viii
01 Pendahuluan
02 Metodologi
03 Target Ruen Dan Kebutuhan Investasi Subsektor Energi Fosil
MTOE Million Tonnes of Oil Equivalent
MVA Mega Volt Ampere
MW Mega Watt
NPL Non-Performing Loans
PDB Produk Domestik Bruto
PGN Perusahaan Gas Nasional
PJBL Perjanjian Jual Beli Listrik
PKP2B Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
PLN Perusahaan Listrik Negara
PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
PLTG/GU/MG Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Gas Uap/Mesin Gas
TWh Terawatt-Hour
USC Ultra Supercritical
USD US Dollar
WK Wilayah Kerja
ix
Tabel 3.34
Realisasi investasi ketenagalistrikan dan kelembagaan pengelolaan. Sementara
juga masih di bawah target yang telah itu, untuk aneka EBT lainnya, capaian
ditetapkan (Gambar 1.3). Pembangunan realisasi investasi tidak tercapai di tahun 2015
program ketenagalistrikan menghadapi disebabkan oleh kegiatan tidak dilelang karena
kendala dalam pembebasan lahan (penetapan data teknis yang belum lengkap.
lokasi, tumpang tindih lahan dan penolakan Investasi di sektor energi untuk
warga) dan kemudahan perizinan sehingga mencapai target RUEN sangat berperan
menyebabkan penundaan rencana kegiatan penting dalam mendorong kegiatan
investasi di berbagai perusahaan serta kendala perekonomian. Peningkatan investasi sektor
teknis. energi memerlukan peran aktif pemerintah
Berbeda dengan investasi di subsektor dalam menciptakan regulasi dan kebijakan
minyak dan gas, dan ketenagalistrikan, yang dapat mendorong terbentuknya iklim
realisasi investasi di subsektor mineral dan investasi yang kondusif agar sektor swasta
batubara dalam tahun tertentu selama tertarik berinvestasi di sektor energi dan dapat
periode 2010-2017 tercatat mampu melebihi berkontribusi untuk mewujudkan tercapainya
target. Hal ini menunjukkan investor memiliki target RUEN.
tingkat kepercayaan yang meningkat untuk Berdasarkan hal tersebut, Indonesian
menginvestasikan modalnya di industri Institute for Energy Economics (IIEE) dan Institute
pertambangan. Sementara itu, realisasi for Essential Services Reform (IESR), melakukan
investasi tidak mencapai target disebabkan kajian dengan judul “Kebutuhan Investasi
oleh penurunan harga komoditas dan batubara, Energi di Indonesia, Studi Kasus: Rencana
penurunan produksi dan adanya penundaan Umum Energi Nasional (RUEN)”. Kajian ini
kegiatan investasi. diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
Target investasi pengembangan dan informasi bagi Pemerintah untuk mencari
subsektor EBTKE tidak sebesar subsektor solusi agar kebutuhan investasi sesuai target-
lainnya. Berdasarkan (Gambar 1.5), pada target di dalam RUEN dapat dapat terpenuhi
tahun 2015, capaian realisasi investasi jauh dan bagi pihak swasta, informasi ini dapat
di bawah target karena kendala perizinan digunakan sebagai referensi pengembangan
pengusahaan panas bumi dan terbatasnya portofolio bisnis perusahaan di bidang energi
kemampuan keuangan pengembang. Untuk di Indonesia.
bioenergi, kendala investasi yaitu berupa
ketersediaan bahan baku, teknologi, keuangan
8 7,43 7,23
7 6,5 6,9
6,14
6 5,79
5,13 5,36 5,16
5
4,26
4 3,47 3,75 3,77
3,08 3,41
3 2,50
2
1
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Target Realisasi
Perhitungan investasi pada kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi
mengambil angka acuan dengan pendekatan
biaya rata-rata tertimbang (weighted average)
dari biaya produksi KKKS Migas di Indonesia
terhadap jumlah produksi migas tiap KKKS,
berdasarkan data yang diperoleh dari SKK
Migas.