Anda di halaman 1dari 5

THE Perilaku Konsumen 2022

Gegap gempita penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia menyisakan fenomena yang menarik
yaitu
maraknya penggunaan mobil listrik. Berbagai merek mobil listrik berseliweran sebagai
sarana
transportasi peserta KTT antara lain Genesis Electrified G80 LWB, Hyundai ioniq 5, Wuling
Air ev,
Lexus UX300e, Toyota bZ4X. dan sebagainya
Studi terbaru berjudul " The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia" menunjukkan
bahwa
Indonesia dan negara tetangga di Asia Tenggara terus antusias untuk memiliki kendaraan
listrik.
Riset konsumen di Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Singapura
mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga (64%) responden di seluruh Asia Tenggara
mengatakan bahwa mereka lebih mempertimbangkan kendaraan listrik dibandingkan lima
tahun
lalu. 66% konsumen di seluruh wilayah percaya bahwa mereka pasti akan memakai mobil
listrik
sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam waktu dekat.
Menurut studi tersebut, 50% pemilik kendaraan non-listrik di Indonesia menyatakan bahwa
mereka
pasti akan mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai pembelian mobil berikutnya dalam
tiga
tahun ke depan. Dampak positif terhadap lingkungan dan teknologi keselamatan menjadi
faktor
utama bagi masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan kendaraan listrik. 44%
responden
Indonesia berpendapat bahwa kendaraan listrik itu keren dan trendi dan 58% percaya
bahwa biaya
perawatan untuk kendaraan listrik lebih murah dibandingkan mobil konvensional.
Studi lain menunjukkan bahwa manfaat pajak (80%), pemasangan stasiun pengisian daya di
kawasan pemukiman (80%) dan jalur prioritas untuk kendaraan listrik (55%) adalah 3 faktor
teratas
responden Indonesia untuk beralih ke kendaraan listrik. Hal ini menunjukkan kebutuhan
yang terus
berlangsung bagi produsen mobil, pembuat kebijakan, dan pihak swasta untuk
berkolaborasi dalam
mendorong penerapan mobilitas listrik.
Di Indonesia pemilik mobil listrik menikmati beberapa keuntungan antara lain adalah
penetapan
pajak kendaraan listrik paling tinggi 10% dari pajak kendaraan bermotor konvensional. Di
Jakarta
pengguna mobil listrik bebas dari aturan ganjil-genap. Pengisian penuh baterai mobil listrik
di
SPKLU fast charging hanya membutuhkan uang sekitar Rp60—70 ribuan, mobil listrik dalam
kondisi baterai penuh setidaknya bisa melaju hingga 270 km.
Meskipun masih ada hambatan dalam memiliki kendaraan berlistrik, namun penelitian
menunjukkan lebih banyak optimisme di antara responden Indonesia terhadap kendaraan
listrik.
Ketakutan akan kehabisan daya sebelum tiba di charging station terus menjadi penghalang
paling
signifikan dalam memiliki kendaraan berlistrik di Indonesia, meski kekhawatiran tersebut
turun dari
73% pada 2018 menjadi 54% pada 2020.
Perkembangan teknologi memungkinkan waktu pengecasan baterai menjadi semakin
singkat
sebagai ilustrasi pengisian daya mobil listrik Hyundai Kona Electric menggunakan portable
charger
akan memakan waktu sekitar 2-4 jam untuk bisa memulihkan baterai dari 10% hingga 100%.
Untuk
mobil listrik MG ZS E, waktu pengecasan baterai berkapasitas 50,3 kWh agar terisi penuh
setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 1 jam 45 menit menggunakan metode slow charging.
Studi ini juga mengungkap kesadaran lingkungan yang berkembang di seluruh Asia
Tenggara,
dengan responden di wilayah tersebut percaya bahwa memiliki kendaraan listrik niscaya
akan turut
serta berkontribusi pada perlindungan lingkungan. Pada tahun 2020, 38% responden di Asia
Tenggara dapat diklasifikasikan sebagai 'pecinta lingkungan', dibandingkan dengan 34%
dalam
penelitian serupa pada tahun 2018. Kelompok konsumen ini didorong oleh kesadaran
lingkungan
yang kuat dan kepedulian terhadap perubahan iklim. Penggunaan kendaraan listrik
dipandang
sebagai cara mereka peduli terhadap lingkungan.
Pada awal peluncurannya mobil listrik menargetkan kelompok berpenghasilan tinggi, orang-
orang
yang perduli lingkungan, dan pencinta teknologi. Namun sejalan dengan perkembangan
teknologi,
saat ini telah diproduksi mobil listrik dengan harga yang terjangkau. Berdasar penelitian di
USA
pembeli mobil listrik pada tahun 2021 memperlihatkan adanya peningkatan pada segmen
wanita
dan lebih cenderung kalangan muda jika dibanding dengan tahun 2019. Generasi milenial
dan gen
Z dilaporkan merupakan kelompok yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap mobil listrik,
namun
mereka belum memiliki daya beli yang mencukupi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang
menyatakan bahwa kelompok green consumers memiliki karakteristik sebagai kelompok
usia
muda, kebanyakan wanita, dan memiliki pendapatan stabil. Meskipun wanita dilaporkan
memiliki
kecenderung yang lebih tinggi dalam mengonsumsi eco-product, pria juga memiliki
kecenderungan
yang tinggi ketika produk tersebut menunjukkan social image. Atau dengan kata lain
dorongan
konsumsi eco-product bagi Wanita bersifat intrinsik, sedangkan bagi pria merupakan
penegasan
dari social image mereka. Di Indonesia rata-rata konsumen mobil listrik memiliki
karakteristik
tersendiri, yakni yang memiliki wawasan luas dan kesadaran tinggi. Artinya, dari segi
karakter para
konsumen pengguna mobil listrik sudah mengerti bila dengan adanya perkembangan
teknologi,
bukan hanya menandakan modernisasi, tapi juga kesadaran akan ramah lingkungan dari
sebuah
kendaraan.
Mobil Listrik atau Electric Vehicle (EV) sangat mungkin menjadi salah satu alternatif dalam
pengelolaan energi yang berkelanjutan. EV sendiri merupakan kendaraan yang
menggunakan
aliran listrik 100% dengan menggunakan baterai elektrik yang perlu diisi ulang. Selain EV,
ada
kendaraan hybrid dan plug in hybrid juga. Kendaraan hybrid, menggunakan mesin
konvensional
yang tidak memiliki plug in charging pada mobilnya dan masih menggunakan bahan bakar
petrol
pada umumnya. Baterai diisi dengan menangkap energi dari sistem pengereman atau
langsung
dari mesin bensin. Emisi karbon CO2 yang dihasilkan berkisar antara 70-80 gram/km.
Kendaraan plug in hybrid (PHEV), merupakan kombinasi antara mesin konvensional dengan
small
electric motor dan small high voltage battery. Artinya kendaraan ini masih bisa
menggunakan
bahan bakar petrol, namun juga menggunakan baterai elektrik. Emisi karbon CO2 yang
dihasilkan
berkisar antara 45-50 gram/km.
Peluang perkembangan teknologi mobil listrik ini segera ditangkap oleh para produsen
mobil. Pada
awal kemunculannya mobil listrik dibandrol dengan harga yang sangat mahal, sebut saja
Tesla
Model S P1000D dijual dengan harga mulai Rp4,4 milyar. Namun demikian, saat ini telah
banyak
diproduksi mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau. Berikut ini beberapa merek
mobil listrik
yang diluncurkan di Indonesia tahun 2022 beserta perkiraan harganya
1. Toyota Corolla Altis Hybrid, harga mulai dari Rp517 juta
2. Mitsubishi Outlander PHEV harga mulai dari Rp890 juta
3. BMW i3 harga mulai dari Rp1,32 Miliar
4. Nissan Kicks E-Power, harga mulai dari Rp471 Juta
5. Toyota Corolla Cross, harga mulai dari Rp 463,51 juta
6. Hyundai Kona Electric, harga mulai dari Rp697 juta
7. Hyundai Ioniq 5, harga mulia Rp718 juta
8. Wuling EV harga mulai Rp 200 juta - Rp 300 juta
9. MG 5 EV harga mulai Rp 340 juta
10. Mini Cooper SE harga mulai Rp 987 j
1. a. Jelaskan bagaimana motivasi konsumen dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan
segmentasi dan positioning!
b. Anda ditugaskan sebagai manajer pemasaran salah satu mobil listrik. Saat ini, perusahaan
anda
merupakan salah satu produsen mobil konvensional. Buatlah strategi segmentasi dan
positioning yang didasarkan pada aspek motivasi konsumen. Buatlah dugaan karakteristik
demografi segmen pasar yang anda identifikasi.
2. a. Jelaskan bagaimana pengetahuan konsumen dapat berpengaruh terhadap
pengambilan
keputusan konsumen
b. Menurut anda aspek pengetahuan konsumen apa yang perlu diperhatikan untuk
mendorong
adopsi mobil listrik? Uraikan jawaban Anda dengan menggunakan kasus di atas!
c. Buatlah konsep komunikasi pemasaran untuk meningkatkan pengetahuan konsumen
terkait
dengan mobil listrik! Sebutkan tujuan dan isi pesan serta saluran komunikasi untuk
komunikasi
pemasaran tersebut!
3. a. Menurut anda aspek eksternal konsumen apa saja yang berpengaruh terhadap
pengambilan
keputusan konsumen pada kasus di atas? Jelaskan dengan menggunakan kasus di atas!
b. Buatlah segmentasi pasar dengan menggunakan dasar aspek demografi pada kasus di
atas!
4. . Buatlah analisis tahap-tahap keputusan konsumen yang dilalui oleh seorang konsumen
yang akan melakukan pembelian mobil listrik!
b. Seandainya konsumen yang anda analisis adalah seseorang yang telah memiliki mobil
konvensional dan ingin memiliki mobil listrik sebagai mobil tambahan, pencarian informasi
seperti apa yang mungkin dilakukan oleh konsumen, dan bagaimana anda sebagai pemasar
memanfaatkan pencarian informasi tersebut untuk menawarkan
Jawaban : FULL JAWABAN 15K (0813.1129.1022)
1. a. Motivasi merupakan sebuah proses yang….
b. Segmentasi Demografi…
2. a. pengetahuan konsumen adalah semua informasi …b. Pengetahuan memiliki
beberapa….
c. Pencemaran udara di perkotaan…
3. a. Pencarian eksternal memiliki …
b. Segmen pasar atau kelompok konsumen …

4. a. Beberapa tahap keputusan..

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui … FULL JAWABAN 15K (0813.1129.1022)

Anda mungkin juga menyukai