Anda di halaman 1dari 6

A.

Partikulat
Dalamnya penetrasi polutan polusi udara ke dalam tubuh bergantung pada jenis zat
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas.
Sedangkan pertikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru,
zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah. Kemudia menyebar ke seluruh tubuh.
Di indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di
perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001,
tersapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisis gas buang yang buruk. Hal
ini akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar kualitas
buruk, misalnya kadar timbal/Pb yang tinggi
Polutan udara primer, yaitu polutan yang mencakup 90 % dari jumlah polutan udara
seluruhnya , dapat dibedakan menjadi lima kelompok sebagai berikut:
1. Karbon monoksida ( CO )
2. Nitrogen oksida ( NOx)
3. Hidrokarbon ( HC)
4. Sulfur Dioksida ( SOx)
5. Partikel
Sumber polusi yang utama berasal dari traspotasi, 60 % dari polutan yang
dihasilkan terdiri dari karbonmonoksida dan sekitar 15 % hidrokarbon. Toksisitas kelima
kelompok polutan tersebut berbeda – beda dan Tabel 1. di bawah ini menyajikan toksisitas
relatif masing – masing kelompok polutan tersebut. Ternyata polutan yang paling
berbahaya bagi kesehatan adalah partikel – partikel, diikuti berturut – turut NOx, SOx,
Hidrokarbon dan yang paling rendah toksisitasnya adalah karbonmonoksida.

Tabel 1. Konsentrasi Polutan Di udara


Polusi udara karena partikel – partikel tersebut merupakan masalah lingkungan
yang perlu mendapat perhatian. berbagai jenis polutan partikel dan bentuk – bentuknya
yang terdapat diudara dapat dilihat pada Tabel 2. dibawah ini:

Tabel 2. Bentuk Partikel Pencemar Udara

1. Sumber Polusi Partikel


Berbagai proses alami, mengakibatkan penyebaran partikel diatmosfer, misalnya
letusan volkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga
berperan dalam penyebaran partikel, misalnya dalam bentuk partikel – partikel debu
dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari
proses pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang
utama yaitu pembakaran bahan bakar dari sumbernya, dikuti oleh proses-proses
industri. Hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya adalah, untuk
partikel dengan diameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses – proses
mekanis seperti erosi angin , penghancuran dan penyemprotan. Pelindasan benda-
benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikel yang berukuran diameter diantara 1
– 10 mikron biasanya termasuk tanah, debu, dan produk – produk pembakaran dari
industri lokal , dan pada tempat – tempat tertentu juga terdapat garam laut. Partikel
yang mempunyai diameter antara 0,1 – 1 mikron berasal dari sumber – sumber
kebakaran.
2. Pengaruh partikel terhadap manusia
Polutan partikel masuk kedalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan, oleh
karena itu pengaruh yang merugikan terjadi pada sistem pernafasan. Faktor yang
berpengaruh terhadap sistem pernafasan adalah ukuran partikel, karena ukuran partikel
yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikel kedalam sistem pernafasan.
Sistem pernafasan mempunyai beberapa sistem pertahanan yang mencegah
masuknya pertikel – pertikel, baik berbentuk padat maupun cair kedalam paru – paru,
misalnya bulu hidung akan mencegah masuknya partikel yang berukuran besar, sedang
yang ukuran lebih kecil akan dicegah masuk oleh membran mukosa yang terdapat
disepanjang sistem pernafasan dan merupakan tempat pertikel menempel .
Partikel yang mempunyai diameter lebih besar dari 5,0 mikron akan berhenti dan
terkumpul terutama didalam hidung dan tenggorokan. Partikel yang berukuran 0,5 –
5,0 mikron dapat terkumpul di dalam paru paru sampai pada bronchioli dan hanya
sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Partikel yang kurang dari 0,5 mikron dapat
mencapai dan tinggal didalam alveoli.
B. Gas
Gas pencemar udara dapat bersumber dari alam dan hasil kegiatan manusia yang
semakin hari semakin bertambah seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya
terapan teknologi sebagai tuntutan hidup yang lebih baik dan sejahtera.
1. Sumber Gas Pencemar Udara
Secara umum terdapat 2 sumber pencemaran udara yaitu pencemaran akibat
sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari
kegiatan manusia (antropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi
pabrik, dan lain-lain.
Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi
kendaraan bermotor yang mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan,
seperti timbal/timah hitam (Pb) Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100%
timbal.
Di dunia dikenal zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia
berupa gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil dan industri. Perkiraan
poersentase komponen pencemar udara utama di Indonesia khususnya transportasi dan
industri yaitu :
 Karbon monoksida (CO) 70,50%
 Oksida. Sulfur (SOx) 0,9%
 Nitrogen Oksida(NOx) 8,9%
 Partikulat sebesar 1,33%
 Hidrokarbon (HC) 18,34%
 Gas rumah Kaca (CH4, CO2 dan N2O), tersebar dalam nilai persentase sumber
utama.

a. Karbon Monoksida (CO)


Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di
berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta
disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar
solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio
kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar
mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang
terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu
strategi untuk meminimalkan emisi CO. CO yang meningkat di berbagai perkotaan
dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi
serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan
tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang
mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan
bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
b. Nitrogen Oksida (Nox)
Ada 2,3 x 1015 g N2O (Warneck 1988) masuk ke atmosfir pertahun yang
diproduksi pertahunnya sebesar 20 x 1012 g dengan waktu tinggal rata-rata N2O di
atmosfir lebih dari 100 tahun (Cicerone, 1987) sehingga mempunyai waktu yang
panjang untuk bercampur dengan bahan pencemar udara lainnya yang
menghasilkan campuran pencemar yang lebih berbahaya bagi manusia. Sampai
tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan
38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun).
c. Sulfur Oksida (SOx)
Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain
itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx
emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses
pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi:
S + O2 SO2
SO2 + 1/2O2 SO3
Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%. Gas yang
berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun
jika bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan
bahwa pada tahun 1987 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang
batas yang ditetapkan oleh WHO.
d. Hydrocarbon (HC)
Pada mesin, emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam
sumber. Tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak
pelumas silinder adalah salah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi HC pada
bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih
sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil
(DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4).
e. Gas Rumah Kaca (CH4, CO2, N2O)
Gas rumah kaca merupakan suatu istilah yang tepat digunakan pada gas-gas
yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. Gas-gas ini terdapat diudara
membentuk suatu perisai yang membendung panas bumi yang ditimbulkan oleh
aktivitas manusia dan alam itu sendiri, tetapi panas bumi ini tidak dapat lepas ke
udara hingga batas tertinggi sebab adanya gas-gas ini yang membendungnya
sehingga panas bumi terperangkap dan terpantul kembali ke bumi sehingga bumi
semakin tinggi suhunya. Semua gas-gas rumah kaca ini merupakan hasil buang
pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas alam yang sampai saat ini sulit
dikendalikan sebab penggunaan bahan bakar fosil/minyak tetap me ningkat dengan
pesat.

Anda mungkin juga menyukai