Oleh:
Darul Rafik
A1C019002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Project Konversi Energi
Terkini yang berjudul “Penerapan Konversi Energi Berupa Mobil Konvensional
(BBM) ke Mobil Listrik sebagai Strategi Indonesia dalam Pemenuhan Tuntutan
Dunia Menuju Energi yang Lebih Bersih” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan project ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teknik Konversi Energi dan Konservasi Energi yang diampu
oleh Bapak Ropiudin, S.TP., M.Si. Selain itu, project ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang salah satu penerapan
konversi energi yang sedang marak pada saat ini.
Terima kasih kepada Bapak Ropiudin, S.TP., M.Si. selaku pengampu mata
kuliah Teknik Konversi dan Konservasi Energi yang telah membimbing dan
memberikan materi serta panduan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan yang telah mendukung kami dalam penulisan project ini sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa project yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, tata bahasa, maupun penulisannya. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca supaya dijadikan acuan bagi kami agar lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
COVER DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
Tujuan............................................................................................................. 3
II. PEMBAHASAN............................................................................................ 4
III. PENUTUP...................................................................................................... 12
Kesimpulan..................................................................................................... 12
REFERENSI......................................................................................................... 13
COVER BELAKANG......................................................................................... 14
I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Saat ini, sudah banyak pabrikan yang mulai memproduksi mobil listrik
sebagai upaya mengurangi dampak pemanasan global. Sektor transportasi
menyumbang emisi gas yang cukup besar yaitu sebesar 23% dari total emisi
gas rumah kaca (Ies, 2015). Pengurangan emisi gas rumah kaca yang
dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global kemungkinan tidak dapat
tercapai tanpa kontribusi besar dari sektor transportasi.
Bagaimana kontribusi dari sektor transportasi global?
International Energi Agency menunjukkan bahwa sektor transportasi global
harus memberikan kontribusi sekitar seperlima dari keseluruhan pengurangan
emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi pada tahun 2050.
Hal yang diharapkan dari mobil listrik
Mobil listrik diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat dalam mengurangi
emisi gas rumah kaca di bidang transportasi. Mobil listrik dipandang sebagai
penyumbang utama tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca karena
meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi intensitas CO2.
Kondisi mobil listrik di dunia
Perkembangan mobil listrik di dunia sangat signifikan. Pada tahun 2015,
jumlah mobil listrik mencapai 1,2 juta yang mana angka tersebut terjadi
kenaikkan 50% dari tahun sebelumnya. Sejauh ini mobil listrik hanya
berkembang di negara yang bergabung pada EVI (The Electric Vrhicles
Initiative), sebuah forum kebijakan multi pemerintah yang didirikan pada
tahun 2009 di bawah Clean Energy Ministerial (CEM) yang didedikasikan
untuk mempercepat penyebaran mobil listrik di seluruh dunia dengan tujuan
penyebaran global 20 juta mobil listrik pada tahun 2020. Terdapat 16 negara
yang tergabung dalam EVI diantaranya yaitu Kanada, China, Prancis, Jerman,
India, Italia, Jepang, Korea, Belanda, Norwegia, Portugal, Afrika Selatan,
Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat. Di Indonesia, pemerintah
mencanangkan bahwa mobil listrik akan mulai beredar pada 3 hingga 5 tahun
mendatang.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Kamar Dagang dan Industri
(Kadin), beberapa faktor yang menjadi preferensi konsumen untuk beralih
dari kendaraan konvensional ke listrik antara lain adalah harga, perawatan,
daya tahan kendaraan dan kesiapan infrastruktur pendukung. Selisih harga
antara kendaraan konvensional dan listrik relatif sama. Apabila harga
keduanya relatif sama, maka pertimbangan ramah lingkungan dan irit bahan
bakar tidak menjadi faktor pertimbangan bagi konsumen dalam memiliki
mobil listrik.
Pemberian insentif untuk percepatan konversi mobil konvensional ke
listrik di Indonesia
Dalam percepatan konversi kendaraan konvensional ke KBL, perlu dukungan
dari pemerintah berupa pemberian insentif kepada masyarakat dan industri
KBL lokal. Kesiapan PLN dalam mendukung KBL dilakukan dengan
penyiapan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
(SPKLU). Pemerintah melalui PLN memberikan insentif kepada masyarakat
berupa diskon tambah daya listrik sebesar 75% bagi pemilik motor listrik dan
diskon 100% atau gratis bagi pemilik mobil listrik, agar pemilik kendaraan
listrik bisa menggunakan station charging di rumahnya masing-masing tanpa
kendala daya listrik. Sebagai upaya sosialisasi KBL, Kementerian
Perhubungan berencana menyewa sekitar 100 unit yang akan dipergunakan
pada internal kementerian, yang akan diikuti oleh kementerian lain.
Pemberian insentif untuk percepatan konversi mobil konvensional ke
listrik di negara lain
Sebagai komparasi kebijakan KBL di negara lain, Pemerintah China telah
memberikan insentif berupa subsidi harga atas kendaraan-kendaraan tanpa
emisi. Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp133 juta
per unit. Selain insentif harga, Pemerintah China membebaskan PPN dan
registrasi. Di Belanda, kebijakan larangan penggunaan semua kendaraan
berbahan bakar bensin dan diesel diterapkan paling lambat tahun 2030.
Kebijakan tersebut diberlakukan secara bertahap sejak tahun 2020, yang
dimulai dengan kebijakan pelarangan penggunaan kendaraan diesel di
Amsterdam. Kemudian, pada tahun 2022, bus dan kereta diizinkan melalui
dalam kota jika memiliki mesin bertenaga listrik atau hidrogen.
Keberhasilan mobil listrik di banyak negara
Keberhasilan KBL di sejumlah negara telah dibuktikan dengan peningkatan
volume KBL dari tahun ke tahun. Pasokan mobil listrik untuk beberapa
negara di Eropa pada tahun 2015 mencapai 1,26 juta. Angka ini melebihi 100
kali dari perkiraan tahun 2010, yang menembus batas 1 juta mobil listrik di
jalan raya. Di sebagian besar wilayah Amerika Serikat, pada tahun 2015,
peningkatan volume KBL mencapai 34%. Sedangkan di Eropa, volume KBL
mencapai hampir sepertiga volume mobil di Eropa, di mana Belanda
merupakan penyumbang KBL terbesar di Eropa, yaitu sebesar 23% dari total
KBL di Eropa. Asia menyumbang 36%, yang mana pada tahun 2015 satu dari
empat mobil listrik berada di China, dan satu dari sepuluh berada di Jepang.
Pada tahun 2014-2015, kenaikan permintaan KBL tertinggi terjadi di China,
Korea, Inggris, Swedia, Norwegia, Belanda, dan Jerman.
E. Kelemahan Mobil Listrik Dibandingkan dengan Mobil Konvensional
(BBM)
Meskipun mobil listrik memliki banyak kelebihan, tetapi ia tidak hadir tanpa
kekurangan. Adapun untuk kelemahan yang pertama mengenai tempat
pengisian bahan bakar. Dalam hal ini mobil listrik dilengkapi baterai untuk
menyimpan daya dimana untuk saat ini stasiun tempat pengisian bahan bakar
masih minim. Kemudian faktor listrik yang tidak gratis. Tidak membeli BBM
bukan berarti pemilik mobil langsung terbebas dari berbagai tagihan. Sebab,
jika sudah memiliki mobil listrik maka harus berinvestasi untuk memperbesar
daya listrik rumah. Mengenai jarak dan kecepatan, mobil listrik saat ini masih
dibatasi oleh jarak tempuh dan kecepatannya. Sebagian besar mobil listrik
yang saat ini ada jangkauannya masih sekitar 160 km. Alhasil, mobil listrik
saat ini masih kurang pas digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Faktor
lainnya adalah waktu pengisian baterai yang lama. Jika mobil konvensional
hanya perlu mengisi BBM beberapa menit, namun hal itu tidak dengan mobil
listrik. Pengisian daya baterai bisa memakan waktu antara 4-6 jam hingga
penuh. Selain itu, mobil listrik tidak menimbulkan suara. Meski dianggap
mengurangi polusi suara, namun sebagaian orang saat ini masih menyukai
mobilnya mengeluarkan suara baik itu dari mesin atau knalpot. Namun karena
tak ada suara maka kasus yang banyak terjadi adalah kecelakaan. Kemudian
kebanyakan mobil listrik yang saat ini tersedia dimensinya masih kecil. Oleh
karena itu, mobil listrik dianggap belum pas jika digunakan untuk keluarga.
Mobil listrik ini juga hanya bisa dimiliki di daerah tertentu. Tentu saja, mobil
listrik saat ini bisa dinikmati di wilayah kota-kota besar karena sistem
kelistrikannya stabil. Sebab saat ini masih ada wilayah yang kondisi listriknya
masih kurang stabil. Dan yang terakhir, mobil listrik ini tergolong mahal.
Meski ramah lingkungan, namun pada kenyataanya masih ada sejumlah
pemerintah di berbagai negara belum memberikan insentif untuk menurunkan
pajak mobil lsitrik. Alhasil mobil listrik saat ini masih dianggap mahal.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan essay yang telah kami tulis, dapat kami simpulkan beberapa hal
penting yaitu:
1. Mobil listrik sebagai upaya dalam pengurangan emisi gas rumah kaca yang
dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global.
2. Pelarangan penjualan mobil konvensional bertujuan untuk percepatan
konversi mobil konvensional ke mobil listrik.
3. Dukungan pemerintah Indonesia terhadap penggunaan mobil listrik salah satu
caranya yaitu dengan memberikan insentif kepada industri dalam rangka
percepatan program Kendaraan Berbasis Listrik (KBL).
4. Kebijakan-kebijakan pengembangan mobil listrik dapat dilakukan dengan
cara pemberian intensif. Insentif yang dimaksud antara lain insentif bea
masuk atas impor KBL, insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPABM), insentif mengenai segala satuan pengisian kendaraan listrik umum
(SPKLU), insentif pembiayaan ekspor, insentif fiskal untuk riset dan
pengembangan, sertifikasi kompetensi, sertifikasi produk serta standar teknis
bagi perusahaan industri KBL.
5. Mobil listrik tidak hadir tanpa kekurangan. Adapun kekurangan dari mobil
listrik diantaranya adalah minimnya tempat pengisian bahan bakar, listrik
tidak gratis, jarak dan kecepatan terbatas, waktu pengisian baterai lama, tidak
adanya suara yang sering menimbulkan terjadinya kecelakaan, dimensi mobil
kecil, dan hanya bisa dimiliki di daerah tertentu, serta harganya yang relatif
mahal.
REFERENSI
Aziz, M., dkk. 2020. Studi Analisis Perkembangan Teknologi dan Dukungan
Pemerintah Indonesia Terkait Mobil Listrik. Jurnal Teknik Elektro, 22(1):
45-55.
Parinduri, L., Yusmartato, & P. Taufik. 2018. Kontribusi Konversi Mobil
Konvensional ke Mobil Listrik dalam Penanggulangan Pemanasan Global.
Journal of Electrical Technology, 3(2): 116-120.
Wirabrata, A. 2019. Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik di
Indonesia. Jurnal Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, 9(14): 19-24.
COVER BELAKANG