Nama Kelompok :
JURUSAN AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya paper yang
berjudul "Manajemen & Perkembangannya". Paper ini telah kami susun semaksimal dan
sebaik mungkin sebagai tanggung jawab kami dalam menyelesaikan tugas pengantar
manajemen yang diberikan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan paper ini. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa karena kurangnya pengalaman dan
pengetahuan kami. Oleh karena itu kami terbuka dan mengharapkan segala saran dan kritik
yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki paper ini menjadi lebih baik
lagi kedepannya. Akhir kata kami berharap semoga paper tentang manajemen dan
perkembangannya ini dapat bermanfaat maupun menginsinpirasi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang banyak
dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, memiliki tingkat emisi gas rumah kaca yang
cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), tingkat pencemaran udara di beberapa kota di Indonesia telah melampaui
ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk
mengurangi emisi gas buang dari kendaraan agar tingkat pencemaran udara di
Indonesia dapat berkurang. Kendaraan menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam
emisi gas rumah kaca tersebut. Dengan populasi kendaraan yang semakin meningkat,
penting untuk mencari alternatif transportasi yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan, salah satunya adalah kendaraan listrik.
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui tarif insentif pajak terhadap kendaraan listrik berbasis baterai.
2. Untuk mengetahui manfaat pemberian insentif pajak terhadap penggunaan kendaraan
listrik berbasis baterai.
3. Untuk mengetahui pemberian insentif pajak terhadap kendaraan listrik berbasis
baterai.
D. Manfaat
Pemerintah mulai memberlakukan insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau
KBLBB secara bertahap untuk mendorong penggunaan massal kendaraan tersebut.
Pemberian insentif sepeda motor listrik dimulai per 20 Maret 2023. Adapun insentif untuk
mobil listrik diharapkan mulai 1 April 2023.
Adapun pada 2024 bantuan diberikan untuk 600.000 motor listrik baru dan 150.000 motor
konversi dengan kebutuhan anggaran Rp 5,25 triliun. Insentif motor listrik baru akan dikelola
Kementerian Perindustrian, sedangkan konversi motor dikelola oleh Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral.
Insentif motor listrik baru akan diberikan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Persyaratannya, pelaku UMKM tersebut harus terdaftar sebagai penerima kredit
usaha rakyat (KUR), penerima bantuan produktif usaha mikro (BPUM). Insentif juga
diberikan untuk penerima subsidi upah dan subsidi listrik 450-900 VA.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk produsen penyalur insentif motor listrik
adalah diproduksi di Indonesia dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40
persen. Produsen juga dilarang menaikkan harga jual selama masa pemberian bantuan
pemerintah tersebut.
Dalam rangka penguatan ekosistem KBLBB dan investasi, pemerintah juga memberikan
insentif perpajakan untuk bus listrik. Bus listrik dengan TKDN di atas 20-40 persen diberikan
insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 5 persen sehingga PPN yang dibayar menjadi 6
persen.
Sri Mulyani menambahkan, pemerintah juga memberikan sejumlah insentif dari sisi
perpajakan untuk mobil listrik. Insentif untuk mobil listrik diberikan selama perkiraan masa
pakainya akan mencapai 32 persen dari harga jual, sedangkan motor listrik sebesar 18 persen
dari harga jual.
Adapun pemberian insentif fiskal untuk penguatan industri KBLBB meliputi tax holiday
hingga 20 tahun sesuai dengan nilai investasi industri kendaraan bermotor dan komponen
utamanya, industri logam dasar hulu, termasuk industri pengolahan hasil tambang (smelter)
nikel dan produksi baterai.
Selain itu, super-deduksi hingga 300 persen atas biaya penelitian dan pengembangan di
bidang pembangkit tenaga listrik, baterai dan alat listrik. Insentif lainnya, pembebasan PPN
atas barang tambang, termasuk biji nikel, yang termasuk bahan baku pembuatan baterai.
Pembebasan PPN juga diberikan atas impor dan perolehan barang modal berupa mesin dan
peralatan pabrik untuk industri kendaraan bermotor listrik.
Insentif juga diberikan berupa Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil
listrik dalam negeri beserta program Kementerian Perindustrian sebesar nol persen, lebih
rendah dibandingkan kendaraan nonlistrik yang dikenai PPnBM 15 persen. Bea masuk mobil
yang diimpor dalam kondisi tidak utuh (incompletely knock down) juga sebesar nol persen
serta bea masuk impor mobil yang diimpor dalam komponen lengkap (completely knock
down) sebesar nol persen melalui kerja sama perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan
kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA).
Insentif juga diberikan melalui pajak daerah berupa pengurangan bea balik nama kendaraan
bermotor kendaraan bermotor dan pajak kendaraan motor sebesar 90 persen.
Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, dalam rapat kerja
dengan Komisi VII DPR, mengatakan, terdata baru ada 21 bengkel konversi motor listrik
yang sudah menerima sertifikat dari Kementerian Perhubungan. Sejumlah 21 bengkel
tersebut memiliki kapasitas konversi 1.900 unit per bulan atau 22.800 unit per tahun. Untuk
mendukung program konversi, dibutuhkan 42 bengkel.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida
Mulyana menyatakan siap menyalurkan bantuan pemerintah untuk KBLBB, khususnya untuk
program konversi sepeda motor BBM menjadi motor listrik. Dari sisi pengguna, konversi
motor konvensional ke motor listrik bisa menghemat pengeluaran kurang lebih Rp 2,77 juta
per tahun. Dari pihak pemerintah juga ada penghematan Rp 32,7 miliar per tahun dari
kompensasi BBM pertalite (Kompas, 7/3/2023).
Perpres no 55 tahun 2019
PEMBERIAN INSENTIF
Pasal 17
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan insentif untuk mempercepat
program KBL Berbasis Baterai untuk transportasi jalan.
(2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa insentif fiskal dan insentif nonfiskal.
c. perusahaan industri yang memenuhi TKDN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan
yang melakukan produksi KBL Berbasis Baterai dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9;
d. perusahaan industri komponen KBL Berbasis Baterai sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10;
g. perusahaan industri yang melakukan percepatan produksi serta penyiapan sarana dan
prasarana untuk penggunaan KBL Berbasis Baterai;
i. perusahaan yang menyediakan SPKLU danlatau instansi atau hunian yang menggunakan
instalasi listrik privat untuk melakukan pengisian listrik KBL Berbasis Baterai;