Anda di halaman 1dari 25

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Udara

1. Udara Bersih

a. Pengertian Udara

Udara adalah suatu campuran beberapa macam gas yang

perbandingannya tidak konstan, tergantung pada keadaan suhu udara,

tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara yang ada di dalam

atmosfir bumi memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan di

bumi. Dalam udara terdapat O2 untuk bernafas hewan dan manusia, CO2

untuk proses fotosintesis tumbuhan dengan bantuan sinar matahari dan

O3 sebagai penahan sinar ultraviolet dari matahari. Tanpa udara,

kehidupan di bumi tidak dapat berlangsung sebagai mana mestinya (Indra

Chahaya,2005).

b. Komposisi Udara Bersih di Atmosfir

Komposisi udara bersih dan kering yang ada di atmosfir bumi, tersusun

oleh:

Tabel 2.1 Komposisi udara bersih dan kering

Komponen Rumus kimia Persen volume (%)

Nitrogen N2 78,09

Oksigen O2 21,94

Argon Ar 0,93

Sumber: Wardhana (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan

9
10

Gas-gas lain yang juga terdapat dalam udara antara lain karbon

dioksida sebesar 0,032%, gas-gas mulia (neon, helium, radon dan

krypton, nitrogen oksida, hidrogen, methana, sulfur dioksida, amonia dan

lain-lain. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa pencemar

sama sekali. Gas-gas seperti sulfur dioksida, hidrogen sulfida, methana

dan karbon monoksida selalu dibebaskan ke udara. Pencemar tersebut

dibebaskan melalui proses alamiah seperti aktivitas vulkanik, kebakaran

hutan, pembusukan sampah tanaman dan sebagainya. Selain disebabkan

oleh alam, pencemaran udara juga dapat terjadi akibat aktivitas manusia

seperti pembakaran bahan bakar fosil, emisi kendaraan dan pemakaian

zat-zat kimia yang dilepaskan ke udara. Apabila komposisi udara bersih

yang ada di atmosfir mengalami perubahan dan kemudian mengganggu

kehidupan yang ada dibumi, maka udara tersebut dapat di katakan telah

tercemar ( Wardhana, 2004).

2. Pencemaran Udara

a. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukanya zat-zat asing

kedalam udara yang dapat menyebabkan perubahan susunan dan

menurunkan kualitas udara ke tingkat tertentu sehingga dapat

menyebabkan terganggunya kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.

Pencemaran udara yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh aktivitas

manusia, terutama oleh emisi kendaraan bermotor dan industri.

Kontribusi kendaraan bermotor dalam pencemaran udara sudah dapat


11

kita perhatikan dan rasakan terutama di kota-kota padat lalu-lintas

(Sastrawijaya, A. Tresna. 2009).

b. Penyebab Pencemaran Udara

Pencemaran udara yang terjadi dewasa ini dapat berasal dari

berbagai macam sumber. Sumber-sumber pencemaran udara dapat

berasal dari proses alamiah yang ada di bumi dan hasil dari aktivitas yang

dilakukan oleh manusia. Pembangunan yang berkembang pesat,

khususnya dalam bidang industri dan teknologi, serta meningkatnya

jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fossil

(minyak) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi

tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Secara umum faktor

penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu:

1) Faktor internal (secara alamiah), contoh:

a) Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.

b) Abu (debu) dan gas-gas vulkanik yang dikeluarkan dari letusan

gunung berapi.

c) Proses pembusukan sampah organik dan lain-lain.

2) Faktor eksternal (karena kegiatan manusia), contoh :

1) Hasil pembakaran bahan bakar fossil.

2) Debu/serbuk dari kegiatan industri.

3) Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Selain itu, sumber pencemaran udara dapat pula dibagi atas:

1) Sumber bergerak, seperti: kendaraan bermotor


12

2) Sumber tidak bergerak, seperti: cerobong asap dan pembakaran

terbuka di wilayah pemukiman.

Pencemaran udara oleh partikel yang berasal dari alam seringkali

dianggap wajar. Apabila terjadi gangguan terhadap lingkungan oleh

aktivitas alam yang mengurangi tingkat kenyamanan hidup, maka hal

tersebut akan dianggap sebagai musibah bencana alam. Pencemaran

partikel yang berasal dari alam yang pernah tercatat sebagai suatu

kejadian hebat adalah pencemaran partikel letusan gunung berapi.

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran

dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas

yang masuk terdispersi ke udara kemudian menyebar ke lingkungan

sekitarnya. Kecepatan penyebaran pencemaran udara dipengaruhi oleh

tingkat kecepatan angin, kondisi topografi dan jumlah pencemar dalam

udara tersebut (Wisnu Arya, 2004).

c. Jenis Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Berdasarkan bentuk

a) Gas yaitu uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena

dipanaskan atau menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOX, NOX.

b) Partikel yaitu suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari

zarah zarah kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan,

cairan, maupun padatan dan cairan secara bersama-sama.

Contohnya: debu, asap, kabut, dan lain-lain.


13

2) Berdasarkan tempat

a) Pencemaran udara dalam ruang yang disebut juga udara tidak bebas

seperti di rumah, pabrik dan bangunan lainnya. Biasanya zat

pencemarnya adalah asap rokok, asap yang terjadi di dapur

tradisional ketika memasak, dan lain-lain.

b) Pencemaran udara luar ruang yang disebut juga udara bebas seperti

asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.

3) Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan

a) Iritansia adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi pada

jaringan tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.

b) Aspeksia  adalah keadaan yang akan menyebabkan darah

kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas karbon dioksida.

Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S, NH3, dan CH4.

c) Anestesia adalah zat yang mempunyai efek bius dan biasanya

merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya: Alkohol

dan Chloroform.

d) Toksis adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat

penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, dan Fluor.

4) Berdasarkan susunan kimia

a) Anorganik, adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon

seperti asbestos, ammonia, asam sulfat, dan lain-lain.

b) Organik, adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti

pestisida, herbisida, beberapa jenis alkohol, dan lain-lain.


14

5) Berdasarkan asalnya

a) Primer adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke

udara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan

membahayakan. Contohnya: CO2, yang meningkat diatas

konsentrasi normal.

b) Sekunder adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil

reaksi anatara zat polutan primer dengan komponen alamiah.

Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat (PAN).

d. Bahan Pencemar Udara

Beberapa bahan pencemar udara yang paling banyak mencemari udara

adalah bahan-bahan sebagai berikut:

1) Karbon Monoksida

Karbon Monoksida atau CO adalah suatu gas yang tak

berwarna, tidak berbau, dan juga tidak berasa. Gas CO dapat

berbentuk cairan pada suhu dibawah -192 oC. Gas CO sebagian besar

berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas

buangan. Selain itu, gas CO dapat pula terbentuk karena aktivitas

industri. Sedangkan secara alamiah, gas CO terbentuk sebagai hasil

kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.

CO yang terdapat di alam terbentuk melalui salah satu reaksi berikut:

a) Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang

mengandung karbon.
15

b) Reaksi antara karbon dioksida (CO2) dengan komponen yang

mengandung karbon (C) pada suhu tinggi.

c) Penguraian CO2 menjadi CO dan O.

Oksidasi tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang

mengandung karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia kurang

dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna yang

menghasilkan karbon dioksida. Sumber pencemaran gas CO terutama

berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak maupun batubara)

pada mesin-mesin penggerak transportasi. Penyebaran gas CO di

udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah perkotaan

yang banyak kegiatan industrinya dan lalu-lintasnya padat, udaranya

sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan untuk daerah

pinggiran kota dan desa, pencemaran CO di udara relatif sedikit

(Wardhana, 2004).

2) Nitrogen Oksida atau NOX

Nitrogen Oksida sering disebut dengan NOX karena oksida

nitrogen mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas

NO2 dan gas NO. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau,

sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO 2

adalah merah kecoklatan, berbau tajam dan menyengat. Kadar NOx di

udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi

daripada daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini


16

disebabkan karena bebagai macam kegiatan yang menunjang

kehidupan manusia akan menambah kadar NOX di udara, seperti

transportasi, generator listrik, pembuangan sampah dan lain–lain.

Pencemaran gas NOX di udara terutama berasal dari gas buangan hasil

pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik atau mesin

– mesin yang menggunakan bahan bakar gas. Kadar NOX di udara

dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari tergantung dari intensitas

sinar matahari dan aktivitas kendaraan bermotor. Dari perhitungan

kecepatan emisi NOX diketahui bahwa waktu tinggal rata-rata NO2 di

atmosfer kira-kira 3 hari, sedangkan waktu tinggal NO adalah 4 hari

dan gas ini bersifat akumulasi di udara yang bila tercampur dengan air

akan menyebabkan terjadinya hujan asam (Sastrawijaya, A. Tresna.

2009).

3) Sulfur Oksida (SOX)

Sulfur Oksida atau Belerang Oksida (SOX) terdiri atas gas SO2

dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO 2

mempunyai sifat berbau tajam, tidak mudah terbakar, sedangkan gas

SO3 mempunyai sifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan

uap air di udara untuk membentuk asam sulfat atau H 2SO4.

Konsentrasi gas SO2 di udara akan mudah di deteksi oleh indera

manusia (tercium baunya) ketika konsentrasinya berkisar antara 0,3 -

1 ppm. Gas buangan hasil pembakaran pada umumnya mengandung

gas SO2 lebih banyak dari gas SO3. Pencemaran SOX di udara terutama
17

berasal dari pemakaian batubara pada kegiatan industri, transportasi

dan lain sebagainya. Pada dasarnya semua sulfur yang memasuki

atmosfer diubah dalam bentuk SO2 dan hanya 1-2% saja sebagai SO3.

Pencemaran SO2 di udara berasal dari sumber alamiah maupun

sumber buatan. Sumber alamiah adalah gunung berapi, pembusukan

bahan organik oleh mikroba dan reduksi sulfat secara biologis. Proses

pembusukan akan menghasilkan H2S yang akan berubah menjadi SO2.

Sedangkan sumber SO2 buatan yaitu pembakaran bahan bakar minyak,

gas, dan terutama batubara yang mengandung sulfur tinggi. Sumber

emisi SO2 juga berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh

pembangkit listrik (73%) dan fasilitas industri lainnya (20%). Sumber

yang lebih kecil dari emisi SO2 mencakup proses industri seperti

ekstraksi dari bijih logam dan pembakaran bahan bakar yang

mengandung sulfur tinggi oleh lokomotif kereta api, kapal-kapal besar

dan peralatan berat (Environmental Protection Agency, 2014).

4) Hidrokarbon atau HC

Hidrokarbon adalah pencemar udara yang dapat berupa gas,

cairan maupun padatan. Dinamakan Hidrokarbon karena penyusun

utamanya adalah atom karbon dan atom hidrogen yang dapat terikat

(tersusun) secara ikatan lurus (ikatan rantai) atau terikat secara ikatan

cincin (ikatan tertutup). Jumlah atom karbon (atom C) dalam senyawa

hidrokarbon akan menentukan bentuknya, apakah akan berbentuk gas,

cairan atau padatan. Pada suhu kamar umumnya senyawa hidrokarbon


18

suku rendah (jumlah atom C sedikit) akan berbentuk gas, hidrokarbon

suku menegah (jumlah atom C sedang) akan berbentuk cairan dan

hidrokarbon suhu tinggi (jumlah atom C banyak) akan berbentuk

padatan. Sumber pencemaran HC seperti halnya pada CO sebagian

besar berasal dari transportasi (Environmental Protection Agency,

2014).

Presentase sumber pencemaran dapat dilihat pada tabel 2.2

berikut:

Tabel 2.2 Sumber pencemaran hidro karbon (HC)

Sumber pencemar Presentase (%)

Transportasi 51,9

Pembakaran stasioner 2,2

Proses industri 14,4

Pembuangan limbah padat 5,0

Lain-lain 26,5

Jumlah 100

Sumber: Wardhana (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan

5) Partikulat

Partikulat adalah zat padat/cair yang halus dan tersuspensi di

udara atau pencemar udara yang dapat berada bersama–sama dengan

bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara

murni atau sempit sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk

padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas, dalam kaitannya


19

dengan masalah pencemaran lingkungan maka pencemar partikel

dapat meliputi berbagai macam bentuk. Mulai dari bentuk yang

sederhana sampai dengan bentuk yang rumit dan kompleks yang

kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara. Partikulat

mempunyai ukuran yang lebih besar dari ukuran gas-gas pencemar

udara. Berikut ini macam-macam keadaan partikulat di udara:

a) Aerosol adalah istilah umum yang menyatakan adanya partikel

yang terhambur dan melayang di udara.

b) Fog atau kabut adalah aerosol yang berupa butiran–butiran air yang

berada di udara.

c) Smoke atau asap adalah aerosol yang berupa campuran antara butir

padatan dan cairan yang terhambur melayang di udara.

d) Dust atau debu adalah aerosol yang berupa butiran padat yang

terhambur dan melayang di udara karena adanya hembusan angin.

e) Mist artinya mirip dengan kabut. Penyebabnya adalah butiran–

butiran zat cair yang terhambur dan melayang di udara.

f) Fume artinya mirip dengan asap, hanya saja penyebabnya adalah

aerosol yang berasal dari kondensasi uap panas (khususnya uap

logam).

g) Plume adalah asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri

(pabrik)

h) Haze adalah setiap bentuk aerosol yang mengganggu pandangan di

udara.
20

i) Smog adalah bentuk campuran antara smoke dan fog.

j) Smaze adalah istilah yang banyak dipakai di Amerika (khususnya

New York) untuk mengartikan campuran antara Smoke dan haze.

3. Emisi Kendaraan Bermotor dan Dampaknya bagi Kesehatan

a. Emisi Kendaraan Bermotor

Emisi gas buang adalah polutan yang mengotori udara yang

dihasilkan oleh gas buang kendaraan. Gas buang kendaraan yang

dimaksud disini adalah gas sisa proses pembakaran yang dibuang ke

udara bebas melalui saluran buang kendaraan. Terdapat emisi pokok

yang dihasilkan kendaraan. Emisi gas buang kendaraan bermotor pada

umumnya disebabkan terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna

di dalam mesin, artinya tidak semua bahan bakar yang masuk ke dalam

mesin terbakar habis atau masih ada bahan bakar yang tidak terbakar.

Bahan bakar yang tidak terbakar inilah keluar bersama gas buang melalui

knalpot ke udara bebas. Proses pembakaran tidak sempurna pada mesin

disebabkan kurang kontrolnya mesin terhadap perawatan berkala seperti

tidak normalnya kerja busi, kotornya saringan udara, kualitas bensin yang

tidak baik, sistem pengapiannya tidak baik dan sebagainya. Emisi

kendaraan bermotor pada umumnya menghasilkan gas CO2, N2 dan H2O

yang relatif tidak bebahaya bagi kesehatan, tetapi akibat pembakaran

yang tidak sempurna di dalam mesin mengakibatkan gas-gas yang

dihasilkan menjadi gas-gas berbahaya seperti SOX, CO dan NOX Badan

( Pusat Statistik. 2012 ).


21

b. Dampak Emisi Kendaraan Bermotor bagi Kesehatan

Emisi kendaraan bermotor terdiri dari gas-gas berbahaya yang

dapat mengganggu kesehatan manusia.

Beberapa gangguan atau dampak beberapa gas hasil emisi kendaraan

bermotor adalah sebagai berikut:

1) SOX

Pengaruh utama polutan SOX terhadap manusia adalah iritasi

sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi

tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan

pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2

ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan

terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit

khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Individu dengan gejala

penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2,

meskipun dengan kadar yang relatif rendah Badan

(Pusat Statistik. 2012 ).

2) CO

Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah

kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, sel darah merah

yang mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan

pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil

dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang

relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen


22

tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi

seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat

menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi

enzim intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO

yang stabil tersebut. Dampak keracunan CO sangat berbahaya bagi

orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi

darah periferal yang parah dan bagi perokok, karena sebagian Hb

perokok yang sudah berikatan dengan CO akibat asap rokok. Pada

kadar 10 ppm, CO dapat mengganggu konsentrasi, ketajaman

penglihatan berkurang, kadar 100 ppm menyebabkan sakit kepala dan

gelisah, 250 ppm dapat menyebabkan kesulitan bernafas dan pingsan,

kemudian pada kadar 1000 ppm dapat menyebabkan kematian

seketika. CO yang tidak bewarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak

menimbulkan iritasi menyebabkan keracunan CO baru disadari setelah

terjadinya gejala-gejala yang berbahaya, oleh sebab itu CO sering

disebut sebagai pembunuh secara diam-diam atau silent killer Badan

(Pusat Statistik ,2012 ).

3) NOx

NOx dalam udara mempunyai sifat iritan, yaitu iritasi pada

saluran pernafasan dan mata. NO2 bersifat racun terutama terhadap

paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan

sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut

disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar


23

NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada

binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang.

Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap

manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Pada konsentrasi

berkisar 50-100 ppm NO2 dapat menyebabkan peradangan paru-paru

apabila terpapar selama beberapa menit saja. Pada konsentrasi yang

lebih tinggi, yaitu berkisar antara 150-200 ppm dapat mengakibatkan

pemampatan pada bronchioli yang disebut dengan “bronchiolitis

fibriosis”. Konsentrasi lebih dari 500 ppm dapat menyebabkan

kematian setelah 2-10 hari terpapar gas NO 2 Badan

(Pusat Statistik ,2012 ).

4. Upaya Pengendalian Emisi Kendaraan Bermotor

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan

pencemaran oleh gas-gas emisi kendaraan bermotor. Pemerintah telah

banyak mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi dan mengendalikan

pencemaran udara oleh emisi kendaraan bermotor.

Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1999 menjelaskan tentang

penanggulangan pencemaran udara dari kendaraan bermotor, yang meliputi:

a. Pengawasan terhadap penaatan ambang batas emisi gas buang.

b. Pemeriksaan emisi gas buang baik untuk kendaraan bermotor tipe baru

maupun untuk kendaraan bermotor tipe lama.

c. Pemantauan mutu udara arnbien di sekitar jalan.

d. Pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor di jalan.


24

e. Pengadaan bahan bakar minyak bebas timah hitam serta solar

berkadar belerang rendah sesuai standar nasional dan internasional.

Penetapan nilai ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor

diharapkan akan mengurangi pencemaran oleh emisi gas buang kendaraan

bermotor. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 4

tahun 2009 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe

baru, nilai ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batas

maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari

pipa gas buang kendaraan bermotor.

Adapun nilai ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe

baru dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut (PermenLH nomor 4, 2009) :

Tabel 2.3 Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru

kategori L (Kendaraan roda dua dan tiga)

Kategori Parameter Nilai ambang batas gram/km

L1 CO 1,0
HC + NOX 1,2
L2 CO 3,5
HC + NOX 1,2
L3 <150 cm3 CO 5,5
NOX 0,3

L3 ≥150 cm3 CO 5,5


NOX 0,3
Sumber: PermenLH (2009), Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan

Bermotor Tipe Baru.


25

Selain kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, upaya lain yang

dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara oleh gas-gas emisi

kendaraan bermotor antara lain:

a. Merawat kendaraan yang dipakai secara teratur, mesin kendaraan yang

dirawat dan diservice secara berkala akan meningkatkan performa mesin

dalam melakukan proses pembakaran, sehingga akan menghasilkan emisi

gas buang yang lebih sedikit.

b. Menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya bahan-

bakar gas dan kendaraan tenaga surya yang bebas emisi.

c. Menggunakan kendaraan secara ekonomis, yaitu menggunakan

kendaraan seminimal mungkin atau hanya jika diperlukan saja.

d. Mengemudikan kendaraan dengan baik, semakin tinggi kecepatan

kendaraan yang dipakai, maka akan meningkatkan kinerja mesin

kendaraan dalam melakukan proses pembakaraan, sehingga emisi gas

buang yang dihasilkan kendaraan tersebut akan semakin tinggi.

e. Mengembangkan modifikasi mesin, yaitu dengan memodifikasi mesin

sehingga pembakaran dalam mesin dapat optimal dan menghasilkan

polutan yang lebih sedikit. Pengembangan teknologi tepat guna pada

sistem pembuangan gas buang juga penting, yaitu dengan menggunakan

catalytic converter atau bahan-bahan lain yang mempunyai sifat adsorbsi

dan katalis, seperti arang aktif dan lain-lain.


26

5. Penurunan Emisi Kendaraan Bermotor dengan Campuran Premium

dan Methanol.

a. Premium

1) Pengertian Premium

Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna

kekuningan jernih yang memiliki rumus kimia CH 8H18. Premium

merupakan bahan bakar minyak ( BBM ) untuk kendaraan bermotor

yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia dipasarkan

oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena memperoleh

subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Premium

merupakan bahan bakar minyak ( BBM ) dengan oktan atau Research

Octane Number (RON). Pada umumnya, Premium digunakan untuk

bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil,

sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga

disebut motor gasoline atau petrol (Arjianto dan Haryadi, G. D. 2006).

Reaksi pembakaran premium adalah :

C8H18 + 12,5 O2 + 47 N2 8 CO2 + 9 H2O + 47 N2

2) Pembuatan Premium

Proses diawali dengan pencarian minyak bumi, lalu dilanjutkan

dengan pemompaan dari perut bumi setelah itu masih perlu pemisahan

dengan air dan kotoran lainnya. Untuk sumur-sumur yang sudah tua dan

hasil minyak sudah menurun, perlu ditambahkan teknologi untuk

mengambil sisa-sisa minyak yang masih terperangkap di batu-batuan.


27

Teknologinya disebut Enhanched Oil Recovery bisa dengan

penambahan uap panas, cairan surfaktan, gas Karbon Dioksida atau

bahan kimia lain( Isa, Mohammad. 2012).

Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak

bumi (kilang), disana minyak akan dipisahkan dengan penyulingan I

(Distilasi), yang akan menghasilkan tiga produk yaitu fraksi LPG

I,fraksi sedang I dan fraksi berat I. Fraksi LPG dari penyulingan I

sebagian masuk reaktor Isomerisasi menjadi Bensin, sebagian lagi

masuk ke reaktor reformingmenjadi bensin dan kondesat. Fraksi sedang

I masuk reaktor hydroteating menjadi minyak tanah, avtur dan minyak

diesela tau solar, Lalu Fraksi berat I masuk Alat Penyulingan atau

Distilasi II menghasilkan Fraksi LPG II, Fraksi Sedang II, dan Fraksi

Berat II. Fraksi LPG II inilah yang banyak kita pakai untuk masak di

dapur. Fraksi sedang II sebagian masuk reaktor Hidrocracking kemudian

menghasilkan minyak tanah dan minyak diesel atau solar Fraksi Berat II

kemudian masuk proses Coking yang menghasilkan dua produk yaitu

aspal dan petroleum Coke (petcoke/kokas). Kokas ini juga bisa sebagai

bahan bakar padat seperti batu bara (Mahmudah, Azmi. 2010).

2. Methanol

a. Pengertian Methanol

Methanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau

spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan

bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk

cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan
28

beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).

methanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar

dan sebagai bahan additif bagi etanol industri. Methanol diproduksi secara

alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah

uap methanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap

methanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar

matahari menjadi karbon dioksida dan air (Ambodo, Prio, 2011).

Api dari methanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu,

kita harus berhati-hati bila berada dekat methanol yang terbakar untuk

mencegah cedera akibat api yang tak terlihat Karena sifatnya yang

beracun, methanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi

pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan racun ini

akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena

etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman

beralkohol) (Isa, Mohammad2012).

Methanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon

dari golongan alkohol(CnH2n+2O) dengan gugus alkil hidroksil (-

OH). Alkohol memiliki keisomeran fungsi dengan eter. Rumus umum

methanol adalah CH4O atau sering ditulis CH3-OH. Ia merupakan

bentuk alkohol paling sederhana. Pada “keadaan atmosfer” ia

berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna,

mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih

ringan daripada etanol) . ( Isa, Mohammad2012).


29

Methanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik

oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap methanol (dalam jumlah

kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap methanol tersebut akan

teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi

karbon dioksida dan air ( Isa, Mohammad. 2012).

Reaksi pembakaran methanol adalah :

CH3OH + 1,5O2 + 5,64N2 CO2 + 2H2O + 5,64N2

b. Penggunaan Methanol

Methanol banyak digunakan dalam kehidupan sehari -hari

karena sifatnya yang dapat menyerap air, menyerap panas serta ramah

lingkungan.

Beberapa kegunaan methanol dalam kehidupan sehari-hari adalah

sebagai berikut:

1) Methanol sebagai bahan bakar

Methanol adalah bahan bakar yang ramah lingkungan,

pembakaran methanol jika dibakar akan menghasilkan karbon

dioksida dan air methanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol

untuk meningkatkan pembakaran, atau kegunaannya sebagai sebuah

bahan bakar independen methanol dapat digunakan sebagai

senyawanya sendiri atau direaksikan dengan minyak seperti triolein

(minyak zaitun) menjadi ester (metil oleat) dengan katalis NaOH dan

hasil samping gliserol. Sebagai senyawanya sendiri. Kandungan

methanol dalam BBM tidaklah dapat melewati 15 % tanpa


30

menggunakan zat-zat tambahan. Dengan mencampurkan methanol ke

dalam bahan bakar minyak, maka akan meningkatkan bilangan oktan

dari bahan bakar minyak tersebut ( Mahmudah, Azmi. 2010).

2) Methanol sebagia zat anti beku.

Di negara yang bermusim dingin, methanol digunakan

sebagai zat antibeku atau antifreeze pada radiator mobil. Pada

musim dingin jika cairan yang digunakan pada radiator adalah air,

maka air tersebut akan membeku dan berdampak pada kerusakan

mesin. Untuk mengatasinya digunakan methanol . (Mahmudah,

Azmi2010).

3. Premium dan Methanol dalam Menurunkan Emisi Kendaraan Bermotor.

Mekanisme penurunan emisi gas buang kendaraan bermotor yang

akan dilakukan oleh Premium dan Methanol adalah campuran premium

dan methanol di harapkan dapat meningkatkan angka oktan karna angka

oktan methanol yang tinggi yaitu 108 RON ( Research Octane Number)

akan menaikan kualitas angka oktan premium yang hanya 88 RON

( Research Octane Number) ,hal ini juga di dukung oleh temperatur dan

oksigen methanol yang lebih tinggi daripada premium sehingga

diharapkan campuran methanol dan premium akan terjadi permbakaran

yang sempurna pada kendaraan bermotor sehingga dapat menurunkan

emisi gas buang CO dan NOX (Arjianto dan Haryadi, G. D. 2006) .

Reaksi pembakaran ideal dapat dilihat di bawah ini:

C8H18 + 12,5(O2 + 3,773N2) 8 CO2 + 9 H2O+ 12,5 (3,773 N2)


31

Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa N 2 tidak ikut dalam reaksi

pembakaran. Reaksi pembakaran di atas adalah reaksi pembakaran ideal.

Sedangkan reaksi pembakaran premium dam methanol seperti dibawah

ini (Heywood,1988 dalam Saputra, 2012):

0,20+CH3OH

+ 10,3 O2 + 38,86 N2 6,6 CO2+7,6 H2O +

0,80+C8H18 38,86 N2

Secara lebih detail dapat dijelaskan bahwa proses pembakaran adalah

proses oksidasi (penggabungan) antara molekul-molekul oksigen (O)

dengan molekul-molekul (partikel-partikel) bahan bakar yaitu karbon (C)

dan hidrogen (H) untuk membentuk karbon dioksida (CO2) dan uap air

(H2O) pada kondisi pembakaran sempurna. Disini proses pembentukan

CO2 dan H2O terjadi panas kompresi atau panas dari pemantik telah

mampu memisah atau memutuskan ikatan antar partikel oksigen (O-O)

menjadi partikel ‘O’ dan ‘O’, dan juga mampu memutuskan ikatan antar

partikel bahan bakar (C-H atau C-C) menjadi partikel ‘C’ dan ‘H’ yang

berdiri sendiri. Sehingga partikel ‘O’ dapat beroksidasi dengan partikel

‘C’ dan ‘H’ untuk membentuk CO 2 dan H2O. Jadi dapat disimpulkan

bahwa proses oksidasi atau proses pembakaran antara premium dan

methanol terjadi ikatan antar partikel oksigen dan ikatan antar partikel

bahan bakar tidak diputus terlebih dahulu ( Saputra, 2012)


32

1). Pembentukan Karbon Monoksida ( CO ) Karbon monoksida

dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna karena kurangnya

oksigen dalam ruang bakar atau kurangnya waktu siklus dalam

pembakaran. Secara teoritis CO tidak akan terjadi bila perbandingan

udara dengan bahan bakar lebih besar dari 16 : 1 (campuran miskin ).

Persentasi CO meningkat dalam keadaan stasioner dan berkurang

terhadap kecepatan. Konsentrasi CO rendah pada saat kecepatan

konstan. Reaksi oksidasi premium dan methanol menggubah CO

menjadi CO2 :

2 CO + O2 2 CO2

2). Pembentukan Ntrogen oksida (Nox) di hasillkan dari panas yang

tinggi dari hasil pembakaran pada kendaraan bermotor,sehingga

nitrogen (N) bereaksi dengan udara (O 2) shingga menghasilkan nitrit

(NO2) dan nitrat (NO3 ).

Reaksi redoks premium dan methanol menggubah NO2 menjadi N2 :

2 NO2− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 5 H2O

Reaksi redoks premium dan methanol menggubah NO3 menjadi N2 :

2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O


33

B. Kerangka Teori

Udara

Internal Vulkanik
Pencemaran Udara
(Aktivitas Alam) Debu oleh Angin
Penyebab
Pencemaran Udara
Eksternal

(Aktivitas Manusia)
SOX

CO Emisi Gas Buang Industri


Kendaraan Bermotor
NOx

HC
Upaya Pengendalian
Emisi Kendaraan
Bermotor

Peraturan Pemerintah
Teknologi Tepat Guna
Bahan Bakar Ramah
Lingkungan

Premium dan Methanol

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Hipotesis

Ada perbedaan kosentrasi emisi gas buang (CO dan NO X) pada kendaraan

bermotor dengan berbagai variasi dosis 5 ml, 10 ml dan 15 ml methanol.

Anda mungkin juga menyukai