Anda di halaman 1dari 7

Kontra: Jiovanno s, Kevin s

Masalah tentang mobil listrik

HambatanNya:
1. harga mobil listrik kini masih tinggi dibandingkan dengan kendaraan lain, total
harganya bisa mencapai Rp 1 miliar.

2. Belum Banyak Mekanik yang Ahli di Bidang Ini.

3. Daya Tahan dan Keamanan Baterai Masih Dipertanyakaan. Dan Permasalahan


mobil listrik dari sisi teknis yang pertama adalah soal ketahanan isi daya dan
keamanan baterainya.

4. Jangkauan jarak terbatas dan ketersediaan stasiun pengisian listrik

5. Tidak Bisa Melakukan Perjalanan Jauh, Membutuhkan Waktu Lama untuk Pengisian
Daya

6. Penggantian Baterai Sangat Mahal

HambatanNya:
1. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih terbatas.
Berbeda dengan mobil konvensional yang menggunakan BBM sebagai sumber utama
penggerak mesin, pada mobil listrik, sumber utamanya yaitu tegangan listrik pada
baterai. Sehingga pengisian tegangan listrik harus dilakukan di stasiun pengisian
kendaraan listrik (SPKLU) atau kalau diluar negeri biasa disebut dengan Electric Vehicle
Charging Station. Masih belum banyaknya tempat pengisian kendaraan listrik menjadi
kekurangan dari mobil listrik itu sendiri. Sebagian besar SPKLU masih didominasi di
wilayah Jakarta dan sekitarnya. Persebaran yang masih belum merata akan menjadi
masalah apabila anda berpergian di luar kota yang tidak memiliki fasilitas SPKLU.

1
2. Butuh waktu lama untuk pengisiaan daya.

Untuk pengisian ulang daya pada baterai mobil listrik membutuhkan waktu yang cukup
lama, berbeda dengan ketika anda mengisi bbm di mobil konvensional yang mungkin
cuma membutuhkan waktu kurang dari 10 menit. Rata-rata pengisian ulang daya pada
baterai mobil listrik membutuhkan waktu hingga 4-5 jam. Bahkan apabila anda mengisi
daya mobil listrik dirumah anda akan butuh waktu yang lebih lama lagi karena kapasitas
daya listrik dirumah yang terbatas. Namun saat ini sudah terdapat SPKLU dimana
pengisian ulang listriknya bisa dilakukan dalam waktu yang lebih cepat yaitu 20-30
menit saja dengan sistem fast charging, tetapi anda harus mengeluarkan biaya yang
lebih mahal

3. Harga mobil listrik mahal.


Dibandingkan dengan mobil konvensional, mobil listrik memiliki harga pasaran yang
masih cukup mahal. Hal ini disebabkan karena komponen-komponen dari mobil listrik
itu sendiri yang mahal dan keterbatasan jumlah produksinya di Indonesia.

4. Perawatan mahal.
Ketika anda menggunakan mobil konvensional yang harus dilakukan penggantian oli
mesin secara rutin, namun pada mobil listrik hal ini tidak perlu dilakukan. Mobil listrik
menggunakan baterai yang tidak selamanya berfungsi dengan baik, sehingga pada
saatnya perlu diganti. Apabila terjadi kerusakan komponen, penggantian komponen
(sparepart) pada mobil konvensional jauh lebih murah dibandingkan dengan
penggantian komponen pada mobil listrik.

Pengaplikasian mobil listrik di Indonesia harus diimbangi dengan pemerataan fasilitas


pengisian daya (SPKLU). Dukungan dari pemerintah dan pabrikan otomotif mobil listrik
akan menjadi kunci utama kesuksesan penerapan mobil listrik di Indonesia.

Salah satu kelebihan kendaraan listrik adalah penggunaannya yang lebih efisien
dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Mobil berbahan bakar fosil biasanya
mengubah hanya 12%-30% dari energi yang yang dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar, kemudian sisa dari energi akan hilang melalui proses mekanis atau diubah
menjadi panas. Hal inilah yang menyebabkan mobil berbahan bakar fosil mudah
menjadi sangat panas dan membutuhkan sistem pendingin untuk
mencegah overheating. Mobil listrik dikatakan jauh lebih efisien karena dapat
memanfaatkan sekitar 80% dari energi yang disediakan oleh baterai lithium menjadi
gerakan. Hal ini disebabkan karena mobil listrik memiliki lebih sedikit suku cadang dan

2
terdapat  fitur regenerative braking, yaitu sebuah sistem yang memungkinkan energi
kinetik yang terpakai selama pengereman dapat digunakan kembali.
Mobil listrik menggunakan baterai lithium untuk menyimpan energi, kemudian energi
listrik diubah menjadi energi mekanik oleh bagian motor listrik tanpa memerlukan mesin
pembakaran sehingga tidak terdapat knalpot pada kendaraan listrik. Oleh sebab itu,
mobil listrik tidak secara langsung mengemisikan karbon dan polutan lainnya yang
menjadi sisa-sisa pembakaran.

Penggunaan mobil berbahan bakar fosil membutuhkan biaya yang mahal dalam mengisi
ulang bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sementara itu,
biaya yang dibutuhkan dalam mengisi energi mobil listrik lebih terjangkau dan dapat
dilakukan di rumah masing-masing atau pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Umum (SPKLU).

Tidak seperti mobil berbahan bakar fosil, mobil listrik juga cenderung menghasilkan
suara yang kecil ketika bergerak di jalanan. Berbeda halnya dengan suara kendaraan
berbahan bakar fosil yang bising dan menjadi polusi suara di lingkungan. Polusi suara
yang dihasilkan kendaraan dapat berdampak pada kondisi kesehatan dan stres bagi
pengguna jalan. Di samping dampak positifnya, suara yang senyap pada mobil listrik
berisiko dalam menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Butuh upaya ekstra keras agar penetrasi mobil listrik di Indonesia bisa terjadi lebih
cepat. Apalagi posisi Indonesia dalam peta pengembangan mobil listrik dunia saat ini
masih marjinal.

Era mobil listrik telah dimulai satu dekade yang lalu. Percepatan peralihan dari
penggunaan mobil konvensional ke mobil listrik didorong oleh kesepakatan negara-
negara di dunia untuk mencapai net zero emission atau NZE pada 2060 atau lebih
cepat. Posisi Indonesia dalam peta pengembangan mobil listrik dunia saat ini masih
marjinal.

Hingga tahun 2020, pangsa penjualan mobil listrik berdasarkan data International


Energy Agency atau IEA baru sekitar 5 persen dari total penjualan mobil di dunia.
Dalam skenario NZE, tahun 2025 diharapkan pangsanya bertambah menjadi 25 persen.
Dan di tahun 2030 bisa mencapai 60,9 persen.

Negara-negara produsen mobil kini berlomba-lomba menawarkan mobil listrik. Toyota


Motor (Jepang), misalnya, berencana akan menjual sebanyak 3,5 juta kendaraan listrik
ke seluruh dunia pada 2030 dengan varian 30 model kendaraan berbeda. Untuk itu,
Toyota akan menginvestasikan dana sebesar 4 trilliun yen atau setara 35 miliar dollar
Amerika Serikat dalam mewujudkan hal tersebut.

3
Pertanyaan:

1. Kalau kita melihat dari situasi yang ada sekarang dan yang paling realistis apa yang
harus segera dibereskan dan dijadikan oleh pemerintah supaya industry atau peralihan
kendaraan ini ke kendaraan listrik bisa benar - benar terwujud, karena kalau Baterai
nya saja tidak ada di dalam negeri kan kita jadi susah mau bersaing, jadi kita harus
bagaimana?

2. Kalau dari strateginya jadi kalau kita melihat apakah memang fokus kepada
kendaraan murni listrik atau memang dari strateginy yang sempat kita bicarakan dari
konversi kendaraan BBM yang sekarang jauh lebih banyak dari kendaraan listrik dan
yang mana yang sebenarnya lebih bisa dipakai di Indonesia.

3. Mengapa kita harus menggunakan mobil yang ramah lingkungan kan masih bnyak
kendaraan yang lain selain mobil listrik tersebut

4. dan Apakah mobil listrik bisa mengurangi pencemaran udara?

"Baterai lithium mengandung logam berat dan senyawa organik yang beracun.


Pembuangan limbah baterai lithium yang tidak tepat dapat mengakibatkan risiko
lingkungan memiliki efek buruk bagi kesehatan hewan dan manusia," katanya.

Baterai dibuang kemana?


Bawa baterai ke pusat pengolahan limbah elektronik terdekat.

Cari pusat pengolahan limbah elektronik di internet. Tempat ini dapat mengolah limbah
elektronik yang berbahaya, termasuk baterai, dengan aman.

Kandungan cairan di dalam baterai alias aki kendaraan merupakan senyawa kimia


yang bisa berbahaya jika mengenai tubuh manusia. Cairan aki atau disebut juga
air zuur adalah cairan perendam sel baterai pada aki basah, bersifat elektrolit dan
mengandung asam sulfat (H2SO4).

Apakah baterai yang keluar air berbahaya?

4
Kandungan cairan di dalam baterai alias aki kendaraan merupakan senyawa kimia
yang bisa berbahaya jika mengenai tubuh manusia. Cairan aki atau disebut juga
air zuur adalah cairan perendam sel baterai pada aki basah, bersifat elektrolit dan
mengandung asam sulfat (H2SO4).

Baterai lithium-ion terbuat dari apa?


Pertama adalah lithium, kedua adalah baterai untuk anodanya, bahannya itu kayak
graphite.. Katoda itu terdiri dari 80% oleh nikel, 10% lithium, 10% dari
kobalt atau mangan

Lithium-ion adalah bahan pilihan untuk mobil listrik Tesla Motors. Bekerja dengan
Panasonic, mereka telah mengurangi separuh biaya baterai dan meningkatkan
kapasitas penyimpanannya sebesar 60%.

Besar biaya perawatan dari mobil listrik sebagian besar adalah biaya perawatan dan
penggantian baterainya. Sebuah mobil listrik hanya memiliki 5 suku cadang bergerak
pada motor listriknya, bandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam yang
memiliki ratusan suku cadang bergerak. [47] Baterai mobil listrik harganya sangat mahal
tapi biaya perawatannya sangat kecil, apalagi dengan baterai Lithium yang saat ini
banyak digunakan.
Untuk menghitung berapa biaya per kilometer dari mobil listrik maka penting untuk
menetapkan berapa nilai pakai baterai. Untuk menetapkan nilai ini merupakan hal yang
sulit dikarenakan fakta yang menunjukkan bahwa kapasitas baterai akan berkurang
sedikit demi sedikit setiap kali pengisian ulang. Umur baterai dikatakan habis apabila si
pemilik mobil merasa bahwa kemampuan baterainya sudah tidak dapat diandalkan lagi.
Meskipun secara pemakaian sudah "habis", tapi baterai bekas pakai ini masih memiliki
nilai guna karena masih dapat dipakai untuk tujuan lainnya atau mungkin didaur ulang
kembali.
Karena baterai pada mobil listrik terdiri dari banyak sel-sel individu yang pemakaiannya
tidak merata, maka mengganti sel yang sudah rusak secara periodik dapat
mempertahankan jarak tempuh kendaraan.
Baterai Tesla Roadster yang besar diklaim oleh pabrikan dapat bertahan selama 7 tahun
dengan pemakaian normal. Harga baterai ini sekitar US$12,000.[48][49] Jika mobil ini
dikendarai 40 mil (64 km) per harinya dalam 7 tahun maka totalnya adalah 102.200 mil
(164.500 km) sehingga biaya perawatan baterai ini per 1 mil (1,6 km)
adalah US$0,1174 per 1 mil (1,6 km) atau US$4,70 per 40 mil (64 km).

5
Pada tahun 2010, Pemerintah Amerika Serikat mengestimasi bahwa baterai dengan
jarak tempuh 100 mil (160 km) kira-kira harganya US$33,000. Sebagian publik masih
mengkhawatirkan ketahanan dan masa pakai baterai. ( Thomas, Ken. "Obama's electric
car champion". The Seattle Times. Associated Press. Diakses tanggal 5 Febuary  2023).

Polusi udara dan emisi karbon


Emisi gas rumah kaca pada mobil listrik plug-in dan Emisi gas rumah kaca pada hibrida
plug-in
Mobil listrik menciptakan udara yang lebih bersih di kota karena tidak
memproduksi polusi udara seperti debu, senyawa organik volatil, hidrokarbon, karbon
monoksida, ozon, timbal, dan NOx. Keuntungan udara bersih ini umumnya bersifat
lokal, karena tergantung dari bahan baku untuk menghasilkan listrik tersebut. Emisi
udara umumnya berpindah ke lokasi pembangkit listrik.[1] Jumlah karbon dioksida yang
dilepaskan tergantung dari intensitas emisi sumber tenaga yang digunakan untuk
mengisi kendaraan, efisiensi kendaraan, dan energi yang terbuang pada proses
pengisian.

Pada kecepatan rendah, mobil-mobil listrik menghasilkan kebisingan yang jauh lebih
rendah daripada mobil-mobil bermesin pembakaran dalam. Orang buta atau yang
sedang bermasalah dengan penglihatan biasanya memakai suara-suara bising mesin
sebagai seseatu hal yang membantu ketika mereka sedang menyeberang jalan,
sehingga mobil listrik dan hibrida memunculkan bahaya laten. Hasil tes telah
menunjukkan bahwa hal ini benar-benar menjadi masalah yang patut diperhatikan,
karena ketika kendaraan listrik beroperasi dengan kecepatan dibawah 20 mph
(30 km/h), mereka hampir tidak menghasilkan suara. Ketika kecepatannya meninggi,
suara dihasilkan dari gesekan ban dan udara sehingga kendaraan mulai menghasilkan
suara yang dapat didengar. ("Electric cars and noise: The sound of silence". Economist.
7 May 2009. Diakses tanggal 5 Febuary 2023).

 Suhu penggunaan. Layaknya pada baterai yang menggunakan timah,


baterai Li-on juga dapat berkurang drastis kemampuannya apabila sering
dipakai dalam suhu yang panas. Itulah tidak disarankan mobil listrik diparkir
sangat lama pada keadaan panas terik matahari, karena selain akan
mengurangi kemampuannya juga mengurangi usia pakai.
 Sering diisi daya. Sama seperti pada smartphone, baterai Li-On juga
sangat dipengaruhi oleh jumlah siklus diisi daya yang dilakukan. Selain juga
sangat disarankan untuk melakukan overcharge untuk menghindari
kerusakan pada baterai. Pada beberapa pabrikan otomotif bahkan membuat
6
sistem pada baterai mobil listrik diblok ketika pengisian daya di angka 80
persen, dengan tujuan untuk mencegah pengguna mobil mengisi daya
mobilnya terlalu melebihi kapasitas.

Dampak Negatif Mobil Listrik:

1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Menurut penelitian-penelitian terbaru yang


dilakukan pada tahun 2021, eksploitasi masif lithium dan nikel sebagai bahan baku
baterai mobil listrik dapat meningkatkan rasio paparan material bahan berbahaya dan
beracun (B3).

2. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor transportasi memiliki andil dalam peningkatan
pemanasan global yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Indonesia
menargetkan pengurangan emisi yang signifikan dari sektor transportasi dengan
mengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) berbasis fosil ke Bahan Bakar Nabati (BBN) dan
listrik.

Anda mungkin juga menyukai