Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nicholas Hartono

Nrp : 130220073
Kp :A
Matkul : Ekonomi Manajerial
POV dari perusahaan pembuat motor Gogoro
Latar Belakang Masalah
Kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan utama pada saat ini. Kendaraan yang berfungsi
sebagai sarana transportasi masyarakat adalah salah satu faktor penting yang mendukung
mobilisasi kehidupan manusia. Tanpa kendaraan aktifitas manusia akan menjadi lebih lamban
dan sulit untuk berkembang. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi kota-kota besar di
Indonesia mendorong semakin tinggi aktifitas masyarakat hingga bertambahnya kebutuhan
akan transportasi. Salah satunya bertambahnya kebutuhan akan kendaraan pribadi. Kendaraan
pribadi sangat menguntungkan bagi banyak masyarakat terutama dalam hal mobilitas yang
tinggi dan untuk menghemat waktu serta masyarakat menilai lebih leluasa untuk melakukan
aktifitas sosialnya dengan bebas. Transportasi sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni
transportasi umum dan pribadi. Transportasi umum ditujukan untuk khayalak umum
sedangkan pribadi digunakan secara pribadi. Salah satu alat transportasi adalah kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor sendiri memiliki banyak kelebihan dan menjawab banyak
kebutuhan masyarakat dewasa ini, namun juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan.
Lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, akibat
dari dampak buruk pencemaran udara dari kendaraan bermotor. Adanya usaha untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan kini menjadi tren. Salah satu upaya
untuk menciptakan lingkungan yang sehat yaitu pengembangan EV (Electric Vehicle) dari
kendaraan elektrik yang ada sepeda listrik adalah salah satu kendaraan elektrik yang paling
sering di Indonesia. Perancangan sepeda listrik sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis
material, desain struktur geometrik dari rangka (frame), beban pengendara, komponen
penggerak listrik, biomekanik, kekuatan rangka sepeda dan posisi tubuh pengendara sepeda.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kenyaman dan keamanan pengedara serta umur
pakai yang dimiliki oleh sepeda.

1. Apakah pasar skuter mesin akan berkurang dengan adanya skuter listrik bersubsidi?
Menurut saya, berdasarkan sumber yang telah ada, skuter mesin memang akan sedikit
berkurang dimana skuter mesin tersebut akan sedikit demi sedikit tergantikan dengan skuter
listrik. Namun hal tersebut sangatlah tidak mudah jika ingin terjadi perubahan dengan cepat,
dikarenakan masih banyaknya keraguan terhadap skuter listrik. Dan juga mengenai subsidi
yang akan diberikan oleh pemerintah, hal tersebut masih hanya sebuah asumsi belum menjadi
keputusan akhir dan dilakukan. Oleh sebab itu apabila pemerintah dapat benar benar
memberikan subsidi terhadap skuter listrik, menurut saya hal tersebut akan merubah pemikiran
masyarakat untuk membeli maupun menggunakan skuter listrik. Dari biaya yang dikeluarkan
sendiri rencana subsidi ini muncul seiring dengan target adopsi 1,2 juta motor listrik dan 75
ribu mobil listrik pada 2024. Pemerintah sudah memberikan sejumlah insentif fiskal. Misalnya,
pembebasan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Di DKI Jakarta, konsumen
mendapat tarif pajak penyerahan hak milik kendaraan bermotor 0% yang berlaku pada 2020-
2024.
Saya mengambil contoh perusahan gogoro, Gogoro merupakan manufaktur asal
Taiwan yang lebih dulu memperkenalkan sistem baterai, kemudian korporasi itupun meretas
pasar sepeda motor listrik hingga ke Eropa. Di Indonesia, nama Gogoro terkenal melalui kerja
sama dengan Gojek untuk menghadirkan armada sepeda motor listrik. Para pendiri Gogoro
merupakan sosok-sosok yang matang di dunia teknologi, kebanyakan berasal dari HTC,
produsen ponsel pintar. Kedua pendiri Gogoro, seperti dikutip dari Forbes, adalah Luke dan
Matt Taylor yang bersepakat mendirikan Gogoro pada 2011. Kemampuan keduanya membesut
bidang teknologi digital itupun dengan cepat mengangkat pamor Gogoro ke lingkungan
industri otomotif seiring pengaruh IT yang semakin besar. Gogoro pun fokus menggarap
portofolio yang menggabungkan layanan dan inovasi dalam bisnis otomotif di tengah tren
elektrifikasi. Portofolio itu antara lain bisnis pertukaran baterai, baterai pintar, layanan cloud,
propulsi listrik kompak, dan desain kendaraan. Dengan kemampuan itu, Gogoro berhasil
menghadirkan produk dan bisnis mobilitas perkotaan sesuai tren nol emisi. Dengan fokus
menyajikan produk pengisian daya, akhirnya Gogoro pun ikut membangun sepeda motor
listrik. Kini Gogoro dikenal sebagai jaringan bisnis yang memiliki platform terbuka untuk
pertukaran baterai dan layanan mobilitas cerdas, memberikan alternatif baru untuk bahan bakar
lama. Saat ini, sebagaimana ditampilkan dalam laman resmi, Gogoro menawarkan berbagai
model skuter listrik antara lain 1 Series, 2 Series, 3 Series, Gogoro VIVA, dan S Peformance.
Dari sisi desain, jajaran skuter listrik itu memiliki desain futuristik plus catu daya sederhana
dari baterai yang bisa diisi satu buah maupun dua buah. Di Indonesia, produk Gogoro diboyong
oleh Gojek guna dioperasikan para mitra. Gogoro diboyong sekaligus dengan fasilitas
penukaran baterai listrik untuk memudahkan para pengguna. Gojek sendiri mengungkapkan
akan memaksimalkan penggunaan skuter listrik untuk menggapai target nol emisi pada 2030.
Gojek akan melakukan uji coba 5.000 motor listrik pada tahun 2022. "Kami terus berinovasi
bahwa Gojek akan fokus untuk opsi perjalanan yang ramah lingkungan,” ujar Head of Global
Transport Marketing Gojek, Amanda Parikesit beberapa waktu lalu.

2. Perkiraan target pasar skuter listrik ini, akan lebih banyak mengurangi pasar skutik mesin
Honda atau Yahama, atau lainnya?

Upaya percepatan yang dilakukan seperti meliputi pengembangan industri kendaraan bermotor
listrik (KBL), pemberian insentif, penyediaan infrastruktur pengisian listrik, dan pengaturan
tarif tenaga listrik untuk KBL berbasis baterai. Di Jakarta, bagi pengguna mobil maupun skuter
listrik akan diijinkan untuk melewati aturan ganjil-genap. Selain bebas dari aturan ganjil-genap,
kendaraan listrik juga mendapatkan insentif pajak, berupa pembebasan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB). Agar lebih menarik hati masyarakat pemerintah dapat
memberikan insentif lainnya seperti akses kredit untuk membeli kendaraan listrik, keringanan
biaya pengisian listrik di SPKLU, insentif membeli skuter listrik. Berdasarkan studi internal
yang dilakukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tingkat efisiensi kendaraan listrik khususnya
sepeda motor listrik dan mobil listrik rata-rata 80-85 persen lebih tinggi dibandingkan dengan
kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran (Internal Combustion Engine atau ICE).
Keuntungan jangka panjang yang didapat tentunya dalam bentuk kualitas lingkungan/alam
yang lebih bersih. Hal itu karena penggunaan kendaraan listrik menghasilkan tingkat emisi
yang rendah. Namun, untuk merubah masyarakat dari menggunakan motor mesin menjadi
motor listrik bukanlah hal yang mudah dikarenakan masih banyaknya tantangan dan ketakutan
dari masyarakat untuk menggunakan motor listrik tersebut. Contohnya: kendaraan yang
kehabisan listrik di tengah jalan dan susah untuk menemukan tempat untuk mengecas atau
mengganti baterai, harga kendaraan listrik yang relatif lebih mahal daripada kendaraan mesin,
jika terjadi masalah pada mesin maka akan susah untuk memperbaikinya dikarenakan belum
banyak bengkel untuk kendaraan listrik.

Anda mungkin juga menyukai