Pendahuluan
Teknologi SPBKLU
Kendaraan bermotor listrik dianggap masih punya kelemahan besar dalam hal
pengisian daya yang memakan waktu sampai berjam-jam. Durasi mengisi baterai
mobil listrik sebenarnya beragam, tergantung pada kapasitas baterai dan daya aliran
listrik yang digunakan. Namun secara umum pengisian baterai mobil listrik memang
butuh waktu yang tidak sebentar, apalagi jika dibandingkan dengan mengisi bahan
bakar selayaknya kendaraan pembakaran internal. Keluhan atas lamanya durasi
pengisian daya baterai listrik kini sudah terpecahkan. Menggunakan sistem ganti
baterai, kendaraan bermotor listrik yang kehabisan daya bisa mendapatkan lagi
tenaganya hanya dalam waktu dua menit.
Ada beberapa hal yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi dari BSS-
B2TKE agar bisa menuju ke tahap komersial/produksi massal, antara lain:
1. Melakukan pengujian-pengujian lanjutan dari pengujian di lab ke pengujian di
kondisi lingkungan yang sebenarnya; hasil uji harus menunjukkan seluruh
komponen pada mesin swap batere berfungsi dengan baik .(layak secara
teknis).
2. Mereviu dan melakukan perbandingan dengan produk pesaing, sehingga bisa
melakukan perbaikan atau mengadopsi keunggulan produk pesaing.
3. Melibatkan pihak manufaktur/pabrik yang akan memproduksi BSS untuk
melakuan penilaian/review. Pabrik kemudian menyetujui dan menerima hasil
pengujian laboratorium
4. Melakukan pengukuran terhadap kinerja sistem teknologi pada lingkungan
operasional yang sebenarnya
5. Menyusun desain Teknik dan mengidentifikasi peralatan, metode dan proses
pabrikasi, termasuk kebutuhan investasinya.
6. Melakukan pengujian mesin BSS dan peralatan dalam lingkungan produksi,
Dalam rangka menarik masyarakat untuk beralih dan tertarik pada kendaraan
listrik dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, vendor, agen pemegang merek,
konsumen, jaringan, dan perusahaan pembiayaan. Bentuk dukungan pemerintah
berupa regulasi dan infrastruktur. Untuk konsumen diperlukan edukasi yang intens
secara konsisten sehingga tercipta transisi yang baik dalam kesiapan konsumen
menggunakan motor listrik secara aman dan nyaman.
Beberapa contoh model bisnis yang telah diterapkan pada pada pada perusaan
terkait kendaraan listrik roda dua yaitu PT. AHM, PT. Swap Energy, PT. Oyika
Indonesia dan PT WIMA.
PT. AHM yang memproduksi Honda PCX Electric yang menerapkan model
bisnis bagi konsumen dengan konsep business to business (B2B) untuk membantu
dan memenuhi kebutuhan operational perusahaan tersebut. Konsumen B2B melalui
mekanisme sistem penyewaan dalam paket lengkap baik sepeda motor listrik maupun
elemen pendukungnya (complete package). Konsumen B2B yang tertarik menyewa
difasilitasi oleh perusahaan penyewaan yang ditunjuk dalam jangka waktu sesuai yang
disepakati bersama.
Model bisnis yang PT. SWAP Energy dengan produk utama berupa baterai,
sedangkan motor listrik dihargai lebih murah agar masyarakat mau beralih ke
kendaraan linstrik. Untuk produk kendaraan motor telah tersedia jeni2 motor listrik
ayng sesuai SNI Sedangkan pemasarannya berupa franchise dengan sistem profit
sharing.