Anda di halaman 1dari 52

IESR

Mengembangkan Ekosistem
Kendaraan Listrik di Indonesia
Pelajaran dari Pengalaman
Amerika Serikat, Norwegia
dan Cina
1 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

HAK CIPTA

Materi dalam publikasi ini dilindungi hak cipta. Isi dari tulisan ini dapat digunakan untuk tujuan
non-komersial dengan mencantumkan tulisan ini sebagai sumbernya. Permohonan untuk
memperbanyak dapat dikirimkan ke alamat:

Institute for Essential Services Reform (IESR) Jalan Tebet Barat Dalam VIII No. 20 B, Jakarta Selatan,
12810, Indonesia www.iesr.or.id | iesr@iesr.or.id

Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia: Pelajaran


dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina

Penulis
Idoan Marciano

Pengulas
Lisa I. Wijayani dan Pamela Simamora

Penyunting
Fabby Tumiwa

PENGANTAR PENERBIT
Naskah ini merupakan bagian dari riset dibawah proyek Climate Transparency, sebuah kemitraan
internasional yang terdiri dari IESR dan 13 organisasi riset lain dan NGO yang membandingkan
aksi iklim G20 – www.climate-transparency.org. Penelitian untuk penerbitan ini didanai oleh
International Climate Initiative (IKI). Kementerian Federal untuk Lingkungan, Konservasi Alam, dan
Keamanan Nuklir (BMU) Jerman mendukung inisiatif ini berdasarkan keputusan yang diadopsi
oleh German Bundestag.

DITERBITKAN OLEH
Institute for Essential Services Reform (IESR) Jakarta, Indonesia
Februari 2021
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 2

Kata Pengantar
Para pembaca, IESR dengan bangga mempersembahkan laporan terbaru kami: Mengembangkan
Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia: Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat,
Norwegia dan Cina. Laporan ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk meninjau kebijakan yang
membentuk ekosistem kendaraan listrik; Kedua, untuk memberikan kebijakan yang tepat dalam
membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan merekomendasikan bagaimana
ekosistem tersebut dapat diadopsi.

Mengurangi emisi di sektor transportasi merupakan langkah yang sangat penting. Di Indonesia,
sektor transportasi mengkonsumsi 45% dari total energi final dimana 94% berasal dari bahan
bakar kendaraan. Emisi gas buang hampir sepertiga dari total emisi sektor energi. Rencana Umum
Energi Nasional (RUEN) memprediksikan bahwa emisi dari sektor ini akan meningkat sebesar 53%
pada tahun 2030 dan hampir dua kali lipat pada tahun 2050 dibandingkan dengan tahun 2015.
Karena Indonesia merupakan penyumbang emisi terbesar keenam di dunia, sektor transportasi
berperan vital dalam mencapai target Persetujuan Paris.

Penetrasi kendaraan listrik di seluruh dunia terus mengalami kemajuan pesat. Beberapa negara
telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup luar biasa di pasar kendaraan listrik. Lebih banyak
negara telah mengumumkan niat mereka untuk menggunakan sistem transportasi dari sumber
listrik, termasuk melarang kendaraan konvensional dalam 10-20 tahun dari sekarang. Indonesia
baru saja mulai mengembangkan kendaraan listrik. Secara spesifik RUEN menetapkan target 2.200
mobil listrik dan 2,1 juta sepeda motor listrik, serta pemanfaatan listrik 2,3 TWh untuk kendaraan
listrik pada 2025. Di tahun 2019, pemerintah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 55 yang
bertujuan untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik.

Dengan latar belakang ini, kami mengkaji strategi dan kebijakan untuk membangun ekosistem
kendaraan listrik di Indonesia melalui pembelajaran dari ketiga negara yang memiliki perkembangan
ekosistem kendaraan listrik cukup pesat yaitu: Norwegia, Cina, dan Amerika Serikat. Cina dan
Amerika Serikat memiliki penjualan kendaraan listrik tertinggi secara global, sedangkan Norwegia
merupakan negara dengan pangsa pasar kendaraan listrik terbesar di dunia.

Kami berharap laporan ini dapat memberikan arahan bagi para pembuat kebijakan dalam
membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia agar sesuai dengan target nasional
kendaraan listrik sekaligus berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan pencapaian target
penanganan perubahan iklim.

Februari 2021,

Fabby Tumiwa
Direktur Eksekutif IESR
3 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Ringkasan Eksekutif

S
ektor transportasi menyumbang sekitar seperempat dari total emisi GRK global. Emisi dari
sektor ini diproyeksikan akan terus meningkat kedepannya seiring dengan peningkatan
mobilitas masyarakat. Kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk menurunkan emisi
tersebut, bila disertai dengan transisi energi di sektor kelistrikan. Di tahun 2019, terdapat 7,2 juta
unit mobil listrik dan sekitar 350 juta unit kendaraan listrik roda dua/tiga yang mayoritas berada di
Cina, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa. Negara-negara tersebut berhasil mengadopsi
kendaraan listrik dengan menerapkan strategi dan kebijakan tertentu yang membangun ekosistem
kendaraan listrik. Studi ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi strategi dan kebijakan bagi
pemerintah Indonesia untuk dapat membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri
dari pembelajaran tiga negara pembanding, yaitu Norwegia, Cina, dan Amerika Serikat. Cina dan
Amerika Serikat dipilih karena dua negara ini mencatatkan penjualan kendaraan listrik tertinggi,
sedangkan Norwegia adalah negara dengan pangsa pasar kendaraan listrik terbesar di dunia.

Studi ini mendefinisikan ekosistem kendaraan listrik mencakup beberapa aspek, yaitu: (a)
infrastruktur pengisian daya; (b) model dan pasokan kendaraan listrik; (c) kesadaran dan
penerimaan publik; (d) rantai pasokan baterai dan komponen kendaraan listrik; (e) insentif dan
kebijakan pendukung dari pemerintah. Dalam studi ini, strategi dan kebijakan yang dipakai tiga
negara pembanding dianalisis untuk setiap aspek ekosistem kendaraan listrik. Rekomendasi bagi
pemerintah disusun berdasarkan studi komparasi ketiga negara pembanding menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi di Indonesia.

Kelima aspek ekosistem kendaraan listrik tersebut belum terbangun di Indonesia, sehingga
menghalangi adopsi kendaraan listrik. Data hingga bulan Agustus, 2020 memperlihatkan bahwa
tercatat baru ada sekitar 2.279 kendaraan listrik yang sudah layak jalan. Tingkat adopsi ini
masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian, yaitu kendaraan listrik
mencapai 20% dari total produksi kendaraan di tahun 2025 (400.000 kendaraan roda empat LCEV
dan 1.760.000 motor listrik). Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Presiden No.
55/2019 yang menjadi dasar dalam akselerasi pengembangan kendaraan listrik, namun kebijakan-
kebijakan turunannya masih belum mampu untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik secara
signifikan. Sehingga diperlukan pembelajaran dari ketiga negara pembanding untuk memberikan
rekomendasi yang tepat bagi Indonesia. Ketiga negara tersebut memiliki perbedaan situasi dan
kondisi sehingga strategi yang diterapkan dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di tiap
tiap negara pun berbeda.

Ketiga negara menunjukkan bahwa insentif fiskal berperan penting dalam adopsi kendaraan listrik
dengan membuat harga kendaraan listrik lebih kompetitif. Pemerintah Norwegia menerapkan
insentif berupa pembebasan PPN, pajak registrasi, biaya tol, dan lainnya yang bernilai lebih dari
USD 12.600 per kendaraan secara total, atau sekitar 55% dari harga kendaraan listrik itu sendiri
yang membuat kendaraan listrik lebih murah daripada kendaraan konvensional. Cina berhasil
memimpin pasar kendaraan listrik dunia di tahun 2015 akibat kebijakan pemerintah berupa
pemberian subsidi kendaraan listrik hingga 50% dan pembebasan pajak dengan jumlah total
mencapai USD 20.000. Konsumen kendaraan listrik di Amerika Serikat juga menganggap insentif
finansial dari pemerintah federal dan daerah berupa kredit pajak dan potongan harga beli senilai
sekitar USD 7.500 per kendaraan menjadi salah satu alasan utama membeli kendaraan listrik.

Selain itu, insentif non-fiskal yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sangat memotivasi
konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik. Beberapa daerah di Cina menerapkan insentif
kemudahan mendapatkan plat nomor (registrasi) yang dinilai sangat menambah daya tarik
kendaraan listrik. Di beberapa kota di Norwegia, pemberian akses jalur bus berhasil meningkatkan
minat konsumen untuk membeli kendaraan listrik. Hal yang sama terjadi di Amerika Serikat ketika
diterapkan insentif berupa akses ke jalur berpenumpang banyak (high occupancy vehicle) di daerah
tertentu.
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 4

Ketersediaan pasokan dan model kendaraan listrik terbukti krusial bagi tingkat penjualan
kendaraan listrik di ketiga negara tersebut. Dengan demikian, penting bagi pemerintah untuk
menerapkan kebijakan dari sisi suplai. California dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat
lainnya menerapkan kebijakan “Kendaraan Nir Emisi” (ZEV) yang mewajibkan produsen kendaraan
untuk memproduksi kendaraan listrik dalam jumlah tertentu. Cina menerapkan kebijakan yang
serupa melalui sistem dual credit. Kebijakan tersebut menciptakan kompetisi di antara para
produsen, mendorong produksi, dan berpengaruh terhadap peningkatan penjualan kendaraan
listrik.

Cina dan Amerika Serikat juga mengutamakan R&D untuk meningkatkan teknologi dan performa
kendaraan listrik, termasuk baterai. Hal ini penting karena performa kendaraan listrik yang
baik terbukti menjadi daya tarik bagi konsumen. R&D ini juga menjadi dasar pengembangan
industri di kedua negara tersebut. Adanya industri kendaraan listrik membantu memberikan
konsumen berbagai pilihan model kendaraan listrik dan menurunkan harga kendaraan listrik
itu sendiri. Dana yang digelontorkan untuk program R&D ini di masing-masing negara mencapai
lebih dari USD 2 miliar. Selain itu, pemerintah di kedua negara juga memberikan dana langsung
bagi produsen baterai dan/atau produsen kendaraan listrik untuk mempercepat pembangunan
industri. Khususnya di Cina, pemerintah memprioritaskan pengembangan industri kendaraan
listrik domestik dengan berbagai cara seperti insentif finansial yang hanya berlaku untuk produsen
lokal dan kepemilikan hak intelektual teknologi inti oleh produsen lokal. Pemerintah Cina juga
melakukan public procurement terhadap kendaraan listrik lokal untuk memenuhi kebutuhan
transportasi umum.

Pembangunan dan perluasan jaringan SPKLU diperlukan untuk menunjang adopsi kendaraan
listrik. Ketiga negara menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas home charging sangat penting
untuk konsumen mau beralih ke kendaraan listrik. Ketiga negara juga memperlihatkan peningkatan
jumlah SPKLU yang progresif setiap tahunnya menjadi faktor penentu kenaikan penjualan
kendaraan listrik. Pemerintah di ketiga negara mendukung pengembangan SPKLU dengan
pembangunan langsung oleh pemerintah dan subsidi bagi pihak pengembang swasta. Rasio
kendaraan listrik terhadap SPKLU pada tahun 2019 di Norwegia dan Amerika Serikat adalah sekitar
24:1 dan 20:1, sedangkan Cina memiliki jaringan SPKLU yang paling masif dengan rasio 6,5:1. Rasio
tersebut menggambarkan negara-negara dengan tingkat pengembangan kendaraan listrik yang
lebih matang. Rasio yang lebih kecil diperlukan terutama di tahap awal adopsi kendaraan listrik.

Studi ini merekomendasikan beberapa kebijakan yang dapat diadopsi oleh pemerintah untuk
mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia:
• Menyelaraskan target transisi menuju kendaraan listrik nasional yang bersifat mengikat
• Mengeluarkan peta jalan transisi menuju kendaraan listrik yang terintegrasi
• Menunjuk tim koordinasi dan satuan tugas kendaraan listrik di tingkat nasional dan daerah
untuk mengawal transisi menuju kendaraan listrik
• Menerapkan kebijakan pembatasan penjualan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil
• Memberi insentif finansial (oleh pemerintah pusat) untuk mengurangi harga beli kendaraan
listrik
• Memberi insentif fiskal dan non-fiskal (oleh pemerintah daerah) yang sesuai dengan kondisi
daerah masing-masing
• Mensyaratkan transfer teknologi dalam kolaborasi dengan produsen kendaraan listrik dan
baterai internasional
• Menetapkan kebijakan dari sisi pasokan untuk mendorong produksi dan ketersediaan
model kendaraan listrik
• Memberi dana bagi lembaga riset dan pendidikan, serta produsen kendaraan listrik dan
baterai untuk menunjang R&D teknologi kendaraan listrik dan baterai
• Meningkatkan investasi untuk pengembangan industri dan rantai pasokan kendaraan
listrik domestik
• Mengembangkan jaringan infrastruktur pengisian kendaraan listrik umum yang lebih masif
melalui mandat bagi institusi pemerintahan dan subsidi bagi pengembang swasta
• Elektrifikasi transportasi umum sebagai jalur masuk adopsi kendaraan listrik
• Mempromosikan dan mengkampanyekan kendaraan listrik sebagai kendaraan ramah
lingkungan serta mengedukasi masyarakat mengenai insentif dan keuntungan membeli
kendaraan listrik
5 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Daftar Isi
Daftar Isi 5

Daftar Singkatan 6

1. Pendahuluan 7

2. Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia 9


2.1 Status Perkembangan Kendaraan Listrik 10
2.2 Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik 11

3. Studi Komparasi Ekosistem Kendaraan Listrik 16
3.1 Norwegia 18
3.1.1 Perkembangan Penetrasi Kendaraan Listrik 18
3.1.2 Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik 19
3.2 Amerika Serikat 23
3.2.1 Perkembangan Penetrasi Kendaraan Listrik 23
3.2.2 Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik 24
3.3 Cina 29
3.3.1 Perkembangan Penetrasi Kendaraan Listrik 29
3.3.2 Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik 30
3.4 Analisis Kekuatan/Kelemahan Ekosistem Kendaraan Listrik 35

4. Pembelajaran untuk Indonesia 38

5. Apa yang bisa dilakukan Indonesia? 44

Referensi 49
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 6

Daftar Singkatan
BBNKB : Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
BEV : Battery Electric Vehicle
BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BRT : Bus Rapid Transit
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
CAFE : Corporate Average Fuel Economy
EPA : Environmental Protection Agency
ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral
FCEV : Fuel Cell Electric Vehicle
GRK : Gas Rumah Kaca
HEV : Hybrid Electric Vehicle
HPAL : High Pressure Acid Leach
LCEV : Low Carbon Emission Vehicle
NDC : Nationally Determined Contribution
NHTSA : National Highway Traffic Safety Administration
PHEV : Plug-in Hybrid Electric Vehicle
PKB : Pajak Kendaraan Bermotor
PPNBM : Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
PPN : Pajak Pertambahan Nilai
PPh : Pajak Penghasilan
RUEN : Rencana Umum Energi Nasional
R&D : Research & Development (Riset dan Pengembangan)
SPBKLU : Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum
SPKLU : Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
SRUT : Sertifikasi Registrasi Uji Tipe
IPCC : Intergovernmental Panel on Climate Change
ITS : Intelligent Transportation System
TCO : Total Cost of Ownership
TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri
WHO : World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia)
ZEV : Zero Emission Vehicle (Kendaraan Nir Emisi)
7 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Pendahuluan

S
ektor transportasi merupakan salah satu Di antara negara-negara tersebut, Norwegia
sumber utama emisi gas rumah kaca memiliki target yang paling ambisius, yaitu
(GRK), menyumbang sekitar seperempat mencapai 100% pangsa penjualan kendaraan
dari total emisi GRK global yang bersumber listrik untuk kendaraan pribadi di tahun 2025.
dari pembakaran bahan bakar (IEA, 2020).
Semakin meningkatnya pergerakan masyarakat Adanya target dan dukungan pemerintah
membuat emisi dari sektor tersebut akan berdampak pada peningkatan penjualan
meningkat. Namun, dengan tekanan global kendaraan listrik global. Dalam periode 2014-
untuk mengurangi emisi global yang lebih 2019, penjualan mobil listrik (termasuk plug-in
ambisius, negara-negara di dunia pun mulai hybrid) meningkat lebih dari 6 kali dari sekitar
mencari cara dan strategi untuk mengurangi 328.000 unit hingga 2,1 juta unit. Secara
emisi di berbagai sektor, termasuk sektor kumulatif, ada sekitar 7,2 juta unit mobil listrik
transportasi. yang ada di tahun 2019, sekitar 90% dari total
stok mobil listrik global tersebut berada di
Penggunaan kendaraan listrik sebagai salah Cina, Eropa, dan Amerika Serikat (IEA, 2020).
satu aksi penurunan emisi di sektor transportasi Di tahun yang sama, jumlah kendaraan listrik
diharapkan dapat menggantikan kendaraan beroda dua/tiga mencapai sekitar 350 juta unit,
berbasis bahan bakar fosil. Kendaraan listrik 85% di antaranya berada di Cina. Di samping
yang memiliki efisiensi lebih tinggi, membuat itu, kendaraan listrik lainnya seperti bus,
konsumsi energi yang diperlukan jauh lebih truk, dan kendaraan transportasi barang juga
sedikit dibandingkan kendaraan konvensional, terus mengalami peningkatan jumlah setiap
sehingga dapat menghasilkan emisi yang tahunnya (IEA, 2020).
jauh lebih rendah. Apabila didukung dengan
penggunaan energi terbarukan di sistem Tren ini diproyeksikan akan terus berlanjut.
kelistrikan, kendaraan listrik berpotensi Analisis dari Bloomberg New Energy Finance
menjadi solusi dekarbonisasi yang efektif (BNEF) menyimpulkan bahwa mobil listrik
di sektor transportasi. Di sisi lain, adopsi akan mencapai 57% pangsa pasar kendaraan
kendaraan listrik dapat memberikan dampak global atau sebanyak 508 juta kendaraan
positif bagi perekonomian negara, terutama penumpang listrik pada tahun 2040. Faktor
melalui penurunan konsumsi bahan bakar pendorong utama dari peningkatan yang
minyak (BBM) dan peluang pengembangan signifikan tersebut adalah proyeksi penurunan
industri kendaraan listrik lokal. harga baterai yang tajam dalam 20 tahun
kedepan, kebijakan pendukung yang diberikan
Berbagai negara telah menetapkan target pemerintah untuk pengembangan kendaraan
adopsi kendaraan listrik, seperti Cina, Jepang, listrik, serta komitmen produsen kendaraan
Korea Selatan, dan India. Terkecuali Korea untuk semakin meningkatkan penjualan
Selatan, negara-negara tersebut juga tergabung kendaraan listrik. Faktor lainnya seperti insentif
dalam kampanye EV301, yang mengadopsi fiskal, infrastruktur pengisian listrik, visibilitas
target pangsa penjualan kendaraan listrik publik, ketersediaan model kendaraan, dan
sebesar 30% pada tahun 2030. Meski tanpa keberadaan fasilitas produksi juga berpengaruh
target nasional, beberapa negara bagian terhadap tingkat adopsi kendaraan listrik (IEA,
Amerika Serikat pun telah memasang target 2013; Bergh et al., 2006; Sierzchula et al., 2014,
untuk kendaraan listrik. Sepuluh di antaranya Eppstein et al., 2011).
(termasuk California) memiliki target 100%
pangsa kendaraan listrik dari penjualan Kajian ini berusaha memahami bahwa
kendaraan baru sebelum 2050 (Cui, 2019). terdapat berbagai faktor utama yang menjadi
Sedangkan mayoritas negara-negara Eropa bagian dari ekosistem kendaraan listrik,
telah menetapkan target untuk menghentikan yang perlu dibangun untuk mendukung
penjualan mobil konvensional dan hanya pengembangan kendaraan listrik. Adapun
menjual model nir emisi sebelum tahun 2050. definisi ekosistem kendaraan listrik dalam

1
Kampanye EV30@30 diluncurkan oleh Clean Energy Ministerial (forum global yang diselenggarakan oleh IEA) pada tahun 2017. Kampanye ini bertujuan untuk
mempercepat adopsi kendaraan listrik di negara-negara yang berpartisipasi dengan menetapkan tujuan kolektif untuk mencapai pangsa penjualan 30% untuk
kendaraan listrik pada tahun 2030
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 8

kajian ini mencakup berbagai komponen, yaitu: produsen memproduksi kendaraan listrik (Qiao
(a) infrastruktur pengisian daya; (b) model dan & Lee, 2019).
pasokan kendaraan listrik; (c) kesadaran dan
penerimaan publik; (d) rantai pasokan baterai Berbeda dengan Cina, sebagai negara dengan
dan komponen kendaraan listrik; (e) insentif pangsa pasar (market share) kendaraan listrik
dan kebijakan pendukung dari pemerintah. tertinggi tanpa industri otomotif lokal, Norwegia
memilih untuk memberikan insentif berupa
Sebagai bagian dari ekosistem kendaraan peniadaan PPN (pajak pertambahan nilai)
listrik, instrumen-instrumen kebijakan yang yang sangat tinggi untuk meningkatkan minat
dipakai pemerintah untuk menciptakan konsumen membeli mobil listrik berukuran
pasar kendaraan listrik dapat dibagi ke besar dengan harga beli yang cukup tinggi.
dalam dua kategori, yaitu instrumen dari sisi Sementara itu, Prancis lebih mengutamakan
pasokan dan permintaan. Untuk mendorong adopsi kendaraan listrik berukuran kecil dan
inovasi kendaraan listrik, kebijakan dari sisi aksesibel menggunakan insentif feebate2
pasokan umumnya difokuskan kepada R&D (Kempton et al., 2014). Negara-negara lain juga
dan produksi melalui dukungan finansial, memiliki strategi dan kebijakan masing-masing
regulasi, infrastruktur, dan lainnya. Sedangkan dalam mengembangkan kendaraan listrik.
kebijakan dari sisi permintaan bekerja untuk
meningkatkan permintaan melalui insentif Sebagai salah satu negara yang berada
fiskal dan non-fiskal (Zhang & Liu, 2016). pada tahap awal pengembangan pasar dan
Keberadaan insentif tersebut menjadikan industri kendaraan listrik, Indonesia perlu
kendaraan listrik lebih kompetitif daripada mempelajari pengalaman negara lain dan
kendaraan konvensional. Insentif fiskal mengadopsi strategi dan kebijakan yang tepat
seperti pembebasan pajak dapat menurunkan guna mencapai target yang sudah ditetapkan.
harga jual dari kendaraan listrik; sedangkan, Kajian ini dilakukan untuk mempelajari
insentif non-fiskal seperti pembebasan biaya berbagai instrumen kebijakan yang diadopsi
parkir, pemberian akses ke jalur-jalur khusus, oleh pemerintah berbagai negara dalam
penetapan standar keekonomian bahan bakar membangun ekosistem kendaraan listrik.
dapat meningkatkan minat pasar terhadap
kendaraan listrik (Adiatma & Marciano, 2020). Kajian ini bertujuan untuk memberikan
rekomendasi strategi bagi para pembuat
Dengan berbagai instrumen kebijakan tersebut, kebijakan untuk membangun ekosistem
beberapa negara di dunia seperti Cina, Amerika kendaraan listrik di Indonesia berdasarkan
Serikat, Jepang, Norwegia, Prancis, Jerman, analisis situasi, strategi, dan kebijakan dari tiga
dan lainnya mampu meningkatkan penetrasi negara pembanding: Norwegia, Amerika Serikat,
kendaraan listrik di pasar kendaraan lokal. dan Cina. Bab 2 akan menjelaskan lebih lanjut
Tergantung pada tujuan dan situasi masing- mengenai status dan perkembangan ekosistem
masing, setiap negara memiliki kebijakan yang kendaraan listrik di Indonesia. Kemudian Bab 3
berbeda dalam mengembangkan kendaraan akan berisi mengenai pemilihan tiga negara yang
listrik. Sebagai contoh, Cina fokus kepada dijadikan pembanding dalam studi ini, serta
pengembangan industri, sehingga mereka analisis kebijakan yang dianut masing-masing
memilih untuk memberikan insentif bagi negara. Bab 4 akan merangkum hasil dari studi
produsen kendaraan listrik, paralel dengan komparasi yang dilakukan dan diakhiri dengan
insentif harga beli kepada konsumen untuk pembelajaran serta rekomendasi kebijakan
membangun pasar, dan menetapkan standar bagi Indonesia.
efisiensi kendaraan untuk mendorong

2
Sistem feebate mengenakan biaya pada kendaraan dengan emisi CO2 atau konsumsi bahan bakar yang tinggi dan memberikan potongan harga untuk kendaraan
dengan emisi CO2 atau konsumsi bahan bakar yang rendah
9 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
di Indonesia: Pelajaran dari Pengalaman
Amerika Serikat, Norwegia dan Cina

Ekosistem
Kendaraan Listrik
di Indonesia
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 10

Indonesia sudah memiliki rencana dan target Nyatanya, pasar kendaraan listrik di Indonesia
kendaraan listrik yang tertuang dalam Peraturan saat ini masih belum terbentuk. Diperlukan
Presiden No. 22/2017 tentang Rencana Umum ekosistem kendaraan listrik yang kondusif,
Energi Nasional (RUEN) yang menargetkan termasuk kebijakan pendukung yang mumpuni,
adopsi 2.200 mobil listrik dan 2,1 juta motor untuk mengatasi berbagai halangan adopsi
listrik pada tahun 2025. Namun, target yang kendaraan listrik di Indonesia.
lebih ambisius ditetapkan oleh Kementerian
Perindustrian di dalam peta jalan sektor
otomotif, dimana produksi LCEV3 (termasuk 2.1 Status Perkembangan Kendaraan
kendaraan listrik di dalamnya) dipatok untuk Listrik
mencapai 20% dari total produksi kendaraan Ekosistem kendaraan listrik di Indonesia belum
di tahun 2025 (400.000 kendaraan roda empat terbangun. Kelima aspek ekosistem tersebut,
LCEV dan 1.760.000 motor listrik) hingga 30% yaitu infrastruktur pengisian daya, model dan
pada tahun 2035 (1.200.000 kendaraan roda pasokan kendaraan listrik, kesadaran dan
empat LCEV dan 3.225.000 motor listrik). penerimaan publik, rantai pasokan baterai
dan komponen kendaraan listrik, serta insentif
Untuk mencapai target-target tersebut, dan kebijakan pendukung dari pemerintah,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden bisa dikatakan masih sangat minim
(Perpres) No. 55/2019 mengenai percepatan perkembangannya. Hal ini menyebabkan
program kendaraan bermotor listrik. Peraturan tingkat adopsi kendaraan listrik di Indonesia
ini merupakan payung hukum dari berbagai masih sangat rendah dalam beberapa
regulasi turunan guna mendorong penetrasi tahun terakhir. Data di bulan Agustus, 2020
kendaraan listrik. Meskipun beberapa aspek memperlihatkan bahwa di tingkat nasional,
seperti penyediaan infrastruktur pengisian tercatat sekitar 2.279 kendaraan listrik yang
daya, pemberian insentif bagi konsumen dan sudah memiliki Sertifikasi Registrasi Uji Tipe
produsen, dukungan terhadap pembentukan (SRUT), yang berarti kendaraan-kendaraan
industri kendaraan listrik, dan TKDN (tingkat tersebut telah lulus pengujian laik jalan
komponen dalam negeri) telah sedikit dijelaskan (Kementerian Perhubungan, 2020).
dalam peraturan tersebut, tetapi sejauh ini
belum ada perencanaan yang terintegrasi Kendaraan roda dua atau motor listrik
untuk melakukan pembangunan ekosistem mendominasi sebanyak 1.947 unit, sedangkan
kendaraan listrik itu sendiri. kendaraan roda empat listrik tercatat sekitar
229 unit (Kementerian Perhubungan, 2020).
Sejumlah peraturan turunan telah dikeluarkan Bila dibandingkan dengan target yang ingin
menyusul terbitnya Perpres tersebut, secara dicapai pada tahun 2025, angka ini masih
umum peraturan yang sudah dikeluarkan sangat kecil. Adopsi motor listrik baru mencapai
dimaksudkan untuk menurunkan harga jual sekitar 0,1% dan mobil listrik sekitar 10% dari
kendaraan listrik, menurunkan biaya operasi yang ditargetkan oleh RUEN. Bila dibandingkan
kendaraan listrik, dan mendukung penyediaan dengan target produksi, jumlah motor listrik
infrastruktur pengisian daya. Namun, berbagai yang siap jalan sangat kecil, dan untuk
kebijakan tersebut belum terlihat efektif untuk mobil listrik, seluruh pengadaannya masih
mengakselerasi penjualan kendaraan listrik. sepenuhnya diimpor.

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Listrik di Tingkat Nasional dan Jadetabek per September 2020

3
LCEV (low carbon emission vehicle) mencakup kendaraan PHEV (plug-in hybrid electric vehicle), BEV (battery electric vehicle), HEV (hybrid electric vehicle), dan FCEV (fuel
cell electric vehicle)
11 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Tabel tersebut juga menunjukkan adanya bus terkait kendaraan listrik, namun adanya dua
listrik yang sudah layak beroperasi di Indonesia. target yang berbeda menciptakan kebingungan
Walaupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah bagi banyak pemangku kepentingan. Target-
menetapkan target untuk mengoperasikan 100 target tersebut juga tidak bersifat mengikat,
bus listrik di tahun 2020, pada kenyataannya sehingga mengurangi kekuatannya. Target
baru 3 bus listrik yang dinyatakan lolos uji dan adopsi kendaraan listrik yang mengikat perlu
sertifikasi. Program bus listrik ini sendiri belum dibuat oleh pemerintah untuk memberikan
memiliki rencana yang jelas dan terintegrasi sinyal yang kuat bagi produsen kendaraan,
secara nasional, dan hanya mengandalkan investor, konsumen, dan pemangku
inisiatif pemerintah daerah, seperti DKI Jakarta kepentingan lainnya sehingga menarik investasi
melalui operator bus BRT Transjakarta. ke dalam pengembangan pasar kendaraan
listrik.
Beberapa donor dan organisasi internasional
telah memberikan dukungan untuk Kendaraan listrik juga perlu diintegrasikan ke
mempromosikan bus listrik di Jakarta, namun dalam dokumen perencanaan dan peraturan
sayangnya program-program tersebut belum formal terkait lingkungan, mengingat
saling mendukung dengan optimal, karena potensinya dalam penurunan emisi GRK
tidak adanya mekanisme koordinasi dan jangka panjang di sektor transportasi. Ke
perencanaan yang terpadu mengenai program depannya, kendaraan listrik dapat dimasukkan
bus listrik. ADB, UNIDO (melalui CTCN), dan GIZ/ sebagai salah satu solusi mitigasi emisi di
SECO memiliki rencana dan agenda masing- sektor transportasi dalam dokumen seperti
masing yang utamanya bertujuan untuk RAN-GRK (Rencana Aksi Nasional Penurunan
membuat proyek pilot bus listrik Transjakarta, Emisi Gas Rumah Kaca) dan NDC (Nationally
dan kemudian membuat peta jalan elektrifikasi Determined Contribution) yang berisi komitmen
total armada bus Transjakarta hingga periode pemerintah dalam menurunkan emisi GRK.
tertentu. Hal ini membuat pentingnya Integrasi kendaraan listrik dalam dokumen
ditetapkan suatu badan yang merencanakan, perencanaan lingkungan perlu dilakukan untuk
mengawasi, dan mengawal proyek bus listrik, memberikan dorongan dan motivasi tambahan
baik di tingkat nasional maupun lokal agar bagi pemerintah.
program-program yang sudah ada dan yang
direncanakan dapat berjalan dengan selaras. Diperlukan kebijakan-kebijakan terkait
lingkungan yang lebih ketat untuk memberikan
Data yang ada menunjukkan bahwa Indonesia dorongan bagi pengembangan kendaraan
kini masih berada di tahap awal adopsi listrik. Sebagai contoh, adanya kebijakan yang
kendaraan listrik. Untuk menumbuhkan melemahkan penggunaan bahan bakar fosil
permintaan dan memperluas pasar kendaraan dapat memberikan keuntungan bagi kendaraan
listrik, Indonesia perlu membangun aspek listrik. Pemerintah telah mengadopsi standar
ekosistem yang berpotensi memberikan emisi Euro 4 untuk mengatasi pencemaran
dampak paling signifikan. Saat ini pemerintah udara. Namun, pada dasarnya standar emisi
telah mengeluarkan beberapa kebijakan dan Euro tidak mengatur emisi karbon dioksida
regulasi turunan guna mendukung penetrasi (CO2). Standar tersebut mencakup sebagian
kendaraan listrik serta telah membangun besar polutan seperti nitrogen oksida (NOx),
beberapa infrastruktur pengisian daya karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC),
kendaraan listrik untuk umum. Namun kedua dan partikulat (PM). Hal ini membuat standar
aspek tersebut masih sangat terbatas. Selain emisi Euro kurang berdampak bagi penetrasi
itu, ketiga aspek ekosistem lainnya yaitu kendaraan listrik. Produsen kendaraan
adanya kesadaran dan permintaan masyarakat, umumnya dapat menggunakan konverter
ketersediaan pasokan kendaraan, dan katalitik yang dipasang di kendaraan untuk
terbentuknya industri penunjang kendaraan mengubah polutan yang berbahaya (nitrogen
listrik memiliki perkembangan yang jauh lebih oksida, karbon monoksida, hidrokarbon)
minim. Berbagai aspek ekosistem ini akan menjadi senyawa seperti uap air, karbon
dijelaskan lebih rinci pada bagian selanjutnya. dioksida, dan gas nitrogen (Frauhammer et al.,
2015).

2.2 Pembangunan Ekosistem Berbeda dengan hal tersebut, adanya standar


Kendaraan Listrik emisi CO2 akan berdampak langsung pada
Salah satu aspek ekosistem yang krusial di peningkatan efisiensi bahan bakar. Produsen
tahap awal adopsi kendaraan listrik adalah kendaraan dituntut untuk membuat kendaraan
keberadaan target dan peraturan/kebijakan yang lebih efisien dalam mengkonsumsi bahan
yang mendukung pengembangan kendaraan bakar, sehingga menghasilkan emisi CO2 yang
listrik. Indonesia memang sudah memiliki target lebih rendah. Tingginya efisiensi bahan bakar
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 12

kendaraan listrik akan membuatnya semakin dibandingkan dengan kendaraan konvensional.


diminati oleh produsen seiring dengan semakin Menurut analisis kami, menggunakan skema
ketatnya standar emisi CO2 atau standar insentif dan perpajakan kendaraan listrik yang
efisiensi bahan bakar. Beberapa studi pun ada saat ini serta adanya pembebasan bea
mendukung bahwa adanya standar ekonomi masuk, mobil listrik memiliki harga jual 20% lebih
bahan bakar dapat meningkatkan tingkat tinggi dibandingkan mobil konvensional dengan
adopsi kendaraan listrik (Kodjak & Meszler, tipe yang sama. Walaupun telah diberikan
2019; Meszler et al., 2016; Sen et al., 2017). fasilitas pembebasan PPNBM dan BBNKB, harga
kendaraan listrik masih kurang terjangkau bagi
Selain kebijakan-kebijakan yang dibahas di sebagian besar pembeli kendaraan bermotor.
atas, kebijakan yang secara langsung dapat Hal ini disebabkan oleh tingginya harga baterai
meningkatkan daya tarik kendaraan listrik dan adanya beberapa pajak, seperti PPN dan
bagi konsumen, seperti insentif finansial juga PPh impor yang masih melekat. Pemerintah
sangat penting untuk diberikan. Selain Perpres perlu memberikan dukungan fiskal yang lebih
No. 55/2019, beberapa peraturan turunan signifikan untuk membuat harga kendaraan
dan peraturan lain yang sudah lebih dulu listrik lebih kompetitif. Studi lain oleh IESR (2020)
dikeluarkan pemerintah telah memberikan mengindikasikan bahwa konsumen mobil di
beberapa insentif bagi pengguna maupun Indonesia akan lebih tertarik membeli mobil
produsen kendaraan listrik di tanah air. listrik bila harganya minimal hanya lebih tinggi
10-15% dari harga mobil konvensional, disertai
Meskipun beberapa insentif telah diberikan aspek pendukung lainnya, seperti ketersediaan
oleh pemerintah, namun harga kendaraan SPKLU, diskon tarif charging, dan lainnya.
listrik di Indonesia masih jauh lebih tinggi

Tabel 2. Insentif bagi Pengguna dan Produsen Kendaraan Listrik


13 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Insentif non-fiskal seperti akses ke dan Bali; 6 unit SPKLU lainnya disediakan oleh
kawasan ganjil-genap di Jakarta juga telah Pertamina, Angkasa Pura II, dan BPPT (Badan
diberikan. Namun, pemerintah juga perlu Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Beberapa
mempertimbangkan bentuk dukungan non- pihak swasta seperti produsen kendaraan dan
fiskal lainnya, seperti pembebasan biaya parkir, perusahaan taksi telah mendirikan beberapa
pembentukan zona khusus kendaraan rendah stasiun pengisian khusus yang ditempatkan di
emisi, pembebasan biaya tol, dan lainnya untuk dealer resmi masing-masing dan pool taksi.
menarik lebih banyak konsumen. Beberapa
insentif juga telah disediakan bagi produsen Jumlah infrastruktur SPKLU yang telah
kendaraan listrik, namun nyatanya, produsen terbangun masih jauh dari yang ditargetkan.
kendaraan masih mengalami kendala yang Menurut peta jalan pengembangan infrastruktur
besar, yaitu bea impor yang tinggi yang ternyata kendaraan listrik oleh PLN, di tahun 2020 akan
masih dibebankan kepada mereka. Sehingga ada sekitar 182 unit SPKLU yang terbangun.
pengaturan dan skema insentif yang lebih baik Angka tersebut terus bertambah tiap tahun
perlu untuk disiapkan oleh pemerintah. hingga pada tahun 2025 diharapkan ada 6.318
unit SPKLU di Indonesia. Namun, angka ini
Pemerintah sudah mulai melakukan mengacu pada proyeksi mobil listrik sejumlah
pembangunan infrastruktur pengisian daya sekitar 114.000 unit pada tahun 2025, dimana
kendaraan listrik umum. Dalam rangka angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan
menarik minat investasi dan menetapkan target Kemenperin sebanyak 400.000 unit.
standar, Kementerian Energi dan Sumber Daya Dapat disimpulkan bahwa pembangunan SPKLU
Mineral (ESDM) baru-baru ini mengeluarkan masih sangat minim, jauh dari rasio kendaraan
peraturan tentang infrastruktur pengisian daya listrik terhadap SPKLU yang direkomendasikan,
(PM ESDM 13/2020) tentang SPKLU (Stasiun yaitu kurang dari 16:1 (Adiatma & Marciano,
Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dan stasiun 2020).
penukaran baterai umum. Peraturan tersebut
membahas tentang standardisasi infrastruktur,
skema bisnis penyediaan infrastruktur, insentif Blu
N e
fiskal bagi operator infrastruktur, mandat bagi PL nit 15 u Bird
u nit
PLN untuk memulai penyediaan infrastruktur 21
di kota-kota, dan kebijakan tarif listrik
Mit unit

preferensial operator infrastruktur. Kebijakan


3u T

17
sub
nit
P

ini merupakan suatu awalan yang baik, namun


BP

ish

diperlukan insentif dan subsidi finansial yang


lebih besar bagi penyedia infrastruktur untuk
i

menurunkan biaya investasi awal yang tinggi


An

nit a
2 u min

sehingga membuat keekonomian SPKLU lebih


gk
1
asa

atraktif.
un

rta
Pu
it

Pe
ra

Secara total, telah dibangun 62 unit stasiun BM des


pengisian daya yang tersebar di 37 lokasi di 2u W e rce
M it
Indonesia, 27 diantaranya merupakan SPKLU, nit 1 un
sedangkan sisanya adalah stasiun pengisian
khusus. Sebagai pemegang mandat, PLN
adalah entitas yang menyumbang jumlah unit Gambar 1. Penyediaan Infrastruktur Pengisian Daya
Kendaraan Listrik di Indonesia
terbanyak (21 unit SPKLU) di 12 lokasi di Jakarta, (sumber: Dirjen Ketenagalistrikan ESDM, 2020)

Bandung, Tangerang, Semarang, Surabaya,


Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 14

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
2020 2021 2022 2023 2024 2025

Jumlah akumulasi SPKLU Kebutuhan SPKLU per tahun

Gambar 2. Peta Jalan Penyediaan SPKLU oleh PLN di Indonesia (sumber: PLN, 2020)

Hal yang sama juga diperlihatkan oleh BPPT belum secara jelas diakui sebagai acuan
pembangunan SPBKLU (Stasiun Penukaran resmi nasional sampai saat ini.
Baterai Kendaraan Listrik Umum). SPBKLU ini Beberapa inisiatif pemerintah di atas
utamanya akan digunakan oleh kendaraan diperlukan untuk meningkatkan permintaan
roda dua elektrik. Hingga saat ini, peta jalan kendaraan listrik. Di lain sisi, pemerintah juga
pengembangan SPBKLU yang menjadi acuan perlu menyiapkan pasokan kendaraan listrik.
resmi masih belum dikeluarkan oleh PLN Produksi kendaraan listrik di Indonesia masih
sebagai penerima mandat. Namun, BPPT (2020) terbatas pada motor listrik. Untuk kendaraan
sudah memberikan sebuah peta jalan bahwa roda empat, hingga sekarang belum ada
pada tahun 2020 akan terbangun sekitar 4.000 fasilitas produksi domestik yang terbangun.
unit SPBKLU. Hingga kini jumlah SPBKLU yang Namun, Hyundai dan Toyota merupakan dua
ada masih sangat terbatas, yaitu sebanyak pemain besar yang sudah berkomitmen untuk
9 unit yang tersebar di beberapa lokasi di melakukan investasi, membangun pabrik dan
Jakarta. BPPT menargetkan pada tahun 2025 produksi mobil listrik di Indonesia. Produksi bus
akan ada sekitar 14.000 SPBKLU yang tersebar listrik lokal telah diinisiasi oleh PT. MAB (Mobil
di Indonesia, dimana angka ini mengacu pada Anak Bangsa). Meskipun produksi kendaraan
proyeksi motor listrik sebanyak 2.000.000 listrik domestik saat ini masih sangat terbatas,
unit. Target yang dipasang oleh BPPT tersebut Indonesia memiliki potensi yang besar melihat
sudah sesuai dengan target nasional. Meskipun performa dan perkembangan industri otomotif
demikian, peta jalan yang dikeluarkan oleh yang ada saat ini.

Tabel 3. Produksi Kendaraan Listrik Domestik (sumber: Kementerian Perindustrian, 2020)

Roda Empat atau Lebih Roda Dua atau Tiga

Jumlah Produsen 1 Perusahaan 15 Perusahaan

Nama Brand MAB (bus listrik)

Kapasitas Produksi 1.200 unit/tahun 877.000 unit/tahun


15 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Tantangan utamanya adalah membangun total nikel sebanyak 60 kiloton dan kobalt
rantai pasokan untuk industri kendaraan sebanyak 7,8 kiloton per tahun (Arief, 2019).
listrik itu sendiri, mulai dari persiapan bahan Bijih campuran tersebut menjadi umpan untuk
baku, manufaktur baterai dan komponen diproses menjadi senyawa-senyawa seperti
kendaraan listrik lainnya, produksi kendaraan nikel sulfat dan kobalt sulfat. Di lain sisi, PT
listrik, hingga pemasaran kendaraan listrik. Di Halmahera Persada Lygend - sebuah joint
sisi bahan baku, Indonesia memiliki peluang venture antara Harita Group dari Indonesia dan
besar untuk membangun industri baterai yang Ningbo Lygend dari Cina - mengoperasikan
kompetitif secara global dengan cadangan bijih pabrik di Kawasan Industri Weda Bay dengan
nikelnya yang terbesar di dunia (Zhang et al., proses yang sama, yaitu menggunakan smelter
2020). Nikel merupakan bahan utama untuk HPAL. Total investasi yang ditanamkan di
membuat baterai lithium ion yang adalah pabrik ini adalah sekitar USD 1 miliar dengan
komponen utama kendaraan listrik. Saat ini, rencana kapasitas produksi sekitar 250 kiloton
ada dua kawasan industri di Indonesia yang nikel sulfat dan 32 kiloton kobalt sulfat per
diperuntukkan untuk memfasilitasi proses tahun (Roskill, 2020). Namun, proyek ini masih
pengolahan mineral dan produksi nikel, yaitu menunggu proses commissioning.
Kawasan Industri Morowali (IMIP) di Sulawesi
Tengah dan Kawasan Industri Weda Bay (IWIP) Kedua kawasan industri tersebut hingga
di Maluku Utara. kini hanya terbatas pada produksi bahan
baku (seperti senyawa nikel sulfat, kobalt
Di Kawasan Industri Morowali, pabrik PT sulfat, dan mangan sulfat) yang diperlukan
QMB New Energy Materials memproduksi untuk pembuatan baterai lithium ion. Proses
senyawa nikel sulfat dan kobalt sulfat dengan selanjutnya, yaitu pembuatan sel dan pack
tingkat kemurnian yang tinggi dari nikel laterit baterai masih belum terealisasi. Untuk
menggunakan smelter HPAL (high pressure produksi sel baterai lithium ion, sudah ada
acid leach). Senyawa-senyawa tersebut dipakai rencana produksi oleh PT International
sebagai bahan baku baterai lithium ion Chemical Industry sebanyak 256 MWh per
generasi kedua. Perusahaan tersebut adalah tahun dengan total investasi sebesar IDR 207,5
anak usaha patungan antara perusahaan Cina, miliar. Pemerintah telah membentuk tim untuk
Indonesia, dan Jepang yang terdiri dari GEM mempercepat keterlibatan para pelaku industri
Co., Ltd., Brunp Recycling Technology Co., Ltd., untuk pengembangan baterai lithium ion yang
Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa. Total investasi terdiri dari gabungan beberapa BUMN (Badan
yang ditanamkan di pabrik ini mencapai USD Usaha Milik Negara), yaitu PT Indonesia Asahan
700 juta dengan kapasitas produksi 150 kiloton Inalum (MIND ID), PT Aneka Tambang (Antam)
nikel sulfat, 20 kiloton kobalt sulfat, 30 kiloton Tbk, PT PLN, dan PT Pertamina. MIND ID dan
mangan sulfat, dan 50 kiloton nikel hidroksida Antam akan fokus pada penambangan bahan
per tahun (Sangadji et al., 2020). Perusahaan baku dan pemurniannya, sedangkan PLN
lain di IMIP, PT Huayue Nickel Cobalt dari Cina dan Pertamina akan fokus untuk menggarap
juga memproduksi bijih campuran dengan pengembangan sektor hilir4.

4
Menurut Putu Juli Ardika, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia
16 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 16
Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
di Indonesia: Pelajaran dari Pengalaman
Amerika Serikat, Norwegia dan Cina

Studi Komparasi
Ekosistem
Kendaraan Listrik
17 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Melihat kondisi ekosistem kendaraan listrik Gambar 3 di bawah menunjukkan jumlah


Indonesia yang masih belum terbangun, penjualan kendaraan listrik dari negara-negara
Indonesia dapat belajar dari pengalaman dengan stok kendaraan listrik terbanyak. Bisa
negara-negara lain yang sudah terlebih dahulu dilihat bahwa secara jumlah adopsi kendaraan
mengadopsi dan mengembangkan kendaraan listrik, Cina dan Amerika Serikat merupakan
listrik. Secara global, sudah banyak negara yang dua negara yang terdepan. Kemudian, diikuti
telah mengadopsi dan membangun ekosistem oleh beberapa negara Eropa di belakangnya.
kendaraan listrik. Studi komparasi ini memilih Namun, bila dibandingkan dengan pasar
tiga negara yang dianggap sampai saat ini kendaraan yang ada di negara masing-masing,
terdepan dalam adopsi serta pembangunan keduanya jauh tertinggal dibandingkan dengan
ekosistem kendaraan listrik. Selain itu, beberapa Norwegia yang memiliki pangsa pasar (market
faktor lain juga perlu dipertimbangkan share) kendaraan listrik lebih dari 50%.
dalam pemilihan negara pembanding untuk
mendapatkan pembelajaran yang tepat.

2500
Jumlah Penjualan Kendaraan Listrik (dalam

2000

1500
ribuan)

1000

500

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

China AS Jerman Norwegia Inggris Belanda Perancis Kanada Swedia Jepang

Gambar 3. Jumlah Penjualan Kendaraan Listrik 10 Negara dengan Jumlah Kendaraan Listrik Terbanyak dari
Tahun ke Tahun (sumber: IEA, 2020)

120%
Pangsa Pasar Kendaraan Listrik

100%

80%

60%

40%

20%

0%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Norwegia Belanda Swedia China Jerman Kanada Inggris Perancis AS Jepang

Gambar 4. Pangsa Pasar Kendaraan Listrik 10 Negara dengan Jumlah Kendaraan Listrik Terbanyak dari
Tahun ke Tahun (sumber: IEA, 2020)
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 18

Sekilas, tiga negara tersebut merupakan negara-


negara dengan tingkat adopsi kendaraan listrik 3.1 NORWEGIA
yang paling dominan dibandingkan negara
lain. Pertimbangan beberapa faktor lain
semakin memperlihatkan bahwa ketiga negara 3.1.1 Perkembangan Penetrasi
tersebut dinilai cocok diambil sebagai negara Kendaraan Listrik
pembanding. Norwegia memiliki dorongan yang kuat untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) di
Cina memiliki pasar kendaraan penumpang sektor transportasi. Di white paper tentang
terbesar di dunia dengan penjualan sebesar strategi iklim yang diterbitkan pada tahun
23,79 juta unit di tahun 2018 menurut Asosiasi 2017 - Meld St. 41 (2016-2017) - pemerintah
Produsen Mobil Cina. Indonesia yang juga memberikan target pengurangan emisi sektor
merupakan salah satu pasar kendaraan transportasi sebesar 35-40% pada tahun
penumpang terbesar dalam lingkup ASEAN 2030 dibandingkan dengan 2005. Kemudian,
(Medina, 2019), dapat belajar dari Cina untuk dalam platform politik terbarunya (platform
memanfaatkan potensi pasar yang ada. Selain Granavolden), pemerintah telah melangkah
daripada tingginya jumlah kendaraan listrik lebih jauh, dan menetapkan ambisi untuk
yang berhasil diadopsi, secara konsisten Cina mengurangi emisi dari sektor transportasi
juga melampaui pangsa pasar rata-rata nasional hingga 50% pada tahun 2030 dibandingkan
kendaraan listrik global. Pengembangan pasar tahun 2005 (Kementerian Iklim dan Lingkungan
di tingkat lokal di Cina juga merupakan salah Norwegia, 2020). Adanya berbagai target ini
satu yang terbaik, dimana beberapa kota di memberikan peluang bagi kendaraan listrik
negara tersebut memimpin angka penjualan untuk berkembang.
kendaraan listrik kumulatif global.
Pemerintah sendiri menargetkan di tahun
Senada dengan Cina, Amerika Serikat juga 2025 seluruh penjualan mobil baru terdiri dari
merupakan salah satu pasar kendaraan mobil nir emisi, yaitu mobil listrik atau hidrogen
penumpang terbesar di dunia. Selain itu, (Ingeborgrud & Ryghaug, 2019). Selain itu,
penjualan kendaraan listriknya adalah kedua kendaraan listrik juga didukung oleh keinginan
yang tertinggi setelah Cina, dan secara pemerintah untuk meningkatkan kualitas
kumulatif telah mencapai lebih dari 1 juta udara, terutama di daerah perkotaan. Polusi
penjualan. Pangsa pasar kendaraan listriknya udara merupakan permasalahan yang ada di
juga mendekati rata-rata nasional global, berbagai kota di Eropa, termasuk Oslo yang
dengan beberapa kota memiliki perkembangan merupakan ibukota Norwegia. Menanggapi hal
yang paling signifikan terkait adopsi kendaraan ini, pada tahun 2012, Norwegia mengadopsi
listrik. Hal yang menarik yang membedakan target emisi kendaraan baru rata-rata 85 gram
Cina dengan Amerika Serikat adalah strategi CO2 per kilometer pada tahun 2020. Sebuah
masing-masing negara dalam mengadopsi target yang lebih ambisius dibandingkan
kendaraan listrik, dimana Cina lebih fokus pada dengan Uni Eropa (95 gram CO2/km di 2020)
pemberian insentif dan Amerika Serikat pada (Simonet, 2019), sehingga penetrasi kendaraan
peningkatan pasokan kendaraan listrik itu rendah emisi seperti kendaraan listrik menjadi
sendiri. sangat penting untuk ketercapaian target
tersebut.
Ketiga, meskipun memiliki pasar kendaraan
penumpang yang jauh lebih kecil, namun Adanya dorongan yang kuat dari sisi lingkungan
Norwegia berhasil menjual kendaraan listrik tersebut membuat pemerintah memberikan
pada skala yang sebanding dengan pasar berbagai dukungan bagi pengembangan
kendaraan besar lainnya di Eropa. Norwegia kendaraan listrik, terutama insentif fiskal
memiliki pangsa pasar kendaraan listrik seperti pembebasan pajak. Instrumen ini
tertinggi secara global (58%) dan negara yang menjadi salah satu faktor utama pendukung
dianggap berhasil membangun ekosistem yang transisi Norwegia menuju kendaraan listrik.
kondusif bagi adopsi kendaraan listrik. Pemerintah mengenakan pajak yang sangat
19 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

tinggi pada kendaraan secara umum, tetapi berbagai kebijakan dan insentif tersebut telah
membebaskan kendaraan listrik dari pajak berkembang menyesuaikan dengan kondisi
tersebut. Hal ini secara signifikan menurunkan global, pemerintahan lokal, dan kapabilitas
harga pembelian di muka untuk memiliki dalam negeri untuk produksi kendaraan
kendaraan listrik. Selain itu, biaya operasional listrik. Sejak tahun 1990, pemerintah Norwegia
untuk mengendarai kendaraan listrik juga sudah mulai memberikan dana R&D untuk
rendah. Kombinasi biaya bahan bakar, tol, pengembangan teknologi kendaraan listrik
parkir dan perawatan yang murah di Norwegia serta insentif bagi pemilik kendaraan listrik.
semakin memperkuat argumen finansial bagi
pembeli. Secara umum, kombinasi insentif, Upaya ini berdampak pada munculnya
dorongan dari sisi lingkungan, dan faktor produsen kendaraan listrik lokal bernama Think,
kenyamanan mengendarai mobil listrik berhasil yang berhasil mendemonstrasikan kendaraan
menolong adopsi mobil listrik di Norwegia listriknya pada tahun 1994. Insentif yang
(Ingeborgrud & Ryghaug, 2019). pertama kali diberikan berupa pembebasan
pajak registrasi. Alasan yang mendasarinya
Di skala global, Norwegia memimpin dalam hal adalah tingginya pajak yang dikenakan pada
pangsa pasar yang berhasil diraih kendaraan kendaraan di Norwegia. Tanpa insentif tersebut,
listrik di negaranya. Pada tahun 2015, pangsa harga beli kendaraan bisa mencapai dua kali
pasar penjualan kendaraan listrik di Norwegia lipat (karena pajak registrasi mencapai 100%
mencapai 17,1%, dan secara kumulatif ada harga kendaraan), sehingga kendaraan listrik
70.000 unit kendaraan yang beroperasi. tidak akan dapat bersaing di pasar (Figenbaum,
Penetrasi kendaraan listrik terus meningkat 2017). Selain itu, pada periode 1990-1999,
hingga sekarang. Pada tahun 2019 silam, beberapa insentif lain juga diberikan, seperti
pangsa pasar menembus angka 42% khusus pembebasan biaya tol, biaya lisensi kendaraan
untuk kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), tahunan, dan biaya parkir.
dan 55,9% secara total (ditambah dengan
PHEV). Tercatat hingga bulan Juni 2020, ada Walaupun demikian, harga kendaraan listrik
428.588 kendaraan listrik (termasuk PHEV) yang pada era itu masih sekitar dua kali lipat dari
terdaftar di Norwegia (Norwegian Public Roads kendaraan konvensional kecil. Ditambah
Administration, 2020). Jumlah mobil listrik yang dengan kualitas teknologi dan ketersediaan
kini ada sudah melewati 10% dari jumlah total jaringan penjual (dealer) kendaraan listrik yang
mobil di negara tersebut (NECA, 2020). masih sangat minim, membuat kendaraan listrik
tidak laku di pasaran. Keadaan ini juga membuat
Think bangkrut pada tahun 1998 (Figenbaum,
3.1.2 Pembangunan Ekosistem 2017). Think pun mengalami beberapa kali jatuh
Kendaraan Listrik bangun setelahnya hingga berakhir pada tahun
Kesuksesan Norwegia dalam mengadopsi 2011 karena kalah bersaing dengan produsen
teknologi kendaraan listrik sangat berkaitan kendaraan listrik asing lainnya. Bantuan dana
dengan dukungan kebijakan pemerintah, riset dan pengembangan (R&D) kendaraan
khususnya insentif fiskal bagi kendaraan listrik pun berakhir pada tahun 2010.
listrik. Selama kurang lebih 25 tahun,
Jumlah Kendaraan (dalam ribuan)

500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020*

BEV PHEV

Gambar 5. Jumlah Kendaraan Listrik per Tahun di Norwegia hingga bulan Juni 2020
(sumber: IEA, 2020 dan Norwegian Public Roads Administration, 2020)
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 20

Pada periode 1999-2009, dengan munculnya Norwegia memiliki kepadatan penduduk


ketertarikan sejumlah produsen kendaraan yang cukup rendah dan tingkat kepemilikan
asing untuk memasarkan kendaraan listrik rumah yang tinggi. Kondisi ini memudahkan
membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan penduduk untuk memiliki fasilitas home
pendukung lain berupa pembebasan PPN charging. Meskipun demikian, pembangunan
yang besarnya 25% dan pemberian akses jalur infrastruktur pengisian daya publik diperlukan
bus untuk meningkatkan minat konsumen untuk semakin meningkatkan penjualan
untuk membeli kendaraan listrik. Setelah kendaraan listrik dengan menjangkau
dua kebijakan ini diberlakukan, permintaan konsumen yang tidak memiliki akses home
terhadap kendaraan listrik mulai meningkat, atau workplace charging. Pada tahun 2009,
terutama pada tahun 2003 (Kristensen et al., pemerintah Norwegia mulai mendanai
2018). pembangunan infrastruktur pengisian
kendaraan listrik (normal charger) untuk
Permintaan semakin meningkat tajam setelah publik sebesar 100% dari biaya instalasinya.
dengan adanya ketentuan dari pemerintah Total bantuan tersebut mencapai lebih dari
pada tahun 2009 yang melarang kendaraan USD 5,4 juta, berhasil memasang 1.800 soket
minibus pribadi untuk memakai jalur bus. Schuko di berbagai lokasi (jenis soket yang
Diterapkannya peraturan ini membuat banyak dipakai di perumahan di Norwegia).
kendaraan listrik semakin menarik di pasar Pemerintah juga membangun outlet Tipe 2,
(Figenbaum et al., 2015). Insentif akses jalur bus karena soket Schuko dinilai tidak sesuai dengan
ternyata berdampak cukup signifikan terutama standar internasional. Setelah normal charger,
di daerah yang memiliki kemacetan lalu lintas pada tahun 2010-2014, pemerintah pun mulai
pada jam-jam sibuk, seperti di Oslo dan kota- melakukan program bantuan pembangunan
kota lain yang berdekatan (Bjerkan et al., 2016). fast charging. Skema dan besar bantuan yang
Selain itu, di periode ini, biaya tol di jalanan diberikan sama, yaitu 100% biaya instalasi dan
utama dan antar kota semakin meningkat. Hal mencapai total sekitar USD 5,4 juta (Lorentzen
ini membuat insentif pembebasan biaya tol et al., 2017).
bagi kendaraan listrik yang sudah diberlakukan
sebelumnya berperan penting untuk Infrastruktur fast charging ini krusial salah
mengangkat popularitas kendaraan listrik. satunya untuk mendukung kelompok yang
hanya memiliki kendaraan listrik sebagai
Pada saat yang bersamaan, pemerintah satu-satunya kendaraan pribadi yang
Norwegia juga mulai membangun infrastruktur dimiliki. Kelompok pengguna ini memerlukan
pengisian kendaraan listrik dan kendaraan fast charging saat menempuh jarak yang
PHEV pun mulai masuk dengan insentif yang lebih jauh dan sebagai jaminan bahwa
lebih sedikit. Seperti yang terlihat di Gambar infrastruktur tersebut tersedia bila sewaktu-
5, penjualan kendaraan listrik mengalami waktu dibutuhkan. Menurut survei pengguna
kenaikan yang signifikan setelah tahun 2010, kendaraan listrik di Norwegia, jumlah kelompok
saat pemerintah mulai menjalankan program ini meningkat dari 23% pada tahun 2015
pembangunan infrastruktur pengisian menjadi 30% pada tahun 2017 (Lorentzen et al.,
kendaraan listrik. 2017).

20
18
Jumlah Charger (dalam ribuan)

16
14
12
10
8
6
4
2
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Slow Chargers Fast Chargers

Gambar 6. Jumlah charger publik di Norwegia dari tahun ke tahun


(sumber: European Alternative Fuels Observatory, 2020)
21 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Norwegia merupakan salah satu negara listrik pada periode awal di saat infrastruktur
dengan jaringan pengisian daya kendaraan pengisian daya yang tersedia masih sangat
listrik umum paling ekstensif di dunia, minim. Selain karena mayoritas penduduk
dengan rasio kendaraan listrik dan SPKLU memiliki fasilitas home charging, tingginya
sekitar 1:1 pada tahun 2011 hingga sekitar adopsi kendaraan listrik terjadi juga karena
24:1 pada tahun 2020. Data pada tahun 2020 dibantu oleh besarnya insentif nasional
menunjukkan bahwa ada sekitar 18.273 pengisi dan lokal yang diberikan pemerintah bagi
daya (charger), naik 32,7% dari tahun 2019 yang konsumen.
terdiri dari 13.547 normal charger dan 4,726 fast
charger yang tersebar di berbagai lokasi. Sejak tahun 2013, semakin banyak model
kendaraan listrik yang beredar, sehingga
Sebagai usaha dalam memaksimalkan membuat pasar kendaraan listrik menjadi
penggunaan infrastruktur pengisian daya lebih kompetitif dan atraktif, dengan harga
nasional, Asosiasi Kendaraan Listrik Norwegia kendaraan yang semakin menurun. Dengan
bekerja sama dengan badan milik pemerintah adanya pasokan yang berlimpah dan dengan
bernama Enova membuat database informasi banyaknya insentif yang telah disiapkan
ketersediaan SPKLU yang dapat diakses publik. pemerintah sebelumnya, menjadikan semakin
Masyarakat dapat mengakses data tersebut banyak konsumen membeli kendaraan
melalui aplikasi khusus bernama Nobil. Inisiatif listrik. Akibatnya penjualan pada tahun 2014
ini memudahkan pengguna kendaraan listrik naik sekitar 150% dari tahun sebelumnya.
untuk melihat lokasi SPKLU dan berapa banyak Peningkatan terus terjadi hingga saat ini. Secara
yang digunakan pada waktu tertentu. garis besar, Tabel 4. menampilkan berbagai
insentif yang disebutkan di atas beserta periode
Hal yang menarik dari pengalaman Norwegia pemberian insentif tersebut.
adalah tingginya jumlah adopsi kendaraan

Tabel 4. Timeline Beberapa Instrumen Kebijakan di Norwegia


(sumber: Figenbaum, 2017; Norwegian EV Association, 2020)

Instrumen Periode Instrumen


Keterangan
Kebijakan Diberlakukan

Pembebasan pajak Dalam bentuk pajak CO2: kendaraan 1990 - sekarang


registrasi dikenakan pajak sesuai berat, kekuatan
motor, dan emisi CO2 (untuk kendaraan
rendah emisi, pajak ditiadakan)

Pengurangan biaya Dalam bentuk pajak CO2: kendaraan 1996 - sekarang


lisensi tahunan dikenakan pajak yang meningkat sesuai
dengan emisi CO2 (untuk kendaraan
rendah emisi, pajak ditiadakan)

Pembebasan biaya tol Biaya tol ditiadakan 100% hingga tahun 1997 - 2017
2017

Parkir gratis Biaya parkir ditiadakan 100% hingga 1999 - 2017


tahun 2017

Pengurangan pajak Pengurangan 50% pajak mobil 2000 - 2018


mobil perusahaan perusahaan yang perlu dibayarkan tiap
tahun

Pembebasan PPN untuk Pengurangan pajak untuk sistem sewa 2001 - sekarang
pembelian kendaraan kendaraan listrik; untuk pembelian
listrik kendaraan listrik maka PPN sebesar 25%
ditiadakan
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 22

Pemberian akses jalur Kendaraan listrik bebas untuk 2005 - sekarang


bus menggunakan jalur bus

Penyediaan Pemerintah memberikan dana sebesar 2009 - sekarang


infrastruktur pengisian USD 9 juta untuk pembangunan awal,
listrik umum menghasilkan kurang lebih 2,000 titik
pengisian publik

Pembebasan PPN untuk Pembebasan pajak untuk sistem sewa 2015 - sekarang
penyewaan kendaraan kendaraan listrik
listrik

Pemberian potongan Pemberian potongan biaya sebesar 50% 2017 - sekarang


untuk beberapa biaya untuk parkir, tol, dan feri
operasi

Pengurangan pajak Pengurangan 40% pajak mobil 2018 - sekarang


mobil perusahaan perusahaan yang perlu dibayarkan tiap
(diperbarui) tahun

Nilai total insentif yang diberikan pemerintah Vehicle Association, sebanyak 68% dari
Norwegia diperkirakan sebesar USD 12.600 3.422 responden menyatakan bahwa alasan
- USD 21.000 per kendaraan (Sprei & Bauner, lingkungan mendasari pembelian kendaraan
2011; Mock & Yang, 2014). Pembebasan pajak listrik (Ingeborgrud et al., 2019). Secara umum,
registrasi dan PPN dianggap sebagai faktor dapat dikatakan bahwa tingginya perhatian
kritikal yang mempengaruhi keputusan 80% masyarakat Norwegia akan isu lingkungan
konsumen yang membeli kendaraan listrik, dan penggunaan kendaraan listrik saling
menurut survei kepada 3.400 pengguna mempengaruhi satu sama lain.
kendaraan listrik (Bjerkan et al., 2016). Dengan
tingginya nilai insentif yang diberikan, membuat Meskipun insentif fiskal menjadi instrumen
kendaraan listrik menjadi pilihan yang lebih utama yang terpenting, akses jalur bus dan
ekonomis dibandingkan dengan kendaraan pembebasan biaya tol dianggap sebagai
konvensional. Survei lain dalam studi Kristensen instrumen yang efektif dalam menjangkau
et al. (2018) terhadap 7.780 responden di tahun konsumen yang tidak yakin akan keekonomian
2015 menyimpulkan bahwa 62% konsumen dari kendaraan listrik, insentif tersebut
membeli kendaraan listrik hanya karena alasan memberikan efek yang instan dan bernilai tinggi
ekonomi. Sedangkan, sekitar 25% mengatakan sesuai dengan kondisi di Norwegia (Bjerkan et
karena alasan lingkungan. Beberapa lainnya al., 2016). Bila dimonetisasi, insentif non-fiskal
membeli karena adanya akses ke jalur bus dan seperti akses jalur bus, pembebasan dari biaya
pembebasan biaya tol. tol, dan pembebasan parkir setara dengan
sekitar USD 2.500 per kendaraan per tahun
Berbeda dengan hasil survei di tahun 2016 bagi konsumen kendaraan listrik (Figenbaum et
yang dilakukan oleh Norwegian Electric al., 2014).
23 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Pada tahun 1990-an, dengan meningkatnya


3.2 AMERIKA SERIKAT perhatian terhadap permasalahan lingkungan,
mendorong kendaraan listrik untuk kembali
dikembangkan. Pemerintah Amerika Serikat
3.2.1 Perkembangan Penetrasi pun mengeluarkan dokumen “Clean Air Act
Kendaraan Listrik Amendment” tahun 1990 dan “Energy Policy Act”
Teknologi kendaraan listrik sudah ada sejak tahun 1992 yang di dalamnya juga membahas
tahun 1890-an di Amerika Serikat, namun dalam mengenai pengembangan kendaraan listrik
perkembangannya terhalang oleh berbagai untuk kedepannya (US DoE, 2014).
faktor, antara lain pesatnya perkembangan
teknologi kendaraan mesin pembakaran Lambat laun, antusiasme masyarakat terhadap
internal atau sekarang disebut kendaraan kendaraan listrik semakin bertumbuh utamanya
konvensional, harga kendaraan konvensional sejak tahun 2000 ketika sejumlah produsen
yang lebih murah, dan rendahnya harga kendaraan, seperti Toyota, Tesla, Chevrolet, dan
bahan bakar minyak. Kendaraan konvensional Nissan secara berurutan menawarkan produk
pada masa itu memiliki kecepatan rata-rata di kendaraan listrik secara massal. Terbentuknya
atas kendaraan listrik, dengan jarak tempuh momentum positif dari pasar kendaraan
yang lebih jauh. Seiring dengan semakin listrik kemudian membuat pemerintah federal
meningkatnya kualitas dan jangkauan jalan Amerika Serikat memberikan dukungan insentif
raya, kendaraan listrik semakin kurang diminati dalam bentuk kredit pajak di tahun 2009 untuk
masyarakat karena jarak tempuhnya yang menjangkau lebih banyak konsumen kendaraan
terbatas. Hingga berujung di periode 1920- listrik. Secara umum, kombinasi kemajuan
an, dimana kendaraan listrik kalah bersaing R&D dalam bidang teknologi kendaraan listrik,
dengan kendaraan konvensional dan berhenti dorongan dari sisi lingkungan, dan insentif
digunakan (Santini, 2011). fiskal merupakan kunci awal berkembangnya
kendaraan listrik di Amerika Serikat.
Di tahun 1960-an, negara bagian California
mempelajari dan menemukan bahwa emisi Pada tahun 2011, pemerintah mengumumkan
dari kendaraan konvensional berpengaruh target untuk mengadopsi 1 juta kendaraan
terhadap kerusakan lapisan ozon. Sehingga, listrik sebelum 2015. Semenjak saat itu,
regulasi mulai diberlakukan untuk mengurangi berbagai insentif lainnya pun bermunculan
emisi dari kendaraan konvensional. Penelitian untuk mendukung perkembangan kendaraan
dan keberhasilan dalam mengurangi emisi listrik di tingkat federal, negara bagian, dan
di California cepat menyebar hingga ke skala lokal (kota). Penjualan kendaraan listrik di
nasional, hingga akhirnya pada tahun 1970, tahun 2012 pun melonjak hingga 200% dari
“Muskie Act” yang berisi tentang pengurangan tahun sebelumnya. Angka penjualan terus naik
emisi knalpot dikeluarkan untuk kendaraan hingga tahun 2014, sebelum turun sekitar 5%
bermotor. Tekanan dari sisi lingkungan di tahun 2015. Adapun penurunan tersebut
semakin meningkat secara global, hingga UN disebabkan beberapa alasan, yaitu (1) penjualan
membentuk IPCC di tahun 1988 dalam rangka kendaraan konvensional akibat harga bensin
mengatasi perubahan iklim (Santini, 2011). yang rendah; (2) beberapa negara bagian

1600
Jumlah Kendaraan (dalam ribuan)

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

BEV PHEV

Gambar 7. Jumlah Kendaraan Listrik per Tahun Amerika Serikat (sumber: IEA, 2020)
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 24

(misalnya, Georgia dan Illinois) mengakhiri Energy and Security Act” di tahun 2009. Insentif
insentif harga beli yang besar pada tahun 2014– yang diberikan adalah dalam bentuk kredit
2015; dan (3) konsumen menunggu model pajak (tax credit) hingga USD 7.500 untuk
kendaraan berikutnya dengan performa yang setiap pembelian kendaraan listrik. Tidak
lebih baik (Stephens et al., 2018). Pada tahun- lama setelahnya, pada tahun 2010, dua model
tahun berikutnya, penjualan mulai meningkat kendaraan listrik yang diproduksi secara massal
kembali. Pertumbuhan kendaraan listrik - mobil plug-in hybrid domestik Chevrolet Volt
di periode 2016-2017 adalah sebesar 22%, dan mobil listrik murni Nissan Leaf - berhasil
kemudian meningkat drastis hingga 85% dari masuk ke pasar (Zhou et al., 2016).
2017 ke 2018 karena penjualan Tesla Model 3
dan juga peningkatan dari ketersediaan model Kredit pajak ini dinilai sangat efektif dalam
kendaraan listrik (Hao et al., 2020). menarik konsumen untuk membeli kendaraan
listrik. Studi oleh Tal & Nicholas (2016)
Sampai tahun 2019, secara kumulatif tercatat menyatakan bahwa 30% dari total penjualan
hampir 1,5 juta unit kendaraan listrik (termasuk kendaraan listrik disebabkan oleh tersedianya
plug-in hybrid) sudah terjual di Amerika Serikat. kredit pajak tersebut. Survei lain juga
Namun, angka penjualan pada tahun 2019 dilakukan oleh Consumer Reports (CR) dan
turun sekitar 11% dari tahun sebelumnya akibat Union of Concerned Scientist di tahun 2018-
penjualan PHEV yang menurun, sedangkan 2019 terhadap 1.659 responden. Hasil survei
penjualan BEV cenderung konstan. Pangsa tersebut menyebutkan bahwa adanya kredit
pasar yang diraih oleh kendaraan listrik di pajak tersebut mendasari keputusan 59%
tahun 2019 mencapai 2,1% (IEA, 2019). konsumen untuk membeli kendaraan listrik.

Beberapa negara bagian menunjukkan Di sisi lain, berdasarkan survei yang dilakukan
komitmen lebih untuk memajukan kendaraan NREL di tahun 2017, sebanyak 84% dari
listrik, seperti California yang memasang total 1.017 responden menyatakan bahwa
target 100% pangsa pasar kendaraan listrik kendaraan listrik yang memberikan kesan
sebelum tahun 2050 dan menerapkan program positif terhadap lingkungan menjadi faktor
“Kendaraan Nir Emisi” (Zero Emission Vehicle/ utama motivasi pembelian kendaraan listrik.
ZEV). Menurut Departemen Energi Amerika Sebanyak 60% responden tertarik untuk
Serikat, di tahun 2018 terdapat 256.800 unit memiliki kendaraan listrik karena melihatnya
kendaraan listrik yang tercatat beroperasi sebagai teknologi terkini. Hal ini menunjukkan
di California atau 47% dari total kendaraan bahwa meski penerimaan konsumen Amerika
listrik nasional di tahun yang sama. Hal ini Serikat terhadap kendaraan listrik masih
menunjukkan pesatnya penetrasi kendaraan banyak didominasi alasan finansial, namun
listrik di Amerika Serikat tidak lepas dari andil alasan lingkungan dan kecanggihan teknologi
pemerintah daerah. juga cukup menjadi pertimbangan penting.

3.2.2 Pembangunan Ekosistem Selain daripada kredit pajak yang signifikan,


ada empat faktor utama lainnya yang
Kendaraan Listrik membantu penjualan kendaraan listrik, yaitu
Sejak awal tahun 1990-an pemerintah federal standar keekonomian bahan bakar dan emisi
Amerika Serikat sudah mendukung adopsi GRK oleh pemerintah federal, program ZEV,
kendaraan listrik melalui berbagai insentif, insentif untuk pembelian kendaraan listrik
seperti keringanan pajak, insentif pembelian oleh pemerintah negara bagian, dan kebijakan
dalam jumlah besar (armada), insentif pemerintah negara bagian dan lokal yang
produksi, serta dukungan R&D (Sandalow, mendukung pembangunan infrastruktur untuk
2009). Namun, pasar kendaraan listrik belum kendaraan listrik (Carley et al., 2019).
benar-benar berkembang sebelum tahun
2000-an. Pasokan kendaraan listrik di Amerika Pemerintah federal telah menggunakan
Serikat mulai bertumbuh dari tahun 2000, standar keekonomian bahan bakar bernama
dengan masuknya kendaraan hybrid, yaitu CAFE (Corporate Average Fuel Economy) selama
Toyota Prius dan berlanjut pada 2006 dengan 40 tahun terakhir. Standar tersebut relatif stabil
Tesla yang memproduksi kendaraan listrik selama bertahun-tahun. Namun di tahun 2011,
sport. Dua kejadian tersebut menandai awal Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya
dari pertumbuhan penjualan kendaraan listrik Nasional (NHTSA) dan Badan Perlindungan
di Amerika Serikat di era 2000-an. Lingkungan (EPA) menetapkan sebuah proposal
kebijakan bersama mengenai konsumsi bahan
Sejalan dengan hal ini, pemerintah federal bakar dan juga emisi GRK dari kendaraan.
Amerika Serikat juga memperkenalkan insentif Menurut kebijakan tersebut, standar CAFE yang
bagi kendaraan listrik lewat “American Clean baru ditargetkan sekitar 54.5 MPG atau lebih
25 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

untuk tahun 2025 (Carley et al., 2019). Target ini signifikan di tahun-tahun awal operasinya.
bertujuan untuk memangkas emisi gas rumah Secara umum, terlihat bahwa adanya standar
kaca yang dihasilkan oleh kendaraan. Melalui CAFE yang semakin ketat, berpotensi untuk
standar CAFE ini, produsen kendaraan dipaksa meningkatkan adopsi kendaraan listrik. Sebuah
mencari solusi untuk meningkatkan standar studi oleh Sen et al. (2017) mengkonfirmasi
keekonomian bahan bakar rata-rata seluruh bahwa standar CAFE, baik diterapkan mandiri
kendaraannya dengan berbagai cara, seperti atau dengan kebijakan lain, seperti insentif
retrofit kendaraan konvensional atau produksi pemerintah, adalah instrumen yang efektif
kendaraan yang memiliki efisiensi bahan bakar dalam meningkatkan adopsi kendaraan listrik.
tinggi, termasuk kendaraan listrik. Standar CAFE dianggap telah membantu
Amerika Serikat dalam mengembangkan pasar
Bersamaan dengan standar CAFE yang baru, kendaraan listriknya.
NHTSA dan EPA juga memperkenalkan sistem
“perdagangan kredit”. Produsen kendaraan Selain kebijakan pemerintah federal, berbagai
listrik seperti Tesla dapat memperoleh kredit insentif juga diberikan oleh pemerintah negara
CAFE dan kredit emisi GRK melalui akumulasi bagian dan lokal. Secara garis besar, sejumlah
penjualan kendaraan listriknya. Kredit tersebut insentif yang diberikan oleh pemerintah daerah
kemudian dapat dijual ke produsen kendaraan (negara bagian) dalam rangka mempercepat
lain yang kesulitan untuk mencapai standar proses adopsi kendaraan listrik ditampilkan
yang ditetapkan. Mekanisme ini berhasil dalam tabel berikut.
memperkecil kerugian penjualan Tesla secara

Tabel 5. Bentuk Insentif Pemerintah Daerah di Amerika Serikat (sumber: US DoE, 2016)

Negara bagian
Bentuk Insentif Keterangan yang mengadopsi

Colorado, Louisiana,
Kredit pajak atau Insentif diberikan kepada konsumen; Maryland, South Carolina,
potongan harga beli nominal dari kredit pajak atau potongan Utah, Georgia*, West
harga bervariasi untuk setiap negara Virginia*, Oregon*,
bagian, dengan nominal tertinggi sebesar California, Connecticut,
USD 7.000 di California Massachusetts,
Pennsylvania, Hawaii*,
Illinois*, Texas* (15 negara
bagian)

Colorado, Idaho, Illinois,


Pembebasan inspeksi Kendaraan listrik dibebaskan dari Massachusetts, Michigan,
kewajiban untuk inspeksi emisi tahunan Missouri, New York, North
Carolina, Ohio, Rhode Island,
Virginia, Washington,
Nebraska (13 negara
bagian)

Pengurangan biaya Biaya registrasi tahunan yang dikenakan Arizona, DC, Illinois,
registrasi kendaraan Nebraska, Iowa (5 negara
pada kendaraan listrik dihilangkan atau
bagian)
dikurangi

Pembebasan biaya Kendaraan listrik tidak dikenakan biaya Arizona, California, Hawaii,
parkir parkir Nebraska (4 negara bagian)

Akses jalur kendaraan Kendaraan listrik diberikan penanda Arizona, California, Florida,
berkapasitas (sticker) untuk dapat masuk ke jalur Georgia, Hawaii, Maryland,
penumpang banyak Nevada, New Jersey, New
carpool meskipun tidak memenuhi
York, North Carolina,
(high occupancy vehicle) kapasitas penumpang minimum Tennessee, Utah, Virginia
(13 negara bagian)

Pengurangan tarif listrik sesuai dengan California, Georgia, Illinois,


Pemberlakuan tarif TOU waktu di hari tersebut (waktu saat puncak Michigan, New York, Virginia,
(time of use) untuk beban atau saat diluar puncak beban) Orlando, Texas, Florida,
charging North Carolina, New Jersey
(11 negara bagian)

California, Delaware, Texas,


Insentif instalasi Subsidi berupa potongan harga, dana Maryland, Oregon,
infrastruktur pengisian bantuan langsung, atau pinjaman dana Washington, Colorado,
daya kendaraan listrik bagi pengembang infrastruktur pengisian Georgia, Louisiana,
daya kendaraan listrik yang dipasang di Maryland, Oregon*,
tempat konsumen atau di tempat publik Pennsylvania*, South
Carolina*, Tennessee*,
Texas*, Virginia*, Illinois*,
Indiana*, Michigan*,
Massachusetts*, New
Jersey*, North Carolina*,
Arizona* (23 negara bagian)
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 26

Sesuai dengan insentif yang diterapkan oleh California mampu meraih kesuksesan penjualan
pemerintah negara bagian, tingkat adopsi kendaraan listrik terutama dengan menerapkan
kendaraan listrik di masing-masing negara- program ZEV, yang mengharuskan produsen
negara bagian pun bervariasi. Semakin banyak kendaraan untuk memenuhi persentase kredit
insentif dan promosi untuk kendaraan listrik ZEV sebesar 4,5% di tahun 2018 dan meningkat
di suatu negara bagian, maka semakin tinggi bertahap hingga 22% di tahun 2025. Target
pula tingkat penjualannya. Insentif dalam yang ingin dicapai oleh program ini adalah
bentuk finansial, seperti kredit pajak, potongan adopsi 1.5 juta kendaraan ZEV (termasuk PHEV,
harga beli kendaraan, dan pengurangan biaya BEV, dan FCEV) pada tahun 2025. Kredit ZEV
registrasi kendaraan, sangat mempengaruhi dapat diperoleh produsen dari penjualan mobil
konsumen untuk memilih kendaraan listrik. listrik (ICCT, 2019). Selain meningkatkan jumlah
Namun, insentif non-finansial, utamanya akses produksi kendaraan listrik, program ini juga
ke jalur kendaraan berkapasitas besar (high- dilihat sebagai faktor utama tersedianya lebih
occupancy vehicle) juga memiliki dampak yang dari 40 model kendaraan listrik secara nasional
signifikan terutama di area perkotaan yang di tahun 2019 (Slowik & Lutsey, 2019).
padat, seperti California (Carley et al., 2019).
Selain California, 9 negara bagian lainnya
Selain daripada keberadaan insentif yang (Connecticut, Maine, Maryland, Massachusetts,
diberikan oleh pemerintah negara bagian dan New Jersey, New York, Oregon, Rhode Island,
kota, variasi model yang dipasok oleh produsen dan Vermont) pun ikut menerapkan program
kendaraan listrik juga berpengaruh terhadap ZEV California dengan menargetkan 15% dari
tingkat penjualan kendaraan di daerah tersebut. penjualan kendaraan pada tahun 2025 berasal
Daerah yang memiliki model kendaraan listrik dari kendaraan listrik. Sepuluh negara bagian
yang lebih sedikit, menghasilkan penjualan ini merepresentasikan sekitar 30% dari total
yang lebih sedikit pula. Khususnya di California, penjualan kendaraan penumpang di Amerika
pesatnya perkembangan jenis dan variasi Serikat (EIA, 2017). Dengan asumsi rata-rata
model yang ditawarkan sangat mempengaruhi penjualan kendaraan penumpang nasional
tingkat penjualan disana (Lutsey et al., 2016). sekitar 17 juta unit per tahun, target 15% ZEV
Penjualan kendaraan listrik di California sendiri dari 30% total pasar kendaraan penumpang
berkontribusi hampir setengah dari total membutuhkan minimal sekitar 765.000 unit
penjualan kendaraan listrik di Amerika Serikat ZEV di tahun 2025; lebih dari 2x lipat penjualan
di tahun 2019 (ICCT, 2020). kendaraan listrik di tahun 2019.

20000 Pangsa Pasar Kendaraan Listrik


9,0%
Penjualan Kendaraan Listrik

18000 8,0%
Penjualan (Non-ZEV)
16000 7,0%
Pangsa Pasar
14000
6,0%
12000
5,0%
10000
4,0%
8000
3,0%
6000
4000 2,0%
2000 1,0%
0 0,0%
Connecticut

Oklahoma

Wyoming
Kentucky
Rhode Island

South Dakota
Alabama
Washington

Kansas
New Hampshire

District of Columbia
Oregon

Pennsylvania

Louisiana
Michigan

North Dakota
South Carolina

Arkansas
New Jersey

Indiana
Wisconsin

Nebraska
Idaho

Alaska
Virginia

Ohio
Georgia
Massachusetts

North Carolina
Hawaii

Vermont
Florida

Utah
Arizona

Nevada

Tennessee

Delaware

West Virginia
Iowa
California
New York

Colorado

Illinois

Mississippi
Minnesota

Montana
Maryland

Maine
Texas

New Mexico
Missouri

Gambar 8. Jumlah Penjualan dan Pangsa Pasar Kendaraan Listrik di Setiap Negara Bagian AS di Tahun 2018
(sumber: Alliance of Auto Manufacturers, 2020)
27 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Program ZEV merupakan salah satu inisiatif kendaraan listrik di Amerika Serikat didominasi
lokal yang paling efektif dalam meningkatkan oleh penduduk yang dapat melakukan
adopsi kendaraan listrik di daerah-daerah pengisian daya di rumah (home charging), yaitu
yang menerapkannya. Secara rata-rata, sebanyak 80% dari total pengguna.
negara bagian yang menerapkan program ini
mencapai pangsa pasar kendaraan listrik yang Usaha untuk mengembangkan infrastruktur
lebih tinggi dibandingkan negara bagian yang pengisian daya kendaraan listrik dimulai
tidak menerapkannya. Bila diakumulasikan, pemerintah federal lewat “American Recovery
penjualan kendaraan listrik dari negara bagian and Reinvestment Act (ARRA)” dari Departemen
yang menerapkan program ZEV mencapai Energi Amerika Serikat di tahun 2009, yang
3,65% dari total penjualan kendaraan baru mengalokasikan dana sekitar USD 100 juta
secara nasional di akhir tahun 2017, dimana untuk pembangunan SPKLU dalam skala
California memiliki kontribusi terbesar. nasional (Li, 2019). Dana ini disalurkan melalui
subsidi pembangunan SPKLU tersebut di
Selain itu, California juga menerapkan program beberapa daerah terpilih; California merupakan
Standar Bahan Bakar Rendah Karbon (Low salah satu daerah penerima bantuan dana
Carbon Fuel Standard) sejak tahun 2011. terbesar. Dukungan ini berhasil mendirikan
Program ini mewajibkan produsen BBM untuk sebanyak 18.000 unit chargers yang tersebar di
mengurangi emisi GRK dengan menurunkan berbagai daerah (DoE, 2014). Namun, setelah
intensitas karbon dari bahan bakar yang dana tersebut dikeluarkan, pemerintah federal
dihasilkan hingga 10% lebih rendah pada tidak memiliki program subsidi lanjutan untuk
tahun 2020, relatif terhadap tahun 2010 (CARB, mengembangkan infrastruktur pengisian daya
2020). Pengurangan intensitas karbon tersebut publik (Carley et al., 2019).
dilakukan dengan cara mengumpulkan kredit
yang dihasilkan dengan memasok bahan Pemerintah daerah dan pihak swasta
bakar rendah karbon (termasuk listrik) atau juga memainkan peran penting dalam
dengan membangun stasiun pengisian daya meningkatkan fasilitas pengisian daya publik.
cepat (DC fast charging). Kelebihan kredit Hingga tahun 2019, pemerintah 18 negara
tersebut kemudian dapat diperjualbelikan bagian mengalokasikan lebih dari USD 525 juta;
kepada produsen bahan bakar lain yang sebanyak 45 perusahaan utilitas di 26 negara
belum memenuhi ketentuan penurunan emisi. bagian berinvestasi sebesar hampir USD 1,5
Beberapa negara bagian lain juga memiliki miliar; dan total investasi dari sektor swasta
inisiatif yang serupa, seperti Oregon melalui secara nasional mencapai USD 860 juta (NRDC,
Program Bahan Bakar Bersih Oregon (Oregon 2020). Melalui berbagai dukungan dari berbagai
Clean Fuels Program) yang diluncurkan pada pihak tersebut, di tahun 2019 terdapat 77.358
tahun 2016. Dengan adanya program ini, unit chargers publik yang berhasil dibangun
kelebihan kredit yang diperjualbelikan menjadi (IEA, 2020).
salah satu sumber penting untuk pendanaan
pembangunan dan ekspansi jaringan SPKLU Dari tahun 2012, sejak pasar kendaraan listrik
(NRDC, 2020). mulai tumbuh secara signifikan, jumlah instalasi
charger pun ditambah untuk mengimbangi
Pengembangan SPKLU merupakan tindakan jumlah kendaraan listrik yang beroperasi. Di
penting untuk mengatasi masalah range anxiety tahun 2012, terdapat sekitar 11.695 unit pengisi
atau kecemasan terhadap jarak yang mampu daya umum yang seluruhnya merupakan
ditempuh kendaraan listrik. Menurut survei normal charger; rasio kendaraan listrik dan
yang dilakukan oleh Union of Concerned pengisi daya (charger) umum di tahun tersebut
Scientists terhadap 914 responden di 2013 sekitar 6:1. Kemudian, hingga 2019 jumlah
menyimpulkan bahwa range anxiety masih charger bertambah lebih dari 5x lipat menjadi
menjadi halangan utama masyarakat untuk 77.358 unit, terdiri dari 64.265 normal charger
membeli kendaraan listrik (Evarts, 2013). Survei dan 13.090 fast charger, dan rasio kendaraan
yang dilakukan oleh McKinsey pada tahun 2016 listrik dan charger menjadi sekitar 20:1. Rasio
juga menunjukkan bahwa terbatasnya jumlah yang tinggi tersebut dapat mengindikasikan
SPKLU merupakan salah satu kendala utama suatu pasar kendaraan listrik yang sudah lebih
bagi calon pengguna kendaraan listrik, setelah maju dengan tingkat adopsi kendaraan listrik
harga dan jarak tempuh. Hal ini menunjukkan yang cukup tinggi. Tetapi, melihat bahwa range
bahwa pembangunan SPKLU masih sangat anxiety masih menjadi kendala bagi konsumen,
diperlukan, meskipun menurut Departemen pembangunan charger umum perlu terus
Energi Amerika Serikat, saat ini pengguna ditingkatkan untuk memperkecil rasio tersebut.
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 28

90

Jumlah Staisun Pengisi Daya (dalam


80
70
60
ribuan)
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Slow Chargers Fast Chargers

Gambar 9. Jumlah Charger Publik Kendaraan Listrik di Amerika Serikat (Sumber: IEA, 2020)

Secara umum, perkembangan kendaraan listrik pengembangan industri kendaraan listrik


di Amerika Serikat juga disokong oleh adanya (Campbell et al., 2016). Bantuan pemerintah
industri dan rantai pasokan kendaraan listrik, ini berdampak pada peningkatan daya saing
yang mendongkrak produksi dan membantu industri dan pasar kendaraan listrik Amerika
menurunkan harga kendaraan listrik. Serikat di mata dunia. Hal tersebut tercermin
Pengembangan rantai pasok ini di tahap awal dari penjualan jumlah kendaraan listrik yang
dimungkinkan karena dukungan pembiayaan meningkat hingga 400.000 di tahun 2015 (1,5
dari pemerintah. Pada tahun 2008, pemerintah juta tahun 2019) dan ketersediaan model
federal memberikan dana bantuan terhadap kendaraan listrik yang semakin bervariasi, yaitu
R&D industri kendaraan listrik melalui program sebanyak 28 model dari 16 produsen di tahun
Advanced Technology Vehicles Manufacturing yang sama (White House Fact Sheet, 2016).
(ATVM). Pada program tersebut, pemerintah
menyiapkan dana pinjaman sebesar USD 25 Selain kredit pajak, pemerintah juga menetapkan
miliar untuk produsen kendaraan membangun standar regulasi dan pengadaan untuk
fasilitas yang dapat meningkatkan efisiensi mendukung pengembangan baterai lithium ion
bahan bakar kendaraan. Nissan merupakan (Kassatly, 2010). Semua dukungan pemerintah
salah satu produsen yang berhasil memperoleh ini berdampak pada berkembangnya
dana sebesar USD 1,45 miliar dari program ini, industri baterai lithium ion yang adalah
yang kemudian mereka investasikan untuk komponen utama kendaraan listrik, terlihat
membangun pabrik baterai (Piotrowski, 2018). dari peningkatan kapasitas produksi baterai
lithium ion Amerika Serikat menjadi 20% dari
Kemudian, di tahun 2009, sebagai bagian dari total kapasitas global di tahun 2012, dan naik
ARRA, pemerintah menggelontorkan dana hingga 40% dari total kapasitas global di tahun
sebesar USD 2,4 miliar untuk pengembangan 2015 (Lee, J., 2015). Hal tersebut berpengaruh
kapabilitas produksi kendaraan listrik dan terhadap semakin menurunnya harga produksi
baterai (DoE, 2011; Lowe et al., 2010). Berbagai baterai; secara langsung menurunkan harga
dukungan lainnya seperti kredit pajak bagi beli kendaraan listrik sehingga lebih terjangkau
produsen juga diberikan oleh pemerintah bagi konsumen.
federal dan daerah untuk mendorong
29 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

sebanyak 13,1 juta unit. Angka penjualan


3.3 CINA tersebut hampir menyamai penjualan sepeda
motor konvensional, yaitu 14,6 juta unit. Total
kepemilikan kendaraan listrik beroda dua
3.3.1 Perkembangan Penetrasi
hingga tahun 2006 diestimasi sekitar 33-45 juta
Kendaraan Listrik unit (Weinert et al., 2008). Sejak saat itu, jumlah
Sejak tahun 2000, Cina telah mengalami kendaraan listrik beroda dua di Cina bertambah
pertumbuhan pesat dalam jumlah penjualan hampir 10x lipat hingga akhir tahun 2019,
kendaraan baru. Pada tahun 2009, Cina telah dengan jumlah 300 juta unit (Xinhua News,
menjadi pasar kendaraan baru terbesar di 2019). Dengan angka tersebut, saat ini, Cina
dunia. Seiring dengan meningkatnya rata-rata merupakan negara dengan jumlah kendaraan
penjualan kendaraan baru pada periode 2000- listrik beroda dua terbanyak di dunia.
2010, total konsumsi BBM pun meningkat.
Impor minyak pun terus meningkat akibat Kesuksesan Cina dalam mengadopsi dan
produksi minyak dalam negeri yang nyaris mengembangkan kendaraan listrik beroda
stagnan. Pada tahun 2010, lebih dari 54% dua sangat bergantung salah satunya pada
pasokan minyak mentah Cina bergantung pada kebijakan larangan penggunaan sepeda
impor (Gong et al., 2013). motor konvensional yang berbahan bakar
minyak. Hal ini dilakukan untuk mengatasi
Jumlah kendaraan semakin terkonsentrasi masalah polusi udara di perkotaan. Selain itu,
di kota-kota besar. Karena distribusi stok berbagai faktor lain juga berperan besar dalam
kendaraan yang tidak seimbang, kota-kota mendukung proses adopsi dan perkembangan
menderita akibat kualitas udara yang buruk industrinya. Berkembangnya teknologi baterai
yang utamanya disebabkan oleh emisi knalpot dan komponen kendaraan listrik beroda dua
kendaraan.Data PM105 dari 32 kota di Cina membantu Cina dalam mengembangkan
untuk tahun 2009 yang dikumpulkan oleh kendaraan listrik beroda empat dan lebih.
WHO menunjukkan bahwa tidak ada kota yang
memenuhi standar batas rata-rata tahunan Pengembangan kendaraan listrik roda empat
sebesar 20 μg/m3. Beberapa kota seperti sudah direncanakan dan dimulai sejak tahun
Beijing dan Jinan, bahkan jauh melebihi batas 2001 lewat riset dan pengembangan teknologi
tersebut dan mencapai sekitar 120 μg/m3 baterai dan kendaraan listrik. Berbagai strategi
(Gong et al., 2013). promosi pun dilakukan pemerintah sejak saat
itu, namun berbagai usaha tersebut belum
Dilandasi oleh hal-hal tersebut, pemerintah menghasilkan angka adopsi yang diharapkan.
Cina, sebagai bagian dari strategi pembangunan Fokus pada kendaraan listrik roda empat
berkelanjutan nasionalnya, memilih kendaraan kembali ditekankan oleh pemerintah Cina pada
listrik sebagai salah satu alternatif untuk tahun 2010 lewat Rencana Lima Tahun ke-12
mengatasi tantangan polusi udara perkotaan, (2011 - 2015) yang mengklaim bahwa populasi
perubahan iklim, dan masalah ketahanan kendaran listrik harus mencapai 1 juta unit
energi (Qian & Yin, 2017). Selain itu, Cina pada tahun 2015 (Gong et al., 2013).
juga memanfaatkan kesempatan tersebut
untuk mengembangkan industri otomotifnya Namun terlepas dari target yang sudah
menjadi kompetitif secara global. Mengutip ditetapkan dan proyek demonstrasi yang
sebuah studi oleh Howell et al. (2014), Cina sudah diterapkan, pasar kendaraan listrik
percaya bahwa pertumbuhan ekonomi yang baru mulai bertumbuh secara signifikan
berkelanjutan bergantung pada peningkatan ketika pemerintah mengeluarkan subsidi
industri ke nilai dan teknologi yang lebih tinggi bagi pembelian dan penggunaan kendaraan
dalam rantai pasokan ekonomi global. Produksi listrik. Pemberian subsidi ini yang membuat
kendaraan yang berteknologi maju dan hemat pesatnya peningkatan penjualan kendaraan
biaya akan menjadikan Cina lebih kompetitif listrik dari tahun 2013. Meskipun target subsidi
di pasar kendaraan global. Kendaraan listrik adalah untuk konsumen, namun alokasi
menjadi pilihan yang logis melihat dunia belum tersebut diberikan langsung kepada produsen
mengadopsi teknologi tersebut dalam jumlah kendaraan, sehingga harga kendaran yang
besar, sehingga persaingan pun relatif lebih dibayar konsumen berkurang. Selain insentif
sedikit. dari pemerintah pusat, pemerintah daerah
juga mengambil tindakan yang mempengaruhi
Sebelum mengembangkan kendaraan listrik pasar kendaraan lokal. Pada akhir 2015,
beroda empat dan lebih, Cina terlebih dahulu berbagai kota di Cina telah mengeluarkan
mengadopsi kendaraan listrik beroda dua. Pasar lebih dari 190 kebijakan yang beragam untuk
kendaraan listrik beroda dua baru terbentuk mempopulerkan kendaraan listrik (Ou et al.,
di sekitar tahun 1990-an, hingga pada tahun 2017).
2006 mencapai penjualan domestik tahunan

4
Partikulat dengan diameter kurang dari atau sama dengan 10 μm
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 30

Gambar 10. Jumlah Kendaraan Listrik per Tahun di Cina (sumber: IEA 2020)

Gencarnya insentif finansial yang diberikan kendaraan listrik roda dua, sehingga dapat
pemerintah, diiringi dengan pengembangan dikategorikan sebagai “sepeda” dan terhindar
infrastruktur pengisian daya publik secara dari kuota registrasi (yang ditujukan untuk
nasional membuat kendaraan listrik pun sepeda motor) dan diperbolehkan untuk
semakin diminati konsumen. Saat ini, Cina melewati jalur sepeda (Eccarius & Lu, 2020).
adalah negara dengan penjualan kendaraan Penerapan standar yang longgar tersebut
listrik terbanyak. Seperti ditunjukkan oleh adalah akibat dari ketidakefektifan pemerintah
Gambar 10, total penjualan kendaraan listrik daerah dan bukan karena keputusan untuk
(roda empat) di Cina pada tahun 2015 meningkat mendukung kendaraan listrik (Yang, 2010).
sekitar 250% dari tahun sebelumnya. Fenomena
ini merupakan suatu kemajuan yang signifikan Sementara itu, harga kendaraan listrik roda
dibandingkan dengan angka penjualan yang dua pun terus menurun karena kombinasi
sangat rendah pada periode 2009 - 2012 dimana dari penurunan biaya dan menyusutnya
pemerintah Cina mulai melakukan akselerasi margin keuntungan produsen. Antara tahun
pengembangan kendaraan listrik. Pada tahun 1999 sampai 2005, harga kendaraan listrik
2019, hampir setengah dari total kendaraan roda dua rata-rata turun hampir 30%, dari
listrik (roda empat) di dunia beroperasi di Cina, USD 840 menjadi USD 529. Penurunan harga
dengan total stok kendaraan listrik sebanyak 3.4 tersebut sebagian dapat dikaitkan dengan sifat
juta unit. Kedepannya, pemerintah Cina telah kendaraan listrik roda dua yang modular dan
menetapkan target sekitar 25% dari penjualan struktur industrinya yang terdesentralisasi.
kendaraan listrik (roda empat) baru merupakan Sifatnya yang sangat modular membuat
kendaraan listrik di tahun 2025 (IEA, 2020). komponen-komponen yang ada menjadi
mudah dipertukarkan, sehingga memberi
ruang untuk industri komponen berkembang
3.3.2 Pembangunan Ekosistem dengan struktur industri yang lebih terbuka.
Kendaraan Listrik
Perkembangan kendaraan listrik di Cina diawali Teknologi baterai dan komponen kendaraan
dengan kendaraan listrik roda dua pada tahun listrik lainnya menjadi berkembang dengan
1990-an. Pertumbuhan awal dari kendaraan pesat. Akibatnya, biaya produksi menjadi lebih
listrik roda dua di Cina disebabkan oleh sejumlah efisien dan performa kendaraan meningkat.
faktor. Pertama, masalah kualitas udara yang Selain itu, karena setiap produk berpotensi
memburuk sehingga kota-kota melarang dapat dijual ke banyak produsen yang berbeda,
penggunaan sepeda motor konvensional. menyebabkan peningkatan volume produksi
Kebijakan ini telah digunakan di 30 kota pada dan penurunan biaya produksi (Weinert et al.,
tahun 1998 dan 148 kota pada tahun 2006, 2008).
dan secara efektif mengurangi permintaan
terhadap sepeda motor konvensional. Kedua, Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa
longgarnya peraturan terkait kendaraan listrik perkembangan kendaraan listrik roda dua di
roda dua. Hal ini memberikan celah bagi Cina disebabkan oleh situasi dan kondisi yang
31 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

mendukung. Meskipun begitu, hal ini tetap penjualan mobil pribadi, dan pemasangan
berdampak bagi perkembangan teknologi tiang pengisian daya gratis (Tao, 2013).
baterai dan kendaraan listrik yang membantu
Cina dalam mengembangkan kendaraan listrik Pada tahun 2011, jumlah kota yang mengikuti
beroda empat atau lebih. Cina memulai program program “Sepuluh Kota - Seribu Kendaraan”
kendaraan listrik roda empat atau lebih-nya berkembang dari 10 menjadi 25 kota. Meskipun
pada tahun 2001, melalui penelitian dan pada awalnya banyak kota yang bergerak
pengembangan R&D yang terangkum dalam mengikuti program ini dan secara ambisius
Rencana Lima Tahun (2001 - 2005) pemerintah menetapkan rencana dalam empat tahun
Cina. Kementerian Sains dan Teknologi Cina untuk meluncurkan 10.000 - 30.000 kendaraan
(MOST) pada saat itu merancang tiga program listrik, tetapi menurut Kementerian Industri
5 tahun R&D nasional (program 863), dari dan Teknologi Informasi Cina, total penjualan
tahun 2001 hingga 2015. Rancangan tersebut kendaraan listrik di seluruh kota yang mengikuti
fokus kepada tiga aspek, yaitu sistem kontrol program pilot ini hanya mencapai 10.000
elektronik, motor elektrik dan teknologi mesin, unit hingga bulan Juli 2011. Pada tahun 2012,
serta baterai daya dan sel bahan bakar (fuel tercatat hanya 7 dari 25 kota yang mengikuti
cell) (Zhang et al., 2014). Riset yang diadakan program berhasil mencapai target 1.000
diharapkan untuk menghasilkan kendaraan kendaraan listrik. Kebanyakan dari kendaraan
energi baru (New Energy Vehicle), termasuk listrik tersebut dibeli untuk kendaraan resmi
diantaranya adalah kendaraan hybrid, listrik, atau bisnis bagi perusahaan dan pemerintah,
dan fuel cell. Berbagai prototipe kendaraan menyisakan 10% yang dibeli oleh publik (Zhang
berhasil untuk diproduksi, diperkenalkan ke et al., 2014). Beberapa hal seperti rendahnya
pasar, dan dioperasikan di jalan raya secara jarak tempuh kendaraan listrik, teknologi
massal pada periode 2006 - 2010. yang belum matang, kapasitas produksi yang
kecil, infrastruktur pengisian daya yang minim,
Dalam “Rencana Lima Tahun (2006 - 2010)”, serta subsidi yang tidak mumpuni menjadi
pemerintah Cina mengeluarkan strategi penghalang kesuksesan ini (Gong et al., 2012).
promosi kendaraan listrik. Hal ini kemudian
mendasari peluncuran program demonstrasi Selain beberapa faktor tersebut, faktor lainnya
“Sepuluh Kota - Seribu Kendaraan” pada tahun yang menghalangi pencapaian dari program
2009 untuk mempercepat adopsi kendaraan “Sepuluh Kota - Seribu Kendaraan” adalah
listrik. Semenjak saat itu, kendaraan listrik adanya kewenangan yang terpecah-pecah di
mulai mendapatkan dukungan yang baik di beberapa kementerian dan pemerintah daerah
Cina, terlihat dari banyaknya pernyataan resmi untuk pengembangan kendaraan listrik, dan
dari pejabat-pejabat tinggi, implementasi praktek proteksionisme lokal yang diterapkan
kebijakan, investasi dari pemerintah maupun di kota-kota. Kewenangan atas Program
industri, serta insentif harga beli kendaraan “Sepuluh Kota - Seribu Kendaraan” terpecah ke
listrik (Ou et al., 2017). Sesuai dengan namanya, beberapa instansi pusat dan lokal, termasuk
program tersebut bertujuan untuk mengadopsi Kementerian Keuangan (MOF), Kementerian
1.000 kendaraan listrik di setiap kota pada Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT),
periode 2009 - 2012 melalui pemberian subsidi Kementerian Sains dan Teknologi (MOST), dan
tiap tahunnya di 10 kota. Fokus dari program Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi
ini adalah untuk pengalihan menuju kendaraan (NRDC), serta beberapa lembaga provinsi.
listrik di sektor pelayanan publik, seperti bus,
taksi, dan kendaraan pemerintah. Karena tidak ada definisi yang formal mengenai
ruang lingkup kewenangan masing-masing
Namun, pemerintah pusat dan pemerintah kota lembaga, keputusan umumnya diambil
juga memberikan subsidi yang ditujukan untuk berdasarkan konsensus bersama. Proses ini
konsumen kendaraan pribadi. Adapun subsidi berjalan sangat lambat karena masing-masing
yang diberikan pemerintah pusat berkisar USD lembaga umumnya memiliki kepentingan yang
9.800 per kendaraan dan di beberapa kota, berbeda. Sebagai contoh, dalam pembangunan
beberapa pemerintah daerah pun memberikan infrastruktur pengisian daya publik, Dinas Tata
tambahan subsidi sebesar USD 9.800 per Kota di kota-kota besar seperti Beijing dan
kendaraan (Howell et al., 2014). Insentif lain Shanghai sangat memperhatikan kebutuhan
juga diberikan di beberapa kota percontohan, lahan yang besar untuk infrastruktur tersebut.
seperti pengisian daya gratis untuk tiga tahun Di sisi lain, perusahaan-perusahaan utilitas/
pertama atau sebelum mencapai jarak 60.000 listrik Cina (China Southern Power Grid dan
kilometer, pembebasan dari lotere untuk State Grid) memandang pengembangan
mendapatkan lisensi kendaraan di Beijing atau infrastruktur tersebut sebagai peluang untuk
pembebasan dari lelang untuk kendaraan di meningkatkan pendapatan sehingga mereka
Shanghai yang digunakan untuk membatasi berusaha untuk menetapkan standar tersendiri.
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 32

Tabel 6. Nominal subsidi kendaraan listrik dari pemerintah pusat Cina (2013 - 2015)
(sumber: Sheldon & Dua, 2020

Tipe EV Jarak Tempuh 2013 2014 2015

> 50 km USD 5.394 USD 5.124 USD 4.854


PHEV

80 – 150 km USD 5.394 USD 5.124 USD 4.854

BEV 150 – 250 km USD 7.705 USD 7.320 USD 6.935

> 250 km USD 9.246 USD 8.784 USD 8.322

Adanya perdebatan seperti ini membuat juta unit sebelum tahun 2020 (Marquis et al.,
pengembangan infrastruktur berjalan sangat 2013). Sampai pada akhirnya, di tahun 2013
lambat (Li et al., 2018). terjadi ledakan penjualan kendaraan listrik.
Ledakan penjualan ini utamanya disebabkan
Proteksionisme lokal juga membuat adopsi oleh munculnya kebijakan insentif finansial
kendaraan listrik secara nasional terhambat. baru dari pemerintah pusat bagi kendaraan
Pemerintah daerah di Cina diberikan otonomi listrik dengan nominal subsidi yang tinggi bagi
oleh pemerintah pusat. Kebijakan terkait konsumen (Tabel 6).
kendaraan listrik dari pemerintah pusat pun
bersifat panduan, dan pemerintah daerah Berangkat dari pengalaman implementasi
diberikan kebebasan untuk menyusun program “Sepuluh Kota - Seribu Kendaraan”,
kebijakan dan insentif sesuai dengan situasi dimana performa kendaraan listrik yang rendah
di daerah masing-masing. Pada umumnya juga menjadi kendala, program subsidi Cina pun
yang terjadi adalah pemerintah daerah disesuaikan dengan persyaratan teknis yang
memprioritaskan kepentingan daerahnya, lebih ketat bagi kendaraan. Hal ini dilakukan
seperti untuk meningkatkan perekonomian guna memastikan adanya perkembangan
atau kesempatan kerja, daripada kepentingan teknologi dan performa kendaraan. Kemudian
nasional. Contohnya aturan pemerintah secara bertahap, nominal subsidi pun dikurangi
Beijing yang hanya memberikan subsidi seiring dengan semakin matangnya teknologi
untuk BEV, sedangkan dasar kebijakan yang kendaraan listrik. Menggunakan skema subsidi
ditetapkan pemerintah pusat menyatakan pada tahun 2013 - 2015, harga beli kendaraan
bahwa subsidi dapat diberikan untuk BEV listrik dapat dipotong hingga 50% (rata-rata
dan PHEV. Pemerintah Beijing melakukan hal dari 10 model kendaraan listrik terlaris di
tersebut karena tidak ada produsen PHEV Cina). Berbeda dengan kebijakan dari program
di Beijing sehingga subsidi untuk PHEV tidak sebelumnya, insentif ini diberikan bagi semua
akan menguntungkan Beijing secara langsung konsumen, tidak hanya terbatas pada sektor
(Li et al., 2018). Kebijakan-kebijakan seperti ini transportasi publik dan komersial. Bersamaan
membuat banyak produsen kendaraan listrik dengan insentif tersebut, harga baterai juga
lokal tidak mampu bersaing di berbagai daerah. mengalami penurunan yang cukup signifikan
Akibatnya, perkembangan kendaraan listrik (43% dari 2013 hingga 2015) yang membuat
secara nasional tidak menunjukkan hasil yang harga kendaraan listrik dapat ditekan mencapai
maksimal. batas kemampuan ekonomi masyarakat (Lin &
Wu, 2017).
Berangkat dari pengalaman di periode
sebelumnya, pemerintah Cina pun melakukan Di tahun 2015, program pilot untuk kendaraan
suatu perubahan kebijakan. Kendaraan listrik kembali diperpanjang untuk periode
listrik kembali tertuang ke dalam “Rencana 2016 - 2020. Skema subsidi yang digunakan
Lima Tahun (2011 - 2015)”, di mana Cina sudah berubah dengan signifikan. Beberapa
mendongkrak perkembangannya melalui yang menonjol diantaranya: (1) pengurangan
berbagai kebijakan dan insentif. Pada bulan nominal subsidi sebesar 20% pada 2017/2018,
Juni 2012, pemerintah Cina mengumumkan dan 40% pada 2019/2020, dibandingkan
target resmi untuk produksi dan penjualan dengan nominal di tahun 2016; (2) pembatasan
kendaraan listrik (termasuk kendaraan hybrid), subsidi yang diberikan oleh pemerintah daerah
yaitu 500.000 unit sebelum tahun 2015 dan 5 (tidak lebih dari 50% dari subsidi yang diberikan
33 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

oleh pemerintah pusat); (3) persyaratan audit sehingga kendaraan listrik tetap menarik bagi
dan pelaporan yang lebih ketat; dan (4) standar konsumen (Columbia University, 2019).
yang lebih tinggi pada berbagai aspek teknis,
seperti densitas energi baterai, kecepatan, dan Di luar pemberian subsidi oleh pemerintah
konsumsi listrik rata-rata per 100 km (Li et al., pusat yang signifikan, berbagai insentif
2018). finansial dan non-finansial juga diberikan oleh
pemerintah kota. Dipandu oleh pemerintah
Penjualan kendaraan listrik terus mengalami pusat dan terkadang pemerintah provinsi, kota-
peningkatan hingga saat ini, tetapi peningkatan kota di Cina menetapkan target, strategi, dan
ini sangat bergantung kepada berbagai insentif kebijakan pendukung untuk pengembangan
yang diberikan pemerintah. Karena itu secara kendaraan listrik. Selain tambahan subsidi,
bertahap, pemerintah semakin menurunkan kebijakan non-finansial yang agresif yang
nominal subsidi terhadap kendaraan listrik diterapkan oleh kota-kota besar di Cina seperti
dan direncanakan pada tahun 2021 seluruh Beijing, Shanghai, dan Shenzhen membantu
subsidi akan ditiadakan (Columbia University, mendongkrak penjualan kendaraan listrik
2019). Di dalam skema subsidi terkini, terlihat secara signifikan.
bahwa pemerintah Cina menekankan pada
peningkatan performa teknologi kendaraan Meskipun begitu, kebijakan yang mendukung
listrik. Di tahun 2019, mobil listrik disyaratkan kendaraan listrik belum secara merata
untuk memiliki jarak tempuh minimal 250 km diadopsi oleh kota-kota di Cina. Akibatnya,
(sebelumnya 100 km) untuk dapat dianggap adopsi kendaraan listrik pun terjadi secara
layak menerima subsidi. tidak merata di kota-kota. Studi oleh He et
al. (2018) menyatakan bahwa ada 30 kota di
Sebagai pengganti dari subsidi adalah Cina dengan tingkat adopsi kendaraan listrik
sistem dual credit yang diterapkan pada tertinggi. Secara kumulatif, kota-kota tersebut
tahun 2017. Mirip dengan program ZEV di merepresentasikan 84% dari total penjualan
California, sistem ini mewajibkan produsen mobil listrik nasional. Namun, kota-kota
dan importir kendaraan untuk mengadopsi tersebut secara total hanya merepresentasikan
sejumlah tertentu kendaraan listrik dari total 26% total penjualan mobil nasional. Temuan ini
penjualan berdasarkan persentase kredit menunjukkan bahwa banyak kota di Cina yang
yang dimandatkan. Pada awalnya, kredit belum secara optimal mengadopsi kendaraan
ditetapkan sebesar 10% dari total penjualan listrik. Pemerintah berbagai kota di Cina masih
mereka, dimana nilai kredit ini dapat diperoleh perlu untuk memberikan berbagai dukungan
dengan menjual kendaraan listrik dengan kebijakan untuk pengembangan kendaraan
tipe dan jumlah tertentu. Nilai mandat ini listrik.
kemudian naik menjadi 12% pada tahun 2020.
Hal ini menciptakan kompetisi di antara para Secara garis besar, berbagai insentif kendaraan
produsen dan mendorong produksi serta listrik yang sudah diberikan oleh pemerintah
peningkatan variabilitas model kendaraan, tingkat kota dijabarkan pada Tabel 7. berikut.

Tabel 7. Berbagai Insentif yang Dipakai oleh Pemerintah Tingkat Kota


(sumber: He et al., 2018)
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 34

Di antara berbagai insentif non-finansial yang kendaraan listrik melalui sebuah panduan
diterapkan oleh pemerintah kota, insentif yang dikeluarkan oleh Komisi Pembangunan
plat kendaraan dinilai sebagai salah satu yang Nasional dan Reformasi di tahun 2015 (NDRC,
paling efektif dalam memikat masyarakat untuk 2015). Dalam panduan tersebut dinyatakan
membeli kendaraan listrik. Pasalnya, beberapa target pembangunan 4,8 juta charger publik
kota di Cina menetapkan kuota kepemilikan di tahun 2020 untuk memenuhi kebutuhan 5
kendaraan untuk mengurangi kemacetan. juta kendaraan listrik (Hove & Sandalow, 2019).
Untuk itu masyarakat pun harus mengikuti Namun hingga tahun 2019, total charger yang
sistem lotere (pengundian) untuk mendapatkan terbangun baru sejumlah 515.908 unit (IEA,
nomor plat kendaraan. Seperti di Beijing, 2020).
dari lotere tersebut hanya akan diambil satu
pemenang setiap dua bulan sekali dari sekitar Di tahun 2014 terdapat 30.000 unit charger
2.000 orang yang mendaftar. Bila dimonetisasi, yang beroperasi di Cina; rasio kendaraan
sistem ini diperkirakan menambahkan USD listrik terhadap charger di tahun tersebut
19.000 di atas harga kendaraan yang akan sekitar 3:1. Setiap tahunnya, jumlah charger
dibeli yang harus ditanggung konsumen (He tersebut meningkat secara bertahap dengan
et al., 2018). Dengan adanya insentif yang peningkatan paling signifikan terjadi pada
memberikan preferensi plat kendaraan bagi tahun 2018 dari 275.000 unit menjadi
kendaraan listrik, membuat konsumen lebih 515.908 unit di tahun 2019, atau hampir dua
tertarik untuk membelinya. kali lipatnya. Penambahan jumlah charging
tersebut dibarengi dengan penambahan jumlah
Minimnya infrastruktur penunjang kendaraan kendaraan yang lebih pesat, sehingga rasio
listrik di awal penetrasi kendaraan listrik kendaraan listrik dan charger di tahun 2019 naik
kemudian menyebabkan pemerintah Cina menjadi 6,5:1. Rasio tersebut dianggap sudah
memperbanyak insentif, tidak hanya untuk cukup mengakomodasi jumlah kendaraan yang
kendaraan listrik namun juga untuk infrastruktur ada. Namun demikian, pengembangan jaringan
pengisian kendaraan listrik. Awalnya Cina charger tetap dibutuhkan untuk mencapai
mengembangkan infrastruktur pengisian target yang telah ditetapkan.
35 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Gambar 11. Jumlah Charger Publik di Cina (Sumber: IEA, 2020)

Sejak tahun 2014, pemerintah pusat Cina telah dan Amerika Serikat, hunian multi unit lebih
menetapkan berbagai program dan kebijakan mendominasi Cina daripada rumah pribadi.
terkait infrastruktur kendaraan listrik, seperti Sehingga peningkatan jumlah infrastruktur
penetapan tarif (fixed price) pengisian daya publik pendukung kendaraan listrik menjadi
berdasarkan klasifikasi area, akuisisi lahan, semakin mendesak dan penting untuk
standar pengisian daya, target pembangunan memfasilitasi pemilik kendaraan listrik tanpa
SPKLU, dan berbagai insentif saat konstruksi fasilitas home charging. Untuk mengatasi hal
dan operasional. Subsidi yang diberikan tersebut, pemerintah provinsi Cina membuat
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah beberapa kebijakan model kerjasama yang
hanya berlaku untuk kota yang sudah memiliki melibatkan pengembang properti apartemen,
30.000 kendaraan listrik. Setelah memenuhi pemilik kendaraan listrik, dan penyedia jasa
persyaratan tersebut, pemerintah daerah SPKLU. Namun tingkat pemanfaatan SPKLU ini
dapat menerima subsidi sebesar sekitar USD masih rendah atau sekitar 10% (NRDC, 2020).
1.460 untuk setiap penambahan kendaraan
listrik yang dapat digunakan untuk membangun Pemerintah Cina juga menjadikan
SPKLU. pengembangan industri kendaraan listrik
domestik sebagai prioritas. Beberapa tahun
Subsidi yang berlaku semenjak tahun 2016 ini terakhir, Cina sudah memberikan usaha yang
memiliki nominal total sebesar sekitar USD besar untuk membangun rantai pasokan
18 juta (Kementerian Ilmu Pengetahuan dan domestik untuk produksi kendaraan listrik,
Teknologi Cina, 2016). Selain itu pemerintah dari mulai produksi baterai dan komponen
daerah beberapa kota seperti Shanghai, Hainan, elektrik lainnya hingga pemasangan kendaraan
Beijing, Wenzhou, Chengdu, Jincheng, dan secara utuh. Program 863 yang dicanangkan di
Wuhan juga memberikan insentif tambahan tahun 2001 menandai keseriusan pemerintah
berupa subsidi pembangunan SPKLU dengan dalam pengembangan kendaraan listrik
nominal subsidi yang berbeda-beda, nominal di Cina melalui R&D di berbagai aspek
tertinggi mencapai 30% dari total investasi kendaraan listrik itu sendiri. Hampir seluruh
konstruksi di kota Shanghai dan Hainan (NRDC, komponen dari kendaraan listrik (terutama
2020). baterai) dikembangkan melalui program ini
dan untuk mendukung keberhasilan program
Sama dengan negara-negara lain, adopsi ini, pemerintah melakukan pengetesan,
kendaraan listrik di Cina dimulai dari kelompok demonstrasi, dan pendanaan. Investasi yang
yang memiliki fasilitas home charging. Menurut dikeluarkan pemerintah pun cukup besar
Badan Promosi Infrastruktur SPKLU Cina untuk hal ini karena pengembangan industri
(EVCIPA), dari total 990.000 pemilik kendaraan kendaraan listrik juga merupakan salah satu
listrik, 67% diantaranya tinggal di rumah fokus dari pemerintah Cina. Dalam ketiga
milik pribadi dan memiliki fasilitas home periode program tersebut (2001 - 2015), total
charging. Namun berbeda dengan Norwegia investasi pemerintah yang digelontorkan
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 36

berkisar pada USD 2,5 miliar. Program ini asing yang telah sukses dengan teknologi yang
sukses menghasilkan berbagai teknologi mesin mereka miliki. Harapannya adalah terjadinya
dan kendaraan, hingga setelahnya mampu alih teknologi untuk menjadi modal Cina dalam
untuk membuat lebih dari 160 jenis kendaraan membangun industri kendaraan listrik nasional.
listrik (Zhang et al., 2014). Dengan adanya syarat yang ditetapkan oleh
pemerintah Cina tentang transfer IP (intellectual
Untuk mendukung industri dalam negeri, Cina property) oleh produsen asing, perusahaan-
juga memiliki ketentuan dimana hak intelektual perusahaan tersebut justru mencari solusi
(hak paten) teknologi inti untuk kendaraan dengan menerapkan teknologi lama yang
listrik harus dimiliki produsen lokal. Selain dikemas dalam brand kendaraan listrik baru
itu, kendaraan listrik impor juga tidak berhak di pasar domestik. Produk yang dihasilkan
mendapatkan pembebasan bea impor dan tersebut akhirnya tidak mendapatkan branding
subsidi, sehingga menyebabkan kendaraan- yang dimiliki perusahaan-perusahaan asing
kendaraan produksi asing tersebut kalah yang ternama tersebut. Konsumen Cina pun
bersaing. Sebaliknya, pemerintah pusat dan tidak tertarik akibat performa yang buruk dan
lokal memberikan insentif berupa subsidi bagi harganya yang mahal. Sehingga bisa dikatakan
pembeli dan pembebasan pajak bagi produsen bahwa alih teknologi yang terjadi sangat minim.
kendaraan listrik buatan lokal. Insentif ini
terutama secara signifikan diberikan pada
perusahaan kendaraan listrik BYD. Meskipun 3.4 Analisis Kekuatan/Kelemahan
demikian, harga produksinya yang mahal tetap Ekosistem Kendaraan Listrik
menghalangi penjualan kendaraan listrik. Norwegia, Amerika Serikat, dan Cina
Karena itu, pemerintah Cina menggunakan merupakan negara-negara yang paling maju
pengadaan barang dan jasa pemerintah (public dalam adopsi kendaraan listrik. Masing-masing
procurement) untuk membeli kendaraan listrik memiliki strategi tersendiri dalam membangun
buatan lokal secara masif yang umumnya ekosistem kendaraan listrik, sesuai dengan
dipergunakan untuk transportasi publik di kota- situasi dan kondisi yang dihadapi. Secara garis
kota, seperti bus dan taksi. Hal ini membantu besar, faktor-faktor penentu yang ekosistem
produsen lokal, seperti BYD untuk mencapai yang baik mencakup: (1) dukungan insentif
economies of scale sehingga menurunkan dan kebijakan pemerintah, (2) ketersedian
biaya produksi (Masiero et al., 2016). Strategi infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik,
ini sukses menciptakan berbagai produsen (3) ketersediaan pasokan kendaraan listrik dan;
kendaraan listrik lokal yang kompetitif di pasar (4) kesiapan rantai pasokan industri kendaraan
kendaraan listrik global. Sebagai contoh, saat listrik, serta (5) kesadaran dan permintaan dari
ini BYD merupakan produsen mobil listrik masyarakat. Masing-masing dari ketiga negara
terbesar di dunia. tersebut memiliki keunggulan di beberapa
faktor, namun masih mengalami kendala di
Dalam rangka pengembangan industri satu atau beberapa faktor lainnya. Rincian
kendaraan listrik, pemerintah Cina juga kekuatan dan kelemahan ekosistem kendaraan
melakukan usaha kolaborasi dalam bentuk joint listrik yang terbangun di Norwegia, Amerika
venture dengan perusahaan kendaraan listrik Serikat, dan Cina ditunjukkan pada Tabel 8.
37 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Tabel 8. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Ekosistem Kendaraan Listrik di Norwegia, Amerika Serikat, dan Cina

Negara Kelebihan Kelemahan

Belum terbentuknya
industri dan rantai
pasokan kendaraan listrik

Norwegia

Tidak ada target atau


rencana pengembangan
kendaraan listrik yang
mengikat dan jelas dari
pemerintah federal

Belum meratanya inisiatif


negara bagian dan kota
untuk mendorong
Amerika kendaraan listrik
Serikat

Belum meratanya inisiatif


provinsi dan kota untuk
mendorong akuisisi
kendaraan listrik

Cina
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 38
Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
di Indonesia: Pelajaran dari Pengalaman
Amerika Serikat, Norwegia dan Cina

Pembelajaran untuk
Indonesia
39 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Dari pengalaman Norwegia, Amerika inisiatif yang lebih progresif dari pemerintah
Serikat, dan Cina dapat disimpulkan bahwa federal. Selain itu, berbagai dukungan kebijakan
pembangunan ekosistem kendaraan listrik baik dalam bentuk insentif dan subsidi untuk
menjadi hal yang fundamental bagi adopsi dan pengguna maupun penyedia kendaraan listrik
pengembangan kendaraan listrik yang lebih dan infrastruktur pendukung pun berhasil
cepat. Semakin lengkapnya aspek-aspek dalam mengembangkan pasar kendaraan listrik di
ekosistem tersebut dalam suatu negara, maka kedua negara tersebut.
akan semakin mempercepat tingkat adopsi
kendaraan listrik. Secara umum, terdapat Bila dibandingkan di antara ketiga negara
beberapa kesamaan strategi yang dipakai di tersebut, dalam hal pangsa pasar, Norwegia
ketiga negara untuk meningkatkan penjualan jauh meninggalkan Cina maupun Amerika
kendaraan listrik. Namun, terdapat pula Serikat dengan perolehan 55,9% di tahun 2019.
beberapa kebijakan dan strategi lainnya yang Kesuksesan Norwegia dalam mengadopsi
dipakai pemerintah masing-masing negara kendaraan listrik terutama adalah dampak dari
sesuai dengan kondisi di negara tersebut. berbagai insentif fiskal yang diterapkan mampu
Berbagai kebijakan dan strategi tersebut membuat kendaraan listrik lebih murah
yang sudah diterapkan dapat dipelajari dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
dan disesuaikan dengan situasi Indonesia. Jumlah insentif yang diberikan per kendaraan
Sehingga dapat dijadikan pembelajaran bisa mencapai lebih dari USD 12.600, sehingga
untuk penyusunan kebijakan yang tepat memangkas sekitar 55% dari harga kendaraan
guna mengembangkan kendaraan listrik di listrik itu sendiri. Potongan harga kendaraan
Indonesia. listrik ini lebih besar dibandingkan dengan yang
diberikan oleh Cina dan Amerika Serikat. Selain
Secara umum, penurunan emisi GRK dan itu, ongkos operasi kendaraan konvensional di
perbaikan kualitas udara menjadi faktor utama Norwegia juga cukup tinggi dengan tingginya
pemerintah pusat maupun daerah di ketiga harga BBM.
negara untuk mengembangkan kendaraan
listrik. Norwegia dan Cina memulai strategi Bila dibandingkan berdasarkan jenis mobil yang
dengan menentukan target atau rencana yang sama, TCO (Total Cost of Ownership) kendaraan
jelas dari pemerintah pusat untuk meningkatkan listrik di Norwegia 16% lebih tinggi dari Cina dan
penggunaan kendaraan listrik dan 24% lebih tinggi dari Amerika Serikat. Namun
mengembangkan infrastruktur pendukungnya. dengan adanya insentif tersebut, TCO mobil
Sedangkan di Amerika Serikat, meskipun listrik menjadi lebih rendah daripada TCO
belum ada target adopsi dari pemerintah mobil konvensional di Norwegia. Hal tersebut
federal, tetapi pemerintah negara bagian dan tidak berlaku di Amerika Serikat maupun Cina,
kota banyak berperan secara mandiri untuk dimana insentif yang diberikan belum mampu
menetapkan target adopsi kendaraan listrik, membuat TCO mobil listrik lebih kompetitif
seperti di California. Sistem pemerintah federal (Mock & Yang, 2014).
di AS memungkinkan negara bagian memiliki

1200000
Penjualan Kendaraan Listrik per Tahun

1000000

800000

600000

400000

200000
$
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Norwegia Amerika Serikat China

Gambar 12. Perbandingan Penjualan Kendaraan Listrik per Tahun antara Norwegia, Amerika Serikat dan Cina (sumber: IEA, 2020)
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 40

Sama halnya dengan Norwegia, pemerintah pada tahun 2016, total subsidi dan insentif
Cina sejak awal fokus pada pemberian insentif pajak yang diberikan pemerintah pusat Cina
di sisi permintaan. Ini terlihat dari besarnya berkisar pada USD 20.000 dimana ini jauh lebih
subsidi dan pembebasan pajak yang diberikan besar daripada jumlah insentif yang diberikan
kepada konsumen. Insentif ini menyebabkan pemerintah Amerika Serikat yang berkisar USD
Cina unggul dalam hal pasar kendaraan listrik 13.000 - USD 14.000 per unit (Ou et al., 2019).
dibandingkan kedua negara lainnya. Sebagai Selain itu, peningkatan penjualan Cina yang
negara dengan pasar kendaraan listrik terbesar semakin pesat juga didukung oleh tambahan
di dunia, penjualan kendaraan listrik di Cina subsidi dan kebijakan non-fiskal yang diberikan
mencapai sekitar 3,35 juta unit di tahun 2019. oleh pemerintah daerah, ketersediaan model
kendaraan yang lebih variatif, serta harga
Cina baru berhasil melampaui Amerika Serikat baterai yang juga turun.
dalam hal penjualan mobil listrik pada tahun
2015 (Gambar 12), dimana pada periode itu, Beberapa faktor yang dapat dipelajari dari ketiga
subsidi pemerintah Cina dapat menurunkan negara di atas dan disimpulkan berpengaruh
harga kendaraan listrik hingga 50%. Dilihat terhadap kenaikan penjualan kendaraan listrik
dari perbandingan nominal yang diberikan, ditampilkan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Faktor Utama Pendorong Penjualan Kendaraan Listrik


di Norwegia, Cina, dan Amerika Serikat

Negara Infrastruktur
Insentif Fiskal Insentif Non -Fiskal
Pengisian Kendaraan Listrik

Pembebasan pajak (PPN, Akses jalur bus 13.547 slow charger 4.726 fast
Norwegia registrasi, tahunan) charger di tahun 2020 dengan
rasio kendaraan listrik dan
charger sekitar 24:1

Pembebasan pajak dan Insentif plat kendaraan 301.238 slow charger dan
subsidi pemerintah (USD 214.670 fast charger di tahun
Cina 5.600 - USD 9.530) di 2019 dengan rasio kendaraan
tahun 2013 per listrik dan charger sekitar 6,5:1
kendaraan listrik 64.265 slow charger

Kredit pajak (USD 2.500 - Akses jalur berpenumpang 13.093 fast charger di tahun
Amerika 7.500) di tahun 2009 per banyak (high occupancy 2019 dengan rasio kendaraan
Serikat kendaraan listrik vehicle) listrik dan charger sekitar
20:1
41 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Tabel 10. Perbandingan Instrumen Kebijakan Kendaraan Listrik di Norwegia, Cina, dan Amerika Serikat
(*berlaku hanya untuk beberapa kota/negara bagian) (sumber: IEA, 2020)

Jumlah Pangsa Infrastruktur


mobil pasar Regulasi Insentif Insentif
Negara Pengisian
listrik mobil Pendukung Fiskal Non-Fiskal Kendaraan
(2019) listrik Listrik
lokal
(2019)

Kebijakan mandat suplai kendaraan listrik

Akses jalur tertentu (seperti bus, dll)


Standar keekonomian bahan bakar

Insentif untuk penyediaan stasiun

Pembangunan stasiun pengisian


Pembebasan pajak pembelian

Pembebasan pajak tahunan

pengisian kendaraan listrik


Subsidi harga beli

kendaraan listrik
(fuel economy)

Bebas parkir
Norwegia 328.640 55,9% x x x x* x* x x
Cina 3.349.090 4,9% x x x x x x* x* x
Amerika
Serikat
1.450.020 2,1%
x x x x* x* x* x* x

Perbedaan kebijakan insentif fiskal ini juga finansial yang signifikan berupa pembebasan
dipengaruhi karakteristik konsumen di masing- pajak dan subsidi harga beli sebagai daya tarik
masing negara. Sebuah studi oleh JATO (2019) bagi konsumen.
memperlihatkan bahwa, rata-rata, mobil listrik
yang populer di Cina kini memiliki harga 50% Di Indonesia, pembeli kendaraan pribadi
dan 65% lebih rendah dibandingkan di Amerika umumnya didominasi oleh kelas menengah
Serikat dan di Eropa, untuk jenis kendaraan kebawah (> 90%) yang memilih berdasarkan
yang sama. Selain karena adanya insentif efisiensi biaya dan performa yang mencukupi.
finansial yang tinggi, kendaraan listrik di Cina Tetapi, dibandingkan Cina, konsumen
umumnya lebih murah karena dirancang untuk di Indonesia lebih memilih mobil yang
memenuhi permintaan lokal, yang berarti berkapasitas lebih besar untuk mengakomodasi
banyak di antaranya tidak memenuhi standar jumlah anggota keluarga (Ipsos, 2016).
keamanan yang tinggi dan kompleks seperti Sehingga, pemerintah memiliki peluang untuk
yang berlaku di Eropa atau Amerika Serikat. berkolaborasi dengan produsen kendaraan
listrik asal Cina untuk memasarkan kendaraan
Di Cina, pembeli cenderung memilih kendaraan listrik dengan kapasitas besar dengan biaya
listrik yang berukuran kecil, dengan kombinasi yang relatif lebih murah dibandingkan dengan
harga dan performa yang terjangkau bagi kelas brand kendaraan listrik yang banyak ditawarkan
menengah ke bawah. Sedangkan di Amerika di Amerika Serikat. Selain itu, insentif finansial
Serikat, konsumen kendaraan listrik cenderung yang signifikan untuk menurunkan harga beli
melihat kendaraan tersebut sebagai suatu harus disediakan pemerintah. Untuk kendaraan
simbol status. Sebuah studi menemukan bahwa roda empat, konsumen di Indonesia akan
konsumen di Amerika Serikat bersedia untuk tertarik untuk membeli kendaraan listrik bila
membayar tambahan USD 21 per km jarak harga kendaraan listrik minimal 10-15% lebih
kendaraan listrik dibandingkan dengan USD 8,4 mahal dibandingkan kendaraan konvensional
di negara seperti Cina (Ou et al., 2019). Hal ini (Adiatma & Marciano, 2020).
membuat Cina lebih memprioritaskan insentif
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 42

Norwegia Amerika Serikat China

Gambar 13. Perbandingan Jumlah Charger Publik per Tahun antara Norwegia, Amerika Serikat, dan Cina (sumber: IEA, 2020)

Selain daripada dukungan pemerintah pusat, dengan baik merupakan kebutuhan yang tidak
dukungan dari pemerintah daerah juga dapat dihindari. Dalam hal tersebut, ketiga
terbukti tidak kalah penting. Insentif non- negara tersebut menunjukkan peningkatan
fiskal yang krusial bagi kendaraan listrik ini jumlah charger setiap tahunnya. Hal tersebut
berbeda untuk setiap negara, tergantung penting untuk memfasilitasi masyarakat yang
dengan kondisi di negara tersebut. Seperti di tidak memiliki infrastruktur home charging.
Norwegia, diberikannya akses jalur bus bagi Khususnya di Amerika Serikat, pengembangan
kendaraan listrik menjadi daya tarik khususnya SPKLU dilakukan untuk mengatasi kendala
bagi penduduk di kota-kota yang mengalami range anxiety yang menjadi alasan utama
kemacetan parah. Di Cina, insentif kemudahan sebagian masyarakat untuk tidak menggunakan
mendapatkan plat nomor (registrasi) bagi kendaraan listrik.
kendaraan listrik dinilai sangat atraktif bagi
masyarakat karena sulitnya mendapatkan plat Cina kembali memimpin dalam hal ketersediaan
nomor bagi kendaraan konvensional di kota- charger publik, dimana terdapat sekitar 516
kota tertentu. Di Amerika Serikat, akses ke ribu charger beroperasi di tahun 2019 (gambar
jalur berpenumpang banyak (high occupancy 13). Laju pertumbuhan charger di Cina pun
vehicle) pun dianggap sangat berpengaruh bagi merupakan yang paling signifikan, terutama
peningkatan kepemilikan kendaraan listrik, terlihat dari peningkatan yang terjadi hampir
terutama di daerah-daerah yang cukup padat 2 kali lipat di tahun 2018 ke tahun 2019.
seperti California. Begitu pula dengan rasio kendaraan listrik
terhadap SPKLU, Cina memiliki rasio yang
Insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah jauh lebih rendah dibanding Amerika Serikat
pusat dari setiap negara di atas dilakukan dan Norwegia, yaitu sebesar 6,5:1. Meskipun
demi menciptakan pasar (permintaan). Cina memiliki jumlah dan laju pertumbuhan
Namun demikian, ketika berbicara mengenai kendaraan listrik tertinggi, tetapi pembangunan
adopsi kendaraan listrik, seringkali terjadi SPKLU yang dilakukan dapat mengimbanginya.
perdebatan mengenai faktor pendukung Hal ini sejalan dengan kondisi dimana proporsi
apa lagi yang seharusnya ada di tahap awal penduduk Cina yang bermukim di hunian multi
untuk mendongkrak pasar kendaraan listrik. unit, seperti apartemen, lebih tinggi daripada
Pengalaman dari ketiga negara tersebut Amerika Serikat dan Norwegia. Dengan kata
menunjukkan bahwa pengguna awal mau lain, kebutuhan akan SPKLU di Cina menjadi
membeli kendaraan listrik meski jaringan SPKLU lebih penting dan mendesak. Identifikasi
kendaraan listrik belum terbangun dengan baik. distribusi jenis pemukiman konsumen di suatu
Ketiga negara tersebut memperlihatkan bahwa daerah dapat membantu perencanaan jumlah
ketersediaan home charging berperan lebih dan penempatan stasiun charging yang sesuai
penting pada tahap awal adopsi; konsumen dengan kebutuhan konsumen.
awal kendaraan listrik bermula dari masyarakat
yang memiliki fasilitas home charging. Untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik
di suatu negara, perkembangan teknologi dan
Namun demikian, untuk bergerak menuju industri kendaraan listrik disertai pasokan yang
pengembangan pasar yang lebih masif, memadai perlu diperhatikan. Cina dan Amerika
jaringan SPKLU yang besar dan terbangun Serikat menunjukkan bahwa pengembangan
43 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

teknologi kendaraan listrik bermula dari R&D. turut membantu menurunkan harga
Dengan semakin berkembangnya teknologi, kendaraan listrik. Banyaknya variasi model yang
maka performa kendaraan listrik seperti jarak ditawarkan oleh produsen kendaraan listrik ini
tempuh dan kecepatan pun meningkat. Hal juga berpengaruh sangat signifikan terhadap
ini sangat krusial melihat bahwa performa angka penjualan kendaraan listrik, seperti
kendaraan listrik yang baik menjadi daya tarik diperlihatkan ketiga negara pembanding.
bagi konsumen, terutama di tahap awal seperti
ditunjukkan Amerika Serikat, dan performa yang Khususnya di Cina, bisa dipelajari bahwa
buruk akan menghambat adopsi kendaraan kendaraan listrik roda dua lebih mudah untuk
listrik seperti yang terjadi di Cina. dikembangkan di tahap awal. Salah satu
alasannya adalah selisih harganya yang tidak
Selain meningkatkan performa, perkembangan jauh dibandingkan dengan sepeda motor
teknologi juga dapat menurunkan biaya konvensional dan kemudahannya untuk
produksi komponen kendaraan listrik, utamanya melakukan pengisian daya (karena daya dan
baterai. Hal ini membuat pembangunan durasi yang dibutuhkan lebih kecil). Selain itu,
industri kendaraan listrik dapat berlangsung industri kendaraan listrik roda dua tersebut
lebih cepat. Dengan terbangunnya industri cepat berkembang dengan memanfaatkan
kendaraan listrik domestik, maka produksi sifat komponen-komponen kendaraan listrik
akan dapat ditingkatkan dengan signifikan. roda dua yang modular. Hal ini membuat
Untuk menggenjot produksi kendaraan listrik, volume produksi kendaraan listrik roda dua
pemerintah Cina dan Amerika Serikat pun dan komponennya cepat meningkat dan
memberikan insentif dari sisi pasokan yang biaya produksi pun menurun dengan adanya
serupa, yaitu Cina dengan sistem dan Amerika economies of scale. Akibatnya, industri mobil
Serikat dengan program ZEV, dimana keduanya listrik pun dapat lebih mudah berkembang
memiliki tujuan untuk memaksa produsen dengan semakin rendahnya biaya produksi
memproduksi lebih banyak kendaraan listrik. baterai dan komponen lainnya. Strategi yang
Kebijakan ini berdampak pada peningkatan sama dapat dilakukan Indonesia melihat
jumlah produksi dan variabilitas model besarnya pasar kendaraan roda dua yang ada.
kendaraan listrik domestik yang kemudian
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 44
Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
di Indonesia: Pelajaran dari Pengalaman
Amerika Serikat, Norwegia dan Cina

Apa yang bisa


dilakukan Indonesia?
45 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Dalam rangka mempercepat transisi pembangunan ekosistem kendaraan listrik


menuju kendaraan listrik, Indonesia perlu di setiap aspek melalui berbagai parameter
membangun ekosistem yang akan mendukung yang ditetapkan. Evaluasi ini penting untuk
adopsi dan pengembangannya. Dengan menentukan langkah strategis pemerintah
mempelajari keberhasilan beberapa negara kedepannya untuk mencapai target, seperti
dalam pengembangan kendaraan listrik, ada yang diperlihatkan Cina dalam mengevaluasi
beberapa rekomendasi strategi dan kebijakan program “Sepuluh Kota - Seribu Kendaraan”-
bagi pemerintah Indonesia untuk membangun nya.
ekosistem kendaraan listrik:
Penunjukkan tim koordinasi dan satuan tugas
• Penyelarasan target transisi menuju kendaraan listrik di tingkat nasional dan daerah
kendaraan listrik yang bersifat mengikat Tim koordinasi percepatan program kendaraan
Pemerintah perlu menyelaraskan kedua target bermotor listrik (KBL) berbasis baterai saat
yang ada saat in, yaitu target Kementerian ini sudah dibentuk untuk mengawal transisi
Perindustrian dan target RUEN, sehingga kendaraan listrik. Sesuai dengan tugasnya,
terdapat satu target nasional yang mengikat tim koordinasi ini perlu mengkoordinasikan
dan menjadi acuan bersama. Target tersebut berbagai pihak dan kepentingannya agar
perlu dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang ingin implementasi yang dilakukan dapat berjalan
dicapai pemerintah melalui pengembangan efektif dan efisien, tidak tumpang tindih, dan
kendaraan listrik, seperti penurunan emisi, tidak saling menghambat satu sama lain. Tim
pengurangan impor BBM, dan pembangunan koordinasi yang saat ini dikepalai Menteri
industri. Sehingga target ini dapat dikaitkan dan Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi
tergambarkan di berbagai dokumen formal dan beranggotakan beberapa menteri,
yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang perlu memasukkan badan pemerintah yang
ingin dicapai, contohnya dalam dokumen NDC melakukan pengembangan dan penelitian
(Nationally Determined Contribution) mengenai kendaraan listrik seperti BPPT, dan pihak
penurunan emisi gas rumah kaca dan dokumen swasta seperti produsen kendaraan listrik, agar
lainnya. Selain itu, target yang ditentukan perlu pemerintah dapat lebih cepat memfasilitasi
lebih spesifik dan membedakan antara target pengembangan teknologi dan industri
adopsi, penjualan, dan produksi kendaraan kendaraan listrik.
listrik. Hal ini diperlukan untuk memberikan
sinyal yang jelas bagi seluruh pemangku Daerah-daerah (provinsi atau kota) yang
kepentingan dalam membangun ekosistem memiliki program pengembangan kendaraan
kendaraan listrik. listrik juga perlu untuk membentuk satuan
tugas yang beranggotakan instansi pemerintah
• Perlunya peta jalan transisi menuju (contohnya Dinas Perhubungan), produsen
kendaraan listrik yang terintegrasi kendaraan listrik dan infrastruktur pendukung,
Melihat banyaknya aspek yang perlu serta lembaga donor lokal dan internasional,
diperhitungkan dan dipertimbangkan untuk untuk menyelaraskan dan mengawasi berbagai
membangun ekosistem kendaraan listrik, usaha atau rencana program-program
maka pemerintah perlu rencana dan peta elektrifikasi kendaraan penumpang dan
jalan transisi kendaraan listrik yang rinci dan mode transportasi umum. Sebagai contoh,
terintegrasi. Peta jalan ini diperlukan agar satuan tugas kendaraan listrik di Jakarta dapat
pembangunan ekosistem kendaraan listrik membantu mengatur berbagai program
dapat dilakukan dengan terstruktur sehingga bantuan internasional untuk program bus
seluruh sumber daya digunakan dengan efektif listrik BRT sehingga dapat berjalan optimal.
dan efisien. Proses pembuatan peta jalan ini
perlu mempertimbangkan peran berbagai • Penerapan kebijakan pembatasan
pemangku kepentingan seperti Kementerian penjualan kendaraan bermotor
Perindustrian, Kementerian ESDM, pemerintah berbahan bakar fosil
daerah, BUMN, produsen kendaraan listrik, dan Belajar dari pengalaman Cina, pemerintah perlu
perusahaan swasta terkait. Peta jalan transisi menerapkan kebijakan pembatasan terhadap
yang terintegrasi akan memberikan arahan penggunaan sepeda motor konvensional dan
yang jelas bagi tiap-tiap pemangku kepentingan memberikan ruang bagi kendaraan listrik
untuk mengerti perannya dalam berkontribusi roda dua untuk muncul sebagai penggantinya.
dan mengatasi tantangan transisi. Secara perlahan, hal yang sama dapat juga
dilakukan untuk mobil konvensional. Penerapan
Peta jalan ini perlu dibuat dengan menjawab kebijakan ini dapat dimulai di kota-kota besar
target yang sudah ditentukan sebelumnya. dengan kepadatan kendaraan yang tinggi yang
Dengan adanya peta jalan ini, maka pemerintah menghasilkan banyak permasalahan, seperti
dapat melakukan evaluasi perkembangan kemacetan dan polusi udara.
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 46

Kebijakan pembatasan ini penting dilakukan memberikan insentif finansial bagi kendaraan
pemerintah sedini mungkin untuk mendorong listrik roda dua. Selain dengan pembebasan
produsen maupun konsumen sepeda motor pajak (PPN, PPh, dan PKB) dan pemberian
beralih ke kendaraan listrik roda dua. Dengan subsidi harga beli, pemerintah juga dapat
adanya kebijakan ini, calon konsumen dapat menyediakan fasilitas pinjaman kredit lunak
terpengaruh untuk memilih membeli kendaraan untuk pembelian kendaraan listrik roda dua
listrik roda dua sebelum diberlakukannya dan memberikan diskon tarif pengisian daya
kebijakan tersebut, untuk mengurangi resiko yang dapat menurunkan biaya operasi.
pembelian. Begitu pula dengan produsen
kendaraan, dengan adanya pembatasan Kebijakan-kebijakan tersebut dapat menarik
yang tegas, maka produsen kendaraan akan konsumen dengan tingkat ekonomi menengah
semakin tertarik untuk berinvestasi dan kebawah untuk berpindah ke kendaraan listrik
mengembangkan kendaraan listrik. roda dua, sedangkan untuk mobil listrik, di tahap
awal masih akan terbatas untuk konsumen
• Pemberian insentif finansial dari dengan tingkat ekonomi menengah ke atas,
pemerintah pusat untuk mengurangi meskipun pemerintah sudah memberikan
harga beli kendaraan listrik insentif finansial. Seiring dengan penurunan
Saat ini pembelian kendaraan listrik masih harga baterai, maka mobil listrik pun akan
dikenakan beberapa pajak dan bea cukai menjadi lebih terjangkau.
pemerintah pusat seperti PPh dan PPN yang
berkontribusi masing-masing 10% pada harga • Pemberian insentif fiskal dan non-fiskal
kendaraan listrik. Oleh karena itu, pemerintah oleh pemerintah daerah yang sesuai
perlu memberikan insentif finansial berupa dengan kondisi daerah masing-masing
pembebasan pajak-pajak tersebut, ditambah Pemerintah daerah juga harus turut andil
dengan pembebasan bea impor dan/atau dengan memberikan insentif fiskal dan non
subsidi bagi kendaraan listrik untuk dapat fiskal yang menarik bagi masyarakat sesuai
memangkas harga beli mobil listrik menjadi dengan kondisi daerah tersebut. Selain
sekitar 50% lebih rendah dari harga awalnya. Hal pembebasan BBNKB yang sudah diterapkan
ini diperlukan untuk mengatasi selisih antara di beberapa provinsi, pemerintah daerah
harga beli kendaraan listrik dengan harga beli dapat menambah insentif fiskal lainnya berupa
kendaraan konvensional. Dengan demikian pembebasan PKB dan/atau subsidi tambahan
kendaraan listrik menjadi lebih terjangkau bagi diluar subsidi yang diberikan pemerintah pusat.
pasar Indonesia. Sedangkan pemberian insentif non-fiskal dapat
dilakukan pemerintah daerah dalam berbagai
Namun, pemberian subsidi bagi cara. Di kota besar dan padat seperti Jakarta
kendaraan listrik perlu dirancang untuk contohnya, selain pembebasan ganjil genap,
mengedepankan perkembangan teknologi pemerintah juga dapat memberikan akses pada
dan performa kendaraan listrik. Hal tersebut jalur bus, pembebasan biaya tol, parkir gratis,
mempertimbangkan pembelajaran dari Cina dan penerapan zona khusus kendaraan listrik.
dimana peningkatan performa kendaraan Pembelajaran dari ketiga negara pembanding
listrik menjadi hal yang penting untuk di atas menyimpulkan bahwa insentif non-fiskal
meningkatkan adopsi. Pada penerapannya, yang tepat akan memberikan pengaruh yang
skema subsidi dapat diberikan dengan syarat signifikan dalam meningkatkan ketertarikan
kendaraan listrik memenuhi tingkat performa masyarakat untuk membeli kendaraan listrik.
tertentu, seperti kecepatan dan jarak tempuh.
Syarat teknis ini perlu diperketat seiring dengan Pemerintah pusat juga perlu memberikan
waktu untuk memastikan produksi kendaraan arahan yang jelas kepada pemerintah daerah
listrik sejalan dengan perkembangan teknologi, untuk mendorong semakin banyak kota yang
dan konsumen mendapatkan teknologi terbaik mengembangkan kendaraan listrik. Hal ini
dengan harga yang terjangkau. dapat dilakukan dengan mengusung proyek-
proyek kerja sama pemerintah berbagai kota di
Saat ini selisih harga kendaraan roda dua elektrik Indonesia perlu didorong untuk mengeluarkan
dan konvensional tidak sejauh kendaraan kebijakan yang mendukung pengembangan
roda empat. Meskipun demikian, harga beli kendaraan listrik, seperti yang dilakukan Jakarta
kendaraan listrik roda dua yang relatif masih melalui Pergub No. 3/2020 dan Bali melalui
cukup tinggi tetap menjadi penghalang bagi Perda Bali No. 9/2019 yang memberikan insentif
konsumen. Melihat potensi pasar yang besar fiskal berupa pembebasan dan pengurangan
dan munculnya beberapa produsen lokal, BBNKB.
pemerintah perlu terlebih dahulu fokus untuk
47 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

• Adanya ketentuan yang mensyaratkan • Pemberian insentif yang menunjang


transfer teknologi dalam kolaborasi R&D kendaraan listrik dan baterai
dengan produsen kendaraan listrik dan Pemerintah perlu menyiapkan cara untuk
baterai internasional menciptakan industri yang mandiri. Hal ini dapat
Pemerintah Indonesia perlu memotong dilakukan dengan melakukan R&D kendaraan
kesenjangan teknologi komponen kendaraan listrik serta komponen penunjang utamanya
listrik melalui kolaborasi dengan produsen yaitu baterai. Bentuk dukungan pemerintah
kendaraan listrik dan baterai internasional. dapat dilakukan dengan menyediakan dana
Salah satu caranya adalah melalui joint riset bagi institusi-institusi riset, perguruan
venture antara perusahaan lokal dan produsen tinggi, dan produsen kendaraan listrik
internasional untuk membangun fasilitas serta baterai. Indonesia kemudian dapat
produksi dalam negeri. Hal ini penting dilakukan memanfaatkan keunggulannya, yaitu biaya
pada tahap awal adopsi untuk mengangkat pekerja, material, dan produksi yang rendah
angka produksi kendaraan listrik dalam negeri untuk berkompetisi setelahnya. Dengan
yang nantinya akan membantu menurunkan semakin meningkatnya kapabilitas Indonesia
harga kendaraan listrik. dalam memproduksi komponen kendaraan
listrik secara mandiri, maka Indonesia tidak
Namun, dalam penerapannya joint venture perlu bergantung sepenuhnya pada produsen
yang dilakukan harus dikontrol oleh dan teknologi asing.
pemerintah dan diberi ketentuan yang
mengharuskan produsen internasional Adapun pemerintah perlu untuk memfokuskan
melakukan transfer teknologi. Sejalan dengan agenda R&D pada pengembangan teknologi
itu, pemerintah juga perlu menciptakan kondisi kendaraan listrik roda dua dan komponennya
yang membuat produsen internasional mau di tahap awal. Berkaca dari pengalaman
melakukan transfer teknologi, misalnya dengan Cina, agenda riset juga dapat meninjau
memperkuat kebijakan tentang proteksi mengenai modularitas produksi kendaraan
kekayaan intelektual, membuka pasar bagi listrik roda dua. Desain kendaraan listrik roda
berbagai produsen internasional agar terjadi dua yang modular akan membuat berbagai
kompetisi. Faktor ini perlu diperhatikan untuk komponen di kendaraan tersebut mudah
menghindari minimnya transfer teknologi yang untuk dipertukarkan karena mengurangi
terjadi seperti yang dialami oleh Cina. ketergantungan teknis dalam penyusunan satu
komponen dan lainnya. Bila desain ini dapat
• Penetapan kebijakan dari sisi pasokan diadopsi produsen kendaraan listrik, maka
untuk mendorong produksi dan komponen utama kendaraan listrik seperti
ketersediaan model kendaraan listrik baterai, power train, dan high-voltage power
Seiring dengan bertambahnya fasilitas produksi supply dapat dikembangkan terpisah oleh
kendaraan listrik dalam negeri, pemerintah berbagai produsen sehingga menciptakan
perlu untuk menurunkan subsidi yang diberikan struktur industri yang terbuka dan semakin
kepada konsumen secara bertahap, dan mulai kompetitif. Akibatnya, produksi kendaraan
memberikan insentif dari sisi pasokan. Hal ini listrik roda dua menjadi semakin efisien dari
diperlukan agar pembentukan harga pasar sisi biaya serta berpotensi untuk semakin cepat
kendaraan listrik tidak bergantung pada dalam perkembangan teknologinya.
subsidi pemerintah, melainkan pada kompetisi
antar produsen kendaraan listrik. Beberapa • Pengembangan industri dan rantai
instrumen kebijakan yang dapat diberlakukan pasokan kendaraan listrik
pemerintah bagi produsen kendaraan Indonesia memiliki cadangan nikel dan kobalt
diantaranya adalah penetapan standar yang besar yang dapat dimanfaatkan untuk
keekonomian bahan bakar (fuel economy), produksi baterai lithium-ion bagi kendaraan
kuota untuk kendaraan konvensional, dan listrik. Ditambah faktor rendahnya biaya
ketentuan jumlah kendaraan listrik yang tenaga kerja dan tingkat motorisasi, maka
harus diproduksi (seperti program ZEV atau Indonesia memiliki peluang besar untuk
dual credit). Kebijakan ini akan mendorong mendirikan fasilitas produksi kendaraan
produsen-produsen kendaraan untuk listrik maupun baterai di dalam negeri. Untuk
memproduksi lebih banyak kendaraan listrik memulai hal tersebut, pemerintah perlu
dan mengeluarkan model-model kendaraan melakukan investasi bagi pengembangan
yang variatif. Tingginya pasokan kendaraan industri dan rantai pasokan kendaraan listrik.
listrik serta tersedianya berbagai variasi model Selain dengan mendirikan konsorsium BUMN
kendaraan listrik terbukti memiliki korelasi yang yang diharapkan dapat mengembangkan
positif terhadap penjualan kendaraan listrik. industri dari hulu ke hilir, pemerintah juga
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 48

dapat berinvestasi pada pelaku industri pihak sebagai jalur masuk (entry point) dari adopsi
swasta dengan memberikan insentif berupa kendaraan listrik yang masif di Indonesia. Hal
pembebasan pajak dan bea impor. ini contohnya dapat dilakukan oleh pemerintah
kota melalui proyek percontohan (pilot project)
Belajar dari pengalaman Cina, pemerintah bus listrik. Pengadaan bus listrik itu sendiri
dapat memprioritaskan investasi untuk dapat dilakukan menggunakan mekanisme
pengembangan industri kendaraan listrik public procurement seperti yang dilakukan
roda dua terlebih dahulu. Hal tersebut juga oleh Cina.
mempertimbangkan besarnya potensi pasar
kendaraan roda dua dan industri kendaraan Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan
listrik roda dua yang sudah mulai terbangun di kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa
Indonesia saat ini. Melalui strategi ini, industri transportasi umum daring (ride hailing) dan
komponen baterai pun akan ikut berkembang perusahaan taksi untuk mengadopsi kendaraan
sehingga nantinya dapat membantu listrik dalam armadanya. Hal ini penting
pengembangan industri kendaraan listrik dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
beroda empat atau lebih. masyarakat dan untuk menguji performa
kendaraan listrik. Untuk mendukung hal ini,
• Pengembangan infrastruktur pemerintah dapat memberikan dukungan
pendukung kendaraan listrik insentif berupa subsidi untuk pembelian
Belajar dari ketiga negara pembanding, pada kendaraan listrik secara kolektif.
tahap adopsi, dibutuhkan jumlah SPKLU yang
signifikan sehingga dapat menghasilkan rasio • Promosi dan kampanye kendaraan
kendaraan listrik terhadap SPKLU yang ideal. listrik sebagai kendaraan ramah
Hal tersebut dibutuhkan untuk mengatasi range lingkungan yang diinisiasi oleh
anxiety, yang merupakan salah satu halangan pemerintah
utama masyarakat untuk menggunakan Pemerintah perlu lebih banyak melakukan
kendaraan listrik. Target pembangunan SPKLU strategi promosi dan kampanye kendaraan
oleh PLN yang tidak sesuai dengan target listrik untuk meningkatkan kesadaran
kendaraan listrik oleh Kemenperin berpotensi masyarakat akan kendaraan listrik. Kampanye
menghambat adopsi kendaraan listrik. Untuk ini dapat dimulai dengan menjadikan kendaraan
mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu listrik sebagai kendaraan dinas pemerintah
menetapkan target pembangunan SPKLU yang pusat maupun lokal. Selain itu, pemerintah
lebih ambisius untuk mencapai rasio minimal daerah juga bisa mengintegrasikan promosi
16 kendaraan listrik untuk 1 SPKLU, khususnya kendaraan listrik dengan promosi pariwisata
di tahap awal adopsi kendaraan listrik. ramah lingkungan, misalnya seperti yang
dilakukan Bali melalui program EV Ecotourism
Pemerintah perlu mengalokasikan dana yang di Nusa Dua, Bali.
signifikan terhadap pembangunan SPKLU
melalui PLN sebagai penerima mandat. Selain Kampanye lainnya juga dapat dilakukan
itu, untuk mendorong kontribusi dari pihak pemerintah secara luring melalui pameran-
swasta, pemerintah dapat menawarkan pameran dan demo kendaraan listrik ataupun
potongan harga bagi para perusahaan secara daring melalui media sosial. Informasi
pengembang SPKLU. Belajar dari pengalaman yang perlu ditekankan dalam kampanye ini
Cina, pemerintah juga dapat bekerja sama adalah teknologi kendaraan listrik, manfaatnya
dengan pengembang properti, seperti dari sisi lingkungan, dan keuntungan yang
apartemen, untuk dapat mengembangkan didapat dari pemakaian kendaraan listrik
jaringan SPKLU di area-area strategis yang melalui berbagai insentif yang sudah disiapkan
dapat memfasilitasi konsumen kendaraan pemerintah. Berdasarkan survei yang dilakukan
listrik tanpa fasilitas home charging. di Norwegia dan Amerika Serikat, alasan
finansial dan lingkungan adalah salah satu
• Elektrifikasi transportasi umum sebagai motivasi utama konsumen untuk menggunakan
jalur masuk adopsi kendaraan listrik kendaraan listrik.
Pemerintah sebaiknya menjadikan elektrifikasi
transportasi umum, seperti bus dan taksi
49 Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

REFERENSI SI
AFDC: Alternative Fuels Data Center (AFDC) 2016 Laws and incentives (www.afdc.energy.gov/laws/search)(Accessed: 1
December 2016)
Analysis of the Effect of Zero-Emission Vehicle Policies: State-Level Incentives and the California Zero-Emission Vehicle
Regulations, 2017. 56.
Bjerkan, K.Y., Nørbech, T.E., Nordtømme, M.E., 2016. Incentives for promoting Battery Electric Vehicle (BEV) adoption in
Norway. Transp. Res. Part Transp. Environ. 43, 169–180. https://doi.org/10.1016/j.trd.2015.12.002
Carley, S., Zirogiannis, N., Siddiki, S., Duncan, D., Graham, J.D., 2019. Overcoming the shortcomings of U.S. plug-in electric
vehicle policies. Renew. Sustain. Energy Rev. 113, 109291. https://doi.org/10.1016/j.rser.2019.109291
Christopher Marquis, Hongyu Zhang, Lixuan Zhou, 2013. China’s Quest to Adopt Electric Vehicles [WWW Document]. URL
https://www.hbs.edu/faculty/publication%20files/electric%20vehicles_89176bc1-1aee-4c6e-829f-bd426beaf5d3.pdf
(accessed 4.12.20).
Cui, H., 2019. Update on the global transition to electric vehicles through 2019 15.
DoE, 2014. The History of the Electric Car [WWW Document]. Energy.gov. URL https://www.energy.gov/articles/history-electric-
car (accessed 4.19.20).
Eccarius, T., Lu, C.-C., 2020. Powered two-wheelers for sustainable mobility: A review of consumer adoption of electric
motorcycles. Int. J. Sustain. Transp. 14, 215–231. https://doi.org/10.1080/15568318.2018.1540735
Electric Vehicles in Decarbonizing Indonesia’s Road Transport Sector (version 11 Mar 2020) - Google Docs [WWW
Document], n.d. URL https://docs.google.com/document/d/1_4xAAPs6r4Q_uotTRATPI7Xw0FpsmSYbMWxdK-Ia0NI/
edit?pli=1#heading=h.efqv469tm9cy (accessed 3.26.20).
Engel, H., Hensley, R., Knupfer, S., Sahdev, S. 2018. Charging Ahead: Electric Vehicle Infrastructure Demand.
EV_ChargingChina-CGEP_Report_Final.pdf, n.d.
Figenbaum, E., 2017. Perspectives on Norway’s supercharged electric vehicle policy. Environ. Innov. Soc. Transit. 25, 14–34.
https://doi.org/10.1016/j.eist.2016.11.002
Figenbaum, E., Assum, T., Kolbenstvedt, M., 2015. Electromobility in Norway: Experiences and Opportunities. Res.
Transp. Econ., Electric Vehicles: Modelling Demand and Market Penetration 50, 29–38. https://doi.org/10.1016/j.
retrec.2015.06.004
Frauhammer, J., Schenck zu Schweinsberg, A., Winkler, K., 2015. Catalytic emission control, in: Reif, K. (Ed.), Gasoline Engine
Management: Systems and Components, Bosch Professional Automotive Information. Springer Fachmedien,
Wiesbaden, pp. 268–283. https://doi.org/10.1007/978-3-658-03964-6_18
Global EV Outlook 2020 – Analysis [WWW Document], n.d. . IEA. URL https://www.iea.org/reports/global-ev-outlook-2020
(accessed 8.19.20).
Gong, H., Wang, M.Q., Wang, H., 2013. New energy vehicles in China: policies, demonstration, and progress. Mitig. Adapt.
Strateg. Glob. Change 18, 207–228. https://doi.org/10.1007/s11027-012-9358-6
Halsey, R., Overy, N., Schubert, T., Appies, E., McDaid, L., Kruyshaar, K., n.d. Remaking Our Energy Future: Towards a Just Energy
Transition (JET) in South Africa 66.
Hao, X., Zhou, Y., Wang, H., Ouyang, M., 2020. Plug-in electric vehicles in China and the USA: a technology and market
comparison. Mitig. Adapt. Strateg. Glob. Change 25, 329–353. https://doi.org/10.1007/s11027-019-09907-z
He, H., n.d. Assessment of electric car promotion policies in Chinese cities 60.
wHove, A., Sandalow, D., n.d. ELECTRIC VEHICLE CHARGING IN CHINA AND THE UNITED STATES 88.
Howell, S., Lee, H., Heal, A., 2014. Leapfrogging or Stalling Out? Electric Vehicles in China. SSRN Electron. J. https://doi.
org/10.2139/ssrn.2493131
indonesia-automotive-industry-outlook-2020.pdf, n.d.
Ingeborgrud, L., Ryghaug, M., 2019. The role of practical, cognitive and symbolic factors in the successful implementation
of battery electric vehicles in Norway. Transp. Res. Part Policy Pract. 130, 507–516. https://doi.org/10.1016/j.
tra.2019.09.045
International Economic Development Council. 2013. Creating the Clean Energy Economy: Analysis of the Electric Vehicle
Industry. Retrieved from https://www.iedconline.org/clientuploads/Downloads/edrp/IEDC_Electric_Vehicle_Industry.pdf
Jenn, A., Springel, K., Gopal, A.R., 2018. Effectiveness of electric vehicle incentives in the United States. Energy Policy 119,
349–356. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2018.04.065
Kassatly, S. (Sherif N., 2010. The lithium-ion battery industry for electric vehicles (Thesis). Massachusetts Institute of
Technology.
Kristensen, F.S., Thomassen, M.L., Jakobsen, L.H., n.d. The Norwegian EV initiative (Norway) 36.
Krupa, J.S., Rizzo, D.M., Eppstein,M.J., Lanute, D. B., Gaalema, D. E., Lakkaraju, K., Warrender C. E. 2014. Analysis of a consumer
survey on plug-in hybrid electric vehicles. Transportation Research Part A: Policy and Practice. 2014, 64, 14–31.
Lee, J. 2010. Electric Vehicles, Advanced Batteries, and American Jobs: Another Piece of the Puzzle in Holland, Michigan. The
White House Blog. Retrieved from http://www.whitehouse.gov/blog/2010/07/15/electricvehicles-advanced-batteries-
and-american-jobs-another-piece-puzzle-holland
Li, F., Ou, R., Xiao, X., Zhou, K., Xie, W., Ma, D., Liu, K., Song, Z., 2019. Regional comparison of electric vehicle adoption
and emission reduction effects in China. Resour. Conserv. Recycl. 149, 714–726. https://doi.org/10.1016/j.
resconrec.2019.01.038
Li, J., n.d. Compatibility and Investment in the U.S. Electric Vehicle Market 53.
Li, J., Ouyang, M., 2011. General status & new target of 863 programme on HEV/EV in China, in: 2011 International Conference
on Electrical Machines and Systems. Presented at the 2011 International Conference on Electrical Machines and
Systems (ICEMS), IEEE, Beijing, China, pp. 1–6. https://doi.org/10.1109/ICEMS.2011.6073507
Li, W., Yang, M., Sandu, S., 2018. Electric vehicles in China: A review of current policies. https://doi.
org/10.1177/0958305X18781898
Lowe, M., Tokuoka, S., Trigg, T., Gereffi, G., 2010. Lithium-ion Batteries for Electric Vehicles: the U.S. Value Chain. https://doi.
org/10.13140/RG.2.1.1421.0324
Lutsey, N., Slowik, P., Jin, L., n.d. Sustaining electric vehicle market growth in U.S. cities 33.
Many Americans are just a plug away from owning an electric car [WWW Document], n.d. URL http://autos.yahoo.com/news/
Pelajaran dari Pengalaman Amerika Serikat, Norwegia dan Cina 50

many-americans-just-plug-away-owning-electric-car-160000286.html (accessed 5.18.20).


Masiero, G., Ogasavara, M., Jussani, A., Risso, M., 2016. Electric vehicles in China: BYD strategies and government subsidies.
Rev. Adm. Innov. - RAI 13, 03. https://doi.org/10.11606/rai.v13i1.110227
Medina, A. F. 2019. The ASEAN Automobile Industry: Top Destinations for Manufacturers. Retrieved from https://www.
aseanbriefing.com/news/aseans-automobile-industry/
Mock, P., Yang, Z., n.d. Driving electrification: A global comparison of fiscal incentive policy for electric vehicles 40.
NRDC, 2020. Scaling Up Electric Vehicle Charging Infrastructure: Lesson Learned from China and United States for the Indian
Context.
New energy vehicles in China: policies, demonstration, and progress | SpringerLink [WWW Document], n.d. URL https://link.
springer.com/article/10.1007/s11027-012-9358-6 (accessed 11.17.20).
Nickel sulphate: Lygend commissions construction of nickel sulphate project in Obi [WWW Document], 2020. . Roskill. URL
https://roskill.com/news/nickel-sulphate-lygend-commissions-construction-of-nickel-sulphate-project-in-obi/ (accessed
12.11.20).
Nikel-Baterai-Kendaraan-Listrik.pdf, n.d.ORNL: https://tedb.ornl.gov/wp-content/uploads/2020/02/TEDB_Ed_38.pdf#page=176.
Ou, S., Hao, X., Lin, Z., Wang, H., Bouchard, J., He, X., Przesmitzki, S., Wu, Z., Zheng, J., Lv, R., Qi, L., LaClair, T.J., 2019. Light-duty
plug-in electric vehicles in China: An overview on the market and its comparisons to the United States. Renew. Sustain.
Energy Rev. 112, 747–761. https://doi.org/10.1016/j.rser.2019.06.021
Ou, S., Lin, Z., Wu, Z., Zheng, J., Lyu, R., Przesmitzki, S.V., He, X., 2017. A Study of China s Explosive Growth in the Plug-in Electric
Vehicle Market (No. ORNL/TM--2016/750, 1341568). https://doi.org/10.2172/1341568
Piotrowski, M. 2018. Electric Vehicles Support US Manufacturing, Jobs. Retrieved from: http://energyfuse.org/electric-vehicles-
support-u-s-manufacturing-jobs/
Plug-In Electric Vehicles: What Role for Washington?, 2009. . Brookings Institution Press.
Privacy Shield Framework. 2018. China - Automotive Industry. Retrieved from https://www.privacyshield.gov/article?id=China-
Automotive-Components-Market#:~:text=China%20continues%20to%20be%20the,vehicles%20were%20sold%20
in%202018.
Produksi Bahan Baku Baterai di Morowali Terkendala Isu Lingkungan | Ekonomi [WWW Document], 2019. . Bisnis.com. URL
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191127/257/1174969/produksi-bahan-baku-baterai-di-morowali-terkendala-isu-
lingkungan (accessed 12.11.20).
Qian, L., Yin, J., 2017. Linking Chinese cultural values and the adoption of electric vehicles: The mediating role of ethical
evaluation. Transp. Res. Part Transp. Environ. 56, 175–188. https://doi.org/10.1016/j.trd.2017.07.029
Santini, D.J., 2011. Electric Vehicle Waves of History: Lessons Learned about Market Deployment of Electric Vehicles. Electr.
Veh. - Benefits Barriers. https://doi.org/10.5772/22411
Sathaye, N., Kelley, S., 2013. An approach for the optimal planning of electric vehicle infrastructure for highway corridors.
Transp. Res. Part E Logist. Transp. Rev. 59, 15–33.
Sen, B., Noori, M., Tatari, O., 2017. Will Corporate Average Fuel Economy (CAFE) Standard help? Modeling CAFE’s impact on
market share of electric vehicles. Energy Policy 109, 279–287. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2017.07.008
Sheldon, T., Dua, R., 2020. Effectiveness of China’s plug-in electric vehicle subsidy. Energy Econ. 88, 104773. https://doi.
org/10.1016/j.eneco.2020.104773
Simonet, G. 2019. Norway Transport: The progressive electrification of load and maritime transport. Retrieved from https://
www.climate-chance.org/wp-content/uploads/2019/11/cp4-2019_transport-norway-vf-en_20191126_complet.pdf
Singer, M. 2017. The Barriers to Acceptance of Plug-in Electric Vehicles: 2017 Update. National Renewable Energy Laboratory.
Slowik, P., Lutsey, N., n.d. The surge of electric vehicles in United States cities 16.
Tal, G., Nicholas, M., 2016. Exploring the Impact of the Federal Tax Credit on the Plug-In Vehicle Market. Transp. Res. Rec. 2572,
95–102. https://doi.org/10.3141/2572-11
Tao, W., n.d. Recharging China’s Electric Vehicle Policy 8.
The White House. 2016. Fact Sheet: The Recovery Act Made The Largest Single Investment In Clean Energy In History, Driving
The Deployment Of Clean Energy, Promoting Energy Efficiency, And Supporting Manufacturing. Retrieved from: https://
obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2016/02/25/fact-sheet-recovery-act-made-largest-single-investment-
clean-energy
Union of Concerned Scientists, Consumer Report. 2019. Electric Vehicle Survey Findings and Technology. Retrieved from
https://advocacy.consumerreports.org/wp-content/uploads/2019/07/ConsumerReports-UnionofConcernedScientists-
2019-EV_Survey-7.17.19.pdf
Utslippstallene i Norge synker og drivstoffsalget stuper: Elbiler har mye av æren for begge deler [WWW Document], n.d. URL
https://elbil.no/utslippstallene-i-norge-synker-og-drivstoffsalget-stuper-elbiler-har-mye-av-aeren-for-begge-deler/
(accessed 10.25.20).
Wang, Y., Sperling, D., Tal, G., Fang, H., 2017. China’s electric car surge. Energy Policy 102, 486–490. https://doi.org/10.1016/j.
enpol.2016.12.034
Weinert, J., Ogden, J., Sperling, D., Burke, A., 2008. The future of electric two-wheelers and electric vehicles in China. Energy
Policy 36, 2544–2555. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2008.03.008
Weiss, M., Dekker, P., Moro, A., Scholz, H., Patel, M.K., 2015. On the electrification of road transportation – A review of the
environmental, economic, and social performance of electric two-wheelers. Transp. Res. Part Transp. Environ. 41,
348–366. https://doi.org/10.1016/j.trd.2015.09.007
Yang, C.-J., 2010. Launching strategy for electric vehicles: Lessons from China and Taiwan. Technol. Forecast. Soc. Change 77,
831–834. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2010.01.010
Zhang, R., Fujimori, S., 2020. The role of transport electrification in global climate change mitigation scenarios. Environ. Res.
Lett. 15, 034019. https://doi.org/10.1088/1748-9326/ab6658
Zhang, X., Bai, X., 2017. Incentive policies from 2006 to 2016 and new energy vehicle adoption in 2010–2020 in China. Renew.
Sustain. Energy Rev. 70, 24–43. https://doi.org/10.1016/j.rser.2016.11.211
Zhang, Y., Qie, J., Wang, X.F., Cui, K., Fu, T., Wang, J., Qi, Y., 2020. Mineralogical Characteristics of the Nickel Laterite, Southeast
Ophiolite Belt, Sulawesi Island, Indonesia. Min. Metall. Explor. 37, 79–91. https://doi.org/10.1007/s42461-019-00147-y
Zhou, Y., Levin, T., Plotkin, S.E., 2016. Plug-in Electric Vehicle Policy Effectiveness: Literature Review (No. ANL/ESD--16/8,
1255232). https://doi.org/10.2172/1255232
58167_Norway-BR4-1-Norway_BR4 (2).pdf, n.d.
IESR
Institute for
Essential Services
Reform

Jalan Tebet Barat Dalam VIII No. 20


Jakarta Selatan 12810 | Indonesia
T: +62 21 2232 3069
F: +62 21 8317 073
iesr.id iesr
www.iesr.or.id

Anda mungkin juga menyukai