SKS : 3 (tiga)
Jika Anda tidak bisa mematuhi instruksi di atas, maka bisa dianggap sebagai tindakan
menyontek atau tidak jujur dan akan dicatat sebagai aktivitas yang mencurigakan.
Kendaraan Listrik Berbasis Baterai
PT Wijaya Karya (WIKA)
1. Pendahuluan
Jenis
No Nama aturan Perihal Dampak untuk KBLBB
Aturan
Melihat upaya pemerintah yang serius dalam penggunaan kendaraan listrik berbasis
baterai ini, maka sudah saatnya masyarakat perlu mendapatkan lebih banyak
pengetahuan tentang kendaraan jenis ini. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah upaya
kampanye untuk memperkenalkan kendaraan listrik berbasis baterai.
Dari penjelasan di atas, dapat dibentuk tabel isu dan stakeholder sebagai berikut:
Stakeholder
engagement spectrum
Engagement
No Issue Stakeholders
Level of Level of method/approach
Power Interest
(L/M/H) (L/M/H)
1 Harga per unit H M - pemerintah melakukan Pemerintah
yang tinggi
subsidi kendaraan listrik PT Wijaya Karya
- produksi dengan alat (WIKA)
krusial
- pemerataan
pembangunan stasiun
pengisian baterai
3 Waktu H H - produsen melakukan PT Wijaya Karya
charging yang
lama inovasi fast charging dan (WIKA)
dapat tahan lama
- meningkatkan kualitas
daya tahan dan
keamanan baterai
- produsen melakukan
inovasi pada kendaraan
2. Methodology
Pada bagian ini membahas tentang metode atau cara yang digunakan penulis
untuk menjawab permasalahan yang ada. Terdapat beberapa pendekatan yang
digunakan oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah di atas. Pertama, untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama, penulis menggunakan analisis SWOT
yaitu meninjau dari segi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dari sebuah penerapan kendaraan listrik
berbasis baterai. Kedua, penulis menyusun strategi komunikasi yang dimulai dengan
SMART Objectives dan dilanjutkan dengan target khalayak, pesan kunci, media dan
taktik komunikasi (PESO Model) guna menjawab rumusan masalah yang kedua. Pada
bagian ini, penulis juga merancang pengukuran dan evaluasi program komunikasi.
3. Hasil Analisis
Tujuan yang SMART adalah tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan terikat waktu. SMART goal setting memastikan bahwa semua sasaran
kita mencakup semua elemen kunci untuk memaksimalkan keberhasilan penetapan
sasaran.
a. Spesific
Saat menetapakan tujuan dari kampanye ini, kami memiliki tujuan yang jelas
dan spesifik. beberapa pertanyaan ketika menentukan kampanye yang akan dibuat.
Pertanyaan Kampanye
Berapa lama perubahan perilaku akan mulai dari tahun Januari 2023 - s/d
terjadi Januari 2024
tindakan apa yang harus diambil oleh beralih pada kendaraan listrik berbasis
target khalayak baterai
b. Measurable (Terukur)
Milikilah tujuan yang terukur di mana dapat memantau dan monitoring setiap
kemajuan yang ada. Dengan melakukan hal ini dapat tetap fokus dalam memenuhi
setiap tenggat waktu dan lebih antusias ketika semakin dekat dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Tujuan atau target yang dimiliki harus realistis dan mengetahui bagaimana
cara tujuan atau target tersebut dapat diwujudkan dengan kemampuan, sumber daya
dan peluang yang dimiliki. maka saat menentukan tujuan atau target melihat dari
source yang dimiki dan bagaimana cara untukmencapai tujuan dan seberapa realistis
tujuan itu bisa dicapai dengan kondisi saat ini.
d. Relevant (Relevan)
Dalam membuat kampanye pastikan target atau tenggat waktu jalan nya
kampanye tersebut. Dengan kata lain, kampanye harus diselesaikan dengan tepat
waktu.
a. Target khalayak
Publik yang aktif dalam media social
b. Pesan kunci
Penggunaan kendaraan ramah lingkungan untuk masa depan Indonesia
c. Media
Media sosial dan media cetak online
d. Taktik komunikasi
Gini Dietrich merupakan seorang CEO perusahaan komunikasi pemasaran
yang terintegrasi, menawarkan sebuah model baru yang dapat digunakan oleh
perusahaan dalam menangkap berbagai jenis media di era digital saat ini. Model
tersebut dikenal dengan nama PESO model. Model PESO mengambil empat jenis
media yaitu: paid media, earned media, shared media, dan owned media yang
kemudian semua jenis media tersebut dapat digabungkan (Kurniawan, 2020).
1) Paid Media
Menjelaskan penempatan konten pada media dan platform yang harus dibayar
perusahaan, misalnya spanduk, iklan bergambar, PPC, iklan, dan sponsor.
2) Earned Media
Merupakan media yang memiliki konten tentang perusahaan yang secara sukarela
dipublikasikan di platform oleh orang lain, misalnya sebagai artikel di portal topik,
blog, atau surat kabar online.
3) Shared Media
Berbicara mengenai konten perusahaan yang secara sukarela dibagikan oleh pengguna
lain melalui media sosial, di mana konten tersebut dikomentari dan dibahas.
Perusahaan memiliki pengaruh yang sangat kecil dalam hal ini, pengaruh terbesar ada
pada publik. Media ini memiliki persamaan dengan earned media yang diterima,
bentuk media ini juga harus “diperoleh”.
4) Owned Media
Terdiri dari publikasi konten pada platformnya sendiri yang dikendalikan oleh
perusahaan, seperti situs webnya sendiri, blog perusahaan, atau saluran media
sosialnya sendiri
Tabel 2. PESO model
Riset berperan penting dalam membantu pekerjaan Public Relation (PR) terutama
untuk mengidentifikasi tujuan program komunikasi. PR dapat melakukan analisis
segmentasi audiens yang paling berpengaruh bagi organisasi, dan berbagai hal yang
dibutuhkan oleh mereka. Maka, dengan data tersebut PR dapat menentukan arah
program komunikasi.
Pengukuran dan evaluasi program komunikasi tidak selalu berbicara mengenai hasil
dan angka. Lebih dari itu, PR dapat membahas mengenai perkembangan yang terjadi,
dampak jangka panjang komunikasi, serta faktor pendukung yang berpengaruh
terhadap kampanye komunikasi.
3) Outcomes dan impact harus dapat diidentifikasi untuk stakeholders dan audiens.
Pengukuran program harus terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
dalam pengukuran program komunikasi. Antara lain, hasil survei audiens, engagement
media sosial. Sedangkan untuk kualitatif meliputi sentimen audiens, wawancara
audiens dan stakeholder.
Praktisi PR masa kini harus sadar akan penggunaan teknologi dalam strategi
komunikasi. Gunakan berbagai macam saluran untuk menyebarkan pesan organisasi,
dan atur target masing-masing kanal, serta, evaluasi kualitas dan kuantitas seluruh
saluran digital yang digunakan.
Pastikan dalam melakukan pengukuran dan evaluasi, berpijak pada integritas dan
kejujuran. PR harus menggunakan data yang sudah pasti tervalidasi kebenarannya. PR
juga perlu memastikan proses pengukuran dan evaluasi berjalan dengan transparan
tanpa ada hal yang disembunyikan.
b. AMEC Framework
Pengukuran berbasis AMEC berfokus pada tiga hal: output, outtakes, dan outcome
(South dkk, 2019). Berikut gambaran kerangka kegiatan dari program komunikasi
terkait kendaraan listrik berbasis baterai
Output: Outtakes:
Outcome:
Apa yang Apa yang audiens
Efek komunikasi
dikeluarkan oleh lakukan selama
yang dilakukan PR
PR untuk target komunikasi dengan
terhadap audiens
audiens PR
5. Kesimpulan
Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpukan bahwa kendaraan listrik
berbasis baterai dapat membuka peluang bisnis yang baik untuk kemajuan Indonesia.
Terdapat beberapa keuntungan (strenghts) dari penggunaan kendaraan listrik, namun
para stakeholder masih memiliki kendala (weakness) dari produk ini. Kendala yang
ada dalam penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai ini masih bisa tangani
dengan berbagai upaya inovasi dari stakeholder. Oleh karena itu, kendaraan listrik
berbasis baterai harus memiliki startegi komunikasi yang tepat agar pihak khalayak
dapat menerima keberadaan kendaraan ini.
Daftar Pustaka
Pratiwi, A. A., Wibawa, B. M., Baihaqi, I. (2020). Identifikasi Sepeda Motor Listrik
Terhadap Niat Membeli: Kasus di Indonesia. Jurnal Sains dan Seni ITS, 9 (1),
D34-D39.
South, A., Bailey, J., Parmar, M. K. B., Vale, C. L. (2019). Effectiveness and
acceptability of methods of communicating the results of clinical research to
lay and professional audiences: protocol for a systematic review. Systematic
reviews, 8 (1), 1-8.