kompensasi kapasitor daya
reaktif adalah:
(ΔVBireun-Sigli )¹ % = (ΔVBireun-Sigli )kom.kap.% - (ΔVBireun-Sigli )%
= 1,69% - 0,78%
= 0,91% dibulatkan menjadi 1%
Sehingga, kenaikan tegangan di GI. Sigli adalah 1% atau 1,3 KV dari
tegangan sebelumnya 131 KV yaitu menjadi 132 KV. Seperti pada gambar 6. di
bawah ini :
http://contoh.in
36
Chart Kenaikan Tegangan Setelah di Pasang
Kapasitor
4
3.59
3.5
(%)
3
2.5
2
1.5
1 1
0.5
0
GI. Sigli GI. Banda Aceh
Kenaikan Tegangan (%) 1 3.59
http://contoh.in
37
4.6 MANFAAT DIPASANG KAPASITOR BANK
http://contoh.in
38
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
http://contoh.in
39
DAFTAR PUSTAKA
http://contoh.in
40
BIODATA PENULIS
I. IDENTITAS PRIBADI
NAMA : Jufry J
Tempat/tanggal lahir : Blangglanggang/5 Februari 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa Teknik Elektro FT Unsyiah
Alamat : Tanjung Selamat Kec. Darussalam Aceh Besar
http://contoh.in
41