Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK PEMBAKARAN KENDARAAN BERMOTOR BAGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu :
Dr. Joni Aldilla Fajri, S.T.,M.Eng.

Disusun Oleh :
Arya Danurdoro Hanindito 18513075
Alfina Nabila 18513129
Siti Arafah Alawiyah 18513219
Muhammad Iqbal Mashudi 18513202

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat bimbingan dan kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “DAMPAK PEMBAKARAN
KENDARAAN BERMOTOR BAGI LINGKUNGAN”. Penulis berharap laporan ini dapat
menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi para pembaca sehingga pembaca memeroleh
pengetahuan mengenai pengaruh pembakaran dalam kendaraan bermotor terhadap lingkungan
dan mengetahui langkah-langkah kedepannya yang harus dilakukan untuk menanggulangi hal
tersbut. Penulis sadar bahwa paper ini masih perlu pengembangan lagi agar lebih baik, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Selamat berkarya dan Tuhan
memberkati

Yogyakarta, 22 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 Dampak Pembakaran Kendaraan Bermotor Terhadap Lingkungan......................................5
2.1.1 Dampak terhadap atmosfer.................................................................................................5
2.1.2 Dampak terhadap hidrosfer.................................................................................................6
2.1.3 Dampak terhadap litosfer....................................................................................................6
2.1.4 Dampak terhadap biosfer....................................................................................................6
2.2 Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar.............................................7
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk
karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon
monoksida dan uap air.  Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana:
C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) ΔH  = -2924,4 kJ
Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih
sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. kerugian
lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO), yang
bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara.
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan
kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi
manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat
transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau
tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang
berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas
udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh
penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi
dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga
dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang
dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama
pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor
memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC
sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak
negatif penggunaan bahan bakar fosil terhadap manusia dan lingkungan:
Kesadaran masyarakat akan pencemaran udara akibat gas buang kendaraan bermotor di
kota-kota besar saat ini makin tinggi. Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil
penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan
bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari

3
pencemaran udara di perkotaan. Di DKI Jakarta, kontribusi bahan pencemar dari kendaraan
bermotor ke udara adalah sekitar 70 %. Belum lagi di kota-kota besar lainya, yang kita
ketahui pastinya terdapat banyak kendaraan bermotor.
Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di perkotaan secara umum,
banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota besar, gas
buang kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi
jalan dan menyebabkan masalah pencemaran udara pula. Beberapa studi epidemiologi dapat
menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan
dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran
khususnya akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit
dipahami dan bersifat kumulatif. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis
maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat
molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan mempengaruhi
masyarakat di jalan raya dan sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya polusi udara di lingkungan?


2. Dampak apa saja yang di timbulkan oleh asap kendaraan bermotor terhadap lingkungan?
3, Bagaimana cara menangani pencemaran oleh asap kendaraan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh asap kendaraan bermotor terhadap


lingkungan.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan dampak yang ditimbulkan
oleh asap kendaraan bermotor.
3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan polusi akibat asap kendaraan bermotor.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dampak Pembakaran Kendaraan Bermotor Terhadap Lingkungan

Dalam pembahasan mengenai dampak pembakaran kendaraan bermotor terhadap


lingkungan, terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan lapisan bumi itu sendiri yaitu
atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer,
2.1.1 Dampak terhadap atmosfer
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi,
batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan
pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah
dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil
untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah
menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari
konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat
membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan
tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang
merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan
asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam
akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara
langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri.
Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam
memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.
Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi
peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari

5
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari
gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan
karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5
ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang
dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.

2.1.2 Dampak terhadap hidrosfer


Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi
yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan
tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.
Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.

2.1.3 Dampak terhadap litosfer

Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan
batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan
terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu
diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut
digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk
pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

2.1.4 Dampak terhadap biosfer

Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap


lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan tingginya
kadar timbal dalam darah. Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan
terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin
bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan
sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka
waktu kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.

6
2.2 Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar

Pembakaran Tidak Sempurna menghasilkan asap yang mengandung gas karbon


monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida). Pengotor dalam
Bahan Bakar Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida
belerang (SO2 atau SO3). Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar. Bensin yang ditambahi
tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah
hitam berupa PbBr2. Berikut adalah kompinen-komponen yang terkadnung dalam asap hasil
pembakaran kendaraan bermotor.

a. Gas Karbon Dioksida (CO2)


Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas
rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan
peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.

b. Gas Karbon Monoksida (CO)


Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui.
Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran
pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon
monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin(COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa
ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar
daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas
karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi
tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.

c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)


Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran
pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit.
Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat
larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.

7
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx.
Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung)
pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata
dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.

e. Partikel Timah Hitam


Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan
terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,
seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
 Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan
bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik
berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik,karbon
monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbondioksida dan gas nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi
membentuk karbon dioksida dan uap air.Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan
menggunakan bensin tanpa timbel.
 Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga
CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi
inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi
dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan
permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C.
Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan
sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan
kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan
suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam
kerugian.

8
 Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan
tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.

Senyawa penyebab Hujan Asam :


SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfite
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam
asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, pembakaran bahan bakar ini memiliki banyak sekali dampak negative dibanding
dengan dampak positif. Diantara dampak negative yang akan timbul akibat pembakaran ini
adalah dampak terhadap udara seperti udara yang semakin kotor akibat banyak polutan, sehingga
dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan, juga tumbuhan. Kemudian tanah akan semakin
asam, sehingga tumbuhan akan sulit untuk tumbuh, air pun akan tercemar. Atau dapat
disimpulkan bahwa hal tersebut dapat mengganggu kelanggsungan hidup makhluk hidup.

10

Anda mungkin juga menyukai