DOSEN PENGAMPU
NIP: 198909112015041002
DISUSUN OLEH:
M. FAHRIZAL (2010815210002)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Polusi Udara di Makassar Dan Upaya Pemerintah Dalam
Pengendalian” dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa pada penulisan dan
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah akhir ini dikemudian hari. Kami berharap gagasan ini
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin guna melakukan evaluasi khususnya bagi
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hasil pembakarannya memunculkan senyawa Hidro Karbon (HC),
karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) juga NO2. Namun akibat
menghemat, banyak kendaraan yang masih menggunakan solar sebagai
bahan bakar. Solar menghasilkan senyawa berbahaya, timbal atau
plumbum (Pb). Polutan inilah yang menjadi pemicu gangguan otak yang
utama. CO lebih menyerang ke anak-anak dan orang dewasa secara
langsung, yakni menyebabkan kepala pusing , pandangan menjadi kabur,
bahkan bisa pingsan dan kehilangan koordinasi saraf. Di luar ancaman
penurunan tingkat kecerdasan, polusi udara juga memicu bronkitis,
pneumonia, asma serta gangguan fungsi paru.
Peningkatan populasi kendaraan secara cepat dan tingkat aktivitas
rumah tangga dan industri serta berbagai aktivitas masyarakat di Kota
Makassar telah menimbulkan peningkatan pencemaran udara di Kota
Makassar.Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun
dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusatpusat industri,
kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini
kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera ditanggulangi, perubahan
tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan serta
tumbuhan.Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan
lain-lain di samping memberikan dampak positif namun di sisi lain akan
memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran
udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun
di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia
dan terjadinya penularan penyakit. Peningkatan populasi kendaraan
bermotor yang semakin cepat dewasa ini di Kota Makassarsemakin
meningkatkan emisis kendaraan di jalan-jalan. Jumlah populasi sepeda
motor yang beroperasi di Kota Makassar berdasarkan data dari Ditlantas
Polda Sulawesi Selatan tahun 2011 adalah sebesar 791.198 8 (82,32%),
meningkat secara signifikan dari jumlah 360.122 unit (75,80%) pada tahun
2008. Berkaitan dengan besaran emisi, secara menyeluruh kendaraan
bermotor mengeluarkan emisi berupa fosil Karbon Monoksida (CO) dari
2
bahan bakar sebesar 14%, Karbon Monoksida (CO) dan Hidro Karbo (HC)
sebesar 50% hingga 60%, dan Nitrat Oksida (NO) sebesar 30%.
1.3. Tujuan
3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
4
topik diskusi dalam pemecahan masalah-masalah pemanasan global dan iklim
(Zubair,2013).
Sepeda motor merupakan salah satu penyumbang polusi udara terbesar di
Makassar, karena jumlahnya yang sangat banyak. Emisi gas buang hasil dari
pembakaran yang di keluarkan sepeda motor mengandung racun yang sangat
berbahaya bagi kesehatan terutama gas CO dan Nox. Besarnya dampak yang
disebabkan oleh peningkatan emisi memerlukan perhatian lebih. Untuk
mengetahui besaran emisi dapat dilakukan dengan cara pengujian emisi langsung
menggunkan analisis gas dan menggunakan alat analisis gas dan menggunakan
program untuk memperkirakan besaran emisi. Tetapi, cara pengujian langsung
memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih banyak dibandingkan
menggunakan program perkiraan emisi. Kota Makassar merupakan pusat kawasan
strategis nasional di kawasan timur indonesia, dan memiliki laju pertumbuhan
penduduk yang pesat (Sudirman, 2014).
Jumlah pengguna kendaraan bermotor pribadi di indonesia berdasarkan
data pada tahun 2018 mencapai kurang lebih 146 juta kendaraan, di mana jumlah
tersebut meningkat kurang lebih sebesar 6% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Hal tersebut akan menyebabkan polusi udara akan semakin
bertambah. Menurut WHO polusi udara adalah resiko dalam lingkup kesehatan
lingkungan tertinggi, diperkirakan ada 4,6juta orang meninggal per tahunnya
dikarenakan terkena paparan polusi udara.
Kegiatan pembangunan yang diiringi dengan perkembangan teknologi
pada sektor transportasi, pemukiman, dan industri menyumbangkan emisi akibat
penggunaan bahan bakar fosil berupa gas Karbon Dioksida (CO₂) yang
menyebabkan dampak menurunnya kualitas udara dan lingkungan. Ruang
Terbuka Hijau (RTH) sebagai rosot karbon (carbon sink) perlu dievaluasi
mengenai ketercukupan nya dalam penyerapan CO2serta perlu dilakukan
perencanaan RTH untuk waktu yang akan datang agar dapat terwujudnya
lingkungan yang sustainable.Pergerakan pada bidang pembangunan di Kota
Makassar sangat masif, hal tersebut memengaruhi kepadatan penduduk dan laju
urbanisasi (Hardiyanti, 2021).
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar
ruangan (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap.
Gas dan asap tersebut berasal dari proses pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit
listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut
merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur-unsur penyusunan bahan
bakar, yaitu: CO₂ (karbondioksida), CO (karbon monoksida), Sox
(belerang oksida) dan Nox (nitrogen oksida).
7
monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO₂), dan ozon (O3) yang
dapat merusak kualitas udara.
4. Pembakaran Sampah: Metode pembuangan sampah yang tidak
tepat, seperti pembakaran sampah secara terbuka, juga dapat
menyumbang pada pencemaran udara di Makassar. Pembakaran
Sampah menghasilkan asap, partikel-partikel berbahaya, dan
senyawa kimia beracun yang dapat merusak udara yang kita hirup.
5. Polusi Industri Maritim: Makassar merupakan kota pelabuhan yang
penting, dan aktivitas pelayaran dan industri maritim di sekitar
pelabuhan juga dapat menyumbang pada pencemaran udara. Emisi
dari kapal-kapal, termasuk partikel-partikel halus dan senyawa
sulfur yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, dapat
mencemari udara di sekitar pelabuhan.
8
3. Kerusakan Lingkungan: Polutan udara juga dapat merusak
lingkungan. Partikel-partikel halus yang terendap di tanah dan
permukaan air dapat mencemari ekosistem dan mempengaruhi
kehidupan organisme di dalamnya. Pencemaran udara juga dapat
merusak tumbuhan, mengurangi pertumbuhan dan hasil panen,
serta merusak keanekaragaman hayati.
4. Pencemaran Visual: Pencemaran udara dapat menyebabkan kabut
asap dan kabut polusi, yang mengurangi jarak pandang dan
menciptakan kondisi visual yang buruk di sekitar Makassar. Hal ini
dapat mengganggu aktivitas lalu lintas dan menyebabkan risiko
kecelakaan.
5. Perubahan Iklim: Pencemaran udara juga berkontribusi terhadap
perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida
(CO₂) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil
berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim yang
lebih ekstrem.
9
jaringan angkutan umum. Selain itu, infrastruktur untuk pejalan
kaki dan sepeda juga telah ditingkatkan untuk memfasilitasi
penggunaan transportasi non-motor.
3. Penyuluhan dan Kampaye Kesadaran: Pemerintah Makassar telah
melakukan kampaye kesadaran publik dan penyuluhan mengenai
pentingnya menjaga kualitas udara yang baik. Mereka telah
mengadakan acara, seminar, dan kegiatan edukasi di sekolah-
sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang
dampak pencemaran udara dan langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mencegahnya.
4. Pengolahan Sampah yang Tepat: Pemerintah telah meningkatkan
pengelolaan sampah di Makassar. Mereka telah memperkuat sistem
pengelolaan sampah, termasuk pemberdayaan masyarakat dalam
pengurangan sampah, pemilahan sampah, dan daur ulang. Dengan
mengurangi pembakaran sampah terbuka dan meningkatkan
pengolahan limbah secara aman, mereka berupaya mengurangi
emisi polutan udara yang dihasilkan oleh pembakaran sampah.
5. Kerja sama dengan pihak Terkait: Pemerintah Makassar juga telah
melakukan kerja sama dengan pihak terkait, seperti instansi
lingkungan dan organisasi non-pemerintah, untuk mengatasi
masalah pencemaran udara. Mereka berkolaborasi dalam
penyusunan kebijakan, pertukaran pengetahuan, dan pelaksanaan
proyek-proyek pencegahan pencemaran udara.
Upaya-upaya ini merupakan langkah awal yang dilakukan
oleh pemerintah Makassar dalam upaya mencegah pencemaran
udara. Penting untuk terus menerus melakukan evaluasi, perbaikan,
dan peningkatan upaya pencegahan guna mencapai hasil yang
lebih baik dalam menjaga kualitas udara yang bersih dan sehat di
Makassar.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Pratangga, A., Ariati, A., Syarkawi, M. T., & Maricar, M. H. (2022). Pengaruh
Aktivitas Kendaraan Bermotor Terhadap Kebisingan dan Polusi Udara di
Kawasan Pusat Perbelanjaan Mall Panakukkang Makassar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Teknik Sipil, 7-15.
Zubair, A., Samang, L., Selintung, M., & Usman, H. (2013). Studi Tingkat
Pencemaran Udara di Kota Makassar. Seminar Nasional Teknik Sipil III
2013.
Hardiyanti,Y. M, H., Sabriani, S., Hamriati, H., Logo, W., Wenda, S., & Wonda,
A. (2021). Kemampuan Tutupan Vegetasi RTH Dalam Menyerap Emisi
Polusi Udara Sektor Transportasi di Pusat Industri Kota Makassar. Jurnal
Holan, 1(1), 13-19.
Hidayat, R., Amir, R., & Majid, M. (2022). Polusi Udara Pada Ruang Basement
Parkir A Systematic Review. Jurnal Ilmiah: J-HESTECH, 5(2).
Sudirman, F. (2014). Analisis Besaran Emisi Kendaraan Sepeda Motor Dengan
Menggunakan Program Ivem Pada Ruas Jalan Arteri di Kota Makassar.
Jurnal Tugas Akhir, 1(1), 1-8.
Rauf, S., Aboe, A. F., Ishak, I. T., & Tesukandar, I. (2014). Analisis Gas Buang
Kendaraan Bermotor Roda Empat di Kota Makassar. In Prosiding Forum
Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (Vol. 2, No. 1, pp. 1119-
1132).
12