Anda di halaman 1dari 14

MATERI 4

PENCEMARAN UDARA
Oleh: Dr. Burhan Muslim, SKM.,M.Si.

A. Pengantar
Assalamualakikum, salam sehat untuk kita semua. Kembali kita bertemu di dunia
maya untuk melanjutkan perkuliahan kita tentang penyehatan udara. Pada pertemuan
sebelumnya kita telah membahas tentang berbagai penyakit dan masalah kesehatan
yang terkait dengan udara, baik sebagai penyebab maupun sebagai media. Pada
kesempatan kali ini kita akan membahas bahan-bahan apa saja yang dapat mencemari
udara, sumber-sumbernya serta bagaimana peran faktor iklim dalam pembentukan,
persebaran, dan retensi bahan tersebut di udara. Diakhir perkuliahan sudara diminta
untuk mengerjakan tugas untuk meningkatkan pemahaman tentang materi yang kita
pelajari. Oke, selamat belajar semoga Saudara semua tetap bersemangat untuk meraih
sukses.

B. Kemampuan yang diharapkan

1. Mengelompokkan sumber pencemaran udara sesuai dengan sifat dan


karakteristiknya
2. Mengelompokkan bahan-bahan pencemaran udara berdasarkan kakateristik dan
sifat-sifatnya
3. Menjelaskan peran faktor iklim dalam pembentukan, persebaran, dan retensi
polutan di udara.

C. Pengertian pencemaran udara


1. Menurut Miller (1982)
Air that contains one or more chemicals in high enough concentrations to harms
humans, other, animals, vegetation, or materials.
2. Menurut Mukono (2003)
Bertambahnya bahan atau substrat fisik/kimia ke dalam lingkungan udara normal
yang mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang
dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang,
vegetasi, dan material.
3. Kumar (1987)
Bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu
keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan
lingkungannya.
4. Menurut PP 41 tahun 1999
Masuknya atau dimasukkannya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara
ambien oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai tingkat
tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya

D. Sumber pencemaran udara

Sumber pencemar udara adalah setiap aktifitas atau kejadian yang mengeluarkan
bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Aktifitas atau kejadian yang menghasilkan bahan pencemar ke udara dapat
dibedakan menjadi kejadian yang bersifat alami (natural) dan kegiatan yang dilakukan
oleh manusia (antropogenik)
1. Sumber Alami

Sumber pencemar udara alamiah merupakan sumber pencemar yang berasal dari proses
alam tanpa adanya campur tangan manusia.

a. Akibat Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi mengeluarkan beberapa gas yang melimpah diantaranya H2O,
CO2, H2S, SO2, CO, HF, dan He, serta NO2. Disamping polutan bernetuk gas, erupsi
gunung berapi juga menghasilkan partikel yang sangat banyak. Diantara semua gas tersebut,
sulfur dioksida merupakan pencemar udara utama karena selain berpengaruh pada
kesehatan, SO2 juga menyebabkan anomali cuaca.

Gambar 1: Letusan Gunung berapi yang mengeluarkan polutan

b. Petir
Petir merupakan salah satu sumber polutan alami dari Nitrogen Dioksida (NO2).
Pada saat terjadi petir, terjadi peningkatan suhu udara di sepanjang lintasan petir. Suhu
udara yang tinggi tersebut memicu reaksi Nitrogen dengan Oksigen menjadi NO2.

Gambar 2: Petir yang menyebabkan kebakaran

c. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan dapat terjadi secara alami di musim kemarau. Hal itu busa terjadi
karena adanya gesekan antara pohon yang meicu terjadi api. Kebakaran hutan juga bisa
terjadi akibat adanya petir yang menyambar pohon yang menyebabkan kebakaran.
Kebakaran hutan menghasilkan polutan udara berupa partikel dan gas. Gas yang
terbentuk umumnya adalah hasil SO2, CO2, CO, NO2,
Gambar 3: Kebakaran Hutan yang meghasilkan polutan

d. Dekomposisi bahan organik secara anaerob

Dekomposisi bahan organik yang berlangsung secara anaerob (tanpa oksigen)


menghasilkan gas Metan (CH4) dan Hidrogen Sulfida (H2S). Kedua gas ini merupakan
gas polutan yang dapat mencemari udara. Dekomposisi bahan organik secara anaerob
dapat terjadi di lahan gambut, timbunan sampah, tumpukan kotoran hewan, badan air
yang tercemar oleh limbah organik, longsor yang menimbun pepohonan.

Gambar 4: Badan air tercemar berat mengeluarkan CH4 dan H2S

e. Pelepasan radioaktif oleh batuan

Beberapa batuan yang mengandung bahan radioaktif dapat melepaskan bahan


radioaktifnya ke lingkungan secara terus menerus. Salah satu bahan radioaktif yang
sering ditemukan di dalam bangunan bawah tanah adalah Radon, Radium, Uranium.

Gambar 5: Risiko pencemaran udara oleh Bahan radioaktif

f. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan

Sumber biogenik seperti pohon cemara dan beberapa jenis tumbuhan lain
melepaskan senyawa volatil organik. Sekitar 80% dari keseluruhan emisi senyawa
volatil organik berasal dari sumber biogenik. Beberapa jenis tumbuhan juga
melepaskan polen (serbuk sari) yang berbentuk partikel. Diantara polen taersebut
ada yang dapat memicu terjadinya asma pada manusia, seperti polen yang
dilepaskan pohon akasia.
Gambar 6: Daun dan bunga akasia yang menghasilkan polent

2. Sumber Antropogenik

Sumber antropogenik merupakan pencemaran udara yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Kebanyakan berasal dari aktivitas transportasi, industri, pembakaran, persampahan, dan
lain-lain. Sumber antropogenik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, antara lain
berdasarkan bentuk geometris, berdasarkan sifat dinamisnya, berdasarkan aktifitasnya.

a. Sumber Tidak Bergerak

Merupakan sumber pencemar yang tidak mengalami perubahan posisi selama menghasilkan
zat pencemar. Sumber pencemar yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu kegiatan industri,
pembangkit tenaga listrik, pembakaran insinerator, furnace, dan lain-lain. Sumber tidak
bergerak dapat dikategorikan menjadi:

1) Sumber Titik (point sources)

Merujuk kepada sebuah sumber yang berada pada titik yang tetap. Contohnya cerobong
asap, atau tangki penyimpanan yang memancarkan zat pencemar udara.

Gambar 7: Contoh Sumber pencemaran udara berbentuk titik

2) Sumber Area (Area sources)


Mengacu pada serangkaian sumber titik yang menempati suatu area/kawasan yang
bersama-sama dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah. Contohnya kawasan
industri yang terdiri dari banyak industri yang mengeluarkan polutan secara bersama-sama.

Gambar 8: Contoh sumber pencemaran udara dari kawasan industri


3) Sumber Garis (Line sources)

Sumber garis merupakan sumber pencemar udara yang terdiri dari banyak titik yang
membentuk satu kesatuan secara memanjang (garis). Contoh adalah jalan raya yang padat
lalu lintas.

Gambar 9: Sumber pencemaran udara yang berbentuk garis

b. Sumber Bergerak

Merupakan sumber pencemar yang mengalami perubahan posisi selama menghasilkan zat
pencemar. Sumber pencemar yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu mobil, truk, bus,
kereta api, kapal laut dan pesawat terbang.

c. Sumber pencemaran udara berdasarkan kegiatan

1) Kegiatan Industri

Industri merupakan sumber penting pencemaran udara. Banyak industri yang


menggunakan bahan bakar dan mengemisikan polutan di udara, seperti CO2, CO, SO2, NO2,
Partikel, dan Hidrokarbon.

Gambar 10: Pabrik tahu dan tempe di Jawa Timur menggunakan sampah plastik sebagai
bahan bakar.

2) Pertambangan

Sektor pertambagan juga menyumbang pencemaran ke udara dengan berbagai


kegiatannya. Bahan yang dihasilkan terghantung dari jenis bahan yang ditambang,
misalnya tambang batu bara menghasilkan partikel debu batu bara, serta sisa
pembakaran bahan bakar fosil.
Ganmbar 11: Kegiatan Pertambangan yang menghasilkan Polutan ke Udara

3) Transportasi

Sektor transportasi penyumbang polutan tersebsar di daerah perkotaan. Hampoir


semua jenis polutan dihasilkan dari sektor transportasi. Bahan yang demisikan dari
sekytri transportasi antara lain seperti kebisingan, partikel, berbagai jenis gas dan partikel
kimia.

Gambar 12: Berbagai moda transportasi yang menghasilkan polusi

4) Pertanian

Kegiatan di sektor pertanian juga menyumbang berbagai bahan pencemar ke udara.


Polutan yang dihasilkan antara lain gas Metan, H2S, dan pestisida. Gas Matan dan H2S
dihasilkan dari dekomposisi secara anaerob dari tumpukan kotoran sisa makanan ternak.
Pestisida dihasilkan dari kegiatan pembasmi hama yang diaplikasikan dalam bentuk
pengabutan atau spraying.

Gambar 13: Aplikasi pestisida dengan Drone yang dapat menyebabkan polusi udara

5) Pertahanan

Kegiatan pertahanan yang benyak menggunakan berbagai jenis kendaraan dan


peralatan militer juga menjadi salah sumber bahan pencemar di udara. Kegiatan latihan
dan pemeliharaan mesin-mesin dan alat pertahanan menghasilkan bahan polutan yang
sebagian dibuang ke udara.
Gambar 14: Latihan Pesawat Tempur

6) Pemusnahan sampah

Pengolahan sampah melalui pemkakaran atau penimbunan akan menghasilkan


bahan polutan ke udara. Pembakaran sampah akan mebnhasilkan berbagai gas
berbahaya seperti NO2, CO, SO2 sebagai reaksi antara bahan sampoah yang dibakar
dengan Oksigen. Penimbunan sampah akan menghasilkan gas CH4 dan H2S sebagai
produk proses dekomposisi bahan organik secara anaerob.

Gambar 15: Budaya bakar sampah yang mencemari udara

7) Rumah tangga

Rumah tangga juga merupakan sumber pencemnar udara, terutama pencemaran


udara dalam ruangan. Bahan polutan yang dapat dihasilkan dari rumah antara laian, VOC,
asap tembakau, berbagai jenis gas, partikel, hidrokarbon, dan pestisida.

Gambar 16: Sumber-sumber polusi udara dalam rumah

E. Bahan pencemaran udara

1. Golongan Fisik
a. Partikel
1) Debu (dust), Patikel padat atau cair, baik bahan organik maupun anorganik yang
ukurannya antara 0,1 sampai 25 mikron
2) Kabut, Partikel cair sebagai akibat kondensasi dari bentuk uap, yang ukurannya
kurang dari 0,1 mikron.
3) Fume, Partikel zat padat sebagai akibat kondensasi dari bentuk gas, ukurannya
kurang dari 0,1 mikron.
4) Awan, Partikel zat cair sebagai hasil kondensasi fase gas, ukurannya antara 0,1
sampai 1 mikron.
5) Asap, Partikel zat karbon yang ukurannya kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat
pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon.
6) Dustfall (debu jatuhan), Yaitu debu yang ukurannya besar dari 10 mikron yang
cepat mengendap karena pengaruh gravitasi.
7) Total Suspended Particulate (TSP), Yaitu keseluruhan debu melayang yang
yangtersuspensi dalam udara ambien
8) Inhalable dust (PM10), Yaitu debu yang ukurannya sepuluh mikron ke bawah yang
dapat masuk ke saluran pernafasan. Disebut juga PM10
9) Respirable dust (PM2,5), Yaitu debu yang ukurannya 2,5 mikron ke bawah yang
dapat masuk sampai saluran pernafasan bagian dalam. Disebut juga PM2,5

Gambar 17: Deposit partikel dalam sistem pernafasan

2. Golongan Kimia
Bahan pencemar udara yang berbentuk kimia di udara dapat dibedakan menjadi
polutan primer dan polutan sekunder. Polutan primer adalah polutan yang diemisikan dari
sumber masuk ke ambien tidak mengalami perubahan kimia sampai. Polutan sekunder
adalah polutan yang terbentuk di udara melalui reaksi antara dua atau lebih jenis polutan
atau bahan kimia yang ada di udara dan membentuk polutan baru yang berbeda.

a. Oksida Nitrogen
Sumber dari proses alam maupun aktivitas manusia. Pada saat uhu tinggi, Nitrogen
dan Oksigen yang ada di udara akan bereaksi membentuk Nitrogen Dioksida (NO2).
Peristiwa alam yang dapat memicu ternbentuknya NO2 antara lain petir, letusan gunung
berapi dan kebakaran huta. Aktivitas manusia yang dapat memicu terbentuk NO2 antara
lain, pembakaran dalam mesin, pemkaran dengan suhu tinggi seperti pabrik semen,
peleburan logam, dan kompor gas. Oksida Nitrogen dapat dibedakan menjadi NO2, NO,
dan N2O.

b. Oksida Sulfur
Oksida Sulfur terbentuk di dara akibat beraksinya unsur S dengan O melalui proses
pembakaran. Proses tersebut dapat berlangsung secara alami maupun aktivitas manusia.
Pembentukan SO2 secara alami terjadi pada aktivitas gunung berapi, dan kemakaran
hutan. Pembentukan SO2 melalui aktivitas manusia dapat terjadi pada pembakaran
bahan bakar fosil yang mengandung unsur Sulfur, seperti Solar, batu bara, kayu bakar,
dan gas.

c. Karbon monoksida
Karbon monoksida di udara terbentuk dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar
yang mengandung karbon. Pembakaran tidak sempurna terjadi apabila terjadi defisit
kebutuhan oksigen, bila oksigen tercedia waktu pemkaran terjadi maka yang terbentuk
adalah CO2. Sifat CO adalah, tiadak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, Sedikit lebih
ringan dari udara, dan mudah berikatan dengan Hb dalam darah membentuk COHb,
serta stabil.

d. Hidrokarbon
Hidrokarbon (HC) di udara berasal dari proses alam maupun aktivitas manusia.
Proses alama yang dapat mengahsilkan adalah dekomposisi bahan organik secara
anaerobik. Aktivitas manusia yang menghasilkan HC semua pembakaran bahan bakar
hidrokarbon, serta proses dekomposisi kotoran manusia dalam septik tank. Senyawa HC
yang sering ditemukan di udara antara lain Metan, Butan, dan berbagai jenis aldehid.

e. Oksidan
Oksidan (O3) merupakan polutan sekunder yang terbentuk di udara akibat
bereaksinya hidrokarbon di udara dengan dengan bahan kimia lain yang terjadi saat
siklus fotolitik NO2. Terbentuknya Ozon di udara berawal dari siklus fotolitik NO2, sebagai
berikut:

Di Atmosfir, secara alami NO2 menjalani suatu siklus dengan bantuan sinar matahari.
Siklus tersebut disebut siklus fotolitik NO2, yang meliputi proses:

1) NO2 mengabsorbsi sinar Ultra Violet (UV) dari sinar matahari


2) Energi UV memecah NO2 menjadi NO dan atom O
3) Atom O akan bereaksi dengan O2 di atmosfir membentuk Ozon (O3)
4) O3 akan bereaksi dengan NO membentuk NO2 dan O2 sehingga reaksi menjadi
lengkap

Sampai pada tahap ini, ozon tidak menjadi permasalahan, karena akan bereaksi
kembali dengan NO untuk membentuk NO2 dan O2. Siklus fotolitik NO2 dapat mengalami
gangguan dan menghasilkan polutan udara yang disebut Photochemical smog,
gangguan tersebut terjadi sebagai berikut:

Radikal bebas dari hidrokarbon berekasi dengan NO di udara sehingga kadar O3


meningkat pada lapisan troposfer. Radikal bebas juga dapat bereaksi dengan O2 dan
NO2 membentuk Peroksiacetilnitrat (PAN). Radilkal bebas juga dapat bereaksi dengan
Hidrokarbon lainnya dan komponen Oksigen membentuk senyawa lain yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan pencemaran udara, seperti berbagai jenis aldehid.
NO2 juga dapat berekasi dengan Uap air di udara membentuk HNO3 (asam nitrit).

Dari uraian tersebut terlihat bahwa Oksidan merupakan bagian dari polutan yang
disebit Fotokemical smog, yang terdiri dari PAN, Aldehid, Ozon, dan Asam Nitrit.
F

Gambar: Proses terbentuknya Photochemical smog

Gambar 18: Proses pembentukan Photochemical smog

f. Volatile Organic Compounds (VOCs)


Senyawa kimia yang memiliki setidaknya satu karbon dan atom hidrogen dalam
struktur molekul disebut sebagai Organic Compound Senyawa organik dibagi
berdasarkan pada tekanan uap mereka pada suhu kamar menjadi:
1) Volatile Organic Compounds (VP> 1 mm Hg)
2) Semi-Volatile Organic Compounds (10E7> VP <1 mm Hg)
3) Non-Volatile Organic Compounds (VP <10 E -7 mm Hg)

Gambar 19: Sumber Volatile Organic Compound

3. Bahan Radioaktif
Bahan radioaktif di udara dapat berasal dari proses alam maupun aktivitas manusia.
Prose alam yang dapat menghasilkan alam adalah proses lepasnya gas radioaktif dari
batuan yang mengandung bahan radioaktif, seperti radiaum, uranium, dan radon. Bahan
radioaktif yang berasal dari aktivitas manusia berasal dari industri pengolahan bahan
radioaktif, sisa penggunaan bahan radioaktif untuk bebrabagi keperluan, seperi bidan
kesehatan, senjata nuklir.

4. Kontaminan Biologi
Kontaminan biologi di udara dapat bersal dari hewan, manusia dan tumbuhan yang
melepaskan komponen biologi dari ke udara. Kontaminan biologi dapat berbentuk bakteri,
virus, jamur, dan polent (serbuk sari).

F. Pengaruh faktor Iklim terhadap Pembentukan dan Retensi Polutan di Udara

1. Sinar Matahari

Sinar matahari memliki peran penting dalam pembentukan polutan sekunder di


udara. Sinar matahari memecah Senyawa NO di udara menjadi NO dan O. Proses inilah
yang menjadi awal terbentuknya fotokemikal smog di udara. Sinar matahari juga akan
menjadi energi terbentuknya perbedaan suhu antara dua tempat yang menyebabkan
perbedaan tekanan udara yang menyebabkan terjadinya angin. Sinar matahari juga
menjadi sumber energi yang menguapkan air ke udara yang menentukan kelembaban
udara. Dengan demikian sinar matahri menjadi penentu berbagai komponen iklim yang
lain, seperti suhu udara, kelembaban udara, serta arah dan kecepatan angin.

Sepanjang tahun, matahari selalu berobah posisi sesuai dengan garis edarnya yaitu
antara 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan. Garis edar matahari
tersebut dapat digambarkan sesuai gambar berikut:

Gambar 20: Garis edar matahari sepanjng tahun

2. Suhu Udara

Suhu udara suatu tempat di permukaan bumi sangat ditentukan oleh intensitas
sinar matahari yang diterima. Intensitas sinar matahri yang diterima dipermukaan bumi
sangat ditentukan oleh jarak dengan matahari dan sudut datang sinar matahari ke
permukaan bumi. Suhu udara di permukaan bumi juga ditetukan oleh ketinggian tempat.
Pada lapisan troposfer, dalam keadaan normal suhu semakin rendah dengan
bertambahnya ketinggian, yang disebut dengan penurunan suhu secara adiabatis.
Dalam keadaan trtentu di lapisan troposfer dapat terjadi fenomena diman suhu udra
meningkat dengan bertambahnya ketinggian. Fenomena ini disebut dengan fenomena
suhu inversi (thermal inversion). Suhu inversi akan mempengaruhi pergerakan polutan
secara vertikal.

Gambar 21: Fenomena suhu inversi di permukaan dan ketinggian tertentu

Suhu dapat berpengaruh pada pembentukan polutan di udara. Suhu udara


yang tinggi akan mempercepat reaksi antara berbagai bahan kimia di udara untuk
membentuk polutan sekunder. Variasi suhu udara secara horizontal juga dapat menjadi
penentu arah angin yang akan menentukan arah persebaran/distribusi polutan secara
horizontal. Variasi suhu udara secara vertikal juga akan mempenbaruhi pergerakan
polutan ke arah vertikal. Suhu inversi akan menghambat pergerakan udara secara
vertikal (ke atas), sehingga dapat menahan polutan di permukaan, seperti ditampilkan
pada gambar di atas.
Variasi pergerakan polutan ke arah horizontal dan vertikal akibat variasi suhu secara
vertikal dapat membentuk berbagai formasi sebagai berikut:

3. Kelembaban/kelengasan

Kelembaban/kelengasan udara menunjukkan banyaknya uap air yang ada di udara.


Banyaknya uap air di udara ditentukan oleh banyaknya air atau bahan yang mengandung
air yang bisa menguap ke udara akibat suhu yang memungkinkan untuk menguapkan air
tersebut. Kelembaban udara dibedakan menjadi tiga, yaitu kelembaban absolut,
kelembaban spesifik, dan kelembaban relatif.

Kelembaban absolut yaitu banyaknya massa uap air per satuan volume udara
yang dinyatakan berat uap air per volume udara (Kg/m3). Kelembaban spesifik
menggambarkan perbandingan massa uap air dengan massa udara lembab dalam
satuan volume tertentu, dinyatakan dalam satuan massa uap air per massa udara (g/Kg).
Kelembaban relatif yaitu perbandingan tekanan uap air aktual (yang terukur) dengan
tekanan uap air pada kondisi jenuh, dinyatakan dalam persen (%).

Gambar 22: Alat pengukur kelembaban udara (1) Slingpsikrometer,


(2) Thermogyrometer Digital, (3) Thermohygrometer manual

Kelembaban udara berperan dalam pembentukan polutan sekunder di udara, yakni


mempercepat rekasi bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air, seperti SO2 berkeasi
dengan air menjadi Asam Sulfat, NO2 beraksi dengan uap ari menjadi Asam Nitrit, CO2
berekasi dengan uap air menjadi Asam karbonat. Kelembaban udara akan menambah
berat partikel sehingga terpengaruh oleh gravitasi sampai cepat mengendap.

4. Angin

Angin merupakan pergerakan massa udara akibat adanya perbedaan tekanan.


Udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
Tekanan udara antara lain ditentukan oleh suhu. Suhu udara yang rendah, menyebabkan
molekuk saling berdekatan sehingga tekanan menjadi tinggi. Suhu udara yang tinggi
menyebabkan massa udara mengembang sehingga tekanannya menjadi rendah.
Dengan demikian udara bergerak dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi.

Angin diukur dalam dua dimensi, yaitu kecepatan dan arah. Kecepatan angin diukur
dengan anemometer yang dinyatakan dalam satuan jarak per satuan waktu, misalnya
meter/detik. Km/jam. Mil/jam. Angin dinamai dengan arah datangnya, misalnya angin
barat berati angin yang datangnya dari barat. Arah angin ditentukan dengan wind van,
wind sock. Secara sederhana arah angin juga bisa ditentukan dengan bendera, asap,
kapas, tisu, dengan bantuan kompas.

Gambar 23: Macam-macam model anemometer

a b

Gambar 24: Alat penentu arah angin (a) Wind van, (b) Wind sock

Angin yang bertiup dalam rentang waktu panjang di suatu tempat dapat
digambarkan dengan windrose. Windrose dapat menunjukkan arah angin yang paling
sering bertiup dalam suatu periode waktu (tahun atau bulan) di suatu tempat. Informasi ini
sangat dibutuhkan kalau kita ingin melakukan suatu penelitian tentang persebaran polutan
di daerah tersebut. Pada gambar contoh windrose berikut ini menunjukkan bahwa angin
yang paling sering bertiup daerah tersebut adalah angin Selatan kemudian disusul oleh
Barat Laut dan Barat.
Gambar 25: Windrose suatu daerah

Angin sangat berperan dalam persebaran (distribusi/dispersi) polutan secara


horizontal dari sumber emisi ke tempat lain sehingga terjadi pengenceran/dilusi di sekitar
sumber emisi.

Daftar Pustaka:

Kuat Prabowo dan Burhan Muslim (2018) Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Penyehatan
Udara, Jakarta, Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan.

Kumar De, A. (1987) Environmental Chemistry. New Delhi: Wiley Eastern Limited.)

Mukono, H.J. (2003). Pencemaran Udara dan Pengaruhnya terhadap Gangguan Saluran
Pernafasan. Surabaya: Airlangga University Press)

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Palar, H. 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta;

Tri Cahyono (2017), Penyehatan Udara, Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai