Anda di halaman 1dari 5

Script Kelompok 3

Saripudin: Halo Bapak Ibu Juri, perkenalkan saya Saripudin 


Neng Santi: Saya Neng Santi 
Rurt Laura: Saya Rurt Laura Silalahi
Saripudin: Kami berasal dari …  
Bersama-sama: ARS University   <sambil mengepalkan tangan>

Saripudin: Pada kesempatan ini, kami akan menyampaikan rencana pemasaran dan juga
komunikasi pemasaran dari mobil listrik produk RCAVe.  <Note: yang di-bold biru, harus dibaca
dengan tekanan>

Namun, sebelum itu, mari kita lihat mengapa kita perlu beralih ke mobil listrik. 

Penggunaan bahan bakar minyak, menghasilkan emisi karbon. Kontribusi emisi karbon
terhadap polusi di udara sudah cukup mengkhawatirkan, hal ini tentunya berdampak buruk
pada kesehatan manusia dan lingkungan. Jika dibiarkan terus menerus, emisi karbon juga bisa
mengakibatkan suhu udara meningkat dan menyebabkan pemanasan global. 

Oleh karena itu, perlu upaya mencegah pemakaian emisi karbon yang berlebihan untuk
keberlangsungan hidup yang lebih baik. 

Nah, penggunaan electric vehicle atau mobil listrik, merupakan salah satu yang dapat dilakukan
dalam upaya pengurangan emisi karbon serta penggunaan minyak dan gas. 

RCAVe sendiri, yaitu Research Center for Advanced Vehicle dari UI, telah mempunyai prototype
bus listrik hasil konversi, mobil listrik konversi, dan yang terbaru adalah pengembangan bus full-
electric (yang bukan konversi). 

RCAVe dan partnernya, juga akan memproduksi mobil full-electric yang perlu dipasarkan,
dengan target keluarga atau individu kelas menengah atas. 

Sebelum merancang strategi pemasarannya, mari kita lihat beberapa hasil riset dan referensi
yang terkait. 

Seperti disampaikan oleh Riyanto dkk dari FEB UI pada Januari 2020, mobil listrik mempunyai
biaya operasional yang lebih rendah dari mobil berbahan bakar minyak. Di sisi lain, harga dari
mobil listrik lebih mahal dari harga mobil ber-BBM. 
Namun demikian, apabila penggunaan mobil mencapai 25.000 km per-tahun, maka secara
keseluruhan biaya dari mobil listrik akan lebih murah dibanding mobil berbahan bakar minyak. 

Jadi, cost atau biaya menjadi salah satu faktor penting untuk diperhitungkan. 

Selain itu, kita juga perlu melihat ekosistem mobil listrik ini secara lengkap, mulai dari produksi
baterai, produksi mobil, infrastruktur jaringan listrik, serta penyediaan stasiun pengisian baterai
atau charging station. 

Neng Santi: 
Pemerintah sendiri telah menerbitkan PERPRES nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan
Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk
Transportasi Jalan. 

Dalam peta jalan Kendaraan Listrik Indonesia yang dikeluarkan, pemerintah telah
merencanakan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) secara
bertahap sejumlah 572 di tahun 2021 sampai 31 ribu lebih di tahun 2030. 

Dan juga Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum, mulai dari 3000 SPBKLU di tahun
2021 sampai 67.000 di tahun 2030. 

  

Selain itu, berikut kebijakan di beberapa negara yang dapat dijadikan referensi untuk kebijakan
yang nantinya akan dapat ditetapkan di Indonesia. 

Di China untuk kepemilikan mobil bahan bakar minyak sudah banyak sehingga ada larangan
membeli mobil tersebut, atau setidaknya dipersulit untuk memiliki kendaraan mobil penggerak
bensin. Di Tiongkok ada juga kebijakan, apabila anda membeli mobil EV dengan kecepatan
maksimum tidak melebihi 60 km/jam tidak perlu dilengkapi dengan surat apapun termasuk
tidak perlu membayar pajak. 

Begitu juga dengan US dan Eropa, memiliki kebijakan menghilangkan pajak kendaraan
bermotor, atau bahkan mendapatkan subsidi potongan harga yang diberikan atas kerjasama
kesepakatan antara swasta produsen EV dengan pemerintah.

Di Norwegia ada kebijakan yang terdiri dari pajak kendaraan untuk mesin pembakar, dan
mensubsidi kendaraan listrik. 

Untuk mendorong penggunaan electric vehicle, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Menteri
Keuangan dan Menteri Perdagangan berperan dalam hal pembentukan kebijakan baru dan
pemberian subsidi pada produk electric vehicle. 

Pemerintah juga memerlukan peran serta dan kerjasama dan berbagai pihak. Misalnya untuk
SPKLU yang membutuhkan anggaran besar dan keterlibatan banyak stakeholder. Salah satunya
adalah PLN dalam menyuplai tenaga listrik, yang mana PLN telah menandatangani 20 MOU
dengan mitra strategis baik pihak swasta maupun BUMN dan Kementrian untuk bersinergi
membangun ekosistem kendaraan listrik. 

Rurt Laura: 
Selanjutnya, kita akan masuk ke perencanaan pemasaran.  

Pemasaran merupakan suatu bentuk umum dari sebuah keterkaitan proses tata kelola dengan
arah tujuan untuk mengembangkan strategi bisnis dalam memperoleh pencapaian yang
maksimal. Disini kami menyusun pemasarannya berdasarkan dari beberapa aspek berikut.

Yang pertama adalah STP. 

Segmenting

Geografis = Menargetkan masyarakat metropolitan atau yang tinggal di kota-kota besar

Demografis = Bagi keluarga dan ekonomi kelas menengah keatas

Psikografis = Individu yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki gaya hidup sehat 

Targeting

Menargetkan pasar keluarga dengan ekonomi kelas menengah ke atas yang peduli terhadap
lingkungan.

Positioning
Menempatkan RCAVE menjadi produsen kendaraan bertenaga listrik yang terjangkau di
pasaran, guna mempercepat transisi dari kendaraan bertenaga bensin ke tenaga listrik. 

Yang kedua adalah Marketing mix (4P)

Product (Produk)

Produk RCAVE digolongkan kedalam fully electrified, yaitu mobil listrik bukan konversi yang
sepenuhnya memanfaatkan tenaga listrik dan menghasilkan 0 emisi. 

Place (Tempat)

Produk RCAVE dapat ditemui di pusat produksinya atau di event-event tertentu seperti
pameran otomotif. Selain itu RCAVE juga dapat dibeli secara online, misalnya di e-commerce
seperti Shopee atau Tokopedia.

Price (Harga)

Kisaran harga mobil listrik di pasaran umumnya lebih dari Rp. 400 juta. Dengan menargetkan
pasar pada kelas ekonomi menengah keatas, maka RCAVE dapat menawarkan harga setara
dengan Toyota Innova.  Dan dalam hal ini RCAVE diharapkan untuk lebih menekan harga
produknya agar dapat dijangkau konsumen. 

Promotion (Promosi)

Dalam kegiatan promosinya, RCAVE dapat melakukan berbagai cara yang akan menarik minat
beli konsumen. Seperti memberikan kemudahan dalam pembeliannya, memberi diskon dan
cashback saat pembelian, memberikan jaminan kerusakan atau pelayanan gratis dalam batas
waktu tertentu, membantu dalam pengurusan surat-surat yang dibutuhkan, dsb.  

Saripudin: 
Dan akhirnya kami usulkan komunikasi pemasaran terintegrasi sebagai berikut. 

Pertama adalah melakukan promosi secara offline, seperti WOM (Word of Mouth),
menyebarkan brosur atau poster, dsb. 

Kedua, melakukan digital marketing, seperti pengiklanan media sosial (misalnya di Youtube,
Facebook, IG, dsb). 

Ketiga, melalui event & experience, misalnya pameran otomotif, kompetisi otomotif, test drive,
dsb. 
Keempat, adalah personal selling, misalnya dengan sistem affiliate kepada Individu yang peduli
terhadap lingkungan dan memiliki gaya hidup sehat. 

Kelima, adalah promosi Public Relation, seperti menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak
termasuk pemerintah sebagai penentu kebijakan. Seperti menempatkan:

a. Di tempat-tempat wisata = menjadikan RCAVe kendaraan yang dapat digunakan di tempat-


tempat wisata tersebut atau menjadi kendaraan sewaan.
b. Di instansi atau perusaan milik negara = menjadikan RCAVe sebagai mobil dinas atau
mengharuskan penggunaan mobil tersebut bagi pejabat pemerintahan
c. Di bandara = menjadikan RCAVe sebagai mobil pengantar dari dan ke terminal
keberangkatan pesawat, menjadikan RCAVe sebagai mobil travel khusus ke bandara yang
dapat secara langsung mengantar penumpang langsung ke terminal keberangkatan pesawat.
d. Di hotel = menjadikan RCAVe sebagai kendaraan pengantar atau dijadikan mobil sewaan
bagi yg menginap di hotel.
e. Dsb

Terakhir dan yang paling penting, message yang dikomunikasikan adalah: 

Bersama-sama: 
Mobil Listrik RCAVE: Hemat dan Keren, untuk lingkungan Indonesia yang lebih sehat! 

Terimakasih banyak atas perhatian para Juri semuanya. 

<muncul semua, Saripudin, Neng Santi, Rurt Laura sambil mengatupkan dua tangan di
dada> 

Anda mungkin juga menyukai