Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“POLUSI UDARA DI MAKASSAR DAN UPAYA PEMERINTAH DALAM


PENGENDALIAN”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Emisi dan Ambien

DOSEN PENGAMPU

MUHAMMAD FIRMANSYAH S.T., M.T

NIP: 198909112015041002

DISUSUN OLEH:

M. FAHRIZAL (2010815210002)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Polusi Udara di Makassar Dan Upaya Pemerintah Dalam
Pengendalian” dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa pada penulisan dan
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah akhir ini dikemudian hari. Kami berharap gagasan ini
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin guna melakukan evaluasi khususnya bagi
pembaca.

Banjarbaru, 23 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
TINJAUN PUSTAKA ............................................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
3.1. Pengertian Polusi Udara .............................................................................. 6
3.2. Faktor Penyebab Pencemaran Udara di Makassar ...................................... 7
3.3. Dampak Pencemaran Udara di Makassar .................................................... 8
3.4. Upaya Pencegahan Pencemaran Udara di Makkasar .................................. 9
BAB IV ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
4.1. Kesimpulan ................................................................................................ 11
4.2. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius


di seluruh dunia, termasuk di indonesia. Kota-kota besar di indonesia,
seperti Makassar menghadapi tantangan dalam mengendalikan polusi
udara akibat pertumbuhan populasi yang pesat dan peningkatan aktivitas
industri. Makassar ibu kota Sulawesi Selatan merupakan salah satu kota
metropolitan yang mengalami perkembangan pesat. Pertumbuhan populasi
dan perkembangan ekonomi di Makassar berdampak pada peningkatan
mobilitas penduduk, penggunaan kendaraan bermotor, serta aktivitas
industri.
Pertumbuhan aktivitas ekonomi dan urbanisasi yang cukup tinggi
baik diperkotaan dan subperkotaan berpotensi besar dalam peningkatan
penggunaan konsumsi energi, seperti pada kebutuhan bahan bakar guna
pembangkit tenaga listrik, terutama tungku-tungku industri dan
transportasi. Pembakaran bahan bakar ini merupakan sumer-sumber
pencemaran utama yang dilepaskan ke udara, seperti Cox, Nox, Sox, SPM
(Suspended particulate matter), Ox dan berbagai logam berat. Pencemaran
udara merupakan salah satu bagian dari pencemaran lingkungan fisik.
Faktor-faktor ini menyebabkan emisi polutan udara yang tinggi,
seperti partikulat, nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan
karbon monoksida (CO). Dampak polusi udara di makassar sangat serius.
Pencemaran udara yang tergolong tinggi dapat memberikan beberapa efek
buruk bagi kesehatan manusia., antara lain dapat menyebabkan gangguan
jantung, gangguan pernapasan seperti asma, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA), dan yang lebih parah lagi dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kanker paru-paru, selain itu dapat menurunkan kecerdasan
(IQ) dan perkembangan mental khususnya emosi pada anak-anak balita.
Sebagian besar kendaraan bermotor di kota-kota besar masih
menggunakan bahan bakar fosil seperti hidrogen (H) dan karbon (C).

1
Hasil pembakarannya memunculkan senyawa Hidro Karbon (HC),
karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) juga NO2. Namun akibat
menghemat, banyak kendaraan yang masih menggunakan solar sebagai
bahan bakar. Solar menghasilkan senyawa berbahaya, timbal atau
plumbum (Pb). Polutan inilah yang menjadi pemicu gangguan otak yang
utama. CO lebih menyerang ke anak-anak dan orang dewasa secara
langsung, yakni menyebabkan kepala pusing , pandangan menjadi kabur,
bahkan bisa pingsan dan kehilangan koordinasi saraf. Di luar ancaman
penurunan tingkat kecerdasan, polusi udara juga memicu bronkitis,
pneumonia, asma serta gangguan fungsi paru.
Peningkatan populasi kendaraan secara cepat dan tingkat aktivitas
rumah tangga dan industri serta berbagai aktivitas masyarakat di Kota
Makassar telah menimbulkan peningkatan pencemaran udara di Kota
Makassar.Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun
dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusatpusat industri,
kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini
kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera ditanggulangi, perubahan
tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan serta
tumbuhan.Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan
lain-lain di samping memberikan dampak positif namun di sisi lain akan
memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran
udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun
di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia
dan terjadinya penularan penyakit. Peningkatan populasi kendaraan
bermotor yang semakin cepat dewasa ini di Kota Makassarsemakin
meningkatkan emisis kendaraan di jalan-jalan. Jumlah populasi sepeda
motor yang beroperasi di Kota Makassar berdasarkan data dari Ditlantas
Polda Sulawesi Selatan tahun 2011 adalah sebesar 791.198 8 (82,32%),
meningkat secara signifikan dari jumlah 360.122 unit (75,80%) pada tahun
2008. Berkaitan dengan besaran emisi, secara menyeluruh kendaraan
bermotor mengeluarkan emisi berupa fosil Karbon Monoksida (CO) dari

2
bahan bakar sebesar 14%, Karbon Monoksida (CO) dan Hidro Karbo (HC)
sebesar 50% hingga 60%, dan Nitrat Oksida (NO) sebesar 30%.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan polusi udara ?


2. Mengapa polusi udara terjadi di Makassar ?
3. Apa dampak pencemaran udara di Makassar ?
4. Bagaimana upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam
mengurangi polusi udara ?

1.3. Tujuan

1. Untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah polusi udara.


2. Untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab polusi udara di
Makassar.
3. Untuk mengetahui dampak pencemaran udara di Makassar
4. Untuk mengetahui upaya pengendalian polusi udara yang telah di
lakukan di Makassar.

3
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

Pencemaran udara adalah kehadiran materi yang tidak diinginkan di udara


dalam jumlah tertentu sehingga dapat menghasilkan dampak yang merusak.
Peningkatan jumlah aktivitas kendaraan bermotor disebabkan oleh
meningkatkannya taraf ekonomi masyarakat dan semakin murahnya harga
kendaraan bermotor. Semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor, maka
polusi udara pun semakin meningkat. Polusi udara diperkotaan disebabkan oleh
aktivitas kendaraan seperti Karbon monoksida (CO₂), Hidrokarbon (HC),
Nitrogen dioksida (NO₂), dan Prometium (PM) dapat menimbulkan efek
pemanasan global dan gangguan kesehatan kepada manusia (Pratangga, 2022).
Populasi kendaraan yang meningkatkan pesat dan tingkat aktivitas rumah
tangga dan industri serta berbagai aktivitas masyarakat di kota Makassar telah
menyebabkan peningkatan pencemaran udara di kota Makassar. Udara merupakan
Faktor penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan
fisik kota dan pusat industri, kualitas udara berubah. Udara yang dulu segar kini
kering dan kotor.
Sistem transportasi adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya
pergerakan dari suatu tempat ketempat lain. Fungsi sistem itu sendiri adalah untuk
memindahkan suatu objek. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat,
maka fasilitas transportasi pun meningkat. Hal ini dikarenakan tidak semua
fasilitas yang dibutuhkan masyarakat berada pada satu tempat. Kondisi seperti ini
mengakibatkan timbulnya pergerakan menuju daerah pemenuhan kebutuhan
(Rauf, 2014).
Perumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan lain-lain
selain berdampak positif namun di sisi lain akan berdampak negatif dimana salah
satunya berupa pencemaran udara yang terjadi baik di dalam maupun di luar
ruangan membahayakan kesehatan manusia dan menyebabkan penularan
penyakit. Peningkatan populasi kendaraan bermotor yang semakin cepat dewasa
ini di Kota Makassar semakin meningkatkan emisi kendaraan di jalan-jalan.
Upaya dan proses dalam mengurangi besaran emisi tersebut merupakan salah satu

4
topik diskusi dalam pemecahan masalah-masalah pemanasan global dan iklim
(Zubair,2013).
Sepeda motor merupakan salah satu penyumbang polusi udara terbesar di
Makassar, karena jumlahnya yang sangat banyak. Emisi gas buang hasil dari
pembakaran yang di keluarkan sepeda motor mengandung racun yang sangat
berbahaya bagi kesehatan terutama gas CO dan Nox. Besarnya dampak yang
disebabkan oleh peningkatan emisi memerlukan perhatian lebih. Untuk
mengetahui besaran emisi dapat dilakukan dengan cara pengujian emisi langsung
menggunkan analisis gas dan menggunakan alat analisis gas dan menggunakan
program untuk memperkirakan besaran emisi. Tetapi, cara pengujian langsung
memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih banyak dibandingkan
menggunakan program perkiraan emisi. Kota Makassar merupakan pusat kawasan
strategis nasional di kawasan timur indonesia, dan memiliki laju pertumbuhan
penduduk yang pesat (Sudirman, 2014).
Jumlah pengguna kendaraan bermotor pribadi di indonesia berdasarkan
data pada tahun 2018 mencapai kurang lebih 146 juta kendaraan, di mana jumlah
tersebut meningkat kurang lebih sebesar 6% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Hal tersebut akan menyebabkan polusi udara akan semakin
bertambah. Menurut WHO polusi udara adalah resiko dalam lingkup kesehatan
lingkungan tertinggi, diperkirakan ada 4,6juta orang meninggal per tahunnya
dikarenakan terkena paparan polusi udara.
Kegiatan pembangunan yang diiringi dengan perkembangan teknologi
pada sektor transportasi, pemukiman, dan industri menyumbangkan emisi akibat
penggunaan bahan bakar fosil berupa gas Karbon Dioksida (CO₂) yang
menyebabkan dampak menurunnya kualitas udara dan lingkungan. Ruang
Terbuka Hijau (RTH) sebagai rosot karbon (carbon sink) perlu dievaluasi
mengenai ketercukupan nya dalam penyerapan CO2serta perlu dilakukan
perencanaan RTH untuk waktu yang akan datang agar dapat terwujudnya
lingkungan yang sustainable.Pergerakan pada bidang pembangunan di Kota
Makassar sangat masif, hal tersebut memengaruhi kepadatan penduduk dan laju
urbanisasi (Hardiyanti, 2021).

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Polusi Udara

Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup


adalah masuk atau dimasukkan makhluk hidup, zat energi,
dan/komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran
udara diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-
bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya dapat membahayakan
kesehatan makhluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan
di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair
yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut
polutan udara.
Sedangkan menurut Mukon (2006), yang dimaksud pencemaran
udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke
dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan
diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi
dan material karena ulah manusia (man made). Pencemaran udara
diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Jadi, pencemaran udara adalah masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut
terjadi di dalam rumah, diruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang
perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor
pollution). Sedangkan bila pencemaran terjadi di lingkungan rumah,

6
perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar
ruangan (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap.
Gas dan asap tersebut berasal dari proses pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit
listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut
merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur-unsur penyusunan bahan
bakar, yaitu: CO₂ (karbondioksida), CO (karbon monoksida), Sox
(belerang oksida) dan Nox (nitrogen oksida).

3.2. Faktor Penyebab Pencemaran Udara di Makassar

Pencemaran udara di Makassar, seperti di banyak kota besar


lainnya, disebabkan oleh sejumlah faktor. Berikut adalah beberapa
faktor penyebab pencemaran udara yang umum di Makassar:
1. Emisi Kendaraan Bermotor: Jumlah kendaraan bermotor di
Makassar terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi
dan urbanisasi. Emisi gas buang dari kendaraan, terutama kendaraan
bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti mobil dan
sepeda motor, menyumbang nitrogen dioksida (NO₂), karbon
monoksida (CO), partikel-partikel halus (partikulat), dan senyawa
lainnya yang dapat mencemari udara.
2. Indusri dan Pembangkit Listrik: Makassar memiliki sektor industri
yang berkembang, termasuk pabrik-pabrik, pembangkit listrik, dan
kegiatan industri lainnya. Emisi dari proses industri, seperti
pembakaran bahan bakar fosil dan pelepasan gas industri, dapat
menyumbang polutan udara yang signifikan. Penggunaan bakan
bakar fosil dalam pembangkit listrik juga menjadi sumber emisi
polutan udara.
3. Kebakaran Hutan dan Lahan: Pada musim kemarau, kebakaran
hutan dan lahan sering terjadi di sekitar Makassar. Kebakaran ini
menghasilkan asap dan partikel-partikel yang mencemari udara.
Selain itu, kebakaran juga menghasilkan gas-gas seperti karbon

7
monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO₂), dan ozon (O3) yang
dapat merusak kualitas udara.
4. Pembakaran Sampah: Metode pembuangan sampah yang tidak
tepat, seperti pembakaran sampah secara terbuka, juga dapat
menyumbang pada pencemaran udara di Makassar. Pembakaran
Sampah menghasilkan asap, partikel-partikel berbahaya, dan
senyawa kimia beracun yang dapat merusak udara yang kita hirup.
5. Polusi Industri Maritim: Makassar merupakan kota pelabuhan yang
penting, dan aktivitas pelayaran dan industri maritim di sekitar
pelabuhan juga dapat menyumbang pada pencemaran udara. Emisi
dari kapal-kapal, termasuk partikel-partikel halus dan senyawa
sulfur yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, dapat
mencemari udara di sekitar pelabuhan.

3.3. Dampak Pencemaran Udara di Makassar

Pencemaran udara di Makassar memiliki dampak yang serius


terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah beberapa
dampak yang bisa terjadi akibat pencemaran udara di Makassar:
1. Gangguan Kesehatan: Paparan udara dapat menyebab berbagai
masalah kesehatan. Partikel-partikel halus (partikulat) yang
terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan,
menyebabkan batuk, sesak napas, dan memperburuk kondisi asma.
Pencemaran udara juga dapat menyebabkan penyakit pernapasan
kronis, infeksi saluran pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan
kanker paru-paru.
2. Penurunan Kualitas Hidup: Pencemaran udara dapat
mempengaruhi kualitas hidup masyarakat makassar secara
keseluruhan. Paparan polutan udara yang terus-menerus dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk berkurangnya
produktivitas kerja, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan
kualitas tidur. Hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup
dan kesejahteraan masyarakat.

8
3. Kerusakan Lingkungan: Polutan udara juga dapat merusak
lingkungan. Partikel-partikel halus yang terendap di tanah dan
permukaan air dapat mencemari ekosistem dan mempengaruhi
kehidupan organisme di dalamnya. Pencemaran udara juga dapat
merusak tumbuhan, mengurangi pertumbuhan dan hasil panen,
serta merusak keanekaragaman hayati.
4. Pencemaran Visual: Pencemaran udara dapat menyebabkan kabut
asap dan kabut polusi, yang mengurangi jarak pandang dan
menciptakan kondisi visual yang buruk di sekitar Makassar. Hal ini
dapat mengganggu aktivitas lalu lintas dan menyebabkan risiko
kecelakaan.
5. Perubahan Iklim: Pencemaran udara juga berkontribusi terhadap
perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida
(CO₂) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil
berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim yang
lebih ekstrem.

3.4. Upaya Pencegahan Pencemaran Udara di Makkasar

Pemerintah Makassar telah melakukan beberapa upaya untuk


mencegah pencemaran udara di kota tersebut. Beberapa tindakan yang
telah dilakukan adalah:
1. Regulasi Emisi Kendaraan Bermotor: Pemerintah Makassar telah
menerapkan regulasi yang mengatur emisi kendaraan bermotor.
Mereka telah memperketat standar emisi untuk kendaraan yang
beroperasi di kota, dengan membatasi jumlah polutan yang boleh
dilepaskan oleh kendaraan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
dampak pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan
bermotor.
2. Pengembangan Transportasi Berkelanjutan: Pemerintah telah
mengambil langkah-langkah untuk mendorong penggunaan
transportasi berkelanjutan di Makassar. Mereka telah
meningkatkan investasi dalam transportasi umum yang ramah
lingkungan, seperti penambahan armada bus dan perluasan

9
jaringan angkutan umum. Selain itu, infrastruktur untuk pejalan
kaki dan sepeda juga telah ditingkatkan untuk memfasilitasi
penggunaan transportasi non-motor.
3. Penyuluhan dan Kampaye Kesadaran: Pemerintah Makassar telah
melakukan kampaye kesadaran publik dan penyuluhan mengenai
pentingnya menjaga kualitas udara yang baik. Mereka telah
mengadakan acara, seminar, dan kegiatan edukasi di sekolah-
sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang
dampak pencemaran udara dan langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mencegahnya.
4. Pengolahan Sampah yang Tepat: Pemerintah telah meningkatkan
pengelolaan sampah di Makassar. Mereka telah memperkuat sistem
pengelolaan sampah, termasuk pemberdayaan masyarakat dalam
pengurangan sampah, pemilahan sampah, dan daur ulang. Dengan
mengurangi pembakaran sampah terbuka dan meningkatkan
pengolahan limbah secara aman, mereka berupaya mengurangi
emisi polutan udara yang dihasilkan oleh pembakaran sampah.
5. Kerja sama dengan pihak Terkait: Pemerintah Makassar juga telah
melakukan kerja sama dengan pihak terkait, seperti instansi
lingkungan dan organisasi non-pemerintah, untuk mengatasi
masalah pencemaran udara. Mereka berkolaborasi dalam
penyusunan kebijakan, pertukaran pengetahuan, dan pelaksanaan
proyek-proyek pencegahan pencemaran udara.
Upaya-upaya ini merupakan langkah awal yang dilakukan
oleh pemerintah Makassar dalam upaya mencegah pencemaran
udara. Penting untuk terus menerus melakukan evaluasi, perbaikan,
dan peningkatan upaya pencegahan guna mencapai hasil yang
lebih baik dalam menjaga kualitas udara yang bersih dan sehat di
Makassar.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pencemaran udara di Makassar memiliki dampak serius terhadap


kesehatan manusia dan lingkungan. Faktor penyebab pencemaran udara di
Makassar meliputi emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, dan
pembakaran sampah terbuka. Dampak dari pencemaran udara tersebut
meliputi gangguan kesehatan, penurunan kualitas hidup, kerusakan
lingkungan, pencemaran visual, dan kontribusi terhadap perubahan iklim.
Untuk mencegah pencemaran udara di Makassar, pemerintah telah
melakukan upaya yang meliputi pembentukan regulasi yang ketat terkait
emisi, promosi transportasi berkelanjutan, pengembangan energi terbarukan,
pengelolaan sampah yang tepat, kampanye kesadaran publik, dan kolaborasi
dengan pihak terkait. Pemerintah Makassar juga telah mengambil langkah
konkret seperti mengatur emisi kendaraan bermotor, meningkatkan
infrastruktur transportasi berkelanjutan, menggalakkan pengelolaan sampah
yang lebih baik, dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

4.2. Saran

Pemerintah dapat meningkatkan transportasi berkelanjutan, kendaraan


ramah lingkungan, mempromosikan penggunaan energi terbarukan, dan
meningkatkan pengawasan, penegakan hukum terhadap pelanggaran emisi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pratangga, A., Ariati, A., Syarkawi, M. T., & Maricar, M. H. (2022). Pengaruh
Aktivitas Kendaraan Bermotor Terhadap Kebisingan dan Polusi Udara di
Kawasan Pusat Perbelanjaan Mall Panakukkang Makassar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Teknik Sipil, 7-15.
Zubair, A., Samang, L., Selintung, M., & Usman, H. (2013). Studi Tingkat
Pencemaran Udara di Kota Makassar. Seminar Nasional Teknik Sipil III
2013.
Hardiyanti,Y. M, H., Sabriani, S., Hamriati, H., Logo, W., Wenda, S., & Wonda,
A. (2021). Kemampuan Tutupan Vegetasi RTH Dalam Menyerap Emisi
Polusi Udara Sektor Transportasi di Pusat Industri Kota Makassar. Jurnal
Holan, 1(1), 13-19.
Hidayat, R., Amir, R., & Majid, M. (2022). Polusi Udara Pada Ruang Basement
Parkir A Systematic Review. Jurnal Ilmiah: J-HESTECH, 5(2).
Sudirman, F. (2014). Analisis Besaran Emisi Kendaraan Sepeda Motor Dengan
Menggunakan Program Ivem Pada Ruas Jalan Arteri di Kota Makassar.
Jurnal Tugas Akhir, 1(1), 1-8.

Rauf, S., Aboe, A. F., Ishak, I. T., & Tesukandar, I. (2014). Analisis Gas Buang
Kendaraan Bermotor Roda Empat di Kota Makassar. In Prosiding Forum
Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (Vol. 2, No. 1, pp. 1119-
1132).

12

Anda mungkin juga menyukai