Dosen Pengampu :
Dr. Joni Aldilla Fajri, S.T.,M.Eng.
Disusun Oleh :
Arya Danurdoro Hanindito 18513075
Alfina Nabila 18513129
Siti Arafah Alawiyah 18513219
Muhammad Iqbal Mashudi 18513202
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat bimbingan dan kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “DAMPAK PEMBAKARAN
KENDARAAN BERMOTOR BAGI LINGKUNGAN”. Penulis berharap laporan ini dapat
menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi para pembaca sehingga pembaca memeroleh
pengetahuan mengenai pengaruh pembakaran dalam kendaraan bermotor terhadap lingkungan
dan mengetahui langkah-langkah kedepannya yang harus dilakukan untuk menanggulangi hal
tersbut. Penulis sadar bahwa paper ini masih perlu pengembangan lagi agar lebih baik, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Selamat berkarya dan Tuhan
memberkati
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 Dampak Pembakaran Kendaraan Bermotor Terhadap Lingkungan......................................5
2.1.1 Dampak terhadap atmosfer.................................................................................................5
2.1.2 Dampak terhadap hidrosfer.................................................................................................6
2.1.3 Dampak terhadap litosfer....................................................................................................6
2.1.4 Dampak terhadap biosfer....................................................................................................6
2.2 Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar.............................................7
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk
karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon
monoksida dan uap air. Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana:
C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) ΔH = -2924,4 kJ
Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih
sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. kerugian
lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO), yang
bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara.
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan
kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi
manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat
transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau
tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang
berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas
udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh
penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi
dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga
dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang
dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama
pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor
memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC
sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak
negatif penggunaan bahan bakar fosil terhadap manusia dan lingkungan:
Kesadaran masyarakat akan pencemaran udara akibat gas buang kendaraan bermotor di
kota-kota besar saat ini makin tinggi. Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil
penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan
bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari
3
pencemaran udara di perkotaan. Di DKI Jakarta, kontribusi bahan pencemar dari kendaraan
bermotor ke udara adalah sekitar 70 %. Belum lagi di kota-kota besar lainya, yang kita
ketahui pastinya terdapat banyak kendaraan bermotor.
Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di perkotaan secara umum,
banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota besar, gas
buang kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi
jalan dan menyebabkan masalah pencemaran udara pula. Beberapa studi epidemiologi dapat
menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan
dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran
khususnya akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit
dipahami dan bersifat kumulatif. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis
maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat
molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan mempengaruhi
masyarakat di jalan raya dan sekitarnya.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari
gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan
karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5
ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang
dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan
batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan
terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu
diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut
digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk
pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
6
2.2 Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar
7
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx.
Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung)
pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata
dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
8
Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan
tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, pembakaran bahan bakar ini memiliki banyak sekali dampak negative dibanding
dengan dampak positif. Diantara dampak negative yang akan timbul akibat pembakaran ini
adalah dampak terhadap udara seperti udara yang semakin kotor akibat banyak polutan, sehingga
dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan, juga tumbuhan. Kemudian tanah akan semakin
asam, sehingga tumbuhan akan sulit untuk tumbuh, air pun akan tercemar. Atau dapat
disimpulkan bahwa hal tersebut dapat mengganggu kelanggsungan hidup makhluk hidup.
10