Anda di halaman 1dari 2

Kendaraan listrik menjadi trending topic dalam beberapa tahun belakang ini baik sebagai objek

penelitian atau sebagai barang komersil yang siap diproduksi oleh pihak industri otomotif. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan terdapat lebih dari 100 jenis kendaraan berenergi listrik yang telah
diciptakan sejak tahun 1990-an (1). Definisi kendaraan listrik adalah kendaraan yang menggunakan listrik
sebagai sumber energi penggerak (2). Pengembangan kendaraan listrik tidak hanya akan membantu
mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi, tetapi juga akan mendukung perkembangan instalasi
listrik. Keunggulan kendaraan listrik daripada kendaraan berbahan bakar minyak bumi adalah dari sisi gas
emisi yang dihasilkan, tingkat kebisingan dan juga efisiensi energi yang tinggi (3). kendaraan listrik
merupakan salah satu solusi penting untuk mengatasi persoalan yang berhubungan dengan polusi
lingkungan, keterbatasan dan semakin berkurangnnya persediaan bahan bakar konvensional, dan
pemanasan global akibat tingginya penggunaan bahan bakar berbasis fosil dalam peralatan transportasi.
Untuk itu perlu dilakukan upaya upaya untuk mendukung perkembangan penelitian kendaraan listrik
(1). Di Indonesia, pengembangan mobil listrik sudah di mulai sejak tahun 2012. Saat itu telah
dikembangkan prototype mobil listrik buatan Indonesia yang menghasilkan mobil listrik bernama Selo yang
dipamerkan saat KTT APEC di Bali pada tahun 2013. Tahun 2017 diinisiasi oleh KEMEN ESDM
kegiatan percepatan pengembangan kendaraan listrik di programkan, dengan langkah awal konsolidasi
para stake holder dan pembuatan draft keppres/perpres (4).
Mobil dan motor listrik diasumsikan mulai digunakan tahun 2025, dengan pangsa sebesar 1% dari
total penjualan kendaraan baru di Jabodetabek dan meningkat secara bertahap menjadi 100% pada tahun
2050. Dengan asumsi tersebut, jumlah mobil listrik pada tahun 2025 sebanyak 21 ribu unit, sedangkan
motor listrik sebanyak 34 ribu unit dan meningkat menjadi sebesar 2,10 juta unit mobil listrik dan sebanyak
3,40 juta unit motor listrik pada tahun 2050 (4). Electrical vehicles akan selalu berhubungan dengan
listrik sebagaimana juga smartphone selalu berhubungan dengan listrik, oleh karena itu peralatan
tersebut akan membutuhkan sistem untuk mengisi kembali kebutuhan listrik untuk pengoperasian.
Karena jika tidak di isi ulang atau charging maka peralatan tidak berguna (useless). Oleh karena itu
perlu ditunjang dengan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang dapat menjangkau seluruh pengguna
dan memanfaatkan energi baru terbarukan yang bersih. Penelitian tentang kendaraan listrik ini tidak hanya
terbatas mengenai optimasi performance dari kendaaran listrik itu sendiri, tetapi juga harus diiringi dengan
penelitian tentang stasiun pengisian ulang baterai (battery charging station).

1. Kumara, Nyoman S dan I. W. Sukareyesa. 2009. “Tinjauan Perkembangan Kendaraan Listrik


Dunia Hingga Sekarang.” Jurnal Teknik Elektro Vol 8, pp 78-79.

2. Ahmad, A., Khan, Z., Alam, M., and Khateeb, S., (2018), A Review of The Electric Vehicle

Charging Techniques, Standards, Progression and Evolution of EV Technologies in German,

Smart Science, Vol 6, No 1, pp 36-53.

3. Song, Y., Li, J., Ji, G, and Xue, Z., (2016), Study on The Typical Mode EV Charging and Battery

Swap Infrstructure Interconnecting to Power Grid, China International Conference on

Electric Distribution.

4. INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2018. BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)

Anda mungkin juga menyukai