Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA…………………………………………...4

2.2 KLASIFIKASI BAHAN PENCEMARAN UDARA………………………………….5

2.3 FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN UDARA………………………….………..7

2.4 ZAT-ZAT PENCEMARAN UDARA………………………………………………….9

2.5 PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA……………….……....17

2.6 UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA…………………….....20

BAB II PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………….…21

3.2 SARAN……………………………………………………………………………….….21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..……....22
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA


Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara menurut Akhmad
(2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Pencemaran
udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak langsung maupun tidak
langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan.
Pencemaran dapat terjadi dimana-mana.Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah,
di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran
dalam ruang (indoor pollution).Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah,
perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor
pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogenoksida).

2.2 SUMBER PENCEMAR UDARA


Kasus pemcemanaran udara adalah termasuk masalah utama dalam kehidpan modern saat
ini. Bahan pencemar adalah polutan dalam bentuk padat, cairan atau gas yang masuk kedalam
lingkungan melalui aktivitas manusia. Bahan-bahan kimia ini umumnya berinteraksi dengan
sesuatu didalam lingkungan sebelum memberikan dampak terhadap lingkungan itu sendiri.
Interaksi yang dimaksudkan seperti fotokimia pembentukan ozon dari hidrokarbon, radiasi
elektromagnetik pada molekul gas rumah kaca, pembentukan hujan asam dari buangan gas
belerng dioksida, pengaruh langsung zat kimia terhadap kerusakan vegetasi, dan pengaruh
langsung terhadap kesehatan hhewan dan manusia. Polusi yang disebabka oleh aktivitas
manusia disebut aantropogenic, sedangkan polusi yang disebabkan oleh aktivitas hewan dan
vegetasi disebut biogenic. Pada dasarnya bahan pencemar yang dikategorikan sebagai polutan
adalah senyawa kimia yang merusak lingkungan secara langsung karena daya racunnya atau
kemampuan spesifik yang dimilikinya untuk merusak organisme atau strukturnya. Beberapa
senyawa pencemar yang sudah diketahui seperti senyawa klorofluokarbon, amonia dan
karbon dioksida sudah termasuk dalam golongan ini.

2.3 KLASIFIKASI BAHAN PENCEMARAN UDARA

Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Polutan Primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu.
Polutan primer berupa polutan gas dan partikel.Polutan gas terdiri dari:senyawa karbon,
senyawa sulfur, senyawa nitrogen , senyawa halogen.
Partikel yang di atmoser mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa
zat padat maupun suspensi aerosol caor di atmosfer. Bahan partikel tersebut berasal
dari proses kondensasi, proses disperse, maupun proses erosi bahan tertentu. Asap sering
kali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat, uap, gas, dank abut.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di
udara, Misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 dan O radikal.
Sifat fisik dari polutan sekunder terbagi atas dua yaitu sifat fisik dan kimia yang tidak
stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah Ozon ,Peroxy Acyl Nitrat (PAN), dan
Formaldehid.

2.4 FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:


1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam, seperti:
- abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
- gas-gas vulkanik
- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organic
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, seperti:
- hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimiaorganik dan
anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- pembakaran hutan

Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada
seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain.Masing-masing sumber
pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi
kehidupan.Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang
digunakan, teknologi serta pengawasan yang dilakukan.

Sumber pencemaran umumnya dari kegiatan industri pengolahan, transportasi dan


rumah tangga. Menurut Setyowidagdo (2000) dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan ternyata 70% dari total emisi yang dibuang ke udara berasal dari gas buang
kendaraan bermotor. Pencemaran udara yang melampaui batas kewajaran akan
menimbulkan dampak terhadap makhluk hidup yang hidup di atas bumi ini.

Oleh sebab itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan
oleh pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan
kendaraan bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan
berujung pada bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara.Di Indonesia
kurang lebih 70 % pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor.Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak
negatif baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungannya.

Dalam beberapa tahun terakhir pencemaran udara terutama di kota-kotabesar di


Indonesia merupakan masalah yang serius, beberapa sumber pencemarudara utama
Indonesia antara lain emisi gas buang kendaraan bermotor, emisidari pabrikpabrik,rumah
tangga dan kebakaran hutan, data penelitianmenunjukkan bahwa lebih dari 80%
pencemaran udara yang terjadi di kotakotabesar di Indonesia di sebabkan oleh kendaraan
bermotor.

Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara yaitu


dengandihasilkannya gas CO, HC, NOx yang merupakan bahan logam timah
yangditambahkan kedalam bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai
oktanguna mencegah terjadinya letupan pada bensin.Peningkatan polusi udara yang
signifikan dari tahun ketahun disebabkan olehnaiknya angka pertumbuhan pemakaian
kendaraan.kondisi ini diperparah denganangka pertumbuhan jalan yang tidak sebanding
dengan pertumbuhan kendaraanbermotor yang hanya 2% pertahun, semakin
memperburuk kondisi udaradiberbagai kota. Sektor transportasi telah dikenal sebagai
salah satu sektor yangsangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang
menyeluruh.Penggunaanbahan bakar minyak secara intensif dalam sektor ini menjadi
penyebab utamatimbulnya dampak terhadap lingkungan udara terutama didaerah
perkotaan.

Pembangunan lebih banyak dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik berupa


bangunan sarana dan prasarana, misalnya pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi dan
industri otomotif.Dengan meningkatkan pembangunan tersebut mengakibatkan
berkurangnya lahan yang seharusnya untuk penghisapan.Hal tersebut dapat menyebabkan
menurunnya kualitas lingkungan sehingga udara menjadi tercemar dan kotor.

2.4 ZAT-ZAT PENCEMARAN UDARA

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,
Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun.Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan
bermotor. Kadar karbon monoksida di atmosfer yang berasal dari faktor internal
diperkirakan ada sekitar 0,1 ppm. Karbon monoksida dapat terjadi sebagai reaksi
antara (intermediet) dari reaksi oksida metana oleh radikal hidroksil diatmosfer.
Persamaan reaksi:
HCHO + hv H + HCO (6.1)
HCO + O2 HOO + CO (6.2)
Sumber lain dari gas CO berasal dari faktor eksternal yaitu berupa buangan
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil dan bahan bakar, karena kendaraan
bermotor dan industri masih dominan menggunakan bahan bakar minyak dan batu
bara. Karbon monoksida mempunyai pengaruh toksik pada makhluk hidup terutama
kepada kesehatan manusia karena gas CO dapat menggantikan O2 didalam
hemoglobin dan menghasilkan karboksihaemoglobin sebagai mana ditunjukkan
reaksi, seingga kapasitas darah untuk membawa oksigen berkurang. Adapun
persamaan reaksinya yaitu:
O2Hb + CO COHb + O2K = 210 (6.3)
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.Ada tiga jenis senyawa
oksida nitrogen sebagai pencemar yang terdapat diudara, yaitu dinitrogen oksida
(N2O), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas dinitrogen oksida
dikenal sebagai gas anestesi dan sering disebut sebagai gas ketawa yang dapat
dihasilkan dalam proses mikrobiologi. Gas N2O tidak terlalu reaktif sehingga tidak
menyebabkan reaksi penting diatmosfer. Kadar gas N 2O akan semakin menurun
dengan meningkatnya ketinggian atmosfer karena reaksi fotokimia yang mengubah
N2O menjadi nitrogen monoksida dan molekul oksigen.
N2O + hv N2 + O (6.4)
N2O + O N2 + O (6.5)
N2O + O NO + NO (6.6)

3. Sulfur dioksida (SO2)


Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini
biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

Sumber lain penghasil gas belerang dioksida adalah hasil penguraian atau
pembusukan protein yang mengandung belerang oleh mikroorganisme menghasilkan
senyawa organik yang mengandung belerang dalam bentuk gas H2S, kemudian gas
H2S yang dihasilkan tersebut dioksidasi menjadi belerang dioksida sehingga disetiap
gas H2S yang terdapat di atmosfer dapat diubah menjadi SO2.
Pembakaran batubara akan mengubah senyawa pyrit menjadi belerang dioksida.
Sumber lain polutan belerang dioksida adalah berasal dari ruangan industri kimia
yang menggunakan senyawa belerang. Reaksi
2H2S + 3O2 2SO2 + 2H2O (6.7)
4. Gas Klor dan Fluor di Atmosfer
Pencemaran gas klor di atmosfer tidak akan terjadi secara global melainkan akan
terjadi secara lokal. Pencemaran secara local artinya pencemaran udara hanya di
daerah sumber bahan pencemar dan yang berdekatan dengan sumber kontaminan.
Gas klor banyak digunakan, dalam industri kimia, plastik, pemutih pada pabrik
kertas, dan desinfektan pada pengolahan air. Gas klor bila langsung terhirup oleh
manusia akan sangat beracun dan dapat merusak saluran pernapasan. Klor sebagai
gas kehadirannya diatmosfer termasuk senyawa yang sangat reaktif dan sebagai.
pengoksida kuat, dapat berubah menjadi asam klorida bila bersenyawa dengan air.
seperti diperlihatkan pada persamaan reaksi (6.16).
Cl2 + H2O HCl + HOCl
Sumber utama penghasil gas klor di atmosfer berasal darI pembakaran bahan bakar
fosil seperti batubara. Telah diketahui bahwa batubara mengandung banyak senyawa
organik yang mengandung klor, dan senyawa ini dibebaskan ke atmosfer dalam
bentuk HCI pada proses pembakaran.
Senyawa halogen lain seperti fluor (F), asa, fluoride (HF) dan senyawa
turunannya yang mudah menguap di atmosfer pada umumnya dihasilkan dari industri
seperti industri pengolahan aluminium yang menggunakan bahan fluor, dan
pengolahan pupuk fosfat.
Gas HF bila masuk ke dalam tubuh sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia
karena dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Dengan menghirup uap
HF pada konsentrasi sangat kecil akan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu
singkat
Polusi udara yang mengandung senyawa flor yang sangat berpotensi merusak
atmosfer adalah senyawa organik sepeni freon atau klorofluorokarbon (CFC) yang
banyak digunakan sebagai cairan dalarn kulkas. Dalam beberapa tahun lalu CFC
banyak juga digunakan sebagai propellan dalam produk spray, misalnya deodoran,
spray rambut, dan lain-lain. Akan tetapi, sejalan dengan kemajuan teknologi yang
disertai semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan maka
penggunaan senyawa ini semakin hari semakin berkurang dan saat ini cenderung
ditinggalkan. Senyawa golongan CFC yang paling banyak digunakan adalah
diklorodifluorometana (CFC-12) dengan rumus molekul Cl2CF2 (titik didih -28 °C)
dan senyawa triklorolluorometana (CFC-11) dengan rumus molekul CI2CF (titik
didih +24 °C). Senyawa CFC-11 CFC-12 tergolong sangat inert pada ketinggian
rendah, dan senyawa ini sangat banyak diproduksi hampir di seluruh dunia.
Kehadiran CFC di atmosfer sangat berpengaruh terhadap karena kehadiran CFC
diatmosfer akan mempercepat pengubahan senyawa ozon di lapisan stratosfer.
Walaupun CFC termasuk senyawa inert akan tetapi oleh pengaruh energi tinggi dari
radiasi ultraviolet maka diperkirakan senyawa CFC akan dapat mengalami reaksi
fotodekomposisi menghasilkan atom klor sesuai persamaan reaksi
Cl2CF2 + hv Cl + ClCF2
selanjutnya atom klor ini akan bereaksi dengan ozo n sehingga kadar ozon akan
semakin menipis dan rusak membentuk sennyawa ClO persamaan reaksi
Cl + O3 ClO + O2
Namun demikian, peranan senyawa CFC dalam merusak lapisan ozon masih
kontroversi, ada yang setuju dan ada yang dengan berbagai alasan. Di Indonesia,
larangan penggunaan bahan perusak ozon telah diatur dalam Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Repbulik Indonesia Nomor: 110/Mpp/Kep/1 /1998
tentang Larangan Memproduksi dan Memperdagangkan Bahan Perusak Lapisan
Ozon Serta Memproduksi dan Memperdapngkan Barang Baru yang Menggunakan
Bahan Perusak Lapisan Ozon (Ozone Depleting Substances)
5. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara
6. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar.Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna.
7. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer
bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
8. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada
kendaraan bermotor.Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
9. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor
dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
10. Air Raksa
Air raksa (merkuri) adalah termasuk logam pencemar yang sangat beracun.
Merkuri sangat mudah menguap dan di atmosfer, kebanyakan dalam bentuk atom
yang berasal dari hasil pembakaran batubara dan semburan gunung berapi. Dengan
menghirup merkuri akan terbawa oleh darah ke otak dan mengakibat kerusakan otak
dan gangguan jaringan saraf.
11. Berilium
Berilium umumnya digunakan sebagai komponen dalam logam misalnya logam
untuk peralatan listrik, instrumen elektronik, dan peralatan nuklir. Berilium sangat
berbahaya terhadap kesehatan karena sifat racun yang sangat mematikan.

2.5PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA

Salah satu permasalahan lingkungan dapat terjadi karena polusi udara yang dihasilkan
oleh industri. Meskipun saat ini telah banyak aturan yang diadakan perkenaan dengan asap
yang dihasilkan oleh industri, namun hal ini tidak terjadi begitu saja. Manusia umumnya
akan mengantisipasi, bila telah merasakan akibat dari perbuatannya. Ada beberapa
peristiwa yang terjadi diakibatkan polusi udara yang sangat mematikan, bahkan
menyebabkan kematian ribuan orang, yaitu great smoke of London (1952) dan Donora
Smog (1948).
1. Great Smoke of London
 Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah membawa perubahan pada gaya
hidup masyarakatnya, baik dalam skala rumah tangga maupun industri. Penggunaan
bahan bakar berbasiskan batu bara menjadi sumber utama masyarakat di London pada
sekitar tahun 1500-an. Semenjak penggunaan batu bara sebagai sumber bahan bakar,
telah terjadi beberapa kali peristiwa kabut asap yang disebabkan oleh pembakaran batu
bara.
Pada Desember 1952 yang merupakan musim dingin, meningkatkan pembakaran
di skala rumah tangga (untuk penghangat) dan industri. Ribuan rumah tangga
menghasilkan asap yang berasal dari batu bara. Namun bukannya sebagai penghangat,
lebih banyak asap yang dihasilkan dari pembakaran ini. Tidak pernah ada peristiwa
yang lebih berbahaya dan mematikan dari pada peristiwa di tahun 1952 ini.
Pada peristiwa ini ribuan ton jelaga hitam, tar, dan SO2 telah terakumulasi di udara
akibat pembakaran batu bara. Konsentrasi bahan-bahan tersebut mencapai 3000-14.000
gr/m3 di udara, sekitar 50 kali diatas ambang batas normal pada saat itu. Sebuah kabut
cahaya telah berdiam di kota itu sejak tanggal 5 Desember, asap dan uap dari
pembakaran tetap bergerak dan membentuk asap padat. Salah satu faktor yang
menyebabkan peristiwa ini juga adalah cuaca yang sangat dingin saat musim salju saat
itu. Terjadi inversi temperatur, sehingga asap yang dihasilkan dari pembakaran akan
terjebak dan terakumulasi.Peristiwa mematikan yang terjadi disebabkan penyakit
pneumonia, bronchitis, tubercolosis, kerusakan jantung, asma dan kematian karena
keracunan yang berasal dari asap tersebut. Ketika asap menyebar ke seluruh London,
4000 orang meninggal, beberapa berita menyatakan total korban jiwa dari peristiwa ini
mencapai 12.000 jiwa.
2. Donora Smog
Asap yang menyebabkan peristiwa ini pertama kali terlihat pada tanggal 27
Oktober 1948 di Donora, Pennysylvania. Akibat dari peristiwa ini banyak kematian
dan penyakit yang disebabkan oleh asma dan penyakit pernafasan lainnya, 20 orang
meninggal dan sepertiga dari penduduk kota sakit. Dampak dari peristiwa ini juga
masih terlihat sepuluh tahun kemudian, dimana tingkat kematian di kota tersebut
meningkat dengan pesat.
Donora Zinc Works yang merupakanindustri besi di Amerika membuat emisi
yang menghasilkan HF dan SO2 . Peristiwa ini disebabkan  emisi tersebut terjebak
karena terjadinya inversi temperatur, dimana asap manjadi bertemperatur lebih tinggi,
udara terjebak di dalam bongkahan tersebut, serta tercampurnya polutan kedalam asap.
Peristiwa ini berhasil diatasi dengan waktu yang cukup cepat, dengan
menghentikan untuk sementara kegiatan di industri tsb.Dengan hal ini, jumlah korban
yang lebih buruk dapat dicegah hingga tanggal 31 Oktober 1948. Donora
smog merupakan salah satu peristiwa paling mematikan disebabkan oleh polusi udara.
Dari peristiwa Great Smoke of London, pemerintah setempat langsung
mengambil tindakan untuk membersihkan udara nasional. Peristiwa yang mematikan
tersebut terjadi karena kelalaian masyarakat akan berbahayanya pembakaran bahan
bakar, pulusi udara terhadap kesehatan. Pada tahun 1968 Clean Air Act memberikan
standar polusi udara yang dapat dibuang ke udara bebas, serta menyarankan rumah
tangga untuk menggunakan bahan bakar pemanas yang lebih ramah lingkungan seperti
gas, minyak, dan listrik.
Peristiwa Donora Smog yang juga mengakibatkan kematian yang fatal, telah
mendapat perhatian serius dari pemerintah AS saat itu.Industri besi yang merupakan
sumber pencemaran telah dihukum, dan dikenakan denda, juga pelaku sebanyak 80
orang yang terlibat.Semenjak peristiwa itu juga aksi dan tindakan untuk menjaga
lingkungan khususnya polusi udara terus digalakkan.
Dari kedua peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan polusi udara dan zat
beracun dalam asap tsb terjadi di kota-kota besar di dunia. Meskipun peristiwa
mematikan seperti itu tidak terjadi lagi hari-hari ini, namun permasalahan lingkungan
karena polusi udara di kota-kota besar tetap terjadi.
Untuk mencegah dan mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi dan
semakin pesat di berbagai belahan dunia, maka pada tahun 1974 UNEP(The United
Nations of Environment Programme) dan WHO (World Health
Organizations) menginisiasi program sistem pengawasan terhadap keadaan lingkungan
global. Organisasi ini telah memantau keadaan udara di lebih dari 50 kota di 35 negara
berkembang. Fokus pertama adalah memantau kadar SO 2 yang terakumulasi
dengan high-volume sample matter serta Pb dalam polutan. Hasil dari pendataan ini
sangat bermanfaat untuk menganalisa permasalahan udara secara global.Pantauan
dilanjutkan dengan mendata kandungan NO2, CO dan O3 di udara.
Selain itu pada konferensi Lingkungan Internasional yang diadakan pada tahun
1992  di Rio de Janeiro, permasalahan polusi udara di perkotaan juga mendapat sorotan
yang penting.  Meskipun polusi udara hanya merupakan salah satu permasalahan yang
terjadi selain kontaminasi perairan, hal ini merupakan salah satu kontroversi politik
yang menjadi fokus di kota-kota besar. Pemantauan terhadap kandungan polutan udara
yang ada di beberapa kota besar terus dilakukan. Umumnya polutan yang tinggi terjadi
di negara-negara berkembang, yang polutan nya berasal dari industri ataupun
pembakaran melalui kendaraan bermotor.
Hingga saat ini, usaha pengurangan polutan di kota-kota besar dilakukan secara
parsial oleh kebijakan masing-masing kota.  Peraturan mengenai udara buang yang
boleh dihasilkan industri, filtrasi asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, hingga
pengurangan penggunaan kendaraan bermotor terus dilakukan. Selain itu penanaman
pohon yang dapat mengurangi polutan di perkotaan merupakan salah satu kebijakan di
berbagai kota. Sistem pengawasan lokal di masing-masing kota juga dilakukan dengan
pemasangan alat pemantauan komposisi udara di perkotaan.
1. Dampak Pencemaran Udara Bagi Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara
lain:hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam

Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman)


kurang dari 5,6.Hujan asam adalah istilah popular yang menggbarkan kehadiran
senyawa asam dalam bentuk basah ( air hujan, salju, kabut) dan bentuk kering
partikel (berasam dan gas) di atmosfer. Istilah yang paling tepat adalah terjadinya
penumpukan asam didalm udara. Hujan asam adalah jenis hujan atau bentuk lainnya
yang bersifat asam karena adanya peningkatan kadar ion hydrogen didalm akr (pH
rendah). Kebanyakan senyawa oksida nitrogen dan oksida belerang yang terdapat di
atfosfer diubah menjadi asam, misalnya belerang dioksida diubah menjadi asam sulfat
dan nitrogen dioksida diubah menjadi asam nitrat. Apabila asam ini bergabung dengan
buangan asam klorida akan dapat menyebabkan presipitasi asam yang disebut hujan
asam.
Hujan asam disebabkkan oleh emisi senywa ammonium, karbon, nitrogen dan
belerang yang breaksi dengan molekul air di atmosfer menghasilkan asam. Dalam
bentuk fase gas, belerang dioksida bereaksi dengan radikal hydrogen melalui
intramolekul di dalam atmosfer dan diikuti reaksi oksidasi menghasilkan belerang
trioksida dan hiidrogen oksida dalm bentuk radilak seperti pada reaksi berikut
SO2+ OH- HOSO2-
HOSO2- + O2 HO2- + SO3
SO3(g) + H2O(l) H2SO(l)
Sedangkan untuk nitrpgen oksida, atas kehadiran radikal hydrogen(OH) diatmosfer
akan menghasilkan asam nitrat. Dengan rumus sebagai berikut:
NO2 + OH- HNO3
Salah satu cara terbaik untuk menghindari hujan asam adalah dengan
menghilangkan senyawa pulatan yang mengjadi sumber asam yaitu senyawa oksida
non logam. Dalam hal ini harus diupayakan membakar sumber energy posil sedikit
mungkin, mengurangi emisi oksidasi belerang dan oksida nitrogen. Kesadaran untuk
menggunakan kendaraan yang tidak mengkonsumsi bahan bakar fosil akan berarti
dalam megurangi oksidasi penyebab hujan asam

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit
energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke
udara akan bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa
tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi
sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat
dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa
ini disebut dengan deposisi asam.
2. Kabut Fotokimia
Selain dari hujan asam yang terjadi diudara, terdapat pula reaksi kimia yang tejadi,
yakni kabut fotokimia. Kabut merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keadaan yang tidak baik atau tidak menyenangkan yang disebabkan
oleh asap dan kabut yang bercampur dengan gas belerang oksida.
Campuran senyawa kimia tersebut merupakan senyawa pereduksi sehingga disebut
kabut pereduksi atau kabut belerang. Sedangkan untuk kabut yang terdiri dari senyawa
pengoksida disebut kabut pengosida atau kabut fotokimia. Kabut Fotokimia sendiri
terbentuk akibat adanya reaksi kimia yang terjadi oleh karena pengaruh sinar matahari
pada oksida nitrogen (NO2) dengan senyawa organik yang mudah menguap (VOCs) di
atmosfer yang menghasilkan partikel campuran kimia yang sangat berbahaya. Oksida
nitrogen sendiri terbentuk atau dihasilkan dari pembakan bahan fosil oleh mesin
industri. Sedangakan VOCs sendiri terbentuk akibat dari sumber yang dihasilkan
manusia seperti bahan bakar minyak. Peptisida, dan lain lain.
Kulaitas udara yang sangat buruk berupa kabut fotokimia ditandai dengan
terbentuknya oksida diudara khususnya pada ozon yang menyebabkan iritasi mata saat
pandangan dibawah 3 mil dengan relative kelembapan 60%. Adapun komponen
pembentuk dari kabut itu sendiri adalah sinar ultraviolet, Hidrokarbon, dan Nitrogen
Oksida. Hidrokarbon dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar minyak
pada suhu tinggi didalam mesin.
Reaksi hidrokarbon yang terjadi diatmosfer akan dapat dipahami dengan melihat
contoh pembakaran metana. Gas metana akan berekasi dengan nitrogen yang dihasilkan
dari disosiasi fotokimia NO2 atau dengan O2 menghasilkan radikal hidroksil. Slanjutnya
metal(radiasi Hidrokarbon) yang dihasilkan akan berekasi dengan cepat oksigen
menghasilkan senyawa peroksil. Sedangkan radikla yang dihasilkan akan dengan cepat
berekasi dengan hidrokarbon sehinggan mengasilkan radiasi yang sangat reaktif
C H 4 + O H 3C + H O
H 3C + O 2 + M H 3C O O + M
C H 4 + H O H 3C + H 2O

3. Penipisan Lapisan Ozon


Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak
stabil.Di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer
pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi.Fungsi dari lapisan ini adalah
untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar
matahari dan berbahaya bagi kehidupan.

Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone
Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak
lapisan ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena
zat kimia buatantersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan
mempercepat lepasnya ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang
disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC
baik CFC-11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2). Gas ini banyak dipergunakan dalam
industri untuk pendingin yang lebih dikenal dengan istilah freon(Graedel and
Crutzen, 1990).

4. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke


bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan
atmosfer maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang
dan akan kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan
bumi menjadi semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang
terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di dalam ruangan rumah kaca
menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan.Hal ini dapat terjadi karena
radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.
2. Dampak Pencemaran Udara Bagi Manusia
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga
membawa dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan
Manusia. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan
tubuh terhambat.Haltersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit
pada dada, nafas pendek, sakitkepala, mual, menurunnya pendengaran dan
penglihatan menjadi kabur.Selain itu, fungsidan koordinasi motorik menjadi
lemah.Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darahtelah mengikat CO), dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang
berkulit terang,katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental
sertamempengaruhi kecerdasan otak.

6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
3. Dampak Pencemaran Bagi Hewan
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya
rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan
jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan.Selain membawa dampak negatif pada
kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan
candi-candi.Iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau
panjang, bencana alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu
terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam
(banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang meninggi akan
mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan
(karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen)
dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah
sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti
beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan
produsen bagi rantai makanan di laut.
3. Pemanasan Global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman
hayati.Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis
tumbuhan untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi
mutasi genetic (perubahan sifat organisme).

2.6. UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA


Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif)
yangdilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan
sesudahterjadinya pencemaran.
1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
- mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan
- mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat
- mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
bagi industry atau usaha yang menghasilkan limbah
- tidak membakar sampah di pekarangan rumah
- tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan
AC dalam kehidupan sehari-hari
- tidak merokok di dalam ruangan
- menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot
- ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan
- ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung
- tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan
- mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan
ruang
- menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC
- mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC
- mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4
2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa
usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
- menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
- kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
- melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir(TPA) sebagai tempat/pabrik daur
ulang.
- menggunakan penyaring pada cerobong-cerobongdi kilang minyak atau pabrik
yangmenghasilkan asap atau jelaga penyebabpencemaran udara.
- mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna
yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran
udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah
(BBG).

Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu


dilakukan usaha-usaha sebagai berikut, antara lain :

 Setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap


pabriknya sebelum    di buang ke udara bebas. Pengolahan yang dapat dilakukan
adalah:
1. Untuk udara yang mengandung gas atau uap :
- Dengan cara mencuci, yaitu udara dialirkan ke dalam air atau cairan yang
mudah bereaksi  dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor
tersebut sehingga terikat.
- Dengan jalan membakar, yaitu udara yang kotor di lewatkan pada alat
pembakar agar terbakar semua.
2. Untuk udara yang mengandung debu atau alcohol
- Udara kotor yang akan di buang di alirkan dalam satu kamar khusus, yang
di sebut kamar     pengendap agar debu-debunya mengendap.
- Udara kotor di lewatkan pada alat khusus perangkap kelembapan sehingga
partikel yang ada di  dalam nya tidak ikut bersama aliran udara.
- Udara kotor di lewatkan pada ruangan khusus secara melingkar-lingkar
(cyclone) sehingga  partikel yang terdapat di dalamnya melekat di dinding
- Dengan presipitasi dinamis, alat yang bentuknya seperti baling-balingyang
menyebabkan partikel-partikel yang terdapat pada udara kotor terhempas
dan terkumpul di sekitar baling-baling.
- Partikel-partikel yang terdapat dalam udara kotor di saring dengan suatu
filter khusus. Partikel dalam udara kotor di endapkan secara elektrik
karena adanya perbedaan tegangan listrik diantara dua kutub listrik.

3. Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnya


mencemari udara, seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari.
Bagi kendaraan bermotor yang sisa  pembakarannya lebih banyak, sebaiknya
menggunakan jalan-jalan di pinggir kota.

4. Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan


oksigen pada siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara.
Oleh alam, hujan yang turun menyebabkankotoran di udara berkurang dan
angin akan menyebabkan kotoran di udara tersebar luas, sehinggatidak
terkonsentrasi pada daerah tertentu.

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan


programprogramyang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara,yaitu;
- PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan
untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan
melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
- Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
- Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya
dengan energy alternatif lainnya.
- Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak
layak pakai.
- Larangan menggunakan gas CFC
- Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro
etana).
- Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
- Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan
ozon (secara nasional dan internasional).
BAB II

PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Pencemaran Udaraadalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-


unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas udara (lingkungan).
Sumber pencemaran dapat berasal dari gejala alam seperti letusan gunung, emisi
industri dan buangan gas dari kendaraan bermotor yang dapat mencemari udara.Hujan
asam menyebabkan menurunnya pH perairan dan mengendapnya zat asam di tanah, yang
menyebabkan kerusakan bagi tanaman.
Zat-zat yang berasal dari kegiatan industri maupun kendaraan separti Karbon
monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau
jelaga), Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida (CO2)
Pencemaran udara tersebut akan mengakibatkan Hujan Asam, Penipisan Lapisan
Ozon Dan Pemanasan Global. Dan berdampak pada lingkungan, manusia, hewan dan
tumbuhan.

2.2SARAN

Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan


teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar
alternatif.Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan
planatologi, administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan
perawatan dan cara pengemudian yang baik dan benar dapat dilakukan melalui
pendekatan edukatif.
DAFTAR PUSTAKA

Mukono.2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Ed. 2. Airlangga University Press: Surabaya
Depkes.Parameter pencemar udara Dan dampaknya terhadap
kesehatan.http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF. diakses pada 06 Februari 2014

Rahmawaty. 2002. Dampak pencemar udara terhadap tumbuhan.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/857/1/hutan-rahmawaty2.pdf. diakses pada
06 Februari 2014.

Situmorang, Manihar. 2017. Kimia Lingkungan. Depok: PT Raja Grafindo Persada

Asih Nindi. 2009. Akibat Pencemaran Udara.


http://nindiasih.files.wordpress.com/2009/05/akibat-pencemaran-udara.pdf. di akses pada
07 februari 2014

Anda mungkin juga menyukai