DOSEN PENGAMPU :
ROSMALINDA,
DISUSUN OLEH :
M. WAHIDUL BASIR
CINDY INDRIANI
TIA AULIANTI
SUPRIANTO
LISA FITRIANI
LIDIANA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Taufik
dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang “pencemaran udara akibat gas emisi kendaraan
bermotor”, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................4
C. Manfaat.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pencemaran udara ...............................................................................5
B. Klasisfikasi pencemaran udara .............................................................................8
C. Komposisi dan prilaku gas emisi .........................................................................8
D. Bahaya asap kendaraan bermotor .......................................................................10
E. Dampak pencemaran udara ................................................................................12
F. Dampak pencemar udara terhadap mahluk hidup .............................................13
G. Pengendalian pencemaran udara .........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kendaraan bermotor di indonesia sangat lah cepat pertumbuhannya . Hal ini dibuktikan
oleh meningkatnya kemacetan di setiap daerahnya. Akibat dari banyaknya Kendaraan bemotor,
maka emisi gas buangnya berpotensi untuk menurunkan kualitas udara. Dari berbagai
kendaraan bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang,
dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi
sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan. Resiko kesehatan yang dikaitkan
dengan pencemaran udara di perkotaan secara umum, banyak menarik perhatian dalam
beberapa dekade belakangan ini. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya
hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian
(prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran khususnya akibat kendaraan
bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat kumulatif.
Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis maupun partikulat yang terdiri dari
berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung
terhirup melalui hidung dan mempengaruhi masyarakat di jalan raya dan sekitarnya. Makalah
ini akan mengulas dampak pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas buang
kendaraan bermotor terhadap kesehatan maupun lingkungan khususnya kendaraan bermotor
dengan bahan bakar fosil-bensin dan solar.
Dampak Terhadap Kesehatan Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama
energi diproduksi untuk mejalankan kendaraan bermotor. Beberapa senyawa yang dinyatakan
dapat membahayakan kesehatan akibat dari emisi gas buang kendaraan adalah berbagai oksida
sulfur, oksida nitrogen, dan oksida karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan partikulat.
Pembentukan gas buang tersebut terjadi selama pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan solar
didalam mesin. Dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga listrik,
jenis proses pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak sesempurna di
dalam industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang lebih tinggi, terutama
berbagai senyawa organik dan oksida nitrogen, sulfur dan karbon. Selain itu gas buang
kendaraan bermotor juga langsung masuk ke dalam lingkungan jalan raya yang sering dekat
dengan masyarakat, dibandingkan dengan gas buang dari cerobong industri yang tinggi.
Dengan demikian maka masyarakat yang tinggal atau melakukan kegiatan lainnya di sekitar
jalan yang padat lalu lintas kendaraan bermotor dan mereka yang berada di jalan raya seperti
para pengendara bermotor, pejalan kaki, dan polisi lalu lintas, penjaja makanan sering kali
terpajan oleh bahan pencemar yang kadarnya cukup tinggi.
Estimasi dosis pemajanan sangat tergantung kepada tinggi rendahnya pencemar yang
dikaitkan dengan kondisi lalu lintas pada saat tertentu. Keterkaitan antara pencemaran udara di
perkotaan dan kemungkinan adanya resiko terhadap kesehatan, baru dibahas pada beberapa
dekade belakangan ini. Pengaruh yang merugikan mulai dari meningkatnya kematian akibat
adanya episod smog sampai pada gangguan estetika dan kenyamanan. Gangguan kesehatan
lain diantara kedua pengaruh yang ekstrim ini, misalnya kanker pada paru-paru atau organ
tubuh lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut maupun khronis, dan
kondisi yang diakibatkan karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain sperti paru,
misalnya sistem syaraf. Karena setiap individu akan terpajan oleh banyak senyawa secara
bersamaan, sering kali sangat sulit untuk menentukan senyawa mana atau kombinasi senyawa
yang mana yang paling berperan memberikan pengaruh membahayakan terhadap kesehatan.
Bahaya gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan tergantung dari toksiats (daya
racun) masing-masing senyawa dan seberapa luas masyarakat terpajan olehnya. Beberapa
faktor yang berperan di dalam ketidakpastian setiap analisis resiko yang dikaitkan dengan gas
buang kendaraan bermotor antara lain adalah Definisi tentang bahaya terhadap kesehatan yang
digunakan ,Relevansi dan interpretasi hasil studi epidemiologi dan eksperimental Realibilitas
dari data pajanan Jumlah manusia yang terpajan Keputusan untuk menentukan kelompok
resiko yang mana yang akan dilindungi h Interaksi antara berbagai senayawa di dalam gas
buang, baik yang sejenis maupun antara yang tidak sejenis Lamanya terpajan (jangka panjang
atau pendek) Pada umumnya istilah dari bahaya terhadap kesehatan yang digunakan adalah
pengaruh bahan pencemar yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko atau penyakit atau
kondisi medik lainnya pada seseorang ataupun kelompok orang.
Pengaruh ini tidak dibatasi hanya pada pengaruhnya terhadap penyakit yang dapat
dibuktikan secara klinik saja, tetapi juga pada pengaruh yang pada suatu mungkin juga
dipengaruhi faktor lainnya seperti umur. Dampak bahan pencemar yang terkandung di dalam
gas buang kendaraan bermotor digolongkan sebagai berikut :
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang pencemaran udara akibat kendaraan bermotor.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui pengertian dan klasisfikasi pencemaran udara.
Untuk mengetahui Komposisi Dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Untuk mengetahui tentang bahaya asap kendaraan bermotor dan mengetahui dampak
pencemaran udara.
Untuk mengetahui dampak pencemaran udara terhadap mahkluk hidup dan mengetahui
pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor.
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi sarana
penambah wawasan serta pengetahuan tentang pencemaran udara akibat kendaraan bermotor
beserta hal – hal yang terkait dengan pencemaran udara lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa kontaminan di
dalam udara atmosfir, seperti antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap
dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara
tersebut, hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan tehadap kehidupan manusia ,
tumbuhan, atau hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah dapat memepengaruhi
kelestarian kehidupan organisme.
Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai
keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya
dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di
udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
Manusia bukan hanya menderita sakit karena pencemaran udara, tetapi juga akibat
mengasup makanan yang tercemar logam berat. Sumbernya sayur-sayuran dan buah-buahan
yang ditanam di lingkungan yang tercemar atau daging dari ternak yang makan rumput yang
sudah mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Beberapa faktor penyebab pencemaran udara telah banyak diteliti oleh para ahli dalam
upaya mereduksi dampak yang dapat ditimbulkannya. Penelitian yang dilakukan terhadap
pengaruh timbal yang masuk ke tubuh manusia atau hewan ternyata membuktikan bahwa
bahan tersebut tidak bisa diurai oleh tubuh, maka timbal dapat merusak jaringan tubuh siapa
pun yang diendapinya. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu
melalui makanan dan minuman, udara dan perembasan atau penetrasi pada selaput atau lapisan
kulit.
Timbal secara umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan sebagai
campuran bahan bakar bensin. Fungsinya, selain meningkatkan daya pelumasan, juga
meningkatkan efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Bahan
kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin. Sisanya ± 70% keluar bersama emisi gas
buang hasil pembakaran. Dan timbal yang terbuang lewat knalpot itu adalah satu diantara zat
pencemar udara.
Timbal banyak digunakan oleh industri otomotif, karena setiap tambahan 0,1 gram
timbal/liter mampu meningkatkan oktan sebesar 1,5 hingga 2 satuan. Timbal dan
persenyawaannya dapat berda di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari
aktifitas manusia. Secara alamiah, Pb dapat masuk kedalam badan perairan melalui
pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Disamping itu, proses korofikasi dari
batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu sumber Pb
yang akan masuk kedalam perairan.
Untuk menentukan kadar atau jumlah logam Pb yang masuk kedalam badan perairan
tersebut dapat digunakan metoda AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) yaitu salah
satu cara analisa unsur-unsur kimia berdasarkan pengukuran absorbsi oleh suatu larutan yang
mengandung unsur yang akan ditetapkan terhadap cahaya yang dihasilkan pada panjang
gelombang tertentu.
Prinsip kerja peralatan AAS : larutan sampel dikabutkan dan terbawa oleh gas bahan
bakar dan oksidan menuju nyala. Di dalam nyala sampel terionkan dalam bentuk atom dasar,
dikenai sinar monokromatis dari HCL (Hallow Catoda Lamp), maka terjadi penyerapan sinar
oleh atom sampel, kemudian terdapat sinar yang diteruskan , sinar yang diteruskan ini akan
terdeteksi oleh detektor, sedangkan sinar emisi atau dari nyala akan dihambat oleh
monokromator. Detektor akan mengubah signal yang tertangkap menjadi arus listrik bolak
balik (AC) dan dilanjutkan ke alat baca. Pada alat baca tertera nilai % Transmittan dan
Absorban. Hasil dari pengukuran sampel ini dialurkan pada Kurva kalibrasi larutan standar
sehingga akan didapatkan konsentrasi dari logam Pb (timbal).
B. Klasifikasi Pencemaran Udara
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu, dan dapat berupa:
Polutan Gas terdiri dari:
a. Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida (CO
atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
b. Senyawa sulfur, yaitu oksida.
c. Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan
bromin.
d. Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat
maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari
proses kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi
bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di
udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan
NO dan O radikal.
C. Komposisi Dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor
Setelah berada di udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan
bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan
uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama lain. Proses reaksi tersebut ada
yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga di lingkungan jalan raya, dan adapula yang
berlangsung dengan lambat. Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu
rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif
atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara yang
mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor
menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksida
nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat
menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog). Pembentukan smog ini kadang tidak
terjadi di tempat asal sumber (kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota.
Jarak pembentukan smog ini tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa
hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air hujan
atau mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa tersebut
selanjutnya juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam
tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari ternak hewan. Karena
banyak industri makanan saat ini akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada
masyarakat kota maupun desa.
Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah dan air
menjadi asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa kondisi seperti ini dapat
menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan beberapa mineral/logam, sehingga
logam tersebut dapat mencemari lingkungan.
D. Bahaya Asap Kendaraan Bermotor
Hasil penelitian di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya)
menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil
penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi
pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal,
1992).
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan
kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida
belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut:
1. Karbon dioksida
Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar karbon dioksida
di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi.
2. Karbon monoksida
Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan
paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan
hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).
3. Oksida Belerang
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi dengan air dalam sluran
pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa
sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
4. Oksida nitrogen
NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-
kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan
saluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh pencemaran udara adalah:
a. Bronchitis kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih sama. Hal ini
membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh macam pekerjaan sehari-hari. Dengan
membersihkan udara dapat terjadi penurunan 40% dari angka mortalitas.
b. Emphysema pulmonum
c. Bronchopneumonia
d. Asthma bronchiale
e. Cor pulmonale kronikum
f. Kanker paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-smokers di daerah kota
10 kali lebih besar daripada daerah rural.
g. Penyakit jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya di daerah dengan
polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata dapat menyebabkan bahaya pada jantung,
apalagi bila telah ada tanda-tanda penyakit jantung ischemik sebelumnya. Afinitas CO terhadap
hemoglobin adalah 210 kali lebih besar daripada O2 sehingga bila kadar CO Hb sama atau
lebih besar dari 50%, akan dapat terjadi nekrosis otot jantung. Kadar lebih rendah dari itu pun
telah dapat mengganggu faal jantung.
h. Kanker lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah dengan polusi tinggi.
i. Penyakit-penyakit lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyak juga
dihubungkan dengan polusi udara. Juga gangguan pertumbuhan anak dan kelainan
hematologik pernah diumumkan. Di Rusia pernah ditemukan hambatan pembentukan antibodi
terhadap influenza vaccin di daerah kota dengan tingkat polusi tinggi, sedangkan di daerah lain
pembentukannya normal.
E. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam
c. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas
air tanah dan air permukaan
d. Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer,
ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas
permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga
akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2.
3. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi
ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek
rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu
udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh
dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.
F. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Mahkluk Hidup
Ada beberapa dampak dari pencemaran udara terhadap mahkluk hidup:
1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat
pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak
kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan
hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran
pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru akan
menentukan letak penempelan atau pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya 1999).
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk
atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :
a. Penyakit Antrakosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica ini banyak terdapat
di industry besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir,
menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di penambangan bijih besi, timah putih,
dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan
lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan
batuk-batuk tanpa dahak.
c. Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang
mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat.
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.
f. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-
paru.
g. Nox
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
3. Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan
a. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
b. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
c. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan
hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia
yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya
permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut
yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir
pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
a. Hujan Asam
2) Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah
akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
3) Penipisan Lapisan Ozon
4) Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras, jagung
dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai makanan
di laut.
5) Pemanasan global
8) Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).
G. Pengendalian Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Bermotor
Mengingat kendaraan bermotor mempunyai andil terbesar dalam polusi udara, maka
pengendalian polusi udara juga berarti pengendalian emisi kendaraan bermotor.
Apabila memungkinkan, selain peraturan perundangan yang berlaku umum, dapat pula
dibuat peraturan yang khusus untuk mengelola sumber-sumber pengotor udara. Peraturan
seperti ini dikenal sebagai standar emisi, khususnya emisi kendaraan bermotor.
Di samping itu ada pula standar yang diberlakukan bagi kualitas bahan bakar, karena
sebagian besar polusi udara disebabkan oleh pembakaran. Kualitas hasil atau sisa pembakaran
tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar yang digunakan.
Namun, kualitas pembakaran oleh kendaraan bermotor tidak kalah pentingnya. Karena
itu, perawatan kendaraan dan jika perlu pembatasan usia kendaraan mutlak dilakukan. Hal ini
memungkinkan dilakukan jika secara berkala dilakukan uji emisi kendaraan. Kendaraan
bermotor yang beroperasi di kota harus telah lulus uji emisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4. Bahaya asap kendaraan bermotor Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah
menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan
telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut
terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien
pada sarana transportasi
5. Dampak pencemaran udara yaitu terhadap lingkungan alam pencemaran udara dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan lapisan
ozon dan pemanasan global.
1. Pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan harus lebih digalakkan ditengah-tengah
masyarakat.
2. Masyarakat harus ikut berpartisipasi aktif untuk menurunkan emisi gas buang kendaraan
dengan penghematan pemakaian kendaraan atau memperbaiki mesin kendaraannya agar dapat
terjadi pembakaran bahan bakar lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Damantoro H .2006. Pengendalian Pencemaran Kendaran Bermotor di Jakarta.
Clean Air Project , Swisscontact
Ebenezer LT et al .2006. Pengaruh Bahan Bakar Transportasi terhadap
Pencemaran Udara dan Solusinya. Yogyakarta : Jurusan Teknik Fisika
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Wardhana, Wisnu Arya.1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi i. Yogyakarta
DOKUMENTASI