Anda di halaman 1dari 10

HASIL RISET INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR LISTRIK

A. REGULASI

Regulasi terkait Industri Kendaraan Bermotor Listrik diatur dalam beberapa peraturan

perundang-undangan yang terpisah yaitu:

1. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2020 tentang Kendaraan Bermotor


Listrik Berbasis Baterai Dalam Keadaan Terurai Lengkap Dan Keadaan Terurai
Tidak Lengkap;
2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta
Jalan Pengembangan, Dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam
Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle)
3. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Penyedian Infrastruktur Pengisian Listrik Untuk Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai.
Dalam Riset ini yang dimaksud dengan:

1. Kendaraan Bermotor Listrik berbasis abaterai yang selanjutnya disebut sebagai KBL
berbasis baterai adalah kendaaraan yang digerakan dengan motor listrik dan
mendapatkan pasokan sumber daya tenaga listrik dari baterai secara langsung
dikendaraan maupun dari luar.
2. KBL Berbasis baterai dalam keadaan terurai lengkap (Completely knocked down)
yang selanjutnya disebut KBL Berbasis CKD adalah kendaraan bermotor yang
diimpor dalam keadaan terurai dan lengkap sebagai KBL berbasis Baterai
3. KBL berbasis baterai dalam keadaan terurai tidak lengkap (Incompletely knocked
down) yang selanjutnya disebut KBL berbasis baterai IKD adalah kendaraan bermotor
diimpor dalam keadaan terurau dan tidak lengkap sebagai sebuah KBL berbasis
baterai
4. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum yang selanjutnya disebut SPKLU adalah
sarana pengisian energi listrik untuk KBL berbasis baterai untuk umum
5. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang selanjutnya disingkay IUPTL adalah izin
untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.
6. Izin Uasha Jasa Penunjang Tenaga Listrik yang selanjutnya disingkat IUJPTL adalah
izin untuk melakikan usaha jasa penunjang tenaga listrik.
7. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang selanjutnya disingkat RUPTL adalah
rencana pengadaan tenaga listirk meliputi bidang pembangkitan, transmisi, distribusi,
dan/atau penjualan tenaga listrik kepada konsumen dalam suatu wilayah usaha.

B. KBLI

KBLI 29101 - Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih

Kelompok ini mencakup usaha pembuatan atau perakitan kendaraan bermotor untuk

penumpang atau barang, seperti sedan, jeep, truck, pick up, bus dan stasion wagon dan

sejenisnya dengan menggunakan mesin piston pembakaran dalam bolak-balik cetus api atau

berputar, mesin piston bolak balik nyala kompresi (diesel atau semi diesel), atau motor listrik

untuk penggerak. Termasuk pembuatan kendaraan untuk keperluan khusus, seperti mobil

pemadam kebakaran, mobil toko, mobil penyapu jalan, ambulans, mobil salju, mobil golf,

kendaraan amfibi, perpustakaan mobil (travelling libraries), mobil berlapis baja, lori

pencampur beton dan ATV, go cart, mobil balap dan sejenisnya. Kelompok ini juga

mencakup usaha pembuatan mesin kendaraan bermotor, chasis mesin dan industri

pembangunan kembali mesin kendaraan bermotor.

Tingkat Risiko: Menengah Tinggi

Parameter: PMA

PB UMKU: Surat keterangan pengecualian berlokasi di kawasan industri dan Verifikasi

teknis perizinan berusaha industri

C. MANUFAKTUR

Terkait proses manufaktur perusahaan industri KBL berbasis baterai wajib melakukan proses

manufaktur di dalam negeri terhadap:

 KBL Berbasis Baterai CKD untuk KBL roda 4 atau lebih


 KBL Berbasis Baterai IKD untuk KBL roda 4 atau lebih
 KBL Berbasis Baterai CKD untuk KBL roda 2 atau 3.
KBL berbasis baterai CKD untuk KBL berbasis roda empat atau lebih harus mencakup

komponen utama berupa:

 Bodi, kabin, dan/atau sasis;


 Baterai; dan
 Sistem Penggerak (drive train)
Proses manufaktur terhadap KBL berbasis Baterai CKD roda 4 atau lebih paling sedikit harus

meliputi:

 Perakitan (assembling); dan


 Pengujian dan pengendalian mutu.
Proses manufaktur terhadap KBL berbasis Baterai IKD paling sedikit harus meliputi:

Paling sedikit 2 dari kegiatan berikut:

 Pencetakan bodi;
 Penyambungan bodi;
 Pengecatan bodi;
 Pembuatan dan/atau perakitan kabin;
 Pembuatan dan/atau perakitan sasis;
 Pembuatan dan/atau perakitan motor listrik;
 Pembuatan dan/atau perakitan gardan;
 Pembuatan dan/atai perakitan baterai;
 Perakitan (assembling) dan;
 Pengujian dan pengendalian mutu.
KBL berbasis baterai CKD untuk KBL berbasis baterai roda dua atau tiga harus mencakup

komponen utama berupa:

 Rangka dan/atau bodi;


 Baterai; dan
 Sistem penggerak (drive train)
Proses manufaktur terhadap KBL berbasis Baterai CKD roda 2 atau 3 paling sedikit harus

meliputi:
 Perakitan (assembling); dan
 Pengujian dan pengendalian mutu.
Perlu dicatatat bahwa perusahaan industrI KBL dalam melakukan proses manufaktur

terhadap KBL berbasis baterai IKD sebagaimana dimaksud diatas wajib paling sedikit

menggunakan 1 komponen utama dari dalam negeri. Serta KBL berbasis baterai hasil proses

manufaktur sebagaimana dimaksud penjelasan diatas (pasal 10, pasal 11, dan Pasal 12

Permenperin Nomor 28 Tahun 2020) harus memenuhi spesifikasi KBL berbasis baterai

sebagaimana diatur dalam Permenperin Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan

Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri

Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

D. IMPOR

Terkait regulasi impor, perusahaan industrI KBL berbasis baterai dapat melakukan impor

atas:

 KBL berbasis baterai CKD dan/atau


 KBL berbasis baterai IKD

Selain importasi dalam bentuk diatas, perusahan industry KBL berbasis baterai juga dapat

melakukan impor komponen. Perusahaan industry KBL berbasis baterai roda empat atau

lebih dapat melakukan import dalam bentuk KBL berbasis baterai CKD dan/atau KBL

berbasis baterai IKD. Sedangkan Perusahaan industry KBL berbasis roda dua atau tiga dapat

melakukan impor dalam bentuk KBL berbasis baterai CKD.

Selain importasi dengan bentuk sebagaimana dimaksud diatas, KBL berbasis baterai CKD

dan KBL berbasis baterai IKD harus memenuhi ketentuan:

 Industri KBL berbasis baterai roda empat atau lebih berlaku sesuai ketentuan
sebagaimana diatur dalam Permenperin mengenai industri kendaraan bermotor roda
empat atau lebih dan;
 Industri KBL berbasis baterai roda dua atau tiga berlaku sesuai ketentuan
sebagaimana diatur dalam Permenperin mengenai industri kendaraan bermotor.

Importasi KBL berbasis baterai CKD dan KBL berbais IKD dilakukan berdasarkan Surat

Persetujuan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal. Perusahaan industry KBL berbasis

baterai mengajukan permohonan surat persetujuan sebagaimana dimaksud diatas secara

elektronik kepada Direktur Jenderal melalui SIINas.

Permohonan diajukan dengan mengunggah dokumen persyaratan berupa:

 Daftar peralatan produksi;


 Rencana impor KBL berbasis baterai CKD, KBL Berbasis Baterai IKD, atau
komponen yang dikecualikan dari KBL berbasis baterai IKD untuk KBL berbasis
baterai roda empat atau lebih selama 1 tahun
 Realisasi produksi atas impor KBL berbasis baterai CKD, KBL berbasis IKD atau
komponen yang dikecualikan dari KBL Berbasis Baterai IKD untuk KBL berbasis
baterai roda empat atau lebih yang telah dilakukan

Dalam hal pelaksanaan proses manufaktur dilakukan melalui kontrak kerja sama dalam

bentuk subkontrak, permohonan dilengkapi dengan surat perjanjian subkontrak.

Dalam hal permohonan surat persetujuan diajukan untuk KBL berbasis baterai IKD dokumen

permohonan disertai dengan surat penetapan yang diperoleh dari SIINas.

Permohonan sebagaimana dimaksud diatas menggunakan formulir sesuai format A pada

bagian lampiran Permenperin Nomor 28 Tahun 2020.

Setelah permohonan diajukan, Direktur Jenderal melakukan pemeriksaan terhadap

permohonan yang meliputi:

 Legalitas perusahaan
 Rencana dan realisasi impor
 Rencana dan realisasi produksi
 Rencana proses pengujian serta pengendalian mutu
Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud diatas, Direktur Jenderal menerbitkan

surat persetujuan atau penolakan secara elektronik. Surat persetujuan berlaku selama satu

tahun setelahh diterbitkan.

Perusahaan Industri KBL berbasis baterai yang telah memperoleh Surat Persetujuan wajib

menyampaikan laporan realisasi impor dan realisasi produksi secara elektronik kepada

Direktur Jenderal melalui SIINas. Laporan disampaikan tiap 6 bulan sejak diterbitkannya

surat persetujuan. Laporan ditembuskan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea Cukai.

E. Infrastruktur Pengisian Listrik KBL

Fasilitas pengesian ulang paling sedikit terdiri atas:

(1) Peralatan Catu Daya Listrik;


(2) Sistem control arus, tegangan, dan komunikasi dan;
(3) Sistem proteksi dan keamanan; dan/atau
(4) Fasilitas penukaran baterai.

Pengisian ulang sebagaimana dimaksud angka 1,2 dan 3 diatas dilakukan pada instalasi

Listrik Privat dan/atau SPKLU. Fasilitas penukaran baterai pada angka 4 merupakan

SPBKLU sebagai tempat penukaran baterai KBL berbasis baterai.

Instalasi listrik privat sebagaimana dimaksud diatas terdiri atas:

 Instalasi Listrik Privat yang digunakan untuk pengisian listrik angkutan umum; dan
 Instalasi Listrik Privat yang digunakan untuk pengisian listrik selain angkutan umum.

Instalasi listrik privat untuk pengisian listrik angkutan umum tidak memerlukan IUPTL.

Instalasi listrik privat berokasi di kantor pemerintah pusat dan kantor pemerintah daerah serta

hunian atau perumahan. Instalasi listrik pribat dapat berlokasi selain sebagaimana dimaksud
diatas sepenajng untuk pengisian energi listrik KBL berbasis baterai untuk kepentingan

sendiri dan tidak untuk diperjualbelikan.

Instalasi listrik privat memiliki kriteria antara lain sebagai berikut;

 Alat pengukur dan pembatas dapat dilengkapi dengan kemampuan membaca aliran
listrik di luar waktu beban puncak;
 Kapasitas daya tersambung dari PT PLN mampu melakukan pengisian ulang untuk
KBL berbasis baterai; dan
 Titik hubung sirkuit akhir untuk jalur khusus penyaluran suplai daya bagi catu daya
listrik pengisian ulang untuk KBL berbasis baterai harus terkonfigurasi tunggal.

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik umum disediakan oleh badan usaha SPKLU bagi

pemilik KBL berbasis baterai, sebelum menjalankan usaha pengisian ulang untuk KBL

berbasis baterai, setiap SPKLU harus mendapatkan nomor indentitas SPKLU. Untuk

mendapatkan nomor identitas SPKLU badan usaha menyampaikan data dan skema dan lokasi

SPKLU secara tertulis kepada Menteri melalui Direktur Jendral.

Format surat penyampaian data skma dan lokasi SPKLU sebagaimana dimaksud diatas

tercantum dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Penyediaan

Infrastruktur Pengisian Listrik Untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

Badan Usaha SPKLU sebagaimana dimaksud diatas merupakkan Badan Usaha pemegang

IUPTL terintegrasi atau pemegang IUPTL penjualan yang memiliki wilayah usaha untuk

melakukan penjualan tenaga listrik di SPKLU. Badan usaha SPKLU harus memiliki SPKLU

yang berlokasi di lebih dari 1 provinsi.

Badan usaha yang melakukan kegiatan usaha SPKLU harus mendapatkan:

 Penetapan wilayah usaha;


 Pengesahan RUPTL; dan
 IUPTL terintegrasi atau IUPTL penjualan.
Hal tersebut diatas dilakukan sesuai dengan kententuan peraturan perundang-undangan di

Bidang Ketenagalistrikan.

Sekma usaha yang digunakan dalam menjalankan usaha pengisian ulang untuk KBL berbasis

baterai dapat berupa:

Badan Usaha SPKLU pemegang IUPTL terintegrasi:

 Sebagai pemilik SPKLU menyediakan dan menjual tenaga listrik di SPKLIU serta
mengoprasikan SPKLU (provide, own, self operated)
 Sebagai pemilik SPKLu menyediakan dan menjual tenaga listrik di SPKLU yang
dioperasikan oleh pemegang IUJPTL bidang pengoprasian (provide, own, privately
operated)
 Menyediakan dan menjual tenaga listrik di SPKLU yang dimiliki dan dioperasikan
oleh pemegang IUJPTL bidang pengoperarisan (provide, privately owned and
operated)
 Menyediakan dan menjual tenaga listrik di SPKLU yang disewa dari mitra dan
mengoperasikan SPKLU (provide, lease, self operated)
 Menyediakan dan menjual tenaga listrik si SPKLU yang disewa dari mitra dan
dioperasikan oleh pemegang IUJPTL bidang pengoperasian (provide, lease , privately
operated)

Badan Usaha SPKLU pemegang IUPTL penjualan:

 Sebagai pemilik SPKLU membeli tenaga listrik dari pemegang IUPTL terintegrasi
dan menjual tenaga listrik di SPKLU serta mengoperasikan SPKLU (retail, own, self
operated)
 Sebagai pemilik SPKLUI membeli tenaga listrik dari pemegang IUPTL terintegrasi
dan menjual tenaga listrik SPKLU yang dioperasikan oleh pemegang IUJPTL bidang
pengoperasian (retail, own, privately operated)
 Membeli tenaga listrik dari pemegag IUPTL terintegrasi dan menjual tenaga listrik di
SPKLU yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemegang IUJPTL pengoperasian
(retaoil, privately owned and operated)
 Membeli tenaga listrik dari pemegang IUPTL terintegrasi dan menjual tenaga listrik
di SPKLU yang disewa dari mitra dan mengoperasikan SPKLU (retail, lease, self
operated)
 Membeli tenaga listrik dari pemegang IUPTL terintegrasi dan menjual tenaga listrik
di SPKLU yang disewa dari mitra dan dioperasikan oleh pemegang IUJPTL bidang
pengoperasian (retail, lease, privately operated)

SPKLU disediakan dilokasi dengan kriteria:

 Mudah dijangkau oleh pemilik KBL berbasis baterai;


 Disediakan tempat parker khusus SPKLIU; dan
 Tidak mengganggu keamanan, keseamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas.

Serta untuk mempercepat program KBL berbasis baterai SPKLU disediakan dilokasi:

 Stasiun pengisian bahan bakar umum;


 Stasiun pengisian bahan bakar gas;
 Kantor pemerintah pusat dan kantor pemerintah daerah;
 Tempat perbelanjaan; dan
 Parkiran umum di pinggir jalan raya.

Jenis teknologi pengisian ulang untuk KBL berbasis baterai yang digunakan pada SPKLU,

antara lain:

 Pengisian normal (normal charging)


 Pengisian cepat (fast charging)
 Pengisian ultracepat (ultrafast charging)
 https://www.kemenperin.go.id/perizinan/172/Surat%20Persetujuan%20Impor
%20Kendaraan%20Bermotor%20Listrik%20Berbasis%20Baterai
 http://kiosk.djk.esdm.go.id/index.php/view_detail/726

Anda mungkin juga menyukai