Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR BANK

25 MVAR DI GARDU INDUK BANDA ACEH

13 Oktober – 13 November 2008

OLEH :

JUFRY J
0504105010028

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH

Maret, 2009

http://contoh.in
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


dengan rahmat dan kemudahan Dari_Nya penulis telah dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa penulis
panjatkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan kerja praktek ini yang
berjudul “Pengaruh Pemasangan Kapasitor Bank 25 MVAR di Gardu Induk
Banda Aceh”, yaitu untuk memenuhi tugas dan kelengkapan syarat-syarat
kurikulum pada jurusan Teknik Elektro Uniersitas Syiah Kuala.
Dalam menyelesaikan karya ini penulis memperoleh banyak bantuan
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda Jafaruddin dan Ibunda Wardati, yang telah memberi dukungan
baik moril maupun materil.
2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T. Ketua jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
3. Bapak Suriadi ST selaku Ketua Bidang Teknik Energi Listrik sekaligus
pembimbing Kerja Praktek di Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala.
4. Bapak Dahyan Nur, ST, sebagai kepala Tragi Banda Aceh
5. Bapak Azhari, sebagai Kepala Gardu Induk Banda Aceh sekaligus selaku
pembimbing lapangan.
6. Seluruh staf dan karyawan di Gardu Induk Banda Aceh.
7. Seluruh staf dan karyawan di Unit Penyaluran dan Transmisi Banda Aceh.
8. Asrul, Udin, Afdhal, dan semua rekan – rekan lainnya yang telah
memotivasi saya untuk segera menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
9. Semua yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian laporan
ini yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu.

http://contoh.in
2
Penulis meyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan oleh karena itu sangat mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat konstruktif.
Akhirya kepada Allah jugalah kita berserah diri, karena tiada satupun yang
dapat terjadi jika tidak atas kehendak-Nya. Semoga bantuan dan kebaikan semua
pihak dapat menjadi amal shaleh.
Amien Ya Rabbal’Alamin.

Banda Aceh, 27 Desember 2008

JUFRYJ
0504105010028

http://contoh.in
3
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................... i
PENGESAHAN .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 2
1.4 Tempat Pelaksanaan ........................................................... 2
1.5 Metode Penulisan ............................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................... 3
BAB II PROFIL SINGKAT PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT BANDA ACEH ............................................................. 5
2.1 Latar Belakang ................................................................... 5
2.2 Lokasi Perusahaan .............................................................. 7
2.3 Struktur Organisasi ............................................................. 8
BAB III LANDASAN TEORI .............................................................. 9
3.1 Pendahuluan ....................................................................... 9
3.2 Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik .......... 11
3.3 Proses Kerja Kapasitor ....................................................... 14
BAB IV KENAIKAN TEGANGAN AKIBAT PEMASANGAN
KAPASITOR BANK 25 MVAR DI GARDU INDUK
BANDA ACEH ....................................................................... 16

http://contoh.in
4
4.1 Drop Tegangan pada Sistem Penyaluran Transmisi ............. 16
4.2 Alasan Ekonomis Penggunaan Kapasitor Bank ................... 16
4.3 Pengoperasian Peralatan Line 150 KV Kapasitor Bank ...... 19
4.4 Jatuh Tegangan Pada Sistem Tiga Fasa ............................... 23
4.5 Perhitungan teoritis Penyaluran tegangan
di Subsistem NAD .............................................................. 25
4.6 Mamfaat di Pasang Kapasitor Bank .................................... 31
BAB V PENUTUP............................................................................... 32
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 32
5.2 Saran .................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33
LAMPIRAN

http://contoh.in
5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................. 8


Gambar 3.1 Segi Tiga Daya .......................................................................... 10
Gambar 3.2 Komponen Dasar Kapasitor....................................................... 12
Gambar 4.1 Susunan Plat kapasitor menjadi Kapasitor Bank ........................ 16
Gambar 4.2 Kapasitor Bank 25 MVAR di gardu Induk Banda Aceh ............. 18
Gambar 4.3 Diagram Satu Garis dan Bay I50 KV Kapasitor Bank ................ 19
Gambar 4.4 Panel Control Kapasitor Bank ................................................... 20
Gambar 4.5 Sistem Tiga Fasa – 3 Kawat ...................................................... 23
Gambar 4.6 Drop Tegangan Dalam Persen sebelum di Pasang
Kapasitor Bank.......................................................................... 27
Gambar 4.7 Drop Tegangan Sebelum di Pasang Kapasitor Bank .................. 28
Gambar 4.8 Kenaikan Tegangan Setelah di Pasang Kapasitor Bank dan
Kopensasi Daya Reaktif ............................................................ 30

http://contoh.in
6
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Beban dan Jarak Penyaluran di Subsistem NAD ........................ 25


Tabel 4.2 Drop tegangan masing-masing line transmisi ............................ 30
Tabel 4.3 Kenaikan Tegangan setelah pemasangan
Kapasitor Bank 25 MVAR ........................................................ 30
Tabel 4.2 Tegangan Sebelum dan Sesudah di Pasang Kapasitor Bank ...... 31

http://contoh.in
7
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pusat pembangkit dan pusat beban adakalanya memiliki jarak yang


cukup dekat namun adakalanya jarak antara pusat pembangkit dan pusat beban
bisa mencapai puluhan dan bahkan ratusan kilometer, hal tersebut dapat
mengakibatkan jatuh tegangan yang disebabkan oleh saluran, dimana semakin
panjang saluran maka semakin besar pula resistansi dan reaktansi dari saluran
tersebut, sehingga jatuh teganganpun juga semakin besar. Selain itu juga begitu
banyak perusahaan yang menggunakan beban-beban induktif seperti motor-motor
listrik dan juga konsumen rumah tangga yang hamper semua menggunakan
beban/peralatan yang bersifat induktif. Dengan pola beban tersebut maka akan
sangat banyak menyerap daya reaktif dari sistem, sehingga hal tersebut dapat
mengakibatkan jatuh tegangan yang di sebabkan oleh komponen r dan komponen
x (XL) dari beban. Dimana semakin induktif beban tersebut maka akan semakin
besar pula terjadi jatuh tegangan. Jika jatuh tegangan masih pada level yang
diizinkan bukanlah suatu masalah.
Perkembangan sistem kelistrikan dewasa ini telah mengarah pada
peningkatan efisiensi dan kualitas dalam penyaluran energi listrik. Salah satu cara
untuk meningkatkan hal tersebut yaitu dengan mengurangi rugi-rugi daya dan
meminimalkan jatuh tegangan. Oleh karena itu pentingnya menjaga tegangan agar
berada dalam level yang ditentukan, maka dilakukan perbaikan jatuh tegangan
pada suatu penyulang atau pada bus baik yang disebabkan oleh saluran maupun
yang disebabkan oleh beban.
Ada beberapa cara/metode untuk memperbaiki jatuh tegangan pada suatu
penyulang/bus yaitu dengan memperbesar kawat penampang, mengubah seksi

http://contoh.in
8
penyulang dari satu fasa kesistem tiga fasa, pengiriman beban melalui penyulang
yang baru. Dari ketiga metode diatas menunjukkan ketidak efektifan baik dari segi
infrastruktur maupun dari segi biaya. Adapun metode lain yang memungkinkan
untuk bekerja lebih efektif yaitu dengan menggunakan kapasitor Bank
(pembangkit daya reaktif) baik penggunaan secara paralel maupun secara seri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan laporan ini, ruang lingkup pembahasan yang diambil


adalah mengenai pengaruh pemasangan Kapasitor Bank pada Gardu Induk Banda
Aceh.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk


mengamati efek pemasangan Kapasitor Bank 25 MVAR 150 KV di Gardu Induk
Banda Aceh.

1.4 TEMPAT PELAKSANAAN

Kerja praktek ini dilaksanakan pada Gardu Induk Banda Aceh, P3B
Sumatera UPT Banda Aceh mulai tanggal 13 Oktober 2008 sampai 13 November
2008.

1.5 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan laporan ini, penulis melakukan penelitian dengan sebagai berikut
1. Melakukan Observasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan di lapangan, yaitu pengumpulan data
dengan cara melakukan survei dan wawancara langsung dengan
pembimbung lapangan.
2. Metode Studi Literatur

http://contoh.in
9
Yaitu dengan cara membaca dan mengambil teori dari buku-buku manual
dan referensi lainnya yang menjelaskan tentang Kapasitor Bank khususnya
Kapasitor Bank untuk memperbaiki jatuh tegangan.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Agar penulisan laporan ini dapat lebih mengarah, maka penulis membagi
penulisan laporan kerja praktek ini kedalam lima bab dan masing-masing bab
dirinci ke dalam subbab sehingga sistematika penulisan dapat dirinci sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang latar belakang,


rumusan masalah, tujuan penulisan, tempat pelaksanaan, metode
penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL SINGKAT PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA


UPT BANDA ACEH.

Bab tersebut memuat tentang sejarah serta latar belakang lokasi


perusahaan dan struktur organisasi di Transmisi dan Gardu Induk
Banda Aceh.

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan membahas konsep dasar, dasar teori atau
tinjauan pustaka tentang kapasitor bank yang dikutip dari buku-
buku bacaan dan referensi lainnya.

http://contoh.in
10
BAB IV KENAIKAN TEGANGAN AKIBAT PEMASANGAN
KAPASITOR BANK 25 MVAR DI GARDU INDUK BANDA
ACEH

Dalam bab ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang


kontruksi Kapasitor Bank, prinsip kerja dan fungsinya serta
pengoprasiannya pada Gardu Induk Banda Aceh.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran untuk
penulisan laporan kerja praktek ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan buku-buku rujukan dan referensi lainnya yang telah


digunakan oleh penulis dalam proses penyelesaian penulisan
laporan kerja praktek ini.

LAMPIRAN

Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan


dengan bahasan laporan kerja praktek.

http://contoh.in
11
BAB 2
PROFIL SINGKAT PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT BANDA ACEH

2.1 LATAR BELAKANG

Sebelum Indonesia Merdeka, pada tahun 1929 sebuah perusahaan swasta


Belanda yang berpusat di Rotterdam yang bernama ” NV. NIGEM (Netherland
Indische Gas en Electreceteit Maatschappiji)” yang mengadakan investasi usaha
kelistrikan di Aceh memiliki 3 sentral pembangkit, yaitu :
1. Sentral Banda Aceh (1929) dengan daya terpasang 300 kW, dengan
merek Man.
2. Sentral Sigli (1929) dengan daya terpasang 200 kW yang terdiri dari
2 unit mesin dengan merek Man.
3. Sentral Langsa (1930) dengan daya terpasang 300 kW yang juga
terdiri dari 2 unit mesin dengan merek Man.

Pada tahun 1942 NV. NIGEM dikuasai oleh Jepang tidak ada
penambahan dan perbaikan jaringan atau mesin. Bahkan banyak terjadi kerusakan
operasi tanpa ada perbaikan.
Setelah Indonesia Merdeka, pada tahun 17 Agustus 1945, dengan
sendirinya perusahaan listrik dikuasai oleh pemerintah Indonesia dengan nama
”Jawatan kelistrikan dan Gas RI”. Tahun 1953 berganti nama menjadi ” Jawatan
Tenaga Kelistrikan RI ”. Tahun 1965 diadakan pembagian wilayah kerja daerah
Aceh menjadi perusahaan umum Listrik Negara Eksploitasi XIII. Pada tahun 1973
namanya berganti menjadi perusahaan umum Listrik Negara eksploitasi daerah
istimewa Aceh. Pada tahun 1982, menjadi PLN wilayah 1 daerah Istimewa Aceh.
Pada tahun 1997 dimulailah pembangunan GI Konvensional di Banda Aceh.
Tetapi mengalami hambatan karena diakibatkan terjadinya konflik. Baru pada

http://contoh.in
12
tanggal 22 Juni 2004, GI Banda Aceh baru dapat dioperasikan. Pada tanggal 21
September 2005 P3B Sumatera dan UPT Banda Aceh terbentuk di NAD. UPT
membawahi 7 GI yang ada di Aceh termasuk GI Banda Aceh.
Sebelum tahun 2007, sistem penyaluran tenaga listrik di sumatera terdiri
dari dua, yaitu sistem Sumut-NAD dan sistem Sumbagteng-Sumbagsel. Namun
pada tahun 2007 dua sistem menjadi satu dengan terhubungnya GI Kota Pinang
(Rantau Prapat) dan GI Bagan Batu (Riau).
PT.PLN (Persero) P3BS menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat
tenaga listrik ke PT. PLN (Persero) wilayah NAD, PT. PLN (persero) wilayah
Sumut, PT. PLN (persero) wilayah Sumbar, PT. PLN (Persero) wilayah Riau, PT.
PLN (Persero) wilayah Lampung.
Khusus UPT Banda Aceh, berfungsi melakukan kegiatan operasi
penyaluran tenaga listrik dari pembangkit-pembangkit yang ada di wilayah
sumbagut diantaranya dari sektor Lueng Bata untuk melayani kebutuhan PLN
wilayah NAD.
Area kerja PT. PLN (Persero) P3BS meliputi seluruh wilayah pulau
sumatera. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, dibantu oleh sembilan
unit pelaksana yang dikoordinir oleh PT. PLN P3BS. Unit-unit tersebut adalah :
1. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Banda Aceh
2. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Medan
3. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Pematang siantar
4. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Padang
5. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Palembang
6. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Tanjung Karang
7. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Sumbagut
8. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Sumbagteng
9. Unit Pelayanan Trasmisi (UPT) Sumbagsel

Unit Pelayanan Trasmisi Banda Aceh terdiri dari dua unit transmisi dan
Gardu Induk, yaitu :
1. Tragi Langsa, Membawahi 4 Gardu Induk (GI), yaitu:
a. GI Alur dua, Langsa, mulai beroperasi pada 22 Maret 1992

http://contoh.in
13
b. GI Tualang Cut, Mulai Beroperasi pada 30 oktober 1995
c. GI Alue Batee, Idi, mulai beroperasi pada 14 Mei 1997
d. GI Bayu, Lhokseumawe, mulai beroperasi pada 20 November 1998
2. Tragi Banda Aceh, membawahi 3 Gardu Induk, yaitu :
a. GI Juli Bireun, 11 Mei 2003
b. GI Tijue Sigli, 22 Maret 2004
c. GI Banda Aceh, 22 Juli 2004

2.2 LOKASI PERUSAHAAN

Perusahaan PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban


Unit Pelayanan Transmisi Banda Aceh terletak di Jalan Soekarno-Hatta,
Lampeunerut, Banda Aceh. Lokasi Gardu Induk dan kantor PLN kurang lebih 100
meter dari sisi jalan. Dan letaknya jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak
membahayakan lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya.

http://contoh.in
14
Dahyan Nur
Manajer Tragi

Ridwan Azhari Yuliadi Yulinar


Supervisor Pemeliharaan Supervisor Operasi Supervisor Gardu Induk Supervisor Adm & SDM
2.3 STRUKTUR ORGANISASI

SEI HAR Operator GI


Banda Aceh
Tukir Prayitno
Zakaria
Tablani
Maryadi
Ismail
Ramli
Sukardi
Puji Santoso
Dedek Iskandar

Out Sourcing

Gambar 2.1 Struktur Organsisasi Gardu Induk Banda Aceh


HAR
M. Daud
Yasriadi
Kaswandi

http://contoh.in
15
BAB 3
LANDASAN TEORI

3.1 PENDAHULUAN

Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen


diperlukan suatu jaringan tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan
transmisi (sistem tegangan extra tinggi dan tegangan tinggi) dan jaringan
distribusi (sistem tegangan menengah dan tegangan rendah). Dalam sistem
distribusi pokok permasalahan tegangan muncul karena konsumen memakai
peralatan dengan tegangan yang besarnya sudah ditentukan. Jika tegangan sistem
terlalu tinggi/rendah sehingga melewati batas-batas toleransi maka akan
mengganggu dan selanjutnya merusak peralatan konsumen.
Beban sistem bervariasi dan besarnya berubah-ubah sepanjang waktu.
Bila beban meningkat maka tegangan diujung penerima menurun dan sebaliknya
bila beban berkurang maka tegangan di ujung penerima baik. Faktor lain yang ikut
mempengaruhi perubahan tegangan sistem adalah rugi daya yang disebabkan oleh
adanya impedansi seri penghantar saluran, rugi daya ini menyebabkan jatuh
tegangan. Oleh karena itu konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan
cenderung menerima tegangan relatif lebih rendah, dibandingkan tegangan yang
diterima konsumen yang letaknya dekat dengan pusat pelayanan. Perubahan
tegangan pada dasarnya disebabkan oleh adanya hubungan antara tegangan dan
daya reaktif. Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan daya reaktif
yang mengalir dalam penghantar tersebut. Berdasarkan hubungan ini maka
tegangan dapat diperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.
Dalam teori listrik dikenal adanya besaran dan listrik yaitu ; tegangan
listrik (beda potensial antara dua penghantar yang bermuatan listrik dalam volt),
Arus Listrik (muatan listrik yang mengalir), Frekuensi (banyaknya siklus atau
periode gelombang berjalan arus listrik Bolak-balik selama satu detik dalam

http://contoh.in
16
Hertz), Hambatan / tahanan (Hal-hal yang dapat menghambat proses mengalirnya
arus listrik dalam ohm). Daya Listrik (Daya semu dalam va, Daya nyata/aktif
dalam watt, Daya reaktif dalam var), Beban Listrik (Beban Resistif contoh lampu
pijar, Beban induktif contoh transformator, motor listrik, Beban kapasitif contoh
kapasitor), dari ketiga Daya tersebut terdapat satu hubungan yang dapat
ditunjukkan pada Gambar 3.1.

S = VA
Q = VAR

P = watt

Gambar 3.1 Segi Tiga daya

Perbandingan antara daya aktif dengan daya semu disebut faktor daya
(cosφ), φ adalah sudut yang dibentuk antara daya aktif dan daya semu. Faktor
daya ini terjadi karena adanya pergeseran fasa yang disebabkan oleh adanya beban
induktif/kumparan dan atau beban kapasitif. Dalam teori listrik arus bolak-balik
penjumlahan daya dilakukan secara vektoris, yang dibentuk vektornya merupakan
segitiga siku-siku, yang dikenal dengan segitiga daya. Sudut φ merupakan sudut
pergeseran fasa, semakin besar sudutnya, semakin besar Daya Semu (S), dan
semakin besar pula Daya Reaktif (Q), sehingga faktor dayanya (cosφ) semakin
kecil. Daya reaktif adalah daya yang hilang, atau daya rugi-rugi sehingga semakin
besar sudutnya atau semakin kecil faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin
besar.

P(Watt)
fp(cos ) ................................................................ (3.1)
S (VA)

http://contoh.in
17
Pada saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan ekstra tinggi atau
tegangan ultra tinggi membutuhkan peralatan kompensasi. Hal ini terutama
dimaksudkan untuk mengontrol tegangan kerja di setiap titik sepanjang saluran,
memperkecil panjang elektrik dari saluran dan untuk menaikan kapasitas
penyaluran.

Alat-alat kompensasi pada saluran transmisi adalah reaktor shunt,


kapasitor seri atau kombinasi dari keduanya. Kompensasi dengan reaktor shunt
biasanya digunakan pada saluran transmisi jarak menengah dan kompensasi
dengan kapasitor seri atau kombinasi reaktor shunt dan kapasitor seri digunakan
pada saluran yang lebih panjang.

Pada kompensasi dengan kapasitor seri, bila yang dipentingkan hanya


keadaan saluran pada ujung-ujungnya, saluran transmisi dan kapasitor seri itu
cukup dipresentasikandengan sirkuit nominal PI tanpa menimbulkan kesalahan
yang berarti. Dalam hal ini penempatan fisik darik kapasitor seri sepanjang
saluran tidak termasuk dalam perhitungan.

Tetapi bila kondisi kerja sepanjang saluran perlu diperhatikan, letak fisik
kapasitor harus diperhatikan. Hal ini dapat diperoleh dengan menentukan
konstanta ABCD dari bagian Saluran di masing-masing sisi dari kapasitor seri
saluran transmisi dan kapasitor seri.
Derajat kompensasi pada kompensasi dengan kapasitor seri adalah
XC/XL, dimana XC adalah reaktansi kapasitif dari kapasitor seri dan XL adalah
reaktansi induktif total dari saluran per fasa.

3.2 PERANAN KAPASITOR DALAM PENGGUNAAN ENERGI


LISTRIK

Kapasitor daya merupakan suatu peralatan yang amat sederhana yaitu


suatu peralatan yang terdiri dari dua pelat metal yang dipisahkan oleh dielektrik
(bahan isolasi). Adapun bagian dari kapasitor daya yaitu kertas, foil dan cairan
yang telah diimpregnasi seperti di tunjukkan pada Gambar 3.2, tidak ada bagian

http://contoh.in
18
yang bergerak akan tetapi terdapat gaya yang berkerja sebagai fungsi dari medan
listrik. Sistem penghantar biasanya terbuat dari alumunium murni atau semprotan
logam. Sistem dielektriknya dapat dibuat dari kertas atau plastik dengan cairan
perekat.

Gambar 3.2 : Komponen dasar Kapasitor

Suatu kapasitor dinamakan ”bermuatan Q” jika kedua konduktornya diberi


muatan Q yang sama namun berbeda jenis (yaitu +Q dan –Q). Proses pengisian
kapasitor dilakukan dengan menghubungkan kapasitor tersebut dengan beda
potensial. Muatan yang tersimpan dalam kapasitor berbanding lurus dengan beda
potensial yang diberikan
Q∞V
Konstanta kesebandingan nya menyatakan kapasitas (kapasitansi) kapasitor untuk
menyimpan muatan.
Q = CV.................................................................. (3.2)
Berarti kapasitansi suatu kapasitor merupakan perbandingan antara muatan yang
disimpannya dengan beda potensial antara konduktor-konduktornya.
Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh Reaktansi (R),
Induktansi (L) dan Capasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu
disebabkan karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang
digunakan. Sedangkan beban listrik yang digunakan umumnya bersifat induktif
(positif) membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi
(AC) dan Lampu TL, sedangkan beban kapasitif (negatif) mengeluarkan daya
reaktif. Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat

http://contoh.in
19
dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi
listrik adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif.
Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya reaktif untuk
memperbaiki tegangan dan faktor daya, karenanya menambah sistem akan
mengurangi kerugian. Dalam kapasitor seri daya reaktif sebanding dengan kuadrat
arus beban, sedangkan kapasitor paralel sebanding dengan kuadrat tegangan.
Untuk memperkecil sudut fasa (Ø) itu hal yang mungkin dilakukan adalah
memperkecil komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif
yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan
dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.
Pemasangan peralatan kapasitor seri dan paralel pada jaringan
mengakibatkan losses akibat aliran daya reaktif pada saluran dapat dikurangi
sehingga kebutuhan arus menurun dan tegangan mengalami kenaikan sehingga
kapasitas sistem bertambah.
Biaya pemasangan kapasitor seri jauh lebih mahal daripada kapasitor
paralel, dan biaya kapasitor seri dirancang dengan kapasitas yang lebih besar
dengan tujuan untuk mengantisipasi perkembangan beban untuk masa-masa yang
akan datang. Hal-hal tersebut menjadi alasan utama sehingga dalam sistem yang
dibahas banyak kapasitor paralel. Mamfaat penggunaan kapasitor paralel adalah :
Mengurangi kerugian.
Memperbaiki kondisi tegangan.
Mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan.
Kapasitor paralel membangkitkan daya reaktif negatif (panah bawah) dan
beban membangkitkan daya reaktif positif (panah keatas), jadi pengaruh dari
kapasitor adalah untuk mengurangi aliran daya reaktif di dalam jaringan sehingga
daya reaktif yang berasal dari sistem menjadi :
Q2(total) = Q1 (beban) - Qc Qc adalah daya reaktif yang dibangkitkan oleh
kapasitor paralel.
Keuntungan :
1. Arus I berkurang dan karenanya kerugian I 2R berkurang
P2 (Qbeban QKapasitor ) 2
I ...............................(3.3)
V

http://contoh.in
20
2. % Kenaikan tegangan
Qc X
% Kenaikantegangan ...............................(3.4)
10V 2
Qc = KVAR
X = Reaktansi jaringan (ohm)
V = Tegangan nominal (kv antar fasa)
3. Karena arus berkurang untuk suatu daya (kw) maka jaringan,
trafo dan sebagainya agak berkurang beban KVA nya. Jadi
jaringan sanggung mensuplai permintaan yang lebih tinggi.

3.3 PROSES KERJA KAPASITOR

Kapasitor yang akan digunakan untuk memperbesar pf dipasang paralel


dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan
mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron
maka tegangan akan berubah.
Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian
yang memerlukannya dengan demikian pada saat itu kapasitor membangkitkan
daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap), maka
kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan
elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya reaktif ke beban. Karena
beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-), akibatnya
daya reaktif menjadi kecil.

Drop tegangan pada sistem transmisi sampai ke konsumen dapat terjadi pada :
a. Penyaluran tegangan tinggi dari satu GI ke GI yang lainnya.
b. Transformator Daya.
c. Penyulang tegangan menengah.
d. Transformator distribusi.
e. Penyulang jaringan tegangan rendah.
f. Sambungan rumah.
g. Instalasi rumah.

http://contoh.in
21
Sesuai dengan definisi, drop tegangan adalah :

ΔV = Vk - Vt
....................................................................(3.5)
Dimana :
Vk = nilai mutlak tegangan ujung kirim.
Vt = nilai mutlak tegangan ujung terima.
Jadi ΔV merupakan selisih antara tegangan ujung kirim dan tegangan ujung
terima.

http://contoh.in
22
BAB 4
KENAIKAN TEGANGAN AKIBAT PEMASANGAN
KAPASITOR BANK 25 MVAR DI GARDU INDUK
BANDA ACEH

4.1 DROP TEGANGAN PADA SISTEM PENYALURAN TRANSMISI

Drop tegangan pada sistem penyaluran transmisi sangat berpengaruh dari


segi pelayanan kepada konsumen, karena tegangan yang terlalu rendah dari
tegangan toleransi yang diizinkan dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan
instalasi listrik, sehingga kinerja perusahaan akan menjadi kurang baik.

4.2 ALASAN EKONOMIS PENGGUNAAN KAPASITOR BANK

Pada prinsipnya, Kapasitor Bank adalah kumpulan beberapa kapasitor


yang dihubungkan menjadi satu seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1, baik itu
dihubungkan secara seri maupun paralel. Kapasitor bank berfungsi untuk
menaikkan tegangan dan memperbesar Cos φ yang dipasang paralel dengan
rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan, maka elektron akan mengalir
masuk ke kapasitor.

Gambar 4.1 : Susunan plat Kapasitor Menjadi satu Kapasitor Bank

http://contoh.in
23
Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron, maka tegangan
berubah (naik dari tegangan sebelumnya). Kemudian elektron akan keluar dari
kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya. Bila tegangan
berubah kembali normal, maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron.
Dalam proses elektron yang keluar dari kapasitor terjadilah kompensasi daya
reaktif, yaitu antara daya reaktif induktif dan kapasitif, dimana daya reaktif
induktif mengakibatkan rugi-rugi daya dan jatuh (drop) tegangan dalam
penyaluran energi listrik, maka dikompensasikan atau diimbangi dengan daya
reaktif kapasitif oleh kapasitor bank. Sehingga rugi-rugi daya dan drop tegangan
dalam penyaluran dapat diminimalkan.
Seperti diketahui Kapasitor Bank biasanya dipasang pada Gardu Induk
yang jauh dari pembangkit, karena semakin jauh jarak penghantar ( L ), antara
pembangkit dengan Gardu Induk, maka semakin besar hambatan penghantar ( R ),
yang dapat dilihat pada rumus :

R = ρ. L Ohm .........................................................................(4.1)
A

Sehingga apabila beban penyaluran tinggi, maka induktansinya semakin


besar dan terjadi rugi-rugi tegangan dan oleh sebab itu diimbangi dengan
kapasitor, seperti pada rumus ini :

1
Xc = Ohm ......................................................(4.2)
2 πL f c

Z = R + j (XL – XC) Ohm


………………………... .......................................................(4.3)

V = I.Z Volt
.......................................................(4.4)
Dimana,
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Z = Impedansi (Ohm)

http://contoh.in
24
Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menambah kapasitor
(Xc), berarti menambah harga impedansi (Z). Semakin besar impedansinya, maka
tegangan akan naik karena dalam hubungannya impedansi (Z) berbanding lurus
dengan tegangan (V)
Kapasitor Bank yang dihubungkan dengan rangkaian beban serta
diagram satu garis bay 150 KV kapasitor bank pada Gardu Induk Banda Aceh,
seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.2 : Kapasitor Bank 25 MVAR di gardu Induk Banda Aceh

Dari gambar diatas tampak kapasitor Bank di pasang disetiap fasa (R, S,
T) di Gardu Induk Banda Aceh, data kapasitas kapasitor yang di pasang dapat
dilihat di lampiran A.

http://contoh.in
25
150 KV BUS I

150 KV BUS II

PT BUS I PT BUS II
PMS BUS I PMS BUS II

PMS 150 KV

CT 150 KV

LA 150 KV PMS GROUND 150 KV

KAPASITOR KAPASITOR

Gambar 4.3 : Diagram Satu Garis dan Bay I50 KV Kapasitor Bank

Diatas merupakan diagram segaris line Kapasitor Bank, untuk gambar


line Kapasitor Bank seperti letak dilapangan dapat dilihat pada lampiran B.

4.3 PENGOPERASIAN PERALATAN LINE 150 KV KAPASITOR


BANK

Pada saat akan mengoperasikan peralatan yang terpasang di panel


Kapasitor Bank seperti diperlihatkan pada gabar 4.3, yang harus diperhatikan
adalah posisi panel harus dalam keadaan L (Local). Local disini dimaksudkan
pengoperasian local dari panel, sedangkan R (Remote) dimaksudkan untuk
pengoperasian peralatan dari UPB melalui SCADA untuk line diagram panel
Kapasitor Bank dapat di lihat pada lampiran C. Apabila panel peralatan dalam
kondisi R, dan operator akan mengoperasikan dari panel, maka panel tidak dapat
mengoperasikan peralatan yang ada di Switcyard. R\L

http://contoh.in
26
Gambar 4.4 : Panel Control Kapasitor Bank

1. Pengoperasian Peralatan Kapasitor Bank melalui Panel


a. Pengoperasian pemasukkan Kapasitor Bank
Pengoperasian pemasukkan / pelepasan Kapasitor Bank, sama dengan cara
pengoperasian pada bay Penghantar, tetapi karena di sini panel Kapasitor Bank
berbeda dengan panel yang lain. Maka harus diperhatikan langkah-langkah
berikut.
Tekan dahulu pada LCD panel yang merupakan kursor untuk
memilih symbol peralatan yang akan dioperasikan, dalam hal ini PMS
Bus.
Apabila kursor telah menunjukkan peralatan yang akan kita operasikan
seperti PMS Bus tekan tanda untuk memasukkan PMS Bus ,dalam
hal ini PMS Bus 1.
Selanjutnya tekan kursor sampai pindah ke symbol PMT, lalu tekan agak
lama tanda masuk pada PMT.
Apabila PMT Kapasitor Bank telah masuk berarti Kapasitor Bank telah
beroperasi.
Pengoperasian pemasukkan Kapasitor Bank ini dilakukan apabila tegangan
system pada Gardu Induk telah drop saat beban puncak. Biasanya pengoperasian

http://contoh.in
27
Kapasitor Bank dilakukan atas perintah UPB Sistem 1 karena mereka selalu
mengontrol setiap saat. Tetapi apabila UPB Sistem 1 lupa menyuruh memasukkan
Kapasitor Bank sementara tegangan sudah drop pada Gardu Induk, maka operator
dapat melaporkannya ke Sistem 1, selanjutnya kita tunggu perintah UPB Sistem 1
selanjutnya.

b. Pengoperasian pelepasan Kapasitor Bank


Pengoperasian pelepasan Kapasitor Bank ini dilakukan apabila tegangan
sudah tinggi atau normal dan biasanya sudah lewat masa jam beban puncak.
Seperti halnya pada pemasukkan Kapasitor Bank, pelepasan Kapasitor Bank juga
dilakukan atas perintah UPB Sistem 1, bisa atas perintah Sistem 1 langsung atau
operator melapor ke Sistem 1 bahwa tegangan sudah normal dan menunggu
perintah Sistem 1 selanjutnya.
Langkah-langkah pelepasan Kapasitor Bank :
Perhatikan keadaan panel, apakah dalam posisi L (Local) atau R (Remote).
Apabila posisi R (Remote) ubah ke L (Local).
Tekan kursor pada LCD panel dan pilih symbol PMT.
Lalu tekan agak lama dan perhatikan apakah PMT sudah lepas baik
pada LCD panel maupun di Switchyard.
Apabila PMT sudah lepas atau off berarti Kapasitor Bank telah tidak
beroperasi.
PMS Bus tidak kita posisikan lepas karena untuk memudahkan pekerjaan
selanjutnya seperti memasukkan PMT Kapasitor Bank.

2. Cara Pengoperasian peralatan Kapasitor Bank melalui Switcyard


Langkah-langkah pengoperasian Kapasitor Bank melalui local switchyard
sama dengan langkah pengoperasian melalui panel, hanya saja
pengoperasiannya langsung pada tombol-tombol yang terdapat di masing-
masing peralatan.

3. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Operator pada saat mengoperasikan


Kapasitor Bank

http://contoh.in
28
a. Operator harus melihat atau mendengar peralatan yang ada Switchyard
setelah dioperasikan dari panel. Juga perhatikan pada LCD panel
apakah peralatan yang kita operasikan telah bekerja atau tidak.
b. Apabila operator salah mengoperasikan peralatan, panel tidak akan
memerintahkan peralatan yang ada di Switchyard untuk beroperasi
(panel tidak akan menjalankan perintah operator), sebaliknya panel
akan menunjukkan atau menyalakan lampu Interlock, yang
memberitahu bahwa operator salah mengoperasikan peralatan.
c. Dalam kondisi local elektrik, PMT tidak dapat dimasukkan apabila
PMS dalam kondisi masuk karena di sini ada interlock electric, dimana
negative ke close coil dipotong oleh TCS nya. Ini biasanya digunakan
dalam posisi pemeliharaan.
d. Operator juga harus memerhatikan posisi Man atau Auto pada LCD
panel. Man (Manual) berarti operator yang mengoperasikan peralatan
melalui panel sementara Auto berarti relay panel sendiri yang
mengatur atau mengoperasikan peralatan yang di Switchyard. Itu
berarti operator tidak bisa mengoperasikan peralatan sebelum posisi
panel diubah ke posisi Man (Manual).
Langkah-langkah mengubah posisi panel dari Man menjadi Auto:
Tekan kursor pada LCD panel dan pilih Man
Lalu tekan agak lama tanda masuk sampai tulisan Man berubah
menjadi Auto
Untuk mengubah posisi panel dari Auto menjadi Man sama langkah-
langkahnya dengan langkah mengubah posisi panel dari Man menjadi
Auto.
e. Pada posisi Auto, settingan relay PMT Close berada pada tegangan
127 KV dan settingan relay PMT Open pada tegangan 150 KV.
f. Setelah pengoperasian pemasukkan Kapasitor Bank, operator harus
melaporkan jam masuk beserta tegangan (KV), beban ( MW),
MVARH, Tap dan Arus sebelum dan sesudah operasi kepada UPB
Sistem 1. Begitu juga sebaliknya pada pelepasan Kapasitor Bank.

http://contoh.in
29
Apabila pada saat mengoperasikan peralatan dan peralatan di Switchyard
tidak dapat bekerja, perhatikan kondisi panel baik L maupun R nya, Man maupun
Autonya. Apabila sudah benar dan peralatan tidak mau juga bekerja berarti ini ada
masalah (trouble) dan operator harus memperhatikan masing-masing MCB,
wiring bahkan kondisi peralatan tersebut. Dalam hal ini operator harus melapor ke
Kepala Gardu Induk agar Kepala Gardu Induk melaporkan masalah ini kepada
Tim HAR.

4.4 JATUH TEGANGAN PADA SISTEM TIGA FASA

SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) yang di transmisikan dari Pulau


Berandan untuk sistem SUMUT-NAD dapat dilihat pada lampiran D adalah 150
KV dengan jarak 380,9 km, dengan konfigurasi double sirkuit yaitu satu sirkuit
terdiri dari 3 pfasa dengan 3 atau 4 kawat, biasanya hanya 3 kawat dan konduktor
netral digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali. Jika kapasitas besar maka
satu fasa dapat terdiri dari dua disebut double dan empat kawat disebut Qudrapole
dan berkas konduktor disebut sebagai bundle konduktor.
Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi paling panjang hanya dapat
mencapai jarak efektif 100 km, selebihnya bermasalah dengan tegangan jatuh
(drop voltage) yang menjadikan tegangan di ujung transmisi menjadi sangat
rendah. Dapat diatasi jika dihubungkan secara interconnection atau ring sistem.
Dalam menghitung jatuh tegangan pada sistem tiga fasa-3 kawat, dimana
diasumsikan bebannya seimbang dapat dilihat pada gambar 4.5 :

R XL B
e
b
a
n

Gambar 4.5 : Sistem tiga fasa – 3 kawat

http://contoh.in
30
Untuk sistem tiga fasa seimbang dengan beban
S = √3.Vj.I
maka, arus jala-jalanya adalah :

S
I=
√3.Vj ...........................................................................................(4.5)
Jatuh tegangan dapat ditulis :

S (R cosφ + XL sinφ)
(ΔV)% = X 100%
10.V2j

Atau :

S x L (r cosφ + x sinφ)
(ΔV)% = X 100% ..........................................(4.6)
10.V2j
Dimana:
S = Daya Semu, dalam MVA
P = Daya Aktif, dalam MW
V = Vjala = tegangan jala (nominal), dalam KV
R = L.r ohm per fasa
X = L.x ohm per fasa
r = resistansi per fasa, dalam ohm per km
x = reaktansi per fasa dalam ohm per km
L = Panjang jaringan, dalam km
Bisa juga dinyatakan dalam bentuk daya aktif dan reaktif, yaitu :

RP + XLQ
(ΔV)% = X 100% .....................................................(4.7)
10.V2j

Atau :
(ΔV)% = S x L x k %...............................................................................(4.8)
Dimana k adalah suatu konstanta, yaitu :
(r cosφ + x sinφ) ......................................................(4.9)
k= X 100%
10.V2j

http://contoh.in
31
4.5 PERHITUNGAN TEORITIS PENYALURAN TEGANGAN DI
SUBSISTEM NAD

Diketahui : SUTT, fasa tiga 136 kV pada sisi pengirim, seperti penyaluran
tegangan di Subsistem NAD dari GI. Langsa ke GI. Banda Aceh,
dimana ; resistansi (r) jaringan = 0,129 ohm/km per fasa dan
reaktansi (x) jaringan = 0,42 ohm/km per fasa. Untuk factor daya
dari semua beban dianggap sama 0,8 mengikuti.

Untuk Beban dan Jarak Penyaluran Antar Gardu Induk, sebagai berikut :

NO SEGMENT BEBAN RATA-RATA PANJANG


(MVAR) JARINGAN (KM)
1 Langsa – Lhokseumawe 7,5 128,5
2 Lhokseumawe – Bireun 20,75 61,3
3 Bireun – Sigli 7,17 99,2
4 Sigli – Banda Aceh 6,0 91,9
5 Banda Aceh 28,3 -
Total Langsa – Banda Aceh 69,72 380,9

Tabel 4.1 : Beban dan Jarak Penyaluran di Subsistem NAD


Dicari :
a) Jatuh tegangan dalam % pada titik penyaluran transmisi.
b) Kenaikan tegangan akibat dipasang Kapasitor Bank dengan daya 25
MVAR di Gardu Induk Banda Aceh.
Penyelesaiannya :
a) Jatuh tegangan dalam % dapat dihitung secara pendekatan
Menurut persamaan : S x L (r cosφ + x sinφ)
(ΔV)% = X 100%
10.V2j

=SxLxk%

(r cosφ + x sinφ)
Dimana, k = X 100%
10.V2j

http://contoh.in
32
(0,129 x 0,8 + 0,42 x 0,6)
k= X 100%
10 x 1362

0,3552
k= X 100%
184960

k = 0,000192 %

Jadi ;
(ΔVLangsa – Lhokseumawe) % = S x L x k %
= (7,5+20,75+7,17+6,0+28,3) x 128,5 x 0,000192 %
= 69,72 x 128,5 x 0,000192 %
= 1,71 % = 2 %

(ΔVLhokseumawe – Bireun) % = S x L x k %
= (20,75+7,17+6,0+28,3) x 61,3 x 0,000192 %
= 62,22 x 61,3 x 0,000192 %
= 0,73 % = 1 %

(ΔVBireun - Sigli) % = S x L x k %
= (7,17+6,0+28,3) x 99,2 x 0,000192 %
= 41,47 x 99,2 x 0,000192 %
= 0,789 % = 0,78 % = 0,8 % = 1 %

(ΔVSigli – Banda Aceh) % = S x L x k %


= (6,0+28,3) x 91,9 x 0,000192 %
= 34,3 x 91,9 x 0,000192 %
= 0,605 % = 0,61 %

(ΔVLangsa – Banda Aceh) % = (ΔVLangsa – Lhokseumawe)% + (ΔVLhokseumawe – Bireun)% +


(ΔVBireun - Sigli)% + (ΔVSigli – Banda Aceh) %
= 2% + 1% + 1% + 0,61%
= 4,61 %

http://contoh.in
33
(ΔVLangsa – Banda Aceh) % = S x L x k %
= (20,75+7,17+6,0+28,3) x 380,9 x 0,000192 %
= 62,22 x 380,9 x 0,000192 %
= 4,55 % = 4,6 %
Seperti gambar 4.5 dibawah ini “grafik drop tegangan sebelum di pasang
kapasitor bank” pada gardu induk Banda Aceh.

CHART DROP TEGANGAN SEBELUM MENGGUNAKAN


KAPASITOR BANK
5
4.61
4

3
(%)
2 2

1 1 1
0.61
0 Langsa-
Lhokseumawe-Bireun Sigli-Banda Aceh = Langsa-Banda Aceh =
Lhokseumawe = 128,5 Bireun-Sigli = 99,2 KM
= 61,3 KM 91,9 KM 380,9 KM
KM

Drop Tegangan (%) 2 1 1 0.61 4.61

Gambar 4.5 : Drop Tegangan dalam Persen Sebelum pemasangan Kapasitor


Bank

b) Di Gardu Induk Banda Aceh dipasang kapasitor fasa-tiga dengan daya


sebesar 25 MVAR. Kenaikan tegangan akibat dipasang kapasitor bank ini
GI. Banda Aceh, adalah :

L . X . Qc
(ΔVSigli-Banda Aceh )kap. % = X 100%
V2

91,9 x 0,42 x 18
= X 100%
1292

= 694,764 X 100%
16641

= 4,2 %

http://contoh.in
34
Penyaluran Tegangan dari Langsa sampai Banda Aceh
137

136 136
135

Tegangan (KV)
134

133 133
132 132
131 131
130 130
129

128
Langsa Lhokseumawe Bireun Sigli Banda Aceh
Tegangan disisi Pengirim dari GI. 136 133 132 131 130
Langsa (KV)

Gambar 4.6 : Drop Tegangan Sebelum di Pasang Kapasitor Bank

Sebelum dipasang kapasitor di GI. Banda Aceh, jatuh tegangan di GI. Banda
Aceh terhadap GI. Sigli adalah :
(ΔVSigli-Banda Aceh )% = 0,61%
Jadi, kenaikan tegangan dalam % di GI. Banda Aceh, akibat dipasangnya
kapasitor adalah :
(ΔVSigli-Banda Aceh )¹ % = (ΔVSigli-Banda Aceh )kap.% - (ΔVSigli-Banda Aceh )%
= 4,2% - 0,61%
= 3,59%
Sehingga, kenaikan tegangan di pasang Kapasitor Bank di GI. Banda Aceh
adalah 3,59% atau 4,66 KV dari tegangan sebelumnya 129,7 KV dibulatkan 130
KV yaitu menjadi 134,66 KV dibulatkan menjadi 135 KV.
Dengan dipasangnya kapasitor bank di GI. Banda Aceh dapat mempengaruhi
kenaikan tegangan di GI. yang berdekatan dengan GI. yang di pasang kapasitor
karena terjadi nya kompensasi daya reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif yang
ditimbulkan oleh kapasitor bank, kenaikan tegangan nya memang tidak terlalu
tinggi, tergantung dengan kondisi beban tinggi atau rendah, jika kondisi beban
tinggi maka nilai kompensasi nya rendah , dan sebaliknya jika beban rendah maka
nilai kompensasi nya naik, sehingga tegangan juga naik.

http://contoh.in
35
Seperti contoh di bawah ini dimana beban yang tinggi, sehingga nilai kompensasi
nya rendah untuk GI. Sigli.

L . X . Qc
(ΔVBireun-Sigli)kom.kap. % = X 100%
V2

99,2 x 0,42 x 7
= X 100%
1312

291,648 X 100%
=
17161

= 1,69 %

Sebelum dipasang kapasitor di GI. Banda Aceh, jatuh tegangan di GI. Sigli
terhadap GI. Bireun adalah :
(ΔVBireun-Sigli )% = 0,61%
Jadi, kenaikan tegangan dalam % di GI. Sigli, akibat kompensasi kapasitor daya
reaktif adalah:
(ΔVBireun-Sigli )¹ % = (ΔVBireun-Sigli )kom.kap.% - (ΔVBireun-Sigli )%
= 1,69% - 0,78%
= 0,91% dibulatkan menjadi 1%
Sehingga, kenaikan tegangan di GI. Sigli adalah 1% atau 1,3 KV dari
tegangan sebelumnya 131 KV yaitu menjadi 132 KV. Seperti pada gambar 6. di
bawah ini :

http://contoh.in
36
Chart Kenaikan Tegangan Setelah di Pasang
Kapasitor
4
3.59
3.5

(%)
3
2.5
2
1.5
1 1
0.5
0
GI. Sigli GI. Banda Aceh
Kenaikan Tegangan (%) 1 3.59

Gambar 4.7 : Kenaikan Tegangan setelah di Pasang Kapasitor Bank dan


Kompensasi Daya Reaktif.

Maka dari tabel dapat kita lihat perbandingan drop tegangan :

Line Transmisi Sebelum di pasang Kapasitor


(%)
ΔVLangsa – Lhokseumawe 2%
ΔVLhokseumawe – Bireun 1%
ΔVBireun – Sigli 1%
ΔVSigli – Banda Aceh 0.61 %
ΔVLangsa – Banda Aceh 4.61

Tabel 4.2 : Drop tegangan masing-masing line transmisi

Line Transmisi Kenaikan Tegangan


ΔVSigli – Banda Aceh 3.59 % 4.66 KV
ΔVBireun-Sigli 0,91% 1.3 KV

Tabel 4.3 : Kenaikan Tegangan setelah pemasangan Kapasitor Bank 25 MVAR

http://contoh.in
37
4.6 MANFAAT DIPASANG KAPASITOR BANK

Pada dasarnya kontiniutas sistem penyaluran tegangan listrik harus efektif


dan efisien, maksud nya tegangan disisi pengirim sama dengan atau mendekati
tegangan di sisi penerima. Tapi kenyataan di lapangan, tegangan disisi pengirim
tidak sama dari tegangan disisi penerima, artinya tegangan disisi penerima jauh
lebih rendah (drop tegangan) dari tegangan disisi pengirim. Sehingga
menyebabkan peralatan instalasi tenaga listrik akan rusak karena tegangan yang
terlalu rendah (drop tegangan), serta dapat juga mengakibatkan defisite sistem
karena tidak bisa mengimbangi pemakaian konsumen dari tegangan yang drop
(jatuh tegangan).
Pada verefikasi untuk tegangan rata-rata sebelum dipasang kapasitor bank
pada bulan Juli tahun 2008, tegangan disisi penerima jauh lebih rendah dari
tegangan disisi pengirim, dengan demikian pada bulan September tegangan rata-
rata setelah dipasang kapasitor bank tegangan disisi pengirim mendekati tegangan
disisi penerima, sehingga drop tegangan pada GI-GI yang diujung dapat teratasi,
walaupun belum stabil seperti tegangan disisi pengirim. Seperti pada tabel 2. di
bawah ini :

No Gardu Induk Tegangan Rata-rata Tegangan Rata-rata Net Gain


Sebelum Operasi Sesudah Operasi / Saving
Kapasitor Bank Kapasitor Bank
1 Langsa 136 KV 137 KV 0,73
2 Lhokseumawe 132 KV 133 KV 0,75
3 Bireun 124 KV 126 KV 1,59
4 Sigli 130 KV 134 KV 2,99
5 Banda Aceh 129 KV 135 KV 4,44

Tabel 4.4 : Tegangan Sebelum dan Sesudah di Pasang Kapasitor Bank


Catatan :
 Referensi tegangan rata-rata bulan Juli 2008.
 Referensi tegangan rata-rata bulan September 2008.

http://contoh.in
38
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1) Kapasitor Bank adalah kapasitor yang digunakan untuk memperbesar


Cos φ yang dipasang paralel dengan rangkaian beban.
2) Kapasitor Bank dipasang pada Gardu Induk yang jauh dari
Pembangkit, karena semakin jauh jarak penghantar antara Pembangkit
dengan Gardu Induk semakin besar hambatan dan apabila beban
tinggi, maka induktansinya semakin besar dan terjadi rugi-rugi
tegangan dan oleh sebab itu maka diimbangi dengan kapasitor.
3) Pada saat mengoperasikan bay Kapasitor Bank, operator harus
memperhatikan dulu posisi panel, apabila dalam kondisi R (remote)
harus diubah dalam kondisi L (local) dan operator harus mengecek
kondisi peralatan.
4) Tegangan penyaluran di gardu induk Banda Aceh naik dari sebelum
nya ± 4 sampai dengan 5 KV.
5) Karena kompensasi daya reaktif induktif dan kapasitif, tegangan pada
gardu induk Sigli juga naik ± 2 KV sampai dengan 3 KV.

5.2 SARAN

1) Agar pemantauan dan maintenance peralatan Kapasitor Bank


dilakukan secara periodik baik mingguan, bulanan dan tahunan. Agar
kualitas dan kuantitas (mutu) peralatan tersebut akan terjaga.
2) Untuk lebih optimal penyaluran tegangan di sub sistem NAD, agar di
pasang Kapasitor Bank pada Gardu Induk Bireuen.

http://contoh.in
39
DAFTAR PUSTAKA

1) William D. stevent, Jr, 1996 Analisa Sistem Tenaga Listrk, Jakarta,


penerbit Erlangga.
2) Zuhal 1995, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT
Gramedia Pustaka Utama.
3) Hutauruk, T.S, Prof. Ir.M.Sc, 1996, Transmisi Daya Listrik, Penerbit
Erlangga.
4) Data Pembebanan di Gardu-gardu Induk, Beban MW, MVAR, Tegangan,
Arus, example bulan Juli sampai September tahun 2008.
5) Silabus, Pemakaian Kapasitor, diperoleh tanggal 22 September 2008.

http://contoh.in
40
BIODATA PENULIS

I. IDENTITAS PRIBADI
NAMA : Jufry J
Tempat/tanggal lahir : Blangglanggang/5 Februari 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa Teknik Elektro FT Unsyiah
Alamat : Tanjung Selamat Kec. Darussalam Aceh Besar

II. IDENTITAS KELUARGA


Nama Ayah : Jafaruddin
Pekerjaan : Sopir
Nama Ibu : Wardati
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Seuneubok Aceh Kec. Peusangan Kab. Bireuen

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. SD T.Chik Peusangan Kec. Peusangan Bireuen.
2. SLTP Negeri 1 Peusangan Kec. Peusangan Bireuen.
3. SMA Negeri 1 Jeumpa Kec. Kota Juang Bireuen.
4. Universitas Syiah Kuala, Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro
Bidang Studi Teknik Energi Listrik Angkatan 2005.

http://contoh.in
41

Anda mungkin juga menyukai