Anda di halaman 1dari 20

Potensi Pengembangan Bisnis BPR-

BPRS Sesuai Undang - Undang


No. 4 Tahun 2023

Jakarta, 23 Februari 2023

Oleh :
Tedy Alamsyah
Ketua Umum Perbarindo
Agenda Pembahasan
1 2

Kondisi Industri BPR - BPRS Potensi Bisnis BPR


Pasca UU No. 4 Tahun 2023

2
BAGIAN 1

Kondisi
Industri BPR - BPRS
Kondisi Industri BPR - BPRS
Kondisi BPR
Kondisi Bisnis
➢ Disruptive Technology ➢ Belum sepenuhnya siap menghadapi arus
➢ Cashless Society perubahan digital
➢ Milineal Customers ➢ Terbatasnya sumber daya
➢ Pandemi Covid-19 ➢ Kebutuhan untuk tetap efisien
Industri BPR – BPRS Yang
Kokoh, Kuat, Berdaya
Saing dan Tumbuh Secara
Sehat Tantangan Bisnis: Tantangan bagi BPR:
❖ Persaingan ❖ Mengadopsi digitalisasi untuk
❖ Inovasi Digital meningkatkan layanan perbankan &
❖ Strategic Partnership kemampuan bersaing
❖ Menanggulangi Pandemi

Serta Memiliki SDM yang Pengembangan Bisnis Yang Tumbuh Secara Sehat dan
handal, kompeten, agile,
dan adaptif Terhadap Penguatan SDM Berbasis Kompetensi
Perubahan Bisnis

Halaman 4
Tantangan
Permodalan Struktural & Peran BPR bagi
Isu Strategis Perekonomian wilayah
▪ Industri BPR dan BPRS
masih didominasi oleh Industri BPR
BPR skala kecil. dan BPRS Kontribusi BPR dan BPRS
▪ Diperlukan permodalan terhadap perekonomian di
BPR dan BPRS yang masing-masing wilayah
memadai untuk provinsi masih relatif rendah,
mendukung daya saing meskipun penyerapan tenaga
BPR dan BPRS di era kerja industry BPR dan BPRS
digital. terbilang cukup baik.
Infrastruktur, Produk & Layanan

Beberapa aspek yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital :


a. Penerapan tata Kelola yang optimal.
b. Kualitas dan kuantitas pengurus SDM yang memadai
c. Infrastruktur TI yang memadai dengan adopsi TI terkini
d. Menajemen risiko termasuk potensi risiko baru
(dampak perkembangan pemanfaatan TI dan kerja sama)
e. Inovasi produk dan layanan yang bersifat consumer centric

Halaman 5
Tantangan BPR/BPRS di Era Digital
“Dalam menghadapi akselerasi transformasi digital di sektor perbankan, BPR/BPRS memiliki sejumlah tantangan baik
dari aspek kebutuhan dan ekspektasi masyarakat, SDM dan infrastruktur, persaingan usaha, maupun kesiapan
menghadapi risiko siber.”

Perubahan kebutuhan dan ekspektasi masyarakat Ketersediaan infrastruktur IT masih


terhadap produk dan layanan perbankan terbatas
Pergeseran perilaku masyarakat yang semakin mengandalkan Biaya investasi dalam rangka penyediaan infrastruktur IT
teknologi menuntut BPR/BPRS untuk mampu menyediakan relatif tinggi sehingga masih menjadi tantangan bagi
produk dan layanan perbankan berbasis digital yang inovatif dan BPR/BPRS untuk melakukan transformasi digital.
variatif, murah, aman, serta mudah diakses di mana saja dan
kapan saja.
Kesiapan menghadapi risiko terkait
Kualitas dan kuantitas SDM perlu ditingkatkan keamanan data dan perlindungan
BPR/BPRS saat ini masih belum mampu bersaing dengan bank konsumen
umum dalam merekrut SDM yang memiliki kompetensi dan Pemanfaatan teknologi serta penyediaan produk dan
kualifikasi yang unggul di bidang IT. layanan perbankan berbasis digital memiliki sejumlah
risiko keamanan seperti kebocoran data dan serangan
siber, sehingga BPR/BPRS dituntut untuk mampu
Persaingan antar lembaga jasa keuangan semakin menyediakan sistem keamanan IT yang andal.
ketat
Persaingan pemberian kredit atau pembiayaan untuk segmen
mikro atau ritel semakin ketat mengingat potensi usaha mikro
yang masih besar. Bank umum maupun fintech menjadi
kompetitor yang cukup berat bagi BPR/BPRS karena produk dan
layanan maupun penguasaan teknologi yang lebih unggul.

Sumber: berbagai sumber, diolah Halaman 6


Peluang BPR/BPRS di Era Digital
“Untuk mengakselerasi transformasi digital di sektor perbankan, BPR/BPRS memiliki berbagai peluang baik dari
aspek loyalitas nasabah, kerja sama dengan fintech, dan pengembangan produk digital.”

Pertumbuhan permintaan terhadap produk dan Hadirnya POJK No. 25 Tahun 2021
layanan perbankan berbasis digital POJK ini memberikan ruang yang besar bagi BPR – BPRS
Pertumbuhan permintaan atas BPR/BPRS yang mampu untuk mengembangkan layanan dan produk yang
menyediakan produk dan layanan perbankan berbasis digital dimilikinya, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
yang inovatif dan variatif, murah, aman, serta mudah diakses di yang dimiliki oleh BPR – BPRS tersebut.
mana saja dan kapan saja.

Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia


Loyalitas nasabah
Masih belum terlambat bagi BPR/BPRS untuk berubah, sebagian
(RP2I) 2021 – 2025 bagi industri BPR dan BPRS
karena nasabah mereka berorientasi pada relationship sehingga
Roadmap BPR- BPRS 2021 – 2025, berisi arah dan acuan
cenderung tetap setia. pengembangan jangka pendek maupun pengembangan struktural
secara bertahap dalam rentang waktu lima tahun. Arah
pengembangan jangka pendek ditujukan untuk mengoptimalkan
Peluang kerja sama dengan fintech peran BPR dan BPRS dalam mempercepat proses pemulihan
Perbarindo telah menginisiasi agar BPR/BPRS melakukan ekonomi akibat dampak pandemi Covid – 19 di daerah atau
kerjasama dengan fintech. Tahap awal, kerjasama yang disiapkan wilayahnya. Arah pengembangan struktural ditujukan untuk
adalah pola channeling dimana BPR/BPRS akan jadi super lender memperkuat industri BPR dan BPRS agar memiliki daya tahan
dan fintech akan bertindak untuk mengakuisisi borrower. Untuk (resiliensi) yang lebih kuat, daya saing yang lebih tinggi, dan
memitigasi risiko, keduanya juga akan menggandeng kontribusi yang lebih optimal dalam memberikan akses keuangan
bagi masyarakat dan UMK di daerah atau wilayahnya
perusahaan asuransi dalam hal penjaminan kredit.

Sumber: berbagai sumber, diolah Halaman 7


Overview Kinerja Industri BPR
Perkembangan Total Aset, Kredit dan DPK BPR
Komposisi DPK Industri BPR Komposisi Kredit Industri BPR (Miliar Rupiah)
(Miliar Rupiah) (Miliar Rupiah) 129.295
Pandemi Covid-19
126.944 116.580 182.302
∆ 8.23%
117.006 108.784 110.770 168.443 (yoy)
106.151 98.220 155.075
102.538 149.623
89.482
91.956 47.2% 135.693 ∆
81.684 129.295
84.861 74.807 125.945 10.91%
68.4% 113.501 116.580 (yoy)
75.725 108.784 110.770
67.266 101.713 98.220
7.9% 89.482 126.944
81.684 117.006 ∆ 8.49%
48.6% 74.807 102.538 106.151 (yoy)
68.8% 91.956
6.5%
84.861
75.725
44.9% 67.266
31.6% 44.8%
31.2%

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Dec-22


2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Dec-22
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Dec-22
Modal Kerja Investasi Konsumsi Total Kredit
Tabungan Deposito DPK
Total Aset Kredit DPK

Risiko Kredit Ketahanan Bank Profitabilitas Perkembangan Jaringan Kantor BPR


Sebaran BPR berdasarkan
NPL Gross (%) CAR (%) ROA (%) Bentuk Badan Hukum 1.758 1.798 1.820 1.892
1.605 1.636 1.682
1.561
6,72 7,89 32,15 30,76 1,78 1,74
Dec-21 Dec-22
Badan Hukum Jumlah BPR 1.637 1.633
Dec-21 Dec-22 Dec-21 Dec-22 1.619 1.597 1.545 1.506 1.468 1.441
PT 1.362
NPL Net (%) LDR (%) BOPO (%) PD 65
4,37 5,23 73,67 75,83 83,61 83,66 Koperasi 14
Dec-21 Dec-22 Dec-21 Dec-22 Dec-21 Dec-22 Total 1.441 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Dec-22
Kantor Pusat Kantor Cabang
8

Data posisi Desember 2022, DPIP OJK, diolah.


Overview Kinerja Industri BPR
Sebaran BPR berdasarkan Modal Inti Perkembangan Jumlah BPR
1.637 1.633 1.619 1.597
Jumlah BPR Pemenuhan Modal Inti BPR 35
1.545 1.506 1.468 1.442 (-195 BPR)
1.442 Modal Inti Rp 3-6 M : 281 BPR
158
87 (+52 BPR)
Modal Inti < Rp 3 M : 111 BPR 279 (+121 BPR)
BPR Modal Inti 87 BPR (-368 BPR)
> Rp 50 M BPR
6,0%
Skala Besar 1.444
BPR Modal Inti 279 BPR
34
1.076
Modal inti
Rp 15 M - 50 M 19,3%
> Rp 100 M
BPR

BPR Modal Inti 1.076 BPR Total Aset


19
< Rp 15 M 74,6% > Rp 1 T
BPR 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Dec-22

Data Jumlah BPR posisi November 2022, DPIP OJK, diolah. BPRKU 1 BPRKU 2 BPRKU 3 Jumlah BPR

Perizinan BPR dalam Sistem Pembayaran Penyelenggaraan ATM oleh BPR

15 Telah memiliki izin


sebagai Penyedia
Jasa Pembayaran
36 Di 18 KR/KOJK
telah memiliki
BPR Kategori 1 BPR ATM.

*) 1 BPR belum beroperasi Total ATM sebanyak 282 unit, sebagian besar
diselenggarakan secara mandiri

Sumber : Bank Indonesia Data posisi Oktober 2022, EDW OJK


BAGIAN 2

Potensi Bisnis BPR


Pasca UU No. 4 Tahun 2023
UU No. 4 Tahun 2023 Tentang
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SEKTOR KEUANGAN
Hal-hal yang memperkuat Industri BPR dalam UU PPSK
a. Perubahan nama dari Bank Perkreditan Rakyat menjadi
Bank Perekonomian Rakyat
b. Perluasan fungsi dan kegiatan usaha BPR sebagai
lembaga intermediasi
c. Pengaturan kerjasama Bank Umum dan BPR, baik dalam pembiayaan
UMKM maupun sebagai lembaga pengayom.
d. BPR - BPRS Bisa Melakukan Go Public
e. BPR dapat membeli sebagian atau seluruh Agunan, baik melalui
pelelangan maupun di luar pelelangan, Bila Nasabah Debitur tidak
memenuhi kewajibannya
f. BPR Bisa Melakukan Penggabungan dengan LKM
g. Pemilik dan Pemegang Saham BPR tetap Warga Negara Indonesia atau
Badan Hukum Indonesia.
h. Pembinaan dan Pengawasan Bank dilakukan oleh OJK.
Dampak Bisnis Perubahan Nama Dan Definisi BPR
Dampak Perubahan Nama
UU No. 10 Tahun 1998 UU PPSK Bidang 1. Arti Perekonomian lebih luas dibandingkan
perkreditan, sehingga kesan BPR hanya memberikan
Tentang Perbankan Perbankan “kredit” terdilusi.
2. Peran intermediasi dapat optimal, karena branding
Bidang Perbankan “perekonomian” jauh lebih menjual dibandingkan
Pasal 1 Pasal 1 perkreditan.
3. Perubahan nama membangun energi positif pada
Ayat 4 SDM BPR, sehingga dapat meningkatkan semangat
Ayat 4 dan motivasinya untuk berjuang pada Industri BPR.
Bank Perkreditan Rakyat Bank Perekonomian Rakyat
adalah bank yang yang selanjutnya disingkat BPR Dampak Perubahan Definisi
melaksanakan kegiatan usaha adalah Bank yang 1. Terbuka ruang yang luas, bagi BPR dalam melakukan
secara konvensional atau melaksanakan kegiatan usaha pengembangan produk pembayaran.
berdasarkan Prinsip Syariah secara konvensional atau 2. BPR dapat leluasa mengembangkan produk berbasis
yang dalam kegiatannya tidak berdasarkan prinsip syariah
ATM, Mobile banking dan layanan digital lainnya yang
memberikan jasa dalam lalu yang dalam kegiatannya tidak
terhubung dengan sistem pembayaran
lintas pembayaran memberikan jasa dalam lalu
3. Perluasaan layanan tentu akan berimbas pada
lintas giral secara langsung
meluasnya masyarakat yang dilayani oleh BPR,
sehingga kinerja BPR dapat meningkat.

Halaman 12
Perluasan Fungsi dan Peran BPR
Pasal 13
Ayat 1
Kegiatan usaha BPR meliputi:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan berupa Tabungan dan Deposito berjangka dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan;
b. menyalurkan dana dalam bentuk Kredit atau Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah;
c. melakukan kegiatan transfer dana baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan Nasabah;
d. menempatkan dana pada Bank lain, meminjam dana dari Bank lain, atau meminjamkan dana kepada Bank lain;
e. melakukan kegiatan usaha penukaran valuta asing;
f. melakukan penyertaan modal pada lembaga penunjang BPR sesuai dengan pembatasan yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. melakukan kerja sama dengan LJK lain dan kerja sama dengan selain LJK dalam pemberian layanan jasa keuangan kepada
Nasabah;
Kerja sama dengan LJK lain di antaranya mencakup kerja sama pemasaran produk asuransi, pemasaran produk reksa dana,
penyelenggaraan dana pensiun bagi karyawan BPR, penyaluran Kredit secara channeling, dan produk lainnya. Kerja sama
dengan selain LJK di antaranya mencakup kerja sama dengan perusahaan di bidang teknologi informasi dalam
mengembangkan layanan digital.
h. melakukan kegiatan pengalihan piutang; dan/atau
i. melakukan kegiatan lainnya dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
Kegiatan lainnya di antaranya mencakup sistem pembayaran berbasis digital dan penerbitan kartu anjungan tunai mandiri.

Pasal 13 A
Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, BPR dapat memanfaatkan teknologi informasi.
13
Perluasan Fungsi dan Peran BPR
Inovasi Produk & Layanan

Pengembangan produk dan layanan TI yang bersifat customer centric


BPR perlu meningkatkan relevansi terhadap nasabah terkait penyediaan
produk dan layanan. Digitalisasi core business BPR, seperti
• Pembukaan rekening tabungan/deposito secara online
• Pengajuan kredit secara online

Transfer dana
Dapat diselenggarakan melalui kolaborasi dengan pihak lain, a.l.
Inovasi Produk & fintech payment, Penyedia Jasa Pembayaran/PJP dan bank umum
Layanan sebagai bank induk pada GPN
• Kebutuhan • Produk & layanan yang
nasabah ✓ Fungsional disediakan oleh BPR
ATM
• Value yang ✓ Reliable • Value yang dapat
Untuk memfasilitasi kebutuhan nasabah terhadap uang cash secara
diharapkan ✓ Useable diberikan oleh BPR
lebih mudah. ATM dapat digunakan model card based maupun
nasabah ✓ Understandable cardless.
Layanan terkait sistem pembayaran, a.l.:
Apa yang perlu dilakukan BPR? • Payment point melalui kerja sama dengan biller
• Pembayaran berbasis QRIS melalui kerja sama dengan
BPR melakukan analisis terkait kebutuhan dan value yang dibutuhkan penyelenggara QRIS
nasabahnya • Agen pemasar dari penerbit uang elektronik (BPR e-cash)
BPR mengevaluasi kemampuan pengembangan produk & layanan sesuai Mobile banking, dengan pengembangan pada beberapa fitur:
dengan strategi bisnis BPR financial planning untuk nasabah
Pengembangan super-apps BPR yang disesuaikan dengan
Desain pengembangan produk & layanan segmen nasabah BPR

14
Perluasan Fungsi dan Peran BPR

Kolaborasi dengan Pihak Lainnya


BPR dapat berkolaborasi dengan pihak lainnya…
Tipe kolaborasi yang dapat diimplementasikan BPR:

Inovasi
Keuangan Bank Umum
Digital

Fintech Penyelenggara
Lending Jasa
Pembayaran
(PJP) Non-Bank

Kolaborasi untuk Kolaborasi untuk Kolaborasi untuk


meningkatkan kualitas mengembangkan alternatif mengembangkan solusi yang
obyek (produk & solusi) solusi yang dapat digunakan seragam dan dapat Penyelenggar
masing-masing BPR untuk beberapa BPR diimplementasikan di seluruh a Penunjang
Perusahaan (PJTI, Biller)
(Fasilitasi Kerjasama BPR (Perbarindo menyediakan BPR
Asuransi
dengan Vendor) jaringan bersama) (Perbarindo menciptakan
produk bersama BPR e-cash)

Kolaborasi dengan pihak-pihak lainnya dapat dikembangkan untuk membentuk suatu E-Commerce
ekosistem yang disesuaikan dengan strategi bisnis dan segmen utama BPR..

15

15
Pengaturan Kerjasama BPR dengan Bank Umum

Sinergi Bank
Umum
dan BPR

Pemberdayaan UMKM dalam


kerangka Financial Incusion

Peningkatan kontribusi
pembiayaan sektor perbankan
Ultimate
Peningkatan
kepada UMKM Goals jumlah UMKM
yang terlayani
Peningkatan Daya Saing BPR dengan suku bunga
kompetitif

Halaman 16
Pengaturan Kerjasama BPR dengan Bank Umum

Meningkatkan peran BPR Mendorong peningkatan


sebagai bank fokus pada peran Bank Umum terhadap
komunitas lokal pemberdayaan sektor riil
(Community Bank)

Kontribusi terhadap pembiayaan UMKM


dan pengembangan ekonomi regional/nasional

Optimalisasi Kerjasama BU - BPR

• Pooling of funds • Liquidity mismatch


• Financial assistance • Fasilitas dana bergulir
• Technical assistance • Linkage Program
BPR Bisa Melakukan Go Public
Ketentuan BPR Bisa melakukan Go Public tentun akan memperluas akses sumber pendanaan/permodalan, sehingga BPR akan lebih kuat untuk
menghadapi tantangan eksternal & struktural, tetapi pengaturan teknis sebaiknya ditujukan pada Badan Hukum Indonesia (BHI) pemilik BPR – BPRS dapat
melakukan go public. Sedangkan bagi BPR – BPRS yang Pemegang Sahamnya Personal, non WNI atau asing bisa memilikinya dengan batasan jumlah
kepemilikan tertentu.

Kepemilikan BPR oleh Badan Hukum Indonesia Go Public BPR perlu memiliki “daya tarik” yang
baik sehingga dapat menarik minat
Alternatif Perluasan Kepemilikan BPR investor dengan cakupan yang lebih luas
BPR perlu menjaga kualitas yang baik dan
memadai dalam penerapan aspek-aspek sbb:
WNI BHI* Tata Kelola
*Dalam hal BPR dimiliki oleh BHI go public Manajemen Risiko
Bebas fraud
Peluang perluasan akses • Memerlukan harmonisasi dengan peraturan Kinerja keuangan
permodalan bagi pemilik BPR perundang-undangan yang berlaku Strategi keberlangsungan bisnis BPR
berbadan hukum
Peluang pengambilalihan BPR • Pengendalian potensi kepemilikan asing
dengan masalah keuangan oleh BHI secara tidak langsung dengan memenuhi
go public kriteria
✓ bersifat temporer dan fluktuatif
Dapat meningkatkan penerapan tata ✓ tidak diakui memenuhi unsur
kelola yang baik pada BPR dengan pengendalian dan tidak dicatat dalam
PSP merupakan BHI go public anggaran dasar

Halaman 18
Peran Strategis Perbarindo

Demand Side Strategi Pengembangan BPR - BPRS Supply Side


Bisnis Kapasitas • UU No. 4 Tahun
• Kapasitas SDM ➢ Peningkatan kompetensi melaui 2023
➢ Positioning BPR – BPRS • Roadmap
• Permodalan yang di wilayahnya
sertifikasi profesi sesuai level
SDM Pengembangan BPR
memadai ➢ Sinergi dengan Bank ➢ Peningkatan Tata Kelola,
• Optimalisasi TI dan Umum, vendor TI, manajemen risiko dan – BPRS 2021 - 2025
produk layanan Asuransi dan lain – lain kepatuhan (GRC) • Mitra vendor TI,
➢ Optimalisasi ➢ Pemanfaatan aplikasi perbankan dan
• Akses terhadap pengembangan digital pendukung dalam operasional
program Pemerintah yang telah dilakukan (credit scoring, data dukcapil,
lainnya
(dana desa, KUR dan oleh Perbarindo (BPR E- dll) • LSP LKM Certif
cash, BPR Digi, dan lain ➢ Peningkatan literasi digital
PEN) –lain) ➢ Membina hubungan baik
➢ Berperan aktif dalam dengan Regulator dan
Program PEN Pemerintah
➢ Sinergi dengan fintech ➢ Menjaga kebersamaan dengan
Pelaku Industri BPR – BPRS

Perbarindo berperan sebagai Inisiator dan Fasilitator untuk


mewujudkan Industri BPR – BPRS Tangguh dan Berdaya Saing

Anda mungkin juga menyukai