Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS : ILMU KOMUNIKASI


PROGRAM STUDI / JENJANG : ILMU KOMUNIKASI / S1

Nomor Dokumen ...........................


Tanggal Efektif 1 Maret 2020

ASESMEN UJIAN AKHIR SEMESTER


P051720005 / KOMUNIKASI KREATIF MULTIPLATFORM

Tahun Akademik / Semester : 2022-2023 / Gasal

Hari / Tanggal : Sabtu / 7 Januari 2023

Ruang / Waktu : CA 115 / WIB 14.30-16.30(120 menit)

Dosen : Dr. Emilia Bassar., M.Si


Dr. Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom

SKS : 3 (tiga)

Asesmen CPMK (CPL) : CPMK 2,3,4,5,6 (CPL 12,21)

Instruksi Peserta Ujian:


1. Kumpulkan laporan soft copy yang diketik pada format power point (Ppt) dan word.
2. Isi tugas:
 Melakukan SWOT/PEST/PESTLE/5Cs/Gap Anaylisis (pilih salah satu).
 Memetakan isu dan pemangku kepentingan.
 Menyusun strategi komunikasi yang dimulai dengan SMART Objectives dan
dilanjutkan dengan target khalayak, pesan kunci, media dan taktik komunikasi (PESO
Model).
 Merancang pengukuran dan evaluasi program komunikasi.
3. Bahan presentasi dibuat dengan menarik dan kreatif.
 Cantumkan referensi (daftar pustaka).
4. Dikerjakan secara individu

Jika Anda tidak bisa mematuhi instruksi di atas, maka bisa dianggap sebagai tindakan
menyontek atau tidak jujur dan akan dicatat sebagai aktivitas yang mencurigakan.
Kendaraan Listrik Berbasis Baterai
PT Wijaya Karya (WIKA)

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perkembangan penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicles (EV)


berkembang dengan cepat dan tidak bisa dihindari (Sidabutar, 2020). EV dalam
berbagai bentuk sudah gencar diperkenalkan di beberapa negara. Namun, adopsi EV
masih sangat rendah dibandingkan dengan kendaraan bermesin pembakaran internal
atau internal combustion engine (ICE). Di negara-negara yang sudah memperkenalkan
EV, seperti China, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Swiss, dan Korea Selatan,
penjualan EV di masing-masing negara masih di bawah 5% dari total penjualan
kendaraan.

Di Indonesia, battery electric vehicle (BEV) telah diperkenalkan oleh beberapa


pabrikan ternama yang juga kerap disebut sebagai KBLBB (Kendaraan Bermotor
Listrik Berbasis Baterai). Namun pengadopsiannya masih terbatas pada segelintir
orang mengingat harga kendaraan masih sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh
sebagian besar pengendara mobil. Selain itu, ketersediaan infrastruktur publik untuk
stasiun pengisian baterai masih sangat terbatas (Dharmawan dkk, 2021).

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 55


Tahun 2019 untuk mempercepat pengembangan ekosistem bisnis kendaraan listrik
(Pratiwi dkk, 2020). Ekosistem ini akan mencakup infrastruktur stasiun pengisian
daya, penyedia bahan baku nikel, produsen baterai, pembuat komponen, dan
perakit/produsen EV.

Beberapa investor asing telah menyatakan minatnya untuk menjadi pemain


penting dalam ekosistem bisnis kendaraan listrik di Indonesia. Keseriusan Pemerintah
Republik Indonesia dan minat investor asing untuk mengembangkan industri
kendaraan listrik tidak lepas dari besarnya pasar mobil di Indonesia. Di Indonesia,
kendaraan roda empat masih menjadi produk idaman masyarakat. Terdapat beberapa
keuntungan menggunakan kendaraan listrik yaitu: tidak bising, lebih hemat, hemat
pajak, mengurangi ketergantungan bahan bakar dan pengisian bahan bakar lebih
mudah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya menyadarkan masyarakat agar beralih
kepada kendaraan listrik.

Penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai juga didukung oleh peraturan


pemerintah dan peraturan menteri. Ada beberapa aturan yang mengatur tentang
kendaraan listrik ini yaitu:

Jenis
No Nama aturan Perihal Dampak untuk KBLBB
Aturan

Instruksi Penggunaan Kendaraan Mendukung penggunaan KBLBB


Presiden Bermotor Listrik Berbasis sebagai kendaraan dinas
(Inpres) Nomor Baterai (Battery Electric
7 Tahun 2022 Vehicle) sebagai Kendaraan
Dinas Operasional dan/atau
Kendaraan Perorangan Dinas
Instansi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Peraturan presisden

Peraturan Percepatan Program kendaraan Mempercepat produksi KBLBB


1 Presiden No. 55 Bermotor Listrik Berbasis
Tahun 2019 Baterai.

Peraturan Barang Kena Pajak yang PPnBM suatu kendaraan tidak


Pemerintah (PP) Tergolong Mewah Berupa lagi ditentukan dari bentuk atau
Nomor 73 Kendaraan Bermotor yang spesifikasi kendaraan, tapi
Tahun 2019 Dikenai Pajak Penjualan atas berdasarkan emisi gas buang
Barang Mewah (PPnBM) yang dihasilkannya. Maka
KBLBB akan sangat diuntungkan
sebab tidak menghasilkan emisi
gas buang sama sekali.

2 Peraturan Spesifikasi, Peta Jalan Dibuat agar pengembangan


Menteri Pengembangan, dan Ketentuan kendaraan listrik berbasis baterai
Peraturan Menteri

Perindustrian Penghitungan Nilai Tingkat di Indonesia dapat mencapai


Nomor 6 Tahun Komponen Dalam Negeri Tingkat Komponen Dalam
2022 Kendaraan Bermotor Listrik Negeri (TKDN) sesuai yang
Berbasis Baterai (Battery ditentukan Kementerian
Electric Vehicle).. Perindustrian

Peraturan Penyediaan Infrastruktur Mengatur soal infrastruktur


Menteri Pengisian Listrik untuk pengisian daya utama KBLBB
(Permen) Energi Kendaraan Bermotor Listrik seperti Stasiun Pengisian
dan Sumber Berbasis Baterai Kendaraan Listrik Umum
Daya Mineral (SPKLU) dan Stasiun Penukaran
(ESDM) Nomor Baterai Kendaraan Listrik Umum
13 Tahun 2020 (SPBKLU).

Peraturan Kendaraan Tertentu dengan Mengatur kewajiban dan hak


Menteri Menggunakan Penggerak Motor pengguna kendaraan-kendaraan
(Permen) Listrik. listrik ketika berada di jalanan
Perhubungan umum
Nomor 45
Tahun 2020

Peraturan Penghitungan Dasar Pengenaan Mengatur Pajak Kendaraan


Menteri Pajak Kendaraan Bermotor dan Bermotor (PKB) untuk kendaraan
(Permen) Dalam Bea Balik Nama Kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
Negeri Nomor 8 Bermotor
Tahun 2020

Peraturan Konversi Sepeda Motor dengan Menjelaskan tentang cara


Menteri Penggerak Motor Bakar konversi yang dapat dilakukan
(Permen) Menjadi Sepeda Motor Listrik dengan mengubah komponen
Perhubungan Berbasis Baterai. baterai, sistem baterai
Nomor 65 manajemen, penurunan tegangan
Tahun 2020 arus searah, motor listrik,
controller, inlet pengisian baterai,
dan peralatan pendukung lainnya.

Peraturan Konversi Kendaraan Bermotor Mengatur proses konversi


Menteri Selain Sepeda Motor Dengan kendaraan selain sepeda motor
(Permen) Penggerak Motor Bakar
Perhubungan Menjadi Kendaraan Bermotor
Nomor 15 Listrik Berbasis Baterai.
Tahun 2022

Melihat upaya pemerintah yang serius dalam penggunaan kendaraan listrik berbasis
baterai ini, maka sudah saatnya masyarakat perlu mendapatkan lebih banyak
pengetahuan tentang kendaraan jenis ini. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah upaya
kampanye untuk memperkenalkan kendaraan listrik berbasis baterai.

1.2 Pemetaan Isu


Terdapat beberapa isu yang masih beredar terkait penerapan battery electric
vehicles. Isu pertama yaitu tentang daya tahan dan keamanan baterai. Baterai adalah
komponen pokok kendaraan listrik sebagai sumber suplay energy (Yuono, 2018).
Meski beberapa pabrikan mengklaim bahwa baterai yang digunakan dapat bertahan
sangat lama, namun menurut beberapa penelitian, kinerja baterai mobil listrik
umumnya akan menurun ketika penggunaan telah mencapai di atas 3 tahun. Tak
hanya itu, di negara 4 musim, banyak yang mengeluhkan bahwa kemampuan baterai
akan menurun drastis di suhu yang ekstrim dingin. Selain itu, meski pabrikan sudah
menjamin keamanan pada baterai, namun ada beberapa kasus mencatat bahwa baterai
rentan mengalami kerusakan yang menyebabkan terbakar atau meledak. Meski kasus
tersebut sudah semakin jarang terjadi seiring pengembangan yang dilakukan oleh
pabrikan kendaraan.

Kedua, jangkauan jarak terbatas dan ketersediaan stasiun pengisian listrik.


Umumnya mobil elektrik dapat berjalan rata-rata antara 200 hingga 400 kilometer
dalam sekali pengisian bahan bakar. Angka tersebut tentu tak masalah jika hanya
untuk kebutuhan komuter. Namun ketika akan digunakan untuk jarak jauh, maka perlu
penyesuaian kebiasan dan persiapan yang agar tak mengganggu perjalanan. Kendala
kendaraan listrik memang pada daya jelajahnya yang terbatas (Linggasari dkk, 2016).
Selain itu, pengisian baterai membutuhkan waktu yang tak sedikit. Hal ini diperparah
dengan ketersediaan stasiun pengisian listrik hingga pengisian fast charging yang
masih terbatas. Sebagai gambaran, dengan menggunakan charger konvensional,
pengisian baterai dari kondisi kosong hingga penuh, membutuhkan waktu antara 6
hingga 12 jam.

Ketiga, dukungan servis dan mekanik. Layaknya kendaraan pada umumnya,


mobil listrik perlu mendapatkan perawatan berkala. Secara garis besar, perawatan
berkala pada mobil elektrik ini tak berbeda jauh dengan mobil konvensional. Namun
pada beberapa sektor seperti baterai dan motor listrik, memang membutuhkan
dukungan teknis, spare part serta mekanik yang berkualifikasi. Di banyak negara, hal
tersebut masih terbatas dan hanya tersedia pada kota besar saja.
Salah satu perusahaan yang aktif memproduksi kendaraan listrik di Indonesia
adalah PT. Wijaya Karya (WIKA). Perusahaan ini juga tentu menghadapi isu-isu di
atas. Walaupun demikian, perusahaan ini tetap terus melakukan produksi dan
pengembagan. Kendaraan Gesits merupakan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk. atau WIKA yang bekerja sama dengan PT Gesits Technologies Indo.
Kementerian BUMN berencana untuk menambah suntikan modal untuk pabrik motor
listrik Gesits yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat untuk mempercepat pembentukan
ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan
peningkatan kapasitas produksi pabrikan Gesits yang diharapkan dapat berdampak
signifikan pada upaya percepatan ekosistem kendaraan listrik nasional.

Dari penjelasan di atas, dapat dibentuk tabel isu dan stakeholder sebagai berikut:

Tabel 1. Issue and stakeholder engagement tabel di PT Wijaya Karya (WIKA)

Stakeholder
engagement spectrum
Engagement
No Issue Stakeholders
Level of Level of method/approach
Power Interest
(L/M/H) (L/M/H)
1 Harga per unit H M - pemerintah melakukan  Pemerintah
yang tinggi
subsidi kendaraan listrik  PT Wijaya Karya
- produksi dengan alat (WIKA)

dan bahan yang relatif


rendah

2 Tempat M M - pemerintah  Pemerintah


pengisian
baterai masih menyediakan stasiun  PT Wijaya Karya
terbatas pengisian baterai di titik (WIKA)

krusial
- pemerataan
pembangunan stasiun
pengisian baterai
3 Waktu H H - produsen melakukan  PT Wijaya Karya
charging yang
lama inovasi fast charging dan (WIKA)
dapat tahan lama
- meningkatkan kualitas
daya tahan dan
keamanan baterai

4 Jarak H H - pemerintah  Pemerintah


jangkauan
kendaraan menyediakan stasiun  PT Wijaya Karya
yang terbatas pengisian baterai (WIKA)

- produsen melakukan
inovasi pada kendaraan

5 Harga baterai H M - pembangunan  Pemerintah


yang tinggi perusahaan khusus  PT Wijaya Karya
baterai kendaraan listrik (WIKA)

di dalam negeri  Perusahaan


Kendaraan
- perlu adanya kolaborasi
listrik dalam
dan kerjasama dari negeri
semua pihak agar
menekan harga baterai
pada kendaraan listrik

6 Minimnya M M - Mendatangkan tenaga  Pemerintah


dukungan ahli dari luar negeri  PT Wijaya Karya
servis dan - Meningkatkan SDM di (WIKA)
mekanik perusahaan
Berdasarkan pemetaan isu di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang perlu
dijawab yaitu:

1. Bagaimana penerapan battery electric vehicles di Indonesia?


2. Bagaimana strategi komunikasi dalam mempromosikan battery electric vehicles di
Indonesia?

2. Methodology

Pada bagian ini membahas tentang metode atau cara yang digunakan penulis
untuk menjawab permasalahan yang ada. Terdapat beberapa pendekatan yang
digunakan oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah di atas. Pertama, untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama, penulis menggunakan analisis SWOT
yaitu meninjau dari segi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dari sebuah penerapan kendaraan listrik
berbasis baterai. Kedua, penulis menyusun strategi komunikasi yang dimulai dengan
SMART Objectives dan dilanjutkan dengan target khalayak, pesan kunci, media dan
taktik komunikasi (PESO Model) guna menjawab rumusan masalah yang kedua. Pada
bagian ini, penulis juga merancang pengukuran dan evaluasi program komunikasi.

3. Hasil Analisis

3.1 SWOT analysis of battery electric vehicles

No Indikator SWOT Hasil analisis


1 Strengths  Lebih sedikit kebisingan yang dihasilkan saat
beroperasi
 Lebih hemat bahan bakar
 Hemat pajak
 Mengurangi ketergantungan bahan bakar
 Pengisian bahan bakar lebih mudah.
 Pengurangan emisi gas beracun dan rumah kaca
ke atmosfir secara langsung

2 Weaknes  Biaya modal awal yang tinggi


 Waktu pengisian ulang yang lebih lama
 Tempat pengisian baterai masih terbatas
 Jarak jangkauan masih terbatas
 Harga baterai masih tinggi

3 Opportunity  Memiliki peluang bisnis yang baik untuk masa


depan.
 Peningkatan infrastruktur untuk pengisian ulang
 Kemajuan dalam smart grid dan hukum
lingkungan

4 Threats  Fluktuasi harga BBM dan listrik


 Kemajuan teknologi untuk mesin pembakaran
internal
 Pembuangan baterai setelah masa pakainya
berakhir
 Kekhawatiran yang berkaitan dengan
keselamatan

3.2 Penyusunan strategi komunikasi

Strategi komunikasi disusun dan diawali dengan SMART Objectives dan


dilanjutkan dengan target khalayak, pesan kunci, media dan taktik komunikasi (PESO
Model).

3.2.1 SMART Objectives

Tujuan yang SMART adalah tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan terikat waktu. SMART goal setting memastikan bahwa semua sasaran
kita mencakup semua elemen kunci untuk memaksimalkan keberhasilan penetapan
sasaran.
a. Spesific

Saat menetapakan tujuan dari kampanye ini, kami memiliki tujuan yang jelas
dan spesifik. beberapa pertanyaan ketika menentukan kampanye yang akan dibuat.

Pertanyaan Kampanye

Tujuan apa yang ingin dicapai Merubah penggunaan kendaraan


konvensional menjadi kendaraan listrik
berbasis batera

siapakah target khalayaknya Publik yang aktif dalam media sosial

Lokasi Kampanye Media sosial dan media cetak online

Berapa lama perubahan perilaku akan mulai dari tahun Januari 2023 - s/d
terjadi Januari 2024

tindakan apa yang harus diambil oleh beralih pada kendaraan listrik berbasis
target khalayak baterai

b. Measurable (Terukur)

Milikilah tujuan yang terukur di mana dapat memantau dan monitoring setiap
kemajuan yang ada. Dengan melakukan hal ini dapat tetap fokus dalam memenuhi
setiap tenggat waktu dan lebih antusias ketika semakin dekat dengan tujuan yang ingin
dicapai.

c. Achievable (dapat dicapai)

Tujuan atau target yang dimiliki harus realistis dan mengetahui bagaimana
cara tujuan atau target tersebut dapat diwujudkan dengan kemampuan, sumber daya
dan peluang yang dimiliki. maka saat menentukan tujuan atau target melihat dari
source yang dimiki dan bagaimana cara untukmencapai tujuan dan seberapa realistis
tujuan itu bisa dicapai dengan kondisi saat ini.

d. Relevant (Relevan)

Tujuan kampanye haruslah relevan dengan misi perusahaan. Paling tidak,


tujuan tersebut mencerminkan satu atau lebih dari nilai inti perusahaan. Untuk
memastikan proyek memberikan hasil yang diharapkan, harus dipastikan bahwa setiap
tujuan proyek konsisten dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

e. Time-bound / Timely (Tepat waktu)

Dalam membuat kampanye pastikan target atau tenggat waktu jalan nya
kampanye tersebut. Dengan kata lain, kampanye harus diselesaikan dengan tepat
waktu.

3.2.2 Pesan Utama

Penerapan kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia dapat


dikampanyekan melalui pesan utama yaitu "penggunaan kendaraan ramah lingkungan
untuk masa depan Indonesia". Pesan utama ini disusun berdasarkan tujuan untuk
memperkenalkan kendaraan listrik berbasis baterai yang ramah lingkungan. Pesan
utama ini juga sebagai bentuk dukungan dari program pemerintah yang terus
mendorong penggunaan kendaraan listrik.

3.2.3 Khalayak sasaran


Sasaran kampanye dari penerapan kendaraan listrik berbasis baterai ini adalah
publik atau masyarakat Indonesia. Publik telah mengikuti perkembangan teknologi
yang semakin maju, maka secara spesifik target dari kampanye ini adalah masyarakat
yang aktif dalam sosial media.
3.2.4 Media dan Strategi atau Taktik komunikasi

a. Target khalayak
Publik yang aktif dalam media social

b. Pesan kunci
Penggunaan kendaraan ramah lingkungan untuk masa depan Indonesia

c. Media
Media sosial dan media cetak online

d. Taktik komunikasi
Gini Dietrich merupakan seorang CEO perusahaan komunikasi pemasaran
yang terintegrasi, menawarkan sebuah model baru yang dapat digunakan oleh
perusahaan dalam menangkap berbagai jenis media di era digital saat ini. Model
tersebut dikenal dengan nama PESO model. Model PESO mengambil empat jenis
media yaitu: paid media, earned media, shared media, dan owned media yang
kemudian semua jenis media tersebut dapat digabungkan (Kurniawan, 2020).

1) Paid Media
Menjelaskan penempatan konten pada media dan platform yang harus dibayar
perusahaan, misalnya spanduk, iklan bergambar, PPC, iklan, dan sponsor.

2) Earned Media
Merupakan media yang memiliki konten tentang perusahaan yang secara sukarela
dipublikasikan di platform oleh orang lain, misalnya sebagai artikel di portal topik,
blog, atau surat kabar online.

3) Shared Media
Berbicara mengenai konten perusahaan yang secara sukarela dibagikan oleh pengguna
lain melalui media sosial, di mana konten tersebut dikomentari dan dibahas.
Perusahaan memiliki pengaruh yang sangat kecil dalam hal ini, pengaruh terbesar ada
pada publik. Media ini memiliki persamaan dengan earned media yang diterima,
bentuk media ini juga harus “diperoleh”.

4) Owned Media
Terdiri dari publikasi konten pada platformnya sendiri yang dikendalikan oleh
perusahaan, seperti situs webnya sendiri, blog perusahaan, atau saluran media
sosialnya sendiri
Tabel 2. PESO model

PESO Model Aktivitas #1 Aktivitas #2 Aktivitas #3

Melakukan survey Membentuk keputusan Melakukan


penempatan konten terhadap platform pembayaran terhadap
Paid
tentang kendaraan yang akan digunakan platform yang dipilih
listrik berbasis baterai
Melakukan penelitian Mencari target media
Mempublikasikan
tentang perusahaan untuk produk dan perusahaan
dan produk mempublikasikan pada platform seperti
Earned
kendaraan listrik produk dan
artikel, portal topik,
berbasis baterai perusahaan blog, atau surat kabar
online
Mempublikasikan Publik menilai produk Publik menentukan
produk dan yang dimiliki pilihan untuk memakai
Shared
perusahaan pada perusahaan produk
platform online
Perusahaan Perusahaan membuat Perusahaan mengelola
melakukan research platform seperti blog dan mengendalikan
Owned
terhadap produk atau website platform perusahaan
perusahaan secara penuh

3.2.5 Pengukuran dan evaluasi program komunikasi.

a. Kegiatan pengukuran dan evaluasi program komunikasi


Terdapat beberapa kegiatan selama pengukuran dan evaluasi program
komunikasi, diantaranya:
1) Menentukan tujuan komunikasi menggunakan riset.

Riset berperan penting dalam membantu pekerjaan Public Relation (PR) terutama
untuk mengidentifikasi tujuan program komunikasi. PR dapat melakukan analisis
segmentasi audiens yang paling berpengaruh bagi organisasi, dan berbagai hal yang
dibutuhkan oleh mereka. Maka, dengan data tersebut PR dapat menentukan arah
program komunikasi.

2) Membuat pengukuran yang dapat mengidentifikasi output, outtakes, dan impact.

Pengukuran dan evaluasi program komunikasi tidak selalu berbicara mengenai hasil
dan angka. Lebih dari itu, PR dapat membahas mengenai perkembangan yang terjadi,
dampak jangka panjang komunikasi, serta faktor pendukung yang berpengaruh
terhadap kampanye komunikasi.

3) Outcomes dan impact harus dapat diidentifikasi untuk stakeholders dan audiens.

Dalam menganalisis dampak program komunikasi terhadap audiens, tidak selalu


berbicara mengenai keuntungan dan penjualan, tetapi program komunikasi yang
dilakukan dapat berdampak terhadap perilaku audiens dan reputasi perusahaan.

4) Menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur program


komunikasi.

Pengukuran program harus terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
dalam pengukuran program komunikasi. Antara lain, hasil survei audiens, engagement
media sosial. Sedangkan untuk kualitatif meliputi sentimen audiens, wawancara
audiens dan stakeholder.

5) AVE bukan inti dari pengukuran komunikasi.

Advertising value equivalency (AVE) tidak disarankan untuk digunakan pada


pengukuran program komunikasi, karena AVE hanya menganalisis seputar seberapa
besar liputan media dan biaya yang dikeluarkan. Justru, hal yang perlu dilakukan PR
adalah melihat kualitas dari liputan dan dampak yang diberikan.
6) Menggunakan kanal daring dan luring untuk pengukuran komunikasi

Praktisi PR masa kini harus sadar akan penggunaan teknologi dalam strategi
komunikasi. Gunakan berbagai macam saluran untuk menyebarkan pesan organisasi,
dan atur target masing-masing kanal, serta, evaluasi kualitas dan kuantitas seluruh
saluran digital yang digunakan.

7) Menggunakan data yang transparan.

Pastikan dalam melakukan pengukuran dan evaluasi, berpijak pada integritas dan
kejujuran. PR harus menggunakan data yang sudah pasti tervalidasi kebenarannya. PR
juga perlu memastikan proses pengukuran dan evaluasi berjalan dengan transparan
tanpa ada hal yang disembunyikan.

b. AMEC Framework
Pengukuran berbasis AMEC berfokus pada tiga hal: output, outtakes, dan outcome
(South dkk, 2019). Berikut gambaran kerangka kegiatan dari program komunikasi
terkait kendaraan listrik berbasis baterai

Public Relation (PR)

Output: Outtakes:
Outcome:
Apa yang Apa yang audiens
Efek komunikasi
dikeluarkan oleh lakukan selama
yang dilakukan PR
PR untuk target komunikasi dengan
terhadap audiens
audiens PR

Gambar 1. AMEC Framework


4. Pembahasan
Penerapan battery electric vehicles di indonesia memiliki peluang yang bagus
untuk masa depan. Terdapat beberapa keuntungan dalam menerapkan battery electric
vehicles, khususnya dapat menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan. Hal ini
juga sangat membantu indonesia untuk menepis isu isu lingkungan yang beredar di
seluruh dunia. Walaupun demikian, penerapan battery electric vehicles di Indonesia
masih perlu dimaksimalkan dengan pembangunan fasilitas yang merata. Beberapa
fasilitas stasiun pengisian baterai masih hanya terpusat di kota besar. Dapat
dibayangkan ketika setiap daerah memiliki stasiun pengisian baterai, maka pemilik
kendaraan dapat melakukan pengisian ulang daya baterai tanpa perlu khawatir untuk
mencari stasiun terdekat dan hal ini tentu juga akan menambah jarak jangkau
kendaraan listrik.
Pemerintah kini gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai
kendaraan dinas, sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 7/2022.
Bahkan, pemerintah menargetkan produksi sepeda motor listrik sebanyak dua juta unit
yang siap mengaspal di Indonesia pada 2025 mendatang. Hal ini juga dapat
menambah peluang bagi penerapan kendaraan listrik di Indonesia.
Para stakeholder juga saat ini terus berupaya memperkenalkan produk
kendaraan listrik melalui strategi komunikasi smart objectives. Strategi komunikasi ini
memiliki tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu.
Secara spesifik, komunikasi ditujukan agar dapat menarik perhatian publik terhadap
kendaraan listrik berbasis baterai. Komunikasi juga dilakukan secara terukur dengan
mempertimbangkan segala aspek baik itu keterlibatan pihak lain dan pihak konsumen.
Stakeholder memasang tujuan atau goal dalam setiap komunikasi yang pada dasarnya
tujuan itu dapat dicapai melalui komunikasi. Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan
sebuah pemasangan tujuan yang realistis atau sesuai keadaan di lapangan ketika
melakukan komunikasi. Komunikasi juga perlu dilakukan berdasarkan waktu yang
disediakan karena setiap stakeholder memiliki waktu yang terbatas untuk melakukan
komunikasi. Komunikasi yang dilakukan ini tentu diharapkan dapat menghasilkan
efek yang positif terhadap minat publik untuk menggunakan kendaraan listrik berbasis
baterai.

5. Kesimpulan
Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpukan bahwa kendaraan listrik
berbasis baterai dapat membuka peluang bisnis yang baik untuk kemajuan Indonesia.
Terdapat beberapa keuntungan (strenghts) dari penggunaan kendaraan listrik, namun
para stakeholder masih memiliki kendala (weakness) dari produk ini. Kendala yang
ada dalam penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai ini masih bisa tangani
dengan berbagai upaya inovasi dari stakeholder. Oleh karena itu, kendaraan listrik
berbasis baterai harus memiliki startegi komunikasi yang tepat agar pihak khalayak
dapat menerima keberadaan kendaraan ini.
Daftar Pustaka

Dharmawan, I.P., Kumara, I. N. S., Budiastra, I. N. (2021). Perkembangan


Infrastruktur Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Di Indonesia. Jurnal
SPEKTRUM, Vol 8 (3).

Kurniawan, I. (2020). Retrived from: https://sis.binus.ac.id/2020/08/26/peso-model/


diakses pada: 4 Januari 2023.

Linggasari, Y. R., Suhartono, E., Adam, K. B. (2016). Rancang Bangun Bidirectional


Converter Menggunakan Kontrol Proportional-integral Untuk Sistem
Pengereman Regeneratif. eProceedings of Engineering, 3 (1).

Pratiwi, A. A., Wibawa, B. M., Baihaqi, I. (2020). Identifikasi Sepeda Motor Listrik
Terhadap Niat Membeli: Kasus di Indonesia. Jurnal Sains dan Seni ITS, 9 (1),
D34-D39.

Sidabutar, V. T. P. (2020). Kajian pengembangan kendaraan listrik di Indonesia:


prospek dan hambatannya. Jurnal Paradigma Ekonomika, 15 (1), 21-38.

South, A., Bailey, J., Parmar, M. K. B., Vale, C. L. (2019). Effectiveness and
acceptability of methods of communicating the results of clinical research to
lay and professional audiences: protocol for a systematic review. Systematic
reviews, 8 (1), 1-8.

Yuono, A. T. (2018). Desain Skuter Elektrik Pribadi Sebagai Penunjang Mobilitas


Office Worker Untuk Masyarakat Perkotaan. Skripsi: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
1 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

Anda mungkin juga menyukai