Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“POLUSI UDARA DI BANGLADESH DAN UPAYA PEMERINTAH


UNTUK MENANGGULANGI POLUSI UDARA”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Emisi dan Ambien

DOSEN PENGAMPU

MUHAMMAD FIRMANSYAH S.T., M.T

NIP: 198909112015041002

DISUSUN OLEH:

ABDULLAH MAKARIM (2010815210004)


ARYA GINANJAR
MUHAMMAD FAHRIZAL (2010815210002)
HADI RUSADI (2010815310025)
MOCHAMAD REZKI HADI SAPUTRA (2010815310009)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan banyak rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Polusi Udara di Bangladesh Dan Upaya
Pemerintah Untuk Menanggulangi Polusi Udara” dengan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa pada penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah akhir ini dikemudian hari.
Kami berharap gagasan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin guna melakukan
evaluasi khususnya bagi pembaca.

Banjarbaru, 11 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 3
BAB PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
A. Pengertian Polusi Udara ............................................................................... 6
B. Penyebab Polusi Udara di Bangladesh ......................................................... 7
C. Upaya Pemerintah dalam Mengurangi Polusi Udara di Bangladesh ........... 7
BAB III12 PENUTUP .......................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan aktivitas ekonomi dan urbanisasi yang cukup tinggi
baik diperkotaan dan subperkotaan berpotensi besar dalam peningkatan
penggunaan konsumsi energi, seperti pada kebutuhan bahan bakar guna
pembangkit tenaga listrik, terutama tungku-tungku industri dan
transportasi. Pembakaran bahan bakar ini merupakan sumer-sumber
pencemaran utama yang dilepaskan ke udara, seperti Cox, Nox, Sox, SPM
(Suspended particulate matter), Ox dan berbagai logam berat. Pencemaran
udara merupakan salah satu bagian dari pencemaran lingkungan fisik.
Pencemaran lingkungan fisik yang lain adalah pencemaran air dan
tanah. Udara merupakan kebutuhan yang paling utama untuk kehidupan
makhluk di bumi. Udara yang tercemar mempunyai konsentrasi bahan
pencemar baik dalam bentuk gas maupun padat lebih tinggi dari umumnya
yang terdapat di lingkungan alam. Secara umum, terdapat 2 sumber
pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural
resources) seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan
manusia (anthropogenie source), seperti yang berasal dari transportasi,
emisi pabrik, dan lain-lain.
Di dunia dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal
dari kegiatan manusia (anthropogenie sources) yaitu karbon monoksida
(CO), oksida sulfur (SO), oksida nitrogen (NO), partikulat, hidrokarbon
(HC), dan oksida fotokimia ozon. Buangan asap kendaran bermotor
merupakan sumber polutan terbesar yang mengakibatkan terjadinya
pencemaran udara. Hal ini berkaitan dengan kandungan kimia dalam
bahan bakar kendaraan. Oktan merupakan sumber awal yang dapat
mengakibatkan kualitas udara yang ada menjadi buruk. Angka oktan
adalah kandungan unsur karbon dalam bahan bakar.
Pencemaran udara yang tergolong tinggi dapat memberikan
beberapa efek buruk bagi kesehatan manusia., antara lain dapat
menyebabkan gangguan jantung, gangguan pernapasan seperti asma,

1
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan yang lebih parah lagi dalam
jangka panjang dapat menyebabkan kanker paru-paru, selain itu dapat
menurunkan kecerdasan (IQ) dan perkembangan mental khususnya emosi
pada anak-anak balita. Sebagian besar kendaraan bermotor di kota-kota
besar masih menggunakan bahan bakar fosil seperti hidrogen (H) dan
karbon (C). Hasil pembakarannya memunculkan senyawa Hidro Karbon
(HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) juga NO2. Namun
akibat menghemat, banyak kendaraan yang masih menggunakan solar
sebagai bahan bakar. Solar menghasilkan senyawa berbahaya, timbal atau
plumbum (Pb). Polutan inilah yang menjadi pemicu gangguan otak yang
utama. CO lebih menyerang ke anak-anak dan orang dewasa secara
langsung, yakni menyebabkan kepala pusing , pandangan menjadi kabur,
bahkan bisa pingsan dan kehilangan koordinasi saraf. Di luar ancaman
penurunan tingkat kecerdasan, polusi udara juga memicu bronkitis,
pneumonia, asma serta gangguan fungsi paru.
Pencemaran pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain adalah kualitas bahan bakar minyak (fosil), emisi kendaraan
bermotor, sistem transportasi dan manajemen lalu lintas yang tidak
efektif , dan emisi industri. Industri merupakan salah satu sektor ekonomi
yang penting dalam perkembangan suatu negara. Kegiatan industri juga
memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, terutama dalam hal
pencemaran udara. Emisi polutan yang dihasilkan oleh industri dapat
merusak kualitas udara dan memiliki konsekuensi serius terhadap
kesehatan manusia dan ekosistem. Industri sering menghasilkan partikel
halus dan debu yang mencemari udara, ini dapat terjadi dari proses
pembakaran tidak sempurna. Industri pembangkit listrik, pabrik kimia, dan
pabrik pengolahan limbah sering menghasilkan asap dan gas beracun
seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida
(CO), dan gas belerang lainnya. Pentingnya untuk mengurangi polusi
udara akibat industri, transportasi melalui penggunaan teknologi yang
lebih bersih, penggunaan energi terbarukan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan polusi udara ?
2. Mengapa polusi udara terjadi di Bangladesh ?
3. Bagaimana upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mengurangi
polusi udara ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah polusi udara.
2. Untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab polusi udara di Bangladesh.
3. Untuk mengetahui upaya pengendalian polusi udara yang telah di
lakukan di Bangladesh.

D. Tinjauan Pustaka
Pencemaran lingkungan sama tuanya dengan peradaban itu sendiri.
Ini telah menjadi perhatian utama dalam beberapa dekade terakhir. Ini
adalah produk sampingan dari perkembangan peradaban dan sebenarnya
harga untuk kemajuan. Ini lebih rentan dalam kasus Bangladesh. Polusi
udara di Bangladesh terutama disebabkan oleh emisi kendaraan,
pembuangan industri, dan pembakaran bahan bakar fosil. Polusi udara
adalah bahaya kesehatan lingkungan yang serius yang mempengaruhi
populasi Bangladesh. Polusi udara di Bangladesh disebabkan karena
meningkatnya populasi dan motorisasi terkait. Polusi udara dalam ruangan
terutama terkait dengan penggunaan bahan bakar biomassa selama
memasak dengan ventilasi yang buruk. Emisi industri dan mobil adalah
sumber utama polusi udara luar ruangan (Alam, 2009).
Di Dhaka, Bangladesh, partikular matter (PM) adalah polutan
udara yang paling berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan
jika dibandingkan dengan polutan kriteria terukur lainnya. Selama
beberapa tahun terakhir, Pemerintah Bangladesh telah mencoba untuk
mengontrol emisi PM yang berasal dari sumber antropogenik. Sekitar 30–
50% massa PM10 di Dhaka (tergantung lokasi) berupa partikel halus
dengan diameter aerodinamis kurang dari 2,2 μm. Partikel-partikel ini
sebagian besar berasal dari antropogenik dan sebagian besar berasal dari

3
sumber yang berhubungan dengan transportasi. Namun, kombinasi kondisi
meteorologi, transportasi jarak jauh selama musim dingin dan sumber
lokal menghasilkan konsentrasi PM tetap jauh lebih tinggi daripada
Standar Kualitas Udara Ambien Nasional Bangladesh (BNAAQS). Telah
ditemukan bahwa karbon hitam menyumbang sekitar 50% dari total massa
halus PM sebelum penerapan kebijakan pengendalian. Akibatnya, emisi
PM maupun BC tidak meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah
sumber pembakaran seperti kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga
diesel atau kiln batu bata. Faktorisasi Matriks Positif (PMF) diterapkan
pada data komposisi partikel halus dari Januari 2007 hingga Februari
2009. Ditemukan bahwa kendaraan bermotor menyumbang lebih sedikit
BC terhadap industri pembakaran batu bata. Hasil ini menunjukkan
efektivitas intervensi kebijakan pemerintah karena sebelumnya kendaraan
merupakan kontributor utama BC. BC juga diangkut dalam jarak jauh,
bercampur dengan partikel lain di sepanjang jalan seperti yang ditunjukkan
oleh analisis fungsi kontribusi sumber potensial. Transportasi lintas batas
polusi udara di kawasan Asia Selatan telah menjadi isu yang semakin
penting selama beberapa dekade terakhir. Jumlah relatif polutan lokal dan
jarak jauh yang diangkut saat ini tidak diketahui.
Efek perubahan iklim global sekarang diakui sebagai ancaman
terhadap kegiatan pembangunan berkelanjutan. Pemaksa iklim termasuk
CO2 yang menyerap radiasi infra merah dan umurnya puluhan hingga
berabad-abad dengan sekitar 20% bertahan selama ribuan tahun (IPCC,
2007), karbon hitam (BC) yang menyerap radiasi matahari dan merupakan
pemaksa iklim berumur pendek, dan metana (CH4) , yang menyerap
radiasi infra merah lebih baik daripada CO2 dan menghasilkan ozon (O3),
dan emisi CO yang mengontrol konsentrasi ozon troposfer latar belakang.
Bangladesh berada dalam posisi rentan sehubungan dengan efek iklim
karena posisi topografinya. Dampak iklim di Bangladesh akan berupa
kenaikan permukaan laut, peningkatan salinitas air, kekeringan,
peningkatan banjir, dan perubahan perilaku cuaca musiman.

4
Perubahan iklim dan polusi udara terkait dalam banyak hal. Gas
rumah kaca (GRK) termasuk CO2, N2O, CH4, dan polutan udara utama
seperti partikel ozon, CO, dan karbon hitam (BC) berasal dari berbagai
sumber. Di negara maju, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan CO2
dalam jumlah besar. Sumber di negara berkembang termasuk pembakaran
biomassa, pembuatan batu bata, dan lalu lintas. Pembakaran bahan bakar
fosil dengan efisiensi rendah memancarkan partikel karbon hitam dan gas
prekursor yang mengarah pada pembentukan ozon troposfer. Karbon hitam
(BC) adalah polutan udara utama dan dapat bertindak dalam dua cara.
Pertama sebagai penyerap langsung cahaya tampak dan memberikan
pemanasan langsung di atmosfer yang lebih rendah. Pengendapan karbon
hitam di gletser Himalaya merupakan kontributor signifikan terhadap
pencairan cepat yang baru-baru ini diamati. Dampak konsentrasi BC pada
perubahan iklim global belum dipertimbangkan secara memadai hingga
saat ini, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal itu bisa menjadi
penyumbang terbesar kedua pemanasan global. Karbon hitam dan ozon
troposfer, unsur kabut asap, biasanya tidak digabungkan menjadi gas
rumah kaca, tetapi menghangatkan udara dengan menyerap radiasi
matahari secara langsung. Dibandingkan dengan CO2 yang dapat bertahan
di atmosfer hingga 3.000 tahun, karbon hitam hanya bertahan selama 2
minggu dan metana tidak lebih dari 15 tahun.
Di Bangladesh, Pusat Energi Atom, Dhaka (AECD) dari Komisi
Energi Atom Bangladesh (BAEC) telah memantau PM2.5 dan PM2.5–10
sebagai bagian dari jaringan pemantauan polusi udara regional dari 15
negara di Asia Tenggara dan Pasifik di bawah Perjanjian Kerja Sama
Regional (RCA) dengan bantuan keuangan dari Badan Energi Atom
Internasional (IAEA) (Begum et al., 2013)

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Polusi Udara


Polusi udara adalah berbagai jenis senyawa gas dan partikel yang
keberadaannya dalam konsentrasi tertentu dapat membahayakan manusia.
Gas buang sisa pembakaran kendaraan bermotor umumnya menghasilkan
beberapa senyawa gas dan partikulat yang dapat membahayakan kesehatan
manusia. Senyawa berbentuk gas yang muncul dari gas buang kendaraan
bermotor dapat berupa carbon monoxide (CO), nitrogen oxide (NOx),
hydro-carbon (HC); partikulat dan timbal (Pb). Persamaan reaksi berikut
ini akan menjelaskan analisa emisi gas buang yang terjadi pada
pembakaran sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan produk CO2
dan H2O, sedangkan pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan
produk tambahan CO, HC, NOX, dan partikulat. Emisi inilah yang relatif
berbahaya terhadap manusia, tanaman dan bangunan.
Partikel polutan dapat berbentuk padat maupun droplet. Deposisi
partikel yang terinhalasi bergantung pada beberapa faktor termasuk ukuran
partikel, anatomi saluran napas, dan pola napas. Partikel > 10 μm akan
disaring secara efektif di hidung dan nasofaring, kemudian dibatukkan
atau ditelan. Partikel < 10 μm akan berhenti di cabang – cabang
trakeobronkial. Deposisi partikel berukuran antara 1 -2 μm di alveoli paru,
sedangkan partikel < 0,5 μm akan sampai ke permukaan alveoli
Dampak polusi udara dalam jangka panjang terhadap manusia
dapat berupa gangguan kesehatan yang dapat mengakibatkan penurunan
daya refleks dan kemampuan visual; atau jangka pendek seperti gangguan
pernafasan dan sakit kepala. Polusi udara umumnya memberikan dampak
terhadap sistem pernafasan manusia seperti kesulitan bernafas, batuk,
asma, kerusakan fungsi paru, penyakit pernafasan kronis dan iritasi
penglihatan.

6
B. Penyebab Polusi Udara di Bangladesh
Kondisi lingkungan Bangladesh saat ini sama sekali tidak
seimbang. Udara, air, dan kebisingan yang parah polusi yang mengancam
kesehatan manusia, ekosistem dan pertumbuhan ekonomi Bangladesh.
Pencemaran udara yang ditimbulkan karena peningkatan populasi,
pembakaran bahan bakar fosil, industrialisasi dan motorisasi terkait. Air
polusi yang disebabkan oleh industrialisasi. Di bawah air tanah
Bangladesh telah tercemar karena arsenik.
Penduduk kota-kota besar Bangladesh juga terpapar polusi tingkat
tinggi. Degradasi lingkungan Bangladesh juga disebabkan karena
kemiskinan, kelebihan penduduk dan kurangnya kesadaran tentang subjek.
Itu dimanifestasikan oleh deforestasi, kehancuran lahan basah, erosi tanah
dan bencana alam polusi udara terutama terjadi akibat pembakaran fosil
bahan bakar seperti batubara, minyak bumi dan terkait asap hitam. Lebih
dari 99% tempat pembakaran batu bata menggunakan bahan bakar fosil
tetapi tidak mematuhi “Peraturan Pembakaran Batu Bata” dan mencemari
udara yang sangat besar.
Polusi udara merupakan bahaya kesehatan lingkungan yang serius
mempengaruhi populasi Bangladesh. Polusi udara dari Bangladesh juga
disebabkan karena meningkatnya populasi dan motorisasi terkait. Polusi
udara dalam ruangan terutama terkait dengan penggunaan bahan bakar
biomassa selama memasak dengan ventilasi yang buruk. Emisi industri
dan mobil adalah sumber utama udara luar polusi

C. Upaya Pemerintah dalam Mengurangi Polusi Udara di Bangladesh


Pencemaran udara di Bangladesh adalah masalah serius yang
memiliki dampak negatif terhadap kesehatan penduduk, lingkungan, dan
ekonomi negara tersebut. Beberapa faktor utama yang menyebabkan
pencemaran udara di Bangladesh antara lain:
1. Pembakaran biomassa
Praktik pembakaran biomassa, seperti kayu bakar dan jerami,
untuk memasak dan pemanasan masih umum di wilayah pedesaan
Bangladesh. Ini menghasilkan emisi partikel dan gas beracun ke udara.

7
Adapun langkah yang digunakan untuk menanggulangi permasalahan
tersebut yaitu:
A. Pemerintah Bangladesh meluncurkan program subsidi gas rumah
tangga yang berguna dalam mendorong penggunaan gas alam
sebagai pengganti dari kayu bakar dan jerami. Sehingga program
ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar biomassa
tradisional di rumah tangga.
B. Adanya penyuluhan dan kampanye tentang dampak negatif
pembakaran biomassa terhadap kesehatan dan lingkungan.
Masyarakat diberikan informasi tentang mnfaat dari penggunaan
energi alternatif yang lebih bersih
C. Adanya distribusi kompor hemat energi yang telah dilakukan di
beberapa daerah pedesaaan di Bangladesh. Kompor hemat energi
ini dirancang untuk mengurangi konsumsi bahan bakar biomassa
dan emisi partikel berbahaya.
D. Pemerintah Bangladesh telah berinvestasi dalam pengembangan
sumber energi terbarukan seperti dalam pengembangan energi
surya dan biogas serta pemerintah juga meluncurkan proyek
penanaman pohon untuk mengurangi deforestasi dan menyediakan
sumber energi berkelanjutan.

2. Polusi udara yang berasal dari industri


Sektor industri yang berkembang pesat di Bangladesh
menyebabkan emisi gas dan partikel berbahaya ke udara. Pabrik tekstil,
industri pengolahan pangan, dan sektor konstruksi menjadi penyumbang
utama pencemaran udara di perkotaan. Adapun Langkah yang digunakan
untuk menanggulangi masalah ini adalah
A. Penerapan standar emisi yang ketat untuk industri-industri yang
berpotensi menyebabkan polusi udara yang mencakup Batasan
emisi gas buang dan partikel berbahaya yang dihasilkan oleh
pabrik-pabrik.

8
B. Pengawasan terhadap industri untuk memastikan bahwa mereka
mematuhi standar emisi yang sudah ditetapkan dan
memberlakukan sanksi terhadap pelanggaran.
C. Mendorong industri untuk mengadopsi teknologi bersih dan ramah
lingkungan yang meliputi penggunaan teknologi pengendalian
polusi udara yang efesien seperti sistem filtrasi dan penangkap
partikel untuk mengurangi emisi berbahaya.
D. Negara Bangladesh juga berpartisipasi dalam kerjasama
internasional dalam mengatasi polusi udara. Mereka juga berkerja
sama dengan negara-negara lain, organisasi internasional dan
Lembaga donor untuk mendapatkan dukungan teknis dan keuangan
dalam mengurangi polusi udara.

3. Polusi Udara yang Berasal dari Transportasi


Jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah di kota-kota
besar Bangladesh menghasilkan emisi gas buang yang signifikan. Bahan
bakar yang rendah mutu dan kurangnya kontrol emisi kendaraan
menyebabkan kualitas udara yang buruk. Adapun Langkah yang
digunakan untuk menanggulangi masalah ini adalah
A. Mendorong penggunaan endaraan ramah lingkungan, seperti
kendaraan listrik dan kendaraan gas alam terkompresi (CNG). Ini
termasuk pengenalan dan insentif untuk kendaraan bermotor
berbasis energi bersih guna mengurangi emisi gas buang.
B. Menerapkan standar emisi yang lebih ketat untuk kendaraan
bermotor dan melakukan uji emisi secara teratur. Hal ini bertujuan
untuk memastikan kendaraan yang beroperasi memenuhi batas
emisi yang ditetapkan.
C. Pemerintah Bangladesh berinvestasi dalam pengembangan dan
peningkatan sistem transportasi massal seperti kereta api, bus rapid
transit (BRT), dan layanan angkutan sungai. Ini bertujuan untuk
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mempromosikan
transportasi publik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

9
4. Polusi Udara yang Berasal dari Pembakaran Batu Bara
Bangladesh mengandalkan pembangkit listrik tenaga batu bara
sebagai sumber utama energi. Pembakaran batu bara ini menghasilkan
emisi sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan partikel berbahaya lainnya
yang menyumbang pada pencemaran udara. Adapun Langkah yang
digunakan untuk menanggulangi masalah ini adalah
A. Pemerintah Bangladesh sedang berusaha untuk mengurangi
ketergantungan pada pembangkit listrik berbasis batu bara dengan
memperluas penggunaan sumber energi terbarukan. Mereka telah
meningkatkan investasi dalam energi surya, tenaga angin, dan
pembangkit listrik hidroelektrik.
B. Bangladesh telah beralih ke pembangkit listrik berbasis gas alam
cair (LNG) sebagai alternatif yang lebih bersih daripada batu bara
yang dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan
partikel berbahaya yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara.
C. Bangladesh telah meluncurkan program untuk meningkatkan
efisiensi energi di sektor pembangkit listrik dan industri. Upaya ini
termasuk peningkatan efisiensi dalam operasi pembangkit listrik
batu bara yang ada dan peningkatan penggunaan teknologi efisien
energi di sektor industri.
D. Memperketat peraturan dan standar emisi untuk pabrik-pabrik yang
menggunakan batu bara. Ini termasuk membatasi emisi sulfur
dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NOx), dan partikel berbahaya
lainnya yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara.

5. Polusi Udara yang Berasal Pembakaran Sampah


Kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai
menyebabkan pembakaran sampah terbuka, terutama di daerah perkotaan.
Pembakaran sampah ini menghasilkan emisi gas beracun seperti dioksida
belerang dan logam berat. Adapun Langkah yang digunakan untuk
menanggulangi masalah ini adalah

10
A. Pemerintah Bangladesh telah meningkatkan sistem pengelolaan
sampah dengan pendekatan yang lebih terorganisir. Mereka telah
memperkuat infrastruktur pengumpulan sampah, termasuk
pembangunan tempat pembuangan akhir yang sesuai dan fasilitas
pengelolaan sampah modern.
B. Mendorong praktik daur ulang dan pengomposan sampah untuk
mengurangi volume sampah yang dibakar. Program dan kampanye
telah diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya daur ulang dan pengomposan sebagai alternatif
pembakaran sampah.
C. Mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah
(Waste-to-Energy) di beberapa kota. Teknologi ini memanfaatkan
sampah sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik,
sehingga mengurangi kebutuhan akan pembakaran sampah terbuka.
D. Berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi
pengolahan sampah yang inovatif. Hal ini mencakup teknologi
pengolahan termal, seperti pirolisis dan gasifikasi, yang dapat
mengubah sampah menjadi energi atau produk bernilai.

Dampak pencemaran udara di Bangladesh sangat merugikan.


Pencemaran udara yang tinggi telah menyebabkan peningkatan kasus
penyakit pernapasan, termasuk penyakit paru-paru kronis, asma, dan
infeksi saluran pernapasan atas. Pencemaran udara juga berkontribusi pada
kematian dini dan penurunan kualitas hidup penduduk.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dampak dari pencemaran udara yang tinggi dapat memberikan
beberapa efek yang buruk bagi kesehatan manusia. Polusi udara adalah
berbagai jenis senyawa gas dan partikel yang keberadaannya dalam
konsentrasi tertentu dapat membahayakan manusia. Polusi udara dalam
jangka panjang bagi manusia yang terpapar dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan yang akan menurunkan daya refleks dan kemampuan
visual serta dalam jangka pendek seperti gangguan pernafasan dan sakit
kepala. Pencemaran udara yang ada di Negara Bangladesh sebagian besar
ditimbulkan karena peningkatan populasi, pembakaran bahan bakar fosil,
industrialisasi dan kendaraan bermotor, emisi industri dan kendaraan
bermotor merupakan sumber utama polusi udara di Bangladesh.
Penanggulangan yang sudah dilakukan pemerintah Bangladesh seperti
penerapan standar baku mutu emisi yang ketat, pengembangan dan
pendistribusian peralatan yang ramah eniergi dan ramah lingkungan, serta
berpartisipasi dalam kerjasama dengan negara lain untuk menganggulangi
polusi udara.

B. Saran
Berdasarkan hasil dari penanggulangan emisi di negara Bangladesh
diatas saran yang dapat diambil untuk membantu negara tersebut
mengurangi emisi udara, negara Bangladesh dapat mendorong penggunaan
energi bersih dan juga dapat dilakukan kampanye serta penerapan terhadap
kesadaran masyarakat tentang dampak buruk emisi udara, penghematan
energi maupun cara hidup yang lebih berkelanjutan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alam, G. J. "Environmental pollution of Bangladesh—it’s effect and


control." Pulp and Paper 51, no. 13.17 (2009).
Begum, B. A., Hopke, P. K., & Markwitz, A. (2013). Air pollution by fine
particulate matter in Bangladesh. Atmospheric Pollution Research, 4(1),
75-86.
Hidayat, Syaiful, Faisal Yunus, and Agus Dwi Susanto. "Pengaruh polusi udara
dalam ruangan terhadap paru." CDK 39, no. 1 (2012): 8-14.
Gusnita, Dessy. "Green transport: transportasi ramah lingkungan dan
kontribusinya dalam mengurangi polusi udara." Berita Dirgantara 11, no.
2 (2010).

13

Anda mungkin juga menyukai