Anda di halaman 1dari 15

Optimasi Lokasi Stasiun Penyedia Listrik Umum Untuk Mobil Listrik

Studi Kasus: DKI Jakarta

Zandy Nizwardhana, Farizal, M. Dachyar

1. Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Margonda Raya, Depok,
16424, Indonesia
2. Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Margonda Raya, Depok,
16424, Indonesia

E-mail: zandynizwardhana@gmail.com

Abstrak

Tingginya penggunaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama polusi udara yang
mempengaruhi kualitas lingkungan hidup. Salah satu program pemerintah dalam menghadapi
masalah ini adalah melakukan produksi massal mobil listrik, namun masalah utama yang
menghalangi ketertarikan masyarakat dalam menggunakan kendaraan berbahan bakar alternatif
adalah kurang nya stasiun pengisian dan keterbatasan jarak tempuh kendaraan tanpa melakukan
pengisian. Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan optimasi lokasi stasiun pengisian untuk
mobil listrik dengan studi kasus di DKI Jakarta. Fungsi tujuan yang digunakan pada penelitian ini
adalah meminimalkan total biaya pembuatan stasiun pengisian, biaya transportasi pengguna mobil
listrik untuk melakukan pengisian, dan kerugian waktu pengguna mobil listrik untuk melakukan
pengisian.

Kata kunci: Optimasi, stasiun pengisian, kendaraan berbahan bakar alternatif, mobil listrik

Public Charging Station Location Optimization for Electric Vehicles


Case Study: DKI Jakarta
Abstract

The high number of gasoline vehicle usage in Indonesia is the main cause of air pollution which
affect the environment quality. One of the government programs to overcome this problem is to
mass-produce electric cars, but the main problems that become barriers that prevent alternative
fuel vehicles becoming more popular are the lack of charging stations and the limited vehicle range
without charging. Therefore, this research will conduct optimization of charging station location
for electric cars with case study in DKI Jakarta. The objective function used is to minimize the
cost of making the charging station, the driver's transportation cost to do the charging, and the time
spent by the driver to charge the electric vehicle.

Key words: Optimization, Charging Station, Alternative Fuel Vehicle, Electric Car
Pendahuluan

Penggunaan kendaraan bermotor yang begitu banyak menyebabkan terjadinya pencemaran udara
yang cukup mempengaruhi kualitas lingkungan hidup, untuk kasus pada penelitian ini dapat dilihat
dari penggunaan kendaraan bermotor di Ibu Kota Indonesia yaitu Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
(DKI Jakarta), DKI Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia dengan luas wilayah sekitar
66.000 Ha dan dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 10.000.000 dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 100.000 penduduk tiap tahunnya.

Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah memiliki rencana produksi mobil listrik secara massal
untuk menarik masyarakat menggunakan mobil listrik dengan tujuan mengurangi emisi karbon
(Okezone, 2017). Namun dalam meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan mobil
listrik ada dua tantangan utama yang harus dihadapi seperti yang dikatakan Zhang pada tahun 2015
berbagai studi telah menunjukkan bahwa hal yang menghalangi popularitas Alternative Fuel
Vehicles (AFVs) adalah kurangnya stasiun pengisian dan jarak tempuh AFVs yang terbatas tanpa
melakukan pengisian.

Kesulitan yang disebutkan oleh Zhang pernah terbukti pada saat pemerintah Indonesia melakukan
program mobil menggunakan bahan bakar gas, seperti yang dikatakan oleh Danny Parditya, Sekjen
CNG (Compressed Natural Gas) Association Indonesia, bahwa salah satu faktor penyebab
kegagalan program tersebut adalah masih terbatasnya stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG)
sehingga jarak antar SPBG sangat jauh.

Untuk menjawab tantangan yang dikatakan oleh Zhang maka diperlukan distribusi Stasiun
Penyedia Listrik Umum (SPLU) yang optimal dimana kepadatan persebarannya dapat
menyelesaikan masalah jarak tempuh yang terbatas dari mobil listrik tanpa melakukan pengisian.
Melalui penelitian ini penulis berharap dapat membantu pemerintah dalam mendukung program
mobil listrik dimasa yang akan datang terutama untuk dareah DKI Jakarta dengan memberikan
sebuah peta distribusi SPLU yang optimal untuk daerah DKI Jakarta begitu juga dengan alokasi
charger yang perlu dibuat pada masing masing SPLU dengan melakukan perhitungan optimasi.
Ulasan Literatur

Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menentukan persebaran SPLU yang optimal seperti
penelitian Ines Frade pada tahun 2011 yang melakukan penelitian untuk mengoptimalkan lokasi
SPLU dengan fungsi tujuan memaksimalkan jumlah permintaan yang terpenuhi pada pagi hari dan
malam hari, sedangkan pada tahun 2013 Guibin Wang melakukan penelitian yang serupa dengan
Ines Frade dengan fungsi tujuan yang juga serupa namun selain memaksimalkan permintaan yang
terpenuhi, Guibin Wang membuat fungsi tujuan yang kedua yaitu meminimalkan jumlah power
loss dan voltage deviation. Pada tahun 2014 Sung Hoon Chung melakukan penelitian untuk
mengoptimalkan lokasi SPLU pada area Korean Expressway dengan fungsi tujuan yang serupa
dengan Ines Frade yaitu memaksimalkan permintaan yang terpenuhi namun pada penelitian Sung
Hoon Chung, permintaan didapat dari traffic volume yang disebut sebagai flow. Apheng Zhang
(2015) dan Fei Wu (2017) juga melakukan penelitian pengoptimalan lokasi SPLU dengan fungsi
tujuan yang serupa dengan Sung Hoon Chung. Pada tahun 2016 Johannes Assamer melakukan
penelitian pengoptimalan lokasi SPLU hanya untuk mobil listrik yang digunakan sebagai taksi
dengan fungsi tujuan memaksimalkan jumlah taxi yang terpenuhi.

Berbeda dengan penelitian optimasi lokasi SPLU yang dijelaskan sebelumnya, penelitian berikut
ini memiliki sudut pandang dari investor yaitu memiliki tujuan meminimalkan total biaya yang
dikeluarkan untuk membangun SPLU. Pada tahun 2016 Toshiyuki Nakamura melakukan
penelitian optimasi lokasi SPLU dengan fungsi tujuan meminimalkan jumlah SPLU yang dibuat.
Alber Y. S. Lam (2014) dan Andy Ip melakukan penelitian optimasi lokasi SPLU dengan fungsi
tujuan yang hampir serupa dengan Toshiyuki Nakamura yaitu meminimalkan jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk membangun SPLU, sedangkan penelitian optimasi lokasi SPLU yang dilakukan
oleh T. Donna Chen (2013) memiliki fungsi tujuan dengan sudut pandang dari pengguna mobil
listrik yaitu meminimalkan biaya akses SPLU untuk pengguna mobil listrik. Sara Mehar (2013)
dan Fouad Baouche (2014) melakukan penelitian optimasi lokasi SPLU dengan fungsi tujuan yang
memperhatikan sudut pandang investor dan pengguna kendaraan listrik yaitu meminimalkan biaya
investasi pembuatan SPLU dan meminimalkan biaya transportasi pengguna mobil listrik.
Dari ulasan pemelitian–penelitian terdahulu yang dijelaskan sebelumnya, peneliti akan melakukan
penelitian optimasi lokasi SPLU dengan fungsi tujuan yang memperhatikan sudut pandang
investor yaitu meminimalkan biaya yang diperlukan untuk membangun SPLU dan memperhatikan
sudut pandang pengguna mobil listrik yaitu meminimalkan total biaya transportasi yang diperlukan
pengendara mobil listrik untuk melakukan pengisian di SPLU yang dituju dan meminimalkan total
waktu tunggu yang diperlukan pengendara mobil listrik untuk melakukan pengisian di SPLU, pada
penelitian ini selain menentukan lokasi SPLU yang optimal, peneliti akan menentukan jumlah
setiap charger yang akan dibangun pada setiap lokasi yang dipilih, dan berbeda dari penelitian
sebelumnya pada penelitian ini model yang digunakan adalah mixed integer non-linear
programing.

Kendaraan Listrik

Dilihat dari namanya kendaraan listrik merupakan kendaraan yang menggunakan tenaga listrik,
dilihat dari jenisnya kendaraan listrik terdiri dari tiga jenis yaitu kendaraan listrik baterai,
kendaraan hibrida plug-in, dan kendaraan listrik hibrida

Kendaraan Listrik Baterai/Battery Electric Vehicle (BEV)

Kendaraan listrik baterai (BEV) secara keseluruhan menggunakan motor listrik dan baterai, tanpa
dukungan mesin pembakaran, dan harus dihubungkan ke sumber listrik eksternal untuk mengisi
ulang baterai. Seperti semua kendaraan listrik, BEV juga dapat mengisi ulang baterai mereka
melalui proses yang dikenal sebagai pengereman regeneratif, yang menggunakan motor listrik
kendaraan untuk membantu memperlambat kendaraan, dan untuk memulihkan sebagian energi
yang biasanya diubah menjadi panas oleh rem.

Keunggulan dari kendaraan listrik jenis ini adalah tidak terdapat emisi, tidak terdapat perubahan
minyak atau gas, dapat melakukan pengisian di rumah dengan mudah, akselerasi yang cepat dan
halus, dan biaya operasi yang rendah, sedangkan kekurangan dari kendaraan listrik ini adalah
memiliki jarak tempuh yang lebih pendek dan memiliki harga yang relatif lebih mahal jika
dibandingkan dengan kendaraan bensin.

Kendaraan Listrik Hibrida Plug-in/Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)

Kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEVs) menggunakan motor listrik dan baterai yang dapat
dihubungkan ke jaringan listrik untuk mengisi baterai, namun juga memiliki dukungan mesin
pembakaran internal yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai kendaraan dan/atau untuk
mengganti motor listrik saat baterai rendah.
Keunggulan dari kendaraan ini adalah memiliki jarak tempuh yang lebih panjang jika
dibandingkan dengan BEV, konsumsi bensin yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
kendaraan bensin, emisi yang lebih sedikit, dan memiliki mekanika yang sederhana, sedangkan
kekurangan dari kendaraan ini adalah menghasilkan emisi knalpot, membutuhkan perubahan gas
dan minyak, biaya operasi yang cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan kendaraan listrik
baterai namun lebih murah jika dibandingkan dengan kendaraan listrik hibrida (HEV).

Kendaraan Listrik Hibrida/Hybrid Electric Vehicle (HEV)

Kendaraan Listrik Hibrida (HEV) memiliki dua sistem penggerak komplementer yaitu mesin
bensin dengan tangki bahan bakar dan motor listrik dengan baterai. Baik mesin maupun motor
listriknya dapat menghidupkan transmisi pada waktu yang sama dan transmisi kemudian memutar
roda. HEV tidak dapat diisi ulang dari jaringan listrik karena semua energinya hanya berasal dari
bensin dan pengereman regenerative.

Keunggulan dari kendaraan ini adalah memiliki jarak tempuh yang lebih panjang jika
dibandingkan dengan BEV, konsumsi bensin yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
kendaraan bensin, emisi yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kendaraan bensin, sedangkan
kekurangan dari kedaraan ini adalah menghasilkan emisi, mekanika yang kompleks, biaya operasi
yang mahal, dan tidak dapat melakukan pengisian di rumah.

Peralatan Pasokan Kendaraan Listrik/Electric Vehicle Supply Equipment (EVSE)

EVSE memberikan energi listrik dari sumber listrik untuk mengisi baterai kendaraan listrik. EVSE
berkomunikasi dengan kendaraan listrik untuk memastikan aliran listrik yang sesuai dan aman
diberikan. Unit EVSE biasanya disebut sebagai stasiun pengisian. Berikut ini adalah komponen
dasar dari EVSE.

Electric Vehicle Supply Equipment (EVSE)

EVSE merupakan peralatan, terhubung ke sumber listrik, yang menyediakan suplai arus bolak-
balik/alternating current (AC) atau arus searah/direct current (DC) ke kendaraan listrik yang
dibutuhkan untuk mengisi daya baterai traksi kendaraan. Pilihan pengisian daya EVSE merupakan
pertimbangan penting karena memiliki pengaruh langsung pada seberapa cepat baterai dapat diisi
ulang. Namun, charger pada kendaraan listrik harus memiliki kemampuan untuk mencocokkan
output penuh EVSE untuk mewujudkan waktu pengisian tercepat.
Konektor Kendaraan Listrik

Konektor kendaraan listrik merupakan perangkat yang terpasang pada kabel EVSE yang
menyediakan koneksi fisik antara EVSE dan kendaraan listrik.

Inlet Kendaraan Listrik

Inlet kendaraan listrik merupakan perangkat pada kendaraan listrik yang menyediakan koneksi
fisik antara kendaraan listrik dan konektor EVSE. Beberapa kendaraan listrik memiliki lebih dari
satu inlet dan lokasinya bervariasi dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya.

Pengisi Baterai

Terdapat tiga jenis pengisi baterai yaitu pengisi tingkat 1, tingkat 2, dan Pengisi cepat arus
searah/DC Fast Chargers (DCFC). Pengisian tingkat 1 dan 2 menggunakan pengisi baterai internal
kendaraan listrik untuk mengubah suplai AC ke DC yang dibutuhkan untuk mengisi daya baterai
traksi mobil, sedangkan DCFC memasok arus tinggi listrik DC langsung ke baterai traksi
kendaraan listrik. Pilihan pengisi daya baterai merupakan pertimbangan penting saat membeli
kendaraan listrik karena memiliki pengaruh langsung pada seberapa cepat baterai dapat diisi ulang.

Gambar 1. Komponen dasar EVSE


(Sumber: Doug Kettles, 2015)

Metode Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel keputusan, yaitu


1. Variabel keputusan pembangunan stasiun penyedia listrik umum pada lokasi yang
berpotensi sebagai stasiun penyedia listrik umum. Pada penelitian ini lokasi yang
berpotensi untuk dibangun menjadi SPLU adalah SPBU COCO dan parkiran mall. Variabel
ini dilambangkan dengan Sj dimana j merupakan SPBU COCO yang berpotensi sebagai
stasiun penyedia listrik umum (j = 1, 2, 3, …total lokasi SPBU COCO), untuk parkiran
mall tidak ada variabel keputusan pembangunan SPLU karena pada parkiran mall tidak
akan dibangun fasilitas pengisian seperti SPBU pada umumnya, pada parkiran mall hanya
dipasang pengisi mobil listrik.
2. Variabel jumlah charger yang dipasang pada lokasi yang berpotensi sebagai stasiun
penyedia listrik umum yaitu SPBU COCO dan mall. Variabel ini dilambangkan dengan Yj
untuk SPBU COCO dan Ym untuk parkiran mall (m = 1, 2, 3, …total lokasi parkiran mall).
3. Variabel jumlah mobil listrik pada lokasi permintaan yang akan melakukan pengisian di
lokasi yang berpotensi sebagai stasiun penyedia listrik umum. Variabel ini dilambangkan
dengan Xij untuk SPBU COCO dan Xim untuk parkiran mall dimana i merupakan lokasi
permintaan (i = 1, 2, 3, …. total lokasi permintaan).

Pada penelitian ini model optimasi yang digunakan adalah sebagai berikut

Min Z = ∑ Sj Cj +(Yj +Ym )I + ∑ B (Dij Xij + Dim Xim )


j,m i,j,m

Mj 2
+ ∑ (0.5 A T ( - Mj ) + (Mj N) + ∑ ( N + P) Mm
Yj + 0.001
j m

Dengan kendala

(1) 𝑀𝑗 = ∑ Xij ∀ j
i

(2) Mm = ∑ Xim ∀ m
m

(3) ∑ Xij +Xim = Di ∀ i


j,m

Xij
(4) ≤ Sj
M
Yj
(5) ≤ Sj
M

(6) Yj ≤ Cmbj

Xij
(7) ≤ Yj
M
Xim
(8) ≤ Ym
M

(9) Ym ≤ 100

(10) ∑ 𝑋𝑖𝑚 ≤ Ym ∀ m
𝑖

(11) ∑ 𝑋𝑖𝑗 ≤ Cpsj ∀ i


𝑖

Wh
(12) Cpsj = ( ) Yj ∀ j
T

𝑀𝑗
(13) ( ) T ≤ Wh ∀ j
Yj + 0.001

(14) 𝑆j (0,1)

(15) Xij , Yj , Xim , Ym ≥ 0, Integer

Keterangan :

• Cj : Biaya pembangunan SPLU


• I : Biaya pasang charger
• B : Biaya transportasi
• Dij : Jarak antara lokasi permintaan dan SPBU COCO
• Dim : Jarak antara lokasi permintaan dan mall
• N : Biaya charging
• T : Durasi charging
• A : Kerugian karena antri
• Mj : Jumlah total mobil listrik yang melakukan pengisian di lokasi SPBU
COCO
• Mm : Jumlah total mobil listrik yang melakukan pengisian di lokasi mall
• Cmbj : Kapasitas pemasangan charger di lokasi j
• Cpsj : Kpasitas pengisian di lokasi j
• Wh : jamkerja SPLU
Dari model optimasi yang dilakukan, data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut (data-
data yang telah dikumpulkan terdapat pada tesis yang asli):

• Lokasi permintaan (i)


• Permintaan (Di)
• Lokasi calon SPLU (j/m)
• Biaya pembangunan SPLU (Cj)
• Biaya charger (I)
• Biaya pengisian (N)
• Jarak (Dij/ Dim)
• Kapasitas pemasangan charger (Cmbj)
• Biaya transportasi (B)
• Biaya tunggu (A)
• Durasi pengisian (T)

Hasil Penelitian

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan LINGO, setelah coding LINGO dilakukan,
model yang telah dibuat divalidasi dan diverifikasi terlebih dahulu dengan membuat kasus kecil
yang dapat diselesaikan dengan hitung manual lalu membandingkan hasil LINGO yang telah
dilakukan dengan hasil hitung manual, apabila hasil yang didapat serupa, dapat disimpulkan
coding model optimasi pada LINGO yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diinginkan.

Tabel berikut merupakan solusi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan

Tabel 1. SPBU COCO yang terpilih dan jumlah charger yang dipasang

j SPBU COCO Jumlah Charger Kapasitas Pengisian


1 31.102.02 135 270
3 31.107.01 294 588
4 31.114.03 322 644
6 31.124.02 88 176
7 31.127.02 81 162
10 31.136.02 296 592
11 31.139.01 114 228
12 31.139.02 94 188
14 31.131.01 85 170
15 31.137.01 296 592
18 31.122.40 73 146
Tabel 2. Mall yang terpilih dan jumlah charger yang dipasang
m Mall Jumlah Charger Kapasitas Pengisian
1 Central Park Jakarta 100 100
2 Cilandak Town Square 100 100
3 Gandaria City 100 100
4 Grand Indonesia Shopping Town 100 100
5 Kota Kasablanka 100 100
6 Lippo Mall Kemang 100 100
7 Lotte Shopping Avenue 100 100
8 Mal Mangga Dua 100 100
9 Mall Kelapa Gading 100 100
10 Mall of Indonesia 100 100
11 Mall Taman Anggrek 100 100
12 Pacific Place 100 100
13 PIK Avenue Mall 100 100
14 Plaza Indonesia 100 100
15 Plaza Semanggi 100 100
16 Plaza Senayan 100 100
17 Pondok Indah Mall 100 100
18 Senayan City 100 100

Tabel 3. Keputusan alokasi permintaan setiap kecamatan


Tabel 3. Keputusan alokasi permintaan setiap kecamatan (lanjutan)
Berikut ini adalah gambar peta solusi persebaran stasiun penyedia listrik umum yang didapat dan
arah alokasi permintaan untuk setiap kecamatan. Titik merah merupakan mall yang dipilih sebagai
SPLU, titik biru merupakan SPBU COCO yang dipilih sebagai SPLU, sedangkan titik hijau
merupakan SPBU COCO yang tidak terpilih, dan garis ungu merupakan arah alokasi permintaan
setiap kecamatan.

Gambar 2. Lokasi optimal stasiun penyedia listrik umum dan arah alokasi permintaan

Kesimpulan

Pengolahan data optimasi lokasi penyedia listrik umum telah berhasil dilakukan, dari hasil yang
didapat SPBU COCO yang terpilih berjumlah 11 dengan total charger berjumlah 1878 charger
dan mall yang terpilih berjumlah 18 dengan total charger berjumlah 1800 charger.
Saran

Penelitian ini tentunya belum sempurna, masih ada beberapa kekurangan, salah satunya adalah
tidak adanya pertimbangan keadaan lalu lintas saat pengguna mobil listrik akan melakukan
pengisian di stasiun penyedia listrik umum pada model optimasi yang diajukan penulis, selain itu
pada penelitian ini masih banyak data yang bukan aktual dikarenakan kesulitan mendapatkan data
yang diperlukan, seperti permintaan untuk mobil listrik. Oleh karena itu untuk penelitian dimasa
yang akan datang penulis harap model optimasi yang telah diajukan oleh penulis di penelitian ini
dapat disempurnakan lagi, begitu juga dengan datanya.

Daftar Referensi

Albert Y.S. Lam, Yiu-Wing Leung, Xiaowen Chu. (2014). Electric Vehicle Charging Station
Placement: Formulation, Complexity, and Solutions.
Andy Ip, Simon Fong, Elaine Liu. Optimization for Allocating BEV Recharging Stations in Urban
Areas by Using Hierarchical Clustering. Faculty of Science and Technology, University of
Macau.
Anpeng Zhang. (2015). Multi-period Capacitated Recharging Location Planning for Electric
Vehicles. Departement of Industrial and Systems Engineering. University at Buffalo.
Dave Carley. (2014). The Beginners Guide to Electric Vehicles (EV). Emotive The Electric Vehicle
Experience.
Doug Kettles. (2015). Electric Vehicle Charging Technology Analysis and Standards. COCOa.
University of Central Florida.
Fei Wu, Ramteen Sioshansi. (2017). A Stochastic Flow-Capturing Model to Optimize the Location
of Fast-Charging Stations with Uncertain Electric Vehicle Flows. Integrated Systems
Engineering Department, The Ohio State University.
Fouad Baouche, Romain Billot, Rochdi Trigui, Nour-Eddin El Faouzi. (2014). Electric Vehicle
Charging Stations Allocation Model. HAL Archieves-Ouvertes.
Guibin Wang, Zhao Xu, Senior Member, IEEE, Fushuan Wen, and Kit Po Wong, Fellow, IEEE.
(2013). Traffic-Constrained Multiobjective Planning of Electric-Vehicle Charging Stations.
British Crown.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2006. Operation Management. Terjemahan oleh Dwianoegrawati
Setyoningsih dan Indra Almahdy. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Operation Management. Terjemahan oleh Dwianoegrawati
Setyoningsih dan Indra Almahdy. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Inês Frade, Anabela Ribeiro, Gonçalo Gonçalves, and António Pais Antunes. (2015). Optimal
Location of Charging Stations for Electric Vehicles in a Neighborhood in Lisbon, Portugal.
Journal of Transportion Research Board.
Jens Vygen. (2005). Approximation Algorithms for Facility Location Problems (Lecture Notes).
Bonn. University of Bonn.
Johannes Asamer, Et al. (2016). Optimizing charging station locations for urban taxi Providers.
HAL Archieves-Ouvertes.
Margaret Smith. Jonathan Castellano. (2015). Costs Associated with Non-Residential Electric
Vehicle Supply Equipment. Washington DC. U.S. Department of Energy.
Mark S. Daskin. Kaysee Lee Maass. (2015). The P-Median Problem. DOI 10.1007/978-3-319-
13111-5_2.
Ma’arif dan Tanjung. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Jakarta.
M, Sara, M, S, Sidi. (2013). An Optimization Location Scheme for Electric Charging Stations.
Conference Paper, June (2013), DOI:10.1109/SaCoNet.2013.6654565.
Novela S, S. (2013). Analisis Teori Antrian Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Gajah Mada Jember. Jember. Universitas Jember.
N, Toshiyuki, D, S, Jan, F, Atsushi, S, Wenzhe, U, Nobuhiro. (2016). Location Optimization of
Charging Stations for Electric Fleet Truck Based on Given Tour Pattern.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. (2015). Statistik
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan 2014.
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015. (2015). Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta.
Sung Hoon Chung, Changhyun Kwon. (2014). Multi-Period Planning for Electric Car Charging
Station Locations: A Case of Korean Expressways.
T. Donna Chen, Kara M. Kockelman, Moby Khan. (2013). The Electric Vehicle Charging Station
Location Problem: A Parking-Based Assignment Method for Seattle. Transportation Research
Board, Washington DC.
U.S. Department oh Energy. Plug–in Electric Vehicle Handbook for Public Charging Station
Hosts.
“Alasan Program Konversi BBG Tak Maksimal” Viva Online News. 2011. Viva.
<https://www.viva.co.id/arsip/292802-alasan-program-konversi-bbg-tak-laku>.
“Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI
Jakarta 2010, 2014, dan 2015” BPS DKI Jakarta Website. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI
Jakarta.
<https://jakarta.bps.go.id/statictable/2017/01/30/136/jumlah-penduduk-dan-laju-
pertumbuhan-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-dki-jakarta-2010-2014-dan-
2015.html>.
“Jusuf Kalla Bicara Mobil Listrik dan Kebutuhan Listrik” Tirto.id.
<https://tirto.id/jusuf-kalla-bicara-mobil-listrik-dan-kebutuhan-listrik-cunP>.
“Lokasi SPBU COCO DKI Jakarta” Pertamina Retail Website. 2017. Pertamina Retail.
<http://www.pertaminaretail.com/Jarfas.aspx?id=1>.
“Siap–Siap Mobil Listrik Bakal Diproduksi Massal Pada 2020” Okezone Online News. 2017.
Okezone.
<https://economy.okezone.com/read/2017/08/04/320/1749653/siap-siap-mobil-lisrik-bakal-
diprodu ksi-massal-pada-2020 >.
“70 Persen Polusi Udara Akibat Kendaraan Bermotor” Beritajakarta Online News. 2014.
Beritajakarta.
<http://www.beritajakarta.id/read/6224/70_Persen_Polusi_Udara_Akibat_Kendaraan_Bermot
or#.Wc-n-2iCzIU>.

Anda mungkin juga menyukai