KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………….…21
3.2 SARAN……………………………………………………………………………….….21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..……....22
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Polutan Primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu.
Polutan primer berupa polutan gas dan partikel.Polutan gas terdiri dari:senyawa karbon,
senyawa sulfur, senyawa nitrogen , senyawa halogen.
Partikel yang di atmoser mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa
zat padat maupun suspensi aerosol caor di atmosfer. Bahan partikel tersebut berasal
dari proses kondensasi, proses disperse, maupun proses erosi bahan tertentu. Asap sering
kali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat, uap, gas, dank abut.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di
udara, Misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 dan O radikal.
Sifat fisik dari polutan sekunder terbagi atas dua yaitu sifat fisik dan kimia yang tidak
stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah Ozon ,Peroxy Acyl Nitrat (PAN), dan
Formaldehid.
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada
seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain.Masing-masing sumber
pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi
kehidupan.Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang
digunakan, teknologi serta pengawasan yang dilakukan.
Oleh sebab itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan
oleh pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan
kendaraan bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan
berujung pada bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara.Di Indonesia
kurang lebih 70 % pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor.Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak
negatif baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungannya.
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,
Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun.Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan
bermotor. Kadar karbon monoksida di atmosfer yang berasal dari faktor internal
diperkirakan ada sekitar 0,1 ppm. Karbon monoksida dapat terjadi sebagai reaksi
antara (intermediet) dari reaksi oksida metana oleh radikal hidroksil diatmosfer.
Persamaan reaksi:
HCHO + hv H + HCO (6.1)
HCO + O2 HOO + CO (6.2)
Sumber lain dari gas CO berasal dari faktor eksternal yaitu berupa buangan
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil dan bahan bakar, karena kendaraan
bermotor dan industri masih dominan menggunakan bahan bakar minyak dan batu
bara. Karbon monoksida mempunyai pengaruh toksik pada makhluk hidup terutama
kepada kesehatan manusia karena gas CO dapat menggantikan O2 didalam
hemoglobin dan menghasilkan karboksihaemoglobin sebagai mana ditunjukkan
reaksi, seingga kapasitas darah untuk membawa oksigen berkurang. Adapun
persamaan reaksinya yaitu:
O2Hb + CO COHb + O2K = 210 (6.3)
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.Ada tiga jenis senyawa
oksida nitrogen sebagai pencemar yang terdapat diudara, yaitu dinitrogen oksida
(N2O), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas dinitrogen oksida
dikenal sebagai gas anestesi dan sering disebut sebagai gas ketawa yang dapat
dihasilkan dalam proses mikrobiologi. Gas N2O tidak terlalu reaktif sehingga tidak
menyebabkan reaksi penting diatmosfer. Kadar gas N 2O akan semakin menurun
dengan meningkatnya ketinggian atmosfer karena reaksi fotokimia yang mengubah
N2O menjadi nitrogen monoksida dan molekul oksigen.
N2O + hv N2 + O (6.4)
N2O + O N2 + O (6.5)
N2O + O NO + NO (6.6)
Sumber lain penghasil gas belerang dioksida adalah hasil penguraian atau
pembusukan protein yang mengandung belerang oleh mikroorganisme menghasilkan
senyawa organik yang mengandung belerang dalam bentuk gas H2S, kemudian gas
H2S yang dihasilkan tersebut dioksidasi menjadi belerang dioksida sehingga disetiap
gas H2S yang terdapat di atmosfer dapat diubah menjadi SO2.
Pembakaran batubara akan mengubah senyawa pyrit menjadi belerang dioksida.
Sumber lain polutan belerang dioksida adalah berasal dari ruangan industri kimia
yang menggunakan senyawa belerang. Reaksi
2H2S + 3O2 2SO2 + 2H2O (6.7)
4. Gas Klor dan Fluor di Atmosfer
Pencemaran gas klor di atmosfer tidak akan terjadi secara global melainkan akan
terjadi secara lokal. Pencemaran secara local artinya pencemaran udara hanya di
daerah sumber bahan pencemar dan yang berdekatan dengan sumber kontaminan.
Gas klor banyak digunakan, dalam industri kimia, plastik, pemutih pada pabrik
kertas, dan desinfektan pada pengolahan air. Gas klor bila langsung terhirup oleh
manusia akan sangat beracun dan dapat merusak saluran pernapasan. Klor sebagai
gas kehadirannya diatmosfer termasuk senyawa yang sangat reaktif dan sebagai.
pengoksida kuat, dapat berubah menjadi asam klorida bila bersenyawa dengan air.
seperti diperlihatkan pada persamaan reaksi (6.16).
Cl2 + H2O HCl + HOCl
Sumber utama penghasil gas klor di atmosfer berasal darI pembakaran bahan bakar
fosil seperti batubara. Telah diketahui bahwa batubara mengandung banyak senyawa
organik yang mengandung klor, dan senyawa ini dibebaskan ke atmosfer dalam
bentuk HCI pada proses pembakaran.
Senyawa halogen lain seperti fluor (F), asa, fluoride (HF) dan senyawa
turunannya yang mudah menguap di atmosfer pada umumnya dihasilkan dari industri
seperti industri pengolahan aluminium yang menggunakan bahan fluor, dan
pengolahan pupuk fosfat.
Gas HF bila masuk ke dalam tubuh sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia
karena dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Dengan menghirup uap
HF pada konsentrasi sangat kecil akan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu
singkat
Polusi udara yang mengandung senyawa flor yang sangat berpotensi merusak
atmosfer adalah senyawa organik sepeni freon atau klorofluorokarbon (CFC) yang
banyak digunakan sebagai cairan dalarn kulkas. Dalam beberapa tahun lalu CFC
banyak juga digunakan sebagai propellan dalam produk spray, misalnya deodoran,
spray rambut, dan lain-lain. Akan tetapi, sejalan dengan kemajuan teknologi yang
disertai semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan maka
penggunaan senyawa ini semakin hari semakin berkurang dan saat ini cenderung
ditinggalkan. Senyawa golongan CFC yang paling banyak digunakan adalah
diklorodifluorometana (CFC-12) dengan rumus molekul Cl2CF2 (titik didih -28 °C)
dan senyawa triklorolluorometana (CFC-11) dengan rumus molekul CI2CF (titik
didih +24 °C). Senyawa CFC-11 CFC-12 tergolong sangat inert pada ketinggian
rendah, dan senyawa ini sangat banyak diproduksi hampir di seluruh dunia.
Kehadiran CFC di atmosfer sangat berpengaruh terhadap karena kehadiran CFC
diatmosfer akan mempercepat pengubahan senyawa ozon di lapisan stratosfer.
Walaupun CFC termasuk senyawa inert akan tetapi oleh pengaruh energi tinggi dari
radiasi ultraviolet maka diperkirakan senyawa CFC akan dapat mengalami reaksi
fotodekomposisi menghasilkan atom klor sesuai persamaan reaksi
Cl2CF2 + hv Cl + ClCF2
selanjutnya atom klor ini akan bereaksi dengan ozo n sehingga kadar ozon akan
semakin menipis dan rusak membentuk sennyawa ClO persamaan reaksi
Cl + O3 ClO + O2
Namun demikian, peranan senyawa CFC dalam merusak lapisan ozon masih
kontroversi, ada yang setuju dan ada yang dengan berbagai alasan. Di Indonesia,
larangan penggunaan bahan perusak ozon telah diatur dalam Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Repbulik Indonesia Nomor: 110/Mpp/Kep/1 /1998
tentang Larangan Memproduksi dan Memperdagangkan Bahan Perusak Lapisan
Ozon Serta Memproduksi dan Memperdapngkan Barang Baru yang Menggunakan
Bahan Perusak Lapisan Ozon (Ozone Depleting Substances)
5. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara
6. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar.Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna.
7. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer
bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
8. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada
kendaraan bermotor.Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
9. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor
dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
10. Air Raksa
Air raksa (merkuri) adalah termasuk logam pencemar yang sangat beracun.
Merkuri sangat mudah menguap dan di atmosfer, kebanyakan dalam bentuk atom
yang berasal dari hasil pembakaran batubara dan semburan gunung berapi. Dengan
menghirup merkuri akan terbawa oleh darah ke otak dan mengakibat kerusakan otak
dan gangguan jaringan saraf.
11. Berilium
Berilium umumnya digunakan sebagai komponen dalam logam misalnya logam
untuk peralatan listrik, instrumen elektronik, dan peralatan nuklir. Berilium sangat
berbahaya terhadap kesehatan karena sifat racun yang sangat mematikan.
Salah satu permasalahan lingkungan dapat terjadi karena polusi udara yang dihasilkan
oleh industri. Meskipun saat ini telah banyak aturan yang diadakan perkenaan dengan asap
yang dihasilkan oleh industri, namun hal ini tidak terjadi begitu saja. Manusia umumnya
akan mengantisipasi, bila telah merasakan akibat dari perbuatannya. Ada beberapa
peristiwa yang terjadi diakibatkan polusi udara yang sangat mematikan, bahkan
menyebabkan kematian ribuan orang, yaitu great smoke of London (1952) dan Donora
Smog (1948).
1. Great Smoke of London
Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah membawa perubahan pada gaya
hidup masyarakatnya, baik dalam skala rumah tangga maupun industri. Penggunaan
bahan bakar berbasiskan batu bara menjadi sumber utama masyarakat di London pada
sekitar tahun 1500-an. Semenjak penggunaan batu bara sebagai sumber bahan bakar,
telah terjadi beberapa kali peristiwa kabut asap yang disebabkan oleh pembakaran batu
bara.
Pada Desember 1952 yang merupakan musim dingin, meningkatkan pembakaran
di skala rumah tangga (untuk penghangat) dan industri. Ribuan rumah tangga
menghasilkan asap yang berasal dari batu bara. Namun bukannya sebagai penghangat,
lebih banyak asap yang dihasilkan dari pembakaran ini. Tidak pernah ada peristiwa
yang lebih berbahaya dan mematikan dari pada peristiwa di tahun 1952 ini.
Pada peristiwa ini ribuan ton jelaga hitam, tar, dan SO2 telah terakumulasi di udara
akibat pembakaran batu bara. Konsentrasi bahan-bahan tersebut mencapai 3000-14.000
gr/m3 di udara, sekitar 50 kali diatas ambang batas normal pada saat itu. Sebuah kabut
cahaya telah berdiam di kota itu sejak tanggal 5 Desember, asap dan uap dari
pembakaran tetap bergerak dan membentuk asap padat. Salah satu faktor yang
menyebabkan peristiwa ini juga adalah cuaca yang sangat dingin saat musim salju saat
itu. Terjadi inversi temperatur, sehingga asap yang dihasilkan dari pembakaran akan
terjebak dan terakumulasi.Peristiwa mematikan yang terjadi disebabkan penyakit
pneumonia, bronchitis, tubercolosis, kerusakan jantung, asma dan kematian karena
keracunan yang berasal dari asap tersebut. Ketika asap menyebar ke seluruh London,
4000 orang meninggal, beberapa berita menyatakan total korban jiwa dari peristiwa ini
mencapai 12.000 jiwa.
2. Donora Smog
Asap yang menyebabkan peristiwa ini pertama kali terlihat pada tanggal 27
Oktober 1948 di Donora, Pennysylvania. Akibat dari peristiwa ini banyak kematian
dan penyakit yang disebabkan oleh asma dan penyakit pernafasan lainnya, 20 orang
meninggal dan sepertiga dari penduduk kota sakit. Dampak dari peristiwa ini juga
masih terlihat sepuluh tahun kemudian, dimana tingkat kematian di kota tersebut
meningkat dengan pesat.
Donora Zinc Works yang merupakanindustri besi di Amerika membuat emisi
yang menghasilkan HF dan SO2 . Peristiwa ini disebabkan emisi tersebut terjebak
karena terjadinya inversi temperatur, dimana asap manjadi bertemperatur lebih tinggi,
udara terjebak di dalam bongkahan tersebut, serta tercampurnya polutan kedalam asap.
Peristiwa ini berhasil diatasi dengan waktu yang cukup cepat, dengan
menghentikan untuk sementara kegiatan di industri tsb.Dengan hal ini, jumlah korban
yang lebih buruk dapat dicegah hingga tanggal 31 Oktober 1948. Donora
smog merupakan salah satu peristiwa paling mematikan disebabkan oleh polusi udara.
Dari peristiwa Great Smoke of London, pemerintah setempat langsung
mengambil tindakan untuk membersihkan udara nasional. Peristiwa yang mematikan
tersebut terjadi karena kelalaian masyarakat akan berbahayanya pembakaran bahan
bakar, pulusi udara terhadap kesehatan. Pada tahun 1968 Clean Air Act memberikan
standar polusi udara yang dapat dibuang ke udara bebas, serta menyarankan rumah
tangga untuk menggunakan bahan bakar pemanas yang lebih ramah lingkungan seperti
gas, minyak, dan listrik.
Peristiwa Donora Smog yang juga mengakibatkan kematian yang fatal, telah
mendapat perhatian serius dari pemerintah AS saat itu.Industri besi yang merupakan
sumber pencemaran telah dihukum, dan dikenakan denda, juga pelaku sebanyak 80
orang yang terlibat.Semenjak peristiwa itu juga aksi dan tindakan untuk menjaga
lingkungan khususnya polusi udara terus digalakkan.
Dari kedua peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan polusi udara dan zat
beracun dalam asap tsb terjadi di kota-kota besar di dunia. Meskipun peristiwa
mematikan seperti itu tidak terjadi lagi hari-hari ini, namun permasalahan lingkungan
karena polusi udara di kota-kota besar tetap terjadi.
Untuk mencegah dan mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi dan
semakin pesat di berbagai belahan dunia, maka pada tahun 1974 UNEP(The United
Nations of Environment Programme) dan WHO (World Health
Organizations) menginisiasi program sistem pengawasan terhadap keadaan lingkungan
global. Organisasi ini telah memantau keadaan udara di lebih dari 50 kota di 35 negara
berkembang. Fokus pertama adalah memantau kadar SO 2 yang terakumulasi
dengan high-volume sample matter serta Pb dalam polutan. Hasil dari pendataan ini
sangat bermanfaat untuk menganalisa permasalahan udara secara global.Pantauan
dilanjutkan dengan mendata kandungan NO2, CO dan O3 di udara.
Selain itu pada konferensi Lingkungan Internasional yang diadakan pada tahun
1992 di Rio de Janeiro, permasalahan polusi udara di perkotaan juga mendapat sorotan
yang penting. Meskipun polusi udara hanya merupakan salah satu permasalahan yang
terjadi selain kontaminasi perairan, hal ini merupakan salah satu kontroversi politik
yang menjadi fokus di kota-kota besar. Pemantauan terhadap kandungan polutan udara
yang ada di beberapa kota besar terus dilakukan. Umumnya polutan yang tinggi terjadi
di negara-negara berkembang, yang polutan nya berasal dari industri ataupun
pembakaran melalui kendaraan bermotor.
Hingga saat ini, usaha pengurangan polutan di kota-kota besar dilakukan secara
parsial oleh kebijakan masing-masing kota. Peraturan mengenai udara buang yang
boleh dihasilkan industri, filtrasi asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, hingga
pengurangan penggunaan kendaraan bermotor terus dilakukan. Selain itu penanaman
pohon yang dapat mengurangi polutan di perkotaan merupakan salah satu kebijakan di
berbagai kota. Sistem pengawasan lokal di masing-masing kota juga dilakukan dengan
pemasangan alat pemantauan komposisi udara di perkotaan.
1. Dampak Pencemaran Udara Bagi Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara
lain:hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit
energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke
udara akan bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa
tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi
sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat
dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa
ini disebut dengan deposisi asam.
2. Kabut Fotokimia
Selain dari hujan asam yang terjadi diudara, terdapat pula reaksi kimia yang tejadi,
yakni kabut fotokimia. Kabut merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keadaan yang tidak baik atau tidak menyenangkan yang disebabkan
oleh asap dan kabut yang bercampur dengan gas belerang oksida.
Campuran senyawa kimia tersebut merupakan senyawa pereduksi sehingga disebut
kabut pereduksi atau kabut belerang. Sedangkan untuk kabut yang terdiri dari senyawa
pengoksida disebut kabut pengosida atau kabut fotokimia. Kabut Fotokimia sendiri
terbentuk akibat adanya reaksi kimia yang terjadi oleh karena pengaruh sinar matahari
pada oksida nitrogen (NO2) dengan senyawa organik yang mudah menguap (VOCs) di
atmosfer yang menghasilkan partikel campuran kimia yang sangat berbahaya. Oksida
nitrogen sendiri terbentuk atau dihasilkan dari pembakan bahan fosil oleh mesin
industri. Sedangakan VOCs sendiri terbentuk akibat dari sumber yang dihasilkan
manusia seperti bahan bakar minyak. Peptisida, dan lain lain.
Kulaitas udara yang sangat buruk berupa kabut fotokimia ditandai dengan
terbentuknya oksida diudara khususnya pada ozon yang menyebabkan iritasi mata saat
pandangan dibawah 3 mil dengan relative kelembapan 60%. Adapun komponen
pembentuk dari kabut itu sendiri adalah sinar ultraviolet, Hidrokarbon, dan Nitrogen
Oksida. Hidrokarbon dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar minyak
pada suhu tinggi didalam mesin.
Reaksi hidrokarbon yang terjadi diatmosfer akan dapat dipahami dengan melihat
contoh pembakaran metana. Gas metana akan berekasi dengan nitrogen yang dihasilkan
dari disosiasi fotokimia NO2 atau dengan O2 menghasilkan radikal hidroksil. Slanjutnya
metal(radiasi Hidrokarbon) yang dihasilkan akan berekasi dengan cepat oksigen
menghasilkan senyawa peroksil. Sedangkan radikla yang dihasilkan akan dengan cepat
berekasi dengan hidrokarbon sehinggan mengasilkan radiasi yang sangat reaktif
C H 4 + O H 3C + H O
H 3C + O 2 + M H 3C O O + M
C H 4 + H O H 3C + H 2O
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone
Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak
lapisan ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena
zat kimia buatantersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan
mempercepat lepasnya ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang
disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC
baik CFC-11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2). Gas ini banyak dipergunakan dalam
industri untuk pendingin yang lebih dikenal dengan istilah freon(Graedel and
Crutzen, 1990).
4. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
3. Dampak Pencemaran Bagi Hewan
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya
rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan
jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan.Selain membawa dampak negatif pada
kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan
candi-candi.Iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau
panjang, bencana alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu
terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam
(banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang meninggi akan
mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan
(karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen)
dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah
sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti
beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan
produsen bagi rantai makanan di laut.
3. Pemanasan Global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman
hayati.Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis
tumbuhan untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi
mutasi genetic (perubahan sifat organisme).
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
2.2SARAN
Mukono.2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Ed. 2. Airlangga University Press: Surabaya
Depkes.Parameter pencemar udara Dan dampaknya terhadap
kesehatan.http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF. diakses pada 06 Februari 2014