Anda di halaman 1dari 6

J. Tek. Ling. Vol. 9 No. 1 Hal.

25-30 Jakarta, Januari 2008 ISSN 1441-318X

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


INDUSTRI MINUMAN

Indriyati
Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract

The organic concentration of soft drink factory waste water has not high organic
concentration, therefore one of the alternatives of the treatment technology is using
aerobic system : activated sludge. On this observation can be seen that the system
can be used as waste water treatment for soft drink that is not so high in COD contain
and the criteria parameters design can be fulfilled by process parameters during
operation the system. The parameters that are not fulfill the design parameters is
caused by the shock loading of toxic material or by the high loading rate of substrate
of waste water. Based on parameter criteria as mention above, the efficiency that can
be reached of this process is about 61,22%
Keywords: activated sludge, softdrink

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan industri dan teknologi secara activated sludge. Baku mutu limbah
di berbagai bidang kehidupan selain cair yang dikeluarkan oleh Keputusan
meningkatkan kualitas hidup manusia juga menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-
memberikan dampak lain terhadap 51/MENKLH/10/1995 tanggal 23 Oktober
kelangsungan lingkungan hidup yaitu berupa 1995 untuk kegiatan industri, konsentrasi
pencemaran. Untuk mencegah terjadinya COD maksimum yang diperbolehkan untuk
pencemaran lingkungan yang tidak golongan I adalah 100 mg/l.
diinginkan, maka pemerintah mengeluarkan
suatu standar baku mutu untuk buangan 1.2. Tinjauan Pustaka
limbah, khususnya untuk limbah cair cukup
Klasifikasi teknologi pengolahan limbah
ketat, sehingga mendorong pelaku-pelaku
cair dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
industri untuk mencari dan menggunakan
metode yaitu pengolahan fisik, kimia dan
teknologi pengolahan limbah yang
biologi. Penerapan masing-masing metode
ekonomis dan berdaya guna tinggi.
1 kan senyawa organik terlarut, yang
Salah satu industri minuman ringan
melibatkan mikroba aktif untuk kontak
dengan berbagai rasa, menggunakan gula
dengan air limbah agar mikroba tersebut
dan glukosa sebagai bahan baku utama,
dapat mengkonsumsi impuritas (pencemar)
sehingga limbah yang dihasilkan
sebagai makanannya 2) Dalam
mengandung bahan organic yang berkisar
mengklasifikasikan proses pengolahan
antara 500 1000 mg/l dan dalam
biologis aerobik berdasarkan media
pengolahannya menggunakan sistem aerob
pertumbuhannya secara garis besar dibagi
Pengolahan Limbah Cair... J.Tek.Ling. 9 (1): 25-30 25
3 (tiga) macam, yaitu : Complete-mix atau continous stirred
tank reactors (CSTR), air limbah yang
a). Proses Biomasa Tersuspensi
masuk didispersikan dengan segera ke
(Suspended Culture).
seluruh bak/tangki dengan aliran
Conventinal/standard Activated
kontinyu, sehingga organic loading (OL)
Sludge
dan oksigen merata di seluruh tangki.
Step Aeration Arbitrary-flow, adalah tipe reaktor dengan
aliran yang dapat diubah antara plug-
Contact Stabilization flow dan complete-mix.

Parameter operasi yang berpengaruh antara


Oxidation Ditch lain :
Lain-lain
Rasio F/M (Food-to-microorganism)
b). Proses Biomasa Terlekat (Attached
Culture). Rasio F/M atau beban organik (organic
loading) adalah jumlah organik yang
Trickling Filter/Biofilter dapat didegradasi secara biologi yang
Rotating bIological Contactor tersedia untuk sejumlah
mikroorganisme (MO) per unit waktu
(RBC)
Volumetric (BOD) Loading.
Contact Oxidation
Volumetric loading atau beban
Lain-lain volumetris adalah jumlah massa BOD
c). Kolam (lagoon). di dalam air limbah yang masuk dibagi
Lumpur Aktif (Activated Sludge) adalah dengan volume reaktor.
termasuk pengolahan biologi dengan Konsentrasi MLSS (Mixed Liquor
biomassa tersuspensi, dalam proses lumpur Suspended Solids) dan MLVSS (Mixed
aktif, mikroorganisme (MO) dicampur Liquor Volatil Suspended Solids)
dengan seksama dengan senyawa organik
MLSS adalah jumlah total dari padatan
sehingga MO tersebut dapat tumbuh dan
tersuspensi yang berupa material
menstabilkan senyawa organik 2).
organik dan mineral termasuk
Bagian-bagian penting yang terintegrasi
mikroorganisme3). MLSS diukur dengan
dalam Unit Lumpur Aktif adalah :
menyaring lumpur kemudian
1. Sub unit Bak Aerasi : sebagai wadah dikeringkan pada suhu 105oC dan berat
bercampurnya dan bereaksinya elemen padatan terukur merupakan MLSS.
reaksi seperti mikroba, organik terurai MLVSS berisi material organik yang
dan oksigen bukan mikroba hidup atau mati dan
2. Sub unit Bak Pengendap : tempat hancuran sel3), MLVSS diukur dengan
pemisahan lumpur aktif secara gravitasi memanaskan terus sampel MLSS
hingga temperatur 600-650 o C, dan
3. Sistem Pengendali Lumpur : untuk
nilainya mendekati 65-80% dari MLSS.
mengontrol besarnya debit lumpur yang
diresirkulasi (RAS) dan lumpur yang Waktu Detensi Hidrolis
dibuang (WAS).
Waktu detensi hidrolis adalah lama
Sistem aliran dalam reaktor waktu aerasi atau waktu rata-rata aliran
air limbah di dalam tangki aerasi dalam
Plug-flow, air limbah dilewatkan ke
satuan jam. Waktu detensi hidrolis
dalam reaktor dan keluar dengan
dihitung dengan membagi volume tangki
rangkaian yang sama pada saat masuk.
dengan debit harian rata-rata4).

26 Indriyati. 2008
Rasio Resirkulasi yang berorde positif maka membutuhkan
volume reaktor yang cukup besar 6).
Rasio resirkulasi tergantung pada
Pada situasi tertentu penggunaan
konsentrasi MLSS yang diinginkan dan
beberapa reaktor untuk sistem teraduk
konsentrasi endapan lumpur aktif dalam
sempurna dapat memberikan keuntungan
aliran resirkulasi5). Disimpulkan bahwa
tertentu 5) Salah satu untuk penggunaannya
lumpur aktif yang diresirkulasi (return
dapat berbentuk reaktor berganda yang
activated sludge, RAS) dimaksudkan
disusun secara seri maupun paralel 6).
untuk menjaga konsentrasi lumpur aktif
Parameter kriteria desain untuk
yang sesuai dalam tangki aerasi.
pengolahan limbah cair pabrik minuman
Umur Lumpur (mean cell residence ringan dapat dilihat sebagai berikut :
time) a).Tangki pump pit:
Umur lumpur dapat didefinisikan temperatur maksimum 40 oC),
sebagai ukuran rata-rata waktu tinggal pH 6,5 8,5.
(residence time) dari organisme di b). Tangki ekualisasi :
dalam sistem 5), Dalam satuan hari.
umur sel atau umur lumpur dapat Temperature 28 35 oC
dihitung melalui dua persamaan umum, pH 6 8,5.
berdasarkan volume yang digunakan, Disolve Oxygen (DO) 2 4 ppm.
yaitu : berdasarkan volume tangki aerasi Chemical Oxygen Demand (COD)
dan berdasarkan volume sistem total. maksimimum 2500 ppm.
c). Tangki aerator I.
Aplikasi Proses dan Modifikasi Lumpur
Aktif Temperature 29 33 oC
pH 6 7,5.
Lumpur aktif konvensional adalah
Disolve Oxygen (DO) 2 4 ppm.
dengan melakukan pengadukan dan aerasi
Chemical Oxygen Demand (COD)
air limbah dalam bak panjang dan sempit.
maksimimum 700 ppm.
Problem yang timbul adalah
d). Tangki aerator II.
1. Biomassa yang diresirkulasi ke awal
tangki dan bercampur dengan air limbah Temperature 29 33 oC
akan menyebabkan kebutuhan oksigen pH 6 7,5.
melebihi kemampuan dari kapasitas Disolve Oxygen (DO) 2 4 ppm.
energi.
e). Tangki pengendapan.
2. Pada bagian sekitar outlet oksigen yang
COD outlet < 100 ppm.
dibutuhkan relatif kecil.
Total Suspended Solid (TSS) maksimum
3. Kegagalan proses akibat shock loading 60 ppm.
dari senyawa toksik atau tinggi yang
2. METODOLOGI PENELITIAN.
disebabkan oleh beban yang tidak
merata ke seluruh tangki, tapi sangat Pelaksanan pengamatan dilakukan
terkonsentrasi ke daerah awal tangki/ dalam 3 (taiga) bulan berturut-turut dengan
inlet. memperhatikan parameter-parameter di
Penggunaan reaktor teraduk sempurna 2.1 Tujuan
(CSTR) memiliki kerugian dimana reaksi
Tujuan pengamatan ini adalah
berlangsung pada reaktan yang relatif
melakukan pemantauan terhadap
rendah, yaitu sama dengan konsentrasi
parameter-parameter proses pengolahan
dalam campuran yang meninggalkan
limbah cair dengan sistem activated sludge
reaktor. Akibatnya untuk reaksi pertumbuhan
Pengolahan Limbah Cair... J.Tek.Ling. 9 (1): 25-30 27
Gambar 1. Diagram proses activated sludge untuk minuman ringan

2.2 Tujuan
Tujuan pengamatan ini adalah di setiap tangki tidak melebihi atau kurang
melakukan pemantauan terhadap dari parameter desain pengolahan limbah
parameter-parameter proses pengolahan cair. Adapun titik pengambilan contoh limbah
limbah cair dengan sistem activated sludge dilakukan pada tangki pumping pit,
sehingga dapat memenuhi baku mutu limbah
cair untuk golongan I. Pengamatan ini
dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan Tabel 1. Hasil pengamatan parameter
memperhatikan parameter proses limbah selama 3 (tiga) bulan.
cair yang masuk kepengolahan (inlet) dan
limbah cair yang keluar dari pengolahan
(efluent).sehingga dapat memenuhi baku
mutu limbah cair untuk golongan I.
Pengamatan ini dilakukan selama 3 (tiga)
bulan dengan memperhatikan parameter
proses limbah cair yang masuk
kepengolahan (inlet) dan limbah cair yang
keluar dari pengolahan (efluent). tangki
pump pit, tangki ekualisasi, tangki aerator
I, tangki aerator II dan tangki pengendapan.
Proses yang dilakukan pada
pengolahan limbah cair minuman ringan
dimulai dengan limbah cair dari proses
pembersihan di pabrik dialirkan ke tangki
pump pit yang kemudian menuju ke tangki
aerasi I dan setelah itu menuju tangki aerasi
II. Outlet dari tangki aerasi II dialirkan
menuju tangki pengendapan atau tangki
sludge yang mengembalikan sebagian dari
sludge menuju tangki areasi I dan II.
Proses dapat dikatakan berjalan baik
atau optimal bilamana parameter-parameter
28 Indriyati. 2008
ekualisasi, aerator 1, aerator 2 dan tangki proses akibat shock loading dari senyawa
pengendapan untuk keluaran (outlet). toksik atau tinggi yang disebabkan oleh
beban yang tidak merata ke seluruh tangki,
3. HASIL PENELITIAN DAN tapi sangat terkonsentrasi ke daerah tangki
PEMBAHASAN areasi II sehingga terjadi kenaikan DO. Pada
Pada pelaksanaan pengamatan yang tangki pengendap, efluen dibuang ke badan
dilakukan selama 3 (tiga) bulan pada sungai dan untuk parameter COD nya
pumping pit parameter yang diukur adalah terlihat penurunan nilai yang memenuhi
temperature, pH. Pada tangki aerasi I adalah kriteria desain sebesar 57,40 mg/l yang
pH, DO dan COD, sedangkan pada tangki memenuhi nilai amabang batas yang harus
aerasi II adalah pH, DO. Pada tangki dipenuhi untuk persyaratan DKI Jakarta,
pengendapan adalah COD dan TSS. demikian pula untuk nilai parameter TSS.
Pengamatan dilakukan setiap hari selama Berdasarkan criteria parameter diatas maka
3 (tiga) bulan. Berdasarkan pengamatan efisiensi yang dicapai oleh proses ini adalah
yang dilakukan selama 3 (tiga bulan) didapat 61,22 %.
hasil seperti terlihat pada Tabel 1.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemantauan di Pump
Berdasarkan pengamatan yang
Pit temperature rata-rata sebesar 34,4 oC,
dilakukan selama tiga bulan dapat diambil
dan pH 6,99 masih masuk karakteristik
kesimpulan sebagai berikut :
desain, pada tangki aerasi I pH 7,36, DO
2,07 mg/L, dan COD 148 mg/L masih masuk Unit pengolah limbah dengan sistem
dalam karakteristik desain, pada tangki activated sludge dapat digunakan untuk
aerasi II temperature 31,23 oC. pH 7,47 dan pengolahan limbah cair dari pabrik
DO 5,26 untuk temperature dan pH masuk minuman sejenis dengan kandungan
dalam karakteristik desain tapi untuk DO COD yang tidak terlalu tinggi serta
hasilnya tidak memenuhi karakteristik efisiensi yang dicapai sebesar 61,22 %
desain, sedangkan pada tangki Parameter parameter desain yang
pengendapan untuk outlet dihasilkan COD menjadi kriteria desain unit pengolah
57,40 mg/l dan TSS 26,10 mg/l masuk dalam limbah dapat dipenuhi oleh parameter-
karakterisitk desain yang ditetapkan oleh parameter selama pengoperasian unit
standar baku mutu untuk DKI Jakarta. Hasil tersebut.
pengamatan terhadap pH selama 3 bulan
terlihat masih pada batasan normal karena Parameter yang tidak memenuhi
tidak terlihat penyimpangan yang cukup criteria desain disebabkan adanya
besar dan masih didalam standar desain unit schock loading senyawa toksik atau
pengolah limbah, sedangkan untuk laju beban yang tinggi dan tidak
temperatur juga masih terlihat normal sesuai merata.
dengan temperatur ambien lokasi setempat DAFTAR PUSTAKA.
dan sesuai dengan karakteristik desain.
Kenaikan nilai DO dari tangki aerasi I menuju 1. Tim P3TL-TIEML,BPPT, Teknologi
ke tangki aerasi II sebesar 31.5 % dari nilai PEngolahan Limbah Cair Industri,
maksimum DO 4 mg/l disebabkan karena Pusat Pengkajian dan Penerapan
adanya biomassa yang diresirkulasi ke awal Teknologi Lingkungan BPPT dan Badan
tangki dan bercampur dengan air limbah Pengendali Dampak Lingkungan
akan menyebabkan kebutuhan oksigen Daerah Samarinda, 2002
melebihi kemampuan dari kapasitas energi, 2. Qasim, Syed R, Wastewater Treatment
selain itu dapat pula terjadinya kegagalan Plants Planning, Design, and
Pengolahan Limbah Cair... J.Tek.Ling. 9 (1): 25-30 29
Operation, CBS College Publishing, 4. Hammer, Mark J, Water and Wastewater
New York, 1985. Technology, John Wiley & Sons, Inc.,
3. Said. N. I Cs, Aplikasi Teknologi New York, 1975.
Biofilter untuk Pengolahan Air Limbah 5. Metcalf-Eddy,Wastewater Engineering
Industri Kecil Tekstil, Pusat Pengkajian Treatment Disposal and Reuse,
dan Penerapan Teknologi Lingkungan McGraw-Hill inc., New York, 1991.
(P3TL), Deputi Bidang Teknologi 6. Djayadiningrat, Asis H. dan
Informasi, Energi, Material dan Wisjnuprapto, Bioreaktor Pengolah
Lingkungan, Badan Pengkajian dan Limbah Cair, Pusat Antar Universitas-
Penerapan Teknologi (BPPT), 2002. ITB, Bandung, 1990

30 Indriyati. 2008

Anda mungkin juga menyukai