1
Pencemaran udara dalam ruang merupakan masalah kesehatan yang
sangat serius dalam berbagai lingkungan non industri (Anies, 2004).
Berdasarkan sumbernya, polusi udara dalam ruang dibagi menjadi enam
kelompok, yaitu (Kusnoputranto, 2002) :
1. Polusi dalam ruangan (bahan-nahan sintesis dan beberapa bahan
alamiah yang digunakan sebagai perabotan rumah tangga seperti
karpet, busa, pelapis dinding, furniture, dan lain-lain).
2. Pembakaran bahan bakar (pembakaran bahan bakar dalam rumah yang
digunakan untuk memasak dan pemanas ruangan menghasilkan
nitrogen oksida, karbon monoksida, sukfur dioksida, hidrokarbon,
partikulat).
3. Gas-gas toksik yang terlepas ke dalam ruangan yang berasal dari dalam
tanah (radon).
4. Produk konsumsi, seperti pengkilap perabot, perekat, kosmetik,
pestisida/insektisida.
5. Asap tembakau.
6. Mikroorganisme.
Penyebab Pencemaran Udara Dalam Ruang :
Berdasarkan hasil pemeriksaan NIOSH (The National Institute of
Occupational Safety and Health) menyebutkan ada 5 sumber penyebab
pencemaran di dalam ruangan yaitu :
1. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida,
bahan-bahan pembersih ruangan.
2. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan
bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak didekat gedung,
dimana semuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara
yang tidak tepat.
3. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehide,
lem, asbes, fiberglass, dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen
pembentuk gedung tersebut.
2
4. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa, dan
produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat
pendingin beserta seluruh sistemnya.
5. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta
buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.
3
lingkungan. Kegiatan industri menyebabkan pencemaran udara karena menimbulkan
asap sebagai sumber titik dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Porsi asap industri
dalam mencemari udara memang tidak terlalu besar, yaitu hanya sekitar 10-15%.
b. Kendaraan Bermotor
4
Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (meningkta secara
eksponensial)
Penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bensin dalam motor akan selalu
mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO (karbon monoksida), THC (total hidro
karbon), TSP (debu), NOx (oksida-oksida nitrogen) dan SOx (oksida-oksida sulfur).
Premium yang dibubuhi TEL, akan mengeluarkan timbal. Solar dalam motor diesel
akan mengeluarkan beberapa senyawa tambahan di samping senyawa tersebut di atas,
yang terutama adalah fraksi-fraksi organik seperti aldehida, PAH (Poli Alifatik
5
Hidrokarbon), yang mempunyai dampak kesehatan yang lebih besar (karsinogenik),
dibandingkan dengan senyawa-senyawa lainnya.
Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
6
Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,
terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan
tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi
kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan
kendaraan yang lain.
Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama
yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi
udara.
c. TPA
Timbulnya gas metan dalam lahan urug juga termasuk salah satu faktor
penyebab pencemaran udara. Timbunan sampah telah menjadi salah satu
penyumbang besar pencemaran gas metan. Diperkirakan 1 ton sampah padat
menghasilkan 50 Kg gas metan setiap harinya. Hal ini disebabkan pembusukan
sampah oleh bakteri pengurai secara alami yang menghasilkan gas metan, karbon
dioksida, dan sejumlah gas lainnya yang berbahaya bagi lingkungan.
Tempat penampungan akhir (TPA)/Tempat pembuangan sementara (TPS)
diindikasikan telah mengeluarkan gas beracun berbahaya jenis metan. Bila tidak
segera diantisipasi, besar kemungkinan gas berbahaya itu bisa merenggut nyawa
7
orang yang berada di radius terdekat dari TPA/TPS. Masyarakat yang menghirup gas
metan setiap harinya dapat dimungkinkan mengalami kerusakan organ dan sel tubuh
atau bahkan dapat meninggal dunia jika terus menerus menghirup gas metan. Selain
itu, gas metan sewaktu-waktu dapat meledak jika kandungannya sudah berlebihan.
Pencemaran lain yang berbahaya bagi manusia adalah mengenai emisi gas
buang yang dihasilkan oleh pembakaran sampah. Pencemaran emisi sebenarnya telah
diatur oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995
tentang Baku Emisi tidak bergerak untuk jenis kegiatan lain. Peraturan ini mengatur
standar baku mutu gas buang yang dihasilkan oleh mesin pembakaran agar ramah
lingkungan dan tidak mencemari udara sekitar.
Pembakaran Sampah
8
d. Pembangkit Listrik
Pencemaran udara hanya terjadi pada pembangkit listrik yang berbahan bakar
batu bara. Sebenarnya, yang terlibat dalam reaksi untuk menghasilkan energi
hanyalah karbon dan hidrogen. Padahal, batu bara di alam tidak ditemukan dalam
bentuk karbon murni, melainkan sebagai mineral yang juga mengandung oksigen,
nitrogen, sulfur, dan abu. Karenanya, ketika dibakar, akan dihasilkan gas-gas SO x,
COx, dan NOx disamping abu itu sendiri.
e. Pembangunan/Konstruksi
Sektor konstruksi inilah yang paling banyak menyumbang Particulate Matters
yang akan mencemari udara. Debu banyak dihasilkan dari proses-proses
pengangkutan dan peletakan bahan, pengeboran, pengayakan dan pengadukan semen
dan pasir di lapangan, dan sebagainya.
f. Militer
Senjata-senjata seperti gas beracun atau senjata biologis dirancang untuk
berdampak buruk bagi penghirupnya. Pemboman maupun pemasangan ranjau
menimbulkan debu dan asap akibat dari ledakan yang terjadi. Pencemaran yang
9
disebabkan oleh pesawat jet tidak dapat disandingkan dengan emisi transportasi biasa,
mengingat asap yang ditinggalkan sangat banyak karena daya akselerasi yang
dibutuhkan amat besar, dan fakta bahwa pesawat tipe ini melesat jauh lebih cepat
daripada kecepatan dispersi dari asap yang dihasilkan. Inilah yang menyebabkan
visual seperti ekor setiap kali pesawat jet melintas.
Asap Jet
Partikel
10
Partikel yang ada di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik,
dapat berupa zat padat maupun suspensi cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel
tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses spraying maupun proses
erosi bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder (Secondary Pollutants)
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pencemar sekunder biasanya terjadi
karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara. Contohnya adalah NO2 dan
O3 yang terbentuk pada waktu siang hari (reaksi pencemar primer dengan sinar
matahari).
11
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara.
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara.
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir
padat dan cair dan melayang berhamburan di udara.
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
Hidrokarbon (HC)
Polutan yang berupa uap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna.
Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer
bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat
pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum
dan hair spray.
Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada
kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida
yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
Karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan
bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
12
dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi
akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit
energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah.
Pada bagan poses terjadinya hujan asam tersebut ada 2 macam deposisi, yakni.
- Deposisi Kering : terendapkannya asam-asam yang ada di udara dan mengenai
tanah, benda, dan makhluk hidup tanpa melalui air hujan.
- Deposisi Basah : turunnya asam-asam yang ada dalam udara melalui tetes air
hujan, kabut, embun atau butiran-butiran cairan.
13
Atmosfer bumi memiliki suatu lapisan yang di dalamnya mengandung ozon,
yaitu lapisan stratosfer. Ozon yang ada pada lapisan ini berfungsi menyaring radiasi
matahari yang berbahaya, yaitu radiasi ultraviolet. Jika radiasi ultraviolet tidak
disaring oleh lapisan ozon, maka dapat membahayakan kehidupan di bumi.
Metabolisme tumbuhan dan hewan dapat terganggu karena radiasi ini, begitu pula
dengan manusia. Bahkan, manusia dapat mengalami kanker kulit jika terkena radiasi
ultraviolet dalam waktu yang lama.
Ternyata lapisan ozon saat ini mengalami penipisan atau lubang. NASA
mengumumkan temuan lubang ozon terbesar yang pernah terjadi di antartika yaitu
mencapai 3 kali luas negara Amerika Serikat. Berbagai bahan pencemar udara
menjadi penyebabnya. Rusaknya lapisan ozon sebagian besar disebabkan oleh CFC
yang digunakan sejak tahun 1928 sebagai aerosol, kulkas, AC dan lain-lain
(Setiawan, 2012).
14
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global (Alimuhi, 2011). Permukaan bumi akan
menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya.
Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan radiasi
matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan ke
bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas
(pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah
kaca membuat suhu di dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila
dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang
masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.
15
menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai
adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma,
bronchitis dan gangguan pernapasan lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman,
dan hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai
penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di
dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya. Penyakit
pneumokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau
terhisap ke dalam paru-paru (Wardhana, 2009). Adapun jenis-jenis penyakit
pneumokoniosis seperti :
- Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran
debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau
pekerja yang banyak mlibatkan penggunaan batubara seperti power plant
(pembangkit listrik tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang
ditandai dengan sesak napas.
- Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO 2,
yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica ini
banyak terdapat di industri besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan
seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara. Penyakit silikosis akan
lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-
paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada
awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-
batuk tanpa dahak.
Karbon monoksida (CO) mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan
O2 ke jaringan tubuh manusia terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan
kesehatan berupa rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya
16
pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi
motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah
mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian. Nitrogen
dioksida (SO2) dapat menyebabkan timbulnya serangan asma. Hidrokarbon (HC)
menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung. Chlorofluorocarbon (CFC)
menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang,
katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh. Ozon (O3) menyebabkan iritasi
pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.
17
Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang
terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang
disebut inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam
pengolahan limbah padat dengan menggunakan pembakaran yang
menghasilkan gas dan residu pembakaran.
2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang
ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari
cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas
buangan yang keluar seperti berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan
sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton,
nylon, orlon, Dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.
Filter basah
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan
udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan
udara yang kotor dari bagian bawah alat.
Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor
dalam jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana
dindingnya diberi muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang
merupakan pusat silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.
Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan
menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators
18
adalah pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang
pabrik yang berdebu.
Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida
(CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan
mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi
jumlah polutan di udara. Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai
paru-paru kota maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan
mendukung program langit biru (prolabir). Program penghijauan ini seharusnya
merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat berpartisipasi aktif.
Ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2)
dalam ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai
polutan. Bila akan menggunakan exhaust fan, maka usahakan dekat dengan
sumber pencemaran, agar polutan segera dapat keluar dalam ruangan.
19
Selain itu, pemerintah juga perlu mencanangkan program-program yang
bertujuan untuk mengendalikan pencemaran udara, seperti :
1. Meningkatkan program langit biru yang telah dicanangkan sejak Agustus 1996.
Bertujuan untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar,
misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri atau pabrik.
3. Himbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya
dengan energi alternatif lainnya.
4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak
layak pakai.
5. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro
etana).
6. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan
ozon
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota
dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api diperbanyak.
2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan
sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang
terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.
4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering
diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan
bermotor akan memperlambat laju.
20
5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan
adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
I. CONTOH KASUS
Kemacetan yang terjadi dijakarta semakin lama semakin parah, hal ini tentunya
berpengaruh pada pemborosan energi, hal tersebut dapat dilihat dari kemacetan yang
ada, kemacetan membuat energi terbuang sia sia akibat kendaraan yang diam namun
masih dalam keadaan menyala (mesin, AC, dll). kapasitas jalan tidak sebanding
dengan jumlah kendaraan (pribadi dan umum) yang menggunakannya. jumlah
kendaraan yang beroperasi di jalan-jalan Jakarta untuk tahun 2007 dihitung sebanyak
7.773.957 yang terdiri dari; kendaraan sepeda motor 5.136.619 unit, mobil sebanyak
1.816.702 unit, kendaraan bus berjumlah 316.896, dan 503.740 untuk jenis kendaraan
lainnya. Dari total tersebut, kendaraan umum hanya berjumlah 2% dari seluruh
kendaraan dijakarta.
Didaerah tertentu Alat pengukur kualitas udara sangat diperlukan sesuai dengan
peraturan daerah yang ada, contoh Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta no.2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pengertian Udara
Ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di
21
dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
[2] http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-
pemantauan-pencemaran/94-pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi
(diakses tanggal 23 Februari 2014, 17.22)
22
[3]https://www.slideshare.net/vickaandini7/makalah-pencemaran-udara-
34421829
23