Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI DI NEGARA JERMAN”

Disusun oleh:

Bayu indra permana (11418375)

Kelas:

2IB01

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A.    Latar Belakang...................................................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3

A.    Pengertian dan Manfaat Demokrasi............................................................................................ 3

B.     system demokrasi di Negara jerman............................................................................................ 7

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 17

Kesimpulan...............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Jerman merupakan negara Republik Federal dan menganut sistem pemerintahan


Demokrasi Parlementer. Jerman dipimpin oleh  603 anggota Bundestag (Dewan Perwakilan
Rakyat), 69 anggota Bundestrat (Majelis Permusyawarah Rakyat) dan sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi dipimpin oleh seorang Kanselir (Presiden). Negara ini terdiri atas 16 negara
bagian sejak reunifikasi 3 Oktober 1990 dengan ibukota negaranya yaitu Berlin.

Jerman adalah negara pendiri Uni Eropa. Negara ini juga menjadi anggota zona
Schengen dan pengguna mata uang Euro sejak 2002. Sebagai negara penting, Jerman adalah
anggota G8, G20, menduduki urutan keempat dalam Produk Domestik Bruto dan urutan kelima
dalam Keseimbangan Kemampuan Berbelanja (2009), urutan kedua negara pengekspor dan
urutan kedua negara pengimpor barang (2009)  dan menduduki urutan kedua di dunia dalam nilai
bantuan pembangunan dalam anggaran tahunannya (2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian demokrasi dan manfaat demokrasi?
2. Apa demokrasi yang ada di Negara jerman?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi dan manfaat demokrasi
2. Untuk mengetahui sistem demokrasi yang ada di Negara jerman
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Manfaat Demokrasi

1. Pengertian Demokrasi

Fenomena, dimana rakyat memilih langsung pemimpin pemerintahan ini dikenal dengan istilah
‘demokrasi’. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos dan kratos. Demos
artinya rakyat, kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.

Di dalam The Advanced Learners Dictionary of Current English (Hornby, dan kawan-kawan:
261) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah

”(1) country with principles of government in which all adult

citizens share f through their ellected representatives; (2) country with government which
encourages and allows rights of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and
association, the assertion of rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of
minorities. (3) society in which there is treatment of each other by citizens as equals”

Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melalui pemilu. Pemerintahan di negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikar setiap
warga negara, menegakkan Rule of Law, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati
hak-hak kelompok minoritas, dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang
yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

2 Manfaat Demokrasi

Kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan negara berada di tangan rakyat dan
dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif masyarakat dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan bangsa, negara, dan masyarakat. Manfaat demokrasi diantaranya
adalah sebagai berikut:

a) Kesetaraan sebagai Warga Negara

Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan
tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama dan sederajat
dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang sama terhadap pandangan-
pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga negara.
b) Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum

Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan fasis, pemerintahan yang
demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin besar
suara rakyat dalam menentukan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi
rakyat.

c) Pluralisme dan Kompromi

Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan demokrasi pada
debat tidak hanya mengasumsikan adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan pada
sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga menghendaki bahwa perbedaan-perbedaan itu
harus dikemukakan dan didengarkan. Dengan demikian, demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan
dan kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga negara.
Dan ketika kebhinekaan seperti itu terungkap, metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan pemaksaan atau pameran
kekuasaan.

d) Menjamin Hak-hak Dasar

Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode


mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan sosial tidak dapat
terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hak-hak sipil dan
politis: hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak,
dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri.

e) Pembaruan Kehidupan Sosial

Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial. Penghapusan kebijakan-


kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakukan dengan cara
yang santun dan damai, menjadikan sistem demokrasi mampu menjamin pembaruan kehidupan
sosial. Hal ini juga memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan atau kekacauan
pemerintahan yang biasanya mengikuti pemberhentian tokoh kunci dalam rezim nondemokratis.

B. Jenis-Jenis Demokrasi

Demokrasi ada beberapa jenis yang disebabkan perkembangan dalam pelaksanaannya di


berbagai kondisi dan tempat.
1. Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat

a. Demokrasi langsung

Dalam sejarah Yunani, suatu tatanan demokrasi diawali dengan adanya asprirasi rakyat yang
disalurkan secara langsung, yaitu suatu pemerintahan dimana rakyat dalam menyelenggarakan
pemerintahannya tanpa melalui perwakilan atau dengan kata lain bahwa dalam demokrasi
langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan untuk menjalankan
kebijakan pemerintahan.

Hal ini sangat dimungkinkan dalam suatu negara kota (city state) dengan jumlah penduduk yang
relatif sedikit, sebagai contoh yaitu yang terjadi di kota Athena, dimana rakyat menyalurkan
kehendak dan aspirasinya, dan pemerintahan menanggapinnya secara langsung. Oleh sebab itu,
dikenal dengan nama demokrasi langsung. Oleh sebab itu, dikenal dengan nama demokrasi
langsung. Demokrasi langsung dilaksanakan apabila:

1) Ukuran negara relatif kecil (sebesar kota),

2) Jumlah penduduk relatif sedikit,

3) Adanya tempat yang memungkinkan untuk menampung rakyat,

4) Masalah negara belum terlalu rumit, dan

5) Rule of law (negara hukum)

b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan

Disamping demokrasi langsung, terdapat demokrasi tidak langsung yaitu paham demokrasi yang
dilaksanakan melalui sistem perwakilan, artinya rakyat menyerahkan kedaulatannya kepada para
wakil yang telah dipilih dan dipercaya. Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil
rakyat yang dipilihnya melalui Pemilu.

c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat

Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan.
Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara langsung.
Referendum diklasifikasikan menjadi tiga:

1)Referendum wajib

Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma penting dan mendasar
dalam UUD (konstitusi) atau UU yang sangat politis.

2)Referendum tidak wajib


Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan undang-undang
diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan referendum.

2)Referendum konsultatif

Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan, karena rakyat tidak mengerti
permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada ahli bidang tertentu yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut.

2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas

a. Demokrasi formal. Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan
yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi.

b. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang
social-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.

c. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi diatas.
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan
persamaan derajat dan hak setiap orang.

3. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi

a. Demokrasi liberal. Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur
tangan pemerintan diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari.

b. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat.
Negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas.

4. Demokrasi Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar Alat Kelengkapan


Negara

a.Demokrasi sistem parlementer

Ciri-ciri pemerintahan pemerintahan antara lain:

1) DPR lebih kuat daripada pemerintah.

2) Kepala pemerintah/kepala eksekutif disebut Perdana Menteri dan memimpin kabinet dengan
sejumlah materi yang bertanggung jawab kepada DPR.

3) Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.

4) Kedudukan kepala negara terpisah dari Kepala Pemerintahanm biasanya hanya berfungsi
sebagai simbol negara.
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka angagota DPR (parlemen) dapat meminta mosi
tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerintahan.

b. Demokrasi sistem presidensial

Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai berikut:

1) Negara dikepalai presiden

2) kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan oleh
rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.

3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.

4) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden. Presiden dan DPR
mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara, dan tidak dapat saling
membubarkan.

Sistem demokrasi di Negara jerman

Negara, Hukum, Warga dalam Demokrasi


Dalam sistem politik Republik Federal Jerman terwujud sistem demokratis kedua dalam sejarah
Jerman. Dalam pembahasan di Dewan Parlementer, para bapak dan ibu pendiri Republik Federal
menuangkan pelajaran yang mereka tarik dari gagalnya negara demokrasi pertama, Republik Weimar,
dan dari diktatur Nazi, ke dalam rancangan konstitusi baru republik itu. Republik Federal Jerman lahir
dari peperangan. Demokrasi pada waktu itu, tahun 1949, hanya dapat dijadikan dasar kehidupan
bernegara di bagian barat dari Jerman yang terbelah menjadi dua negara. Grundgesetz, undang-undang
dasar yang mula-mula dianggap sebagai landasan hukum yang bersifat sementara saja,
mempertahankan tujuan mencapai reunifikasi Jerman "atas dasar swakarsa bebas".
Negara demokrasi Jerman kedua ternyata berhasil. Ada beberapa alasan bagi sukses itu:
penghargaan bagi kehidupan tanpa tekanan setelah diktatur, dan usaha untuk diterima oleh negara-
negara tetangga yang demokratis termasuk di antaranya. Grundgesetz pun mempunyai andil dalam
sukses itu. Ketika pembelahan Jerman berakhir setelah 40 tahun lebih, Grundgesetz menjadi konstitusi
Jerman Bersatu.

UNDANG- UNDANG DASAR


Undang-Undang Dasar mengikat legislasi pada tatanan konstitusional dan mengikat administrasi
negara pada hukum dan undang-undang. Arti penting teristimewa dimiliki oleh Pasal 1 Undang-Undang
Dasar. Pasal itu menetapkan penghormatan terhadap martabat manusia sebagai nilai utama tatanan
konstitusional. Bunyinya, "Martabat manusia tidak dapat diganggugugat. Seluruh jajaran kuasa negara
wajib menghargai dan melindunginya". Hak-hak dasar lainnya menjamin antara lain kebebasan
bertindak dalam batas undang-undang, kesamaan setiap orang di hadapan undang-undang, kebebasan
pers dan kebebasan media lain, kebebasan berhimpun dan perlindungan lembaga keluarga.

Jerman ditetapkan oleh undang-undang dasar sebagai negara hukum. Semua tindakan lembaga-
lembaga pemerintahan tunduk pada pengawasan oleh kehakiman. Satu prinsip lagi yang ditetapkan oleh
konstitusi ialah negara berbentuk federasi, artinya kekuasaan dibagi antara beberapa negara bagian di
satu pihak dan negara pusat di pihak lain. Menurut definisi Undang-Undang Dasar, Jerman merupakan
negara sosial pula. Status sebagai negara sosial menuntut dari badan legislatif dan eksekutif untuk
menciptakan sarana yang menjamin nafkah yang wajar bagi warga yang kehilangan sumber pendapatan
karena menganggur, menyandang cacat, sakit atau berusia tua. Keistimewaan konstitusi Jerman ialah
apa yang disebut "sifat abadi" prinsip-prinsip utama tersebut di atas. Hak-hak dasar, bentuk demokratis
pelaksanaan kekuasaan, negara federal dan negara sosial tidak boleh diubah, baik melalui amendemen
pada Undang-Undang Dasar  yang ada, maupun melalui pembuatan konstitusi yang sama sekali baru.

Dengan menyatakan bahwa rakyat menjalankan kuasanya melalui organ-organ khusus, Undang-


Undang Dasar menetapkan tata negara berupa demokrasi representatif. Konstitusi dari setiap negara
bagian di samping itu menggariskan alat-alat demokrasi langsung. Melalui prakarsa warga, sekelompok
yang jumlah anggotanya harus memenuhi batas minimum, menuntut dari parlemen negara bagian agar
menyusun rancangan undang-undang. Dengan cara yang sama, referendum menuntut agar dewan
perwakilan rakyat itu mensahkan rancangan undang-undang yang telah diajukan. Apabila parlemen
tidak memenuhi tuntutan tersebut, selanjutnya dilaksanakan plebisit yang dapat mensahkan undang-
undang yang bersangkutan dengan mayoritas suara.

Partai-Partai Politik
Menurut undang-undang dasar, partai politik bertugas ikut serta dalam pembentukan kemauan
politik rakyat. Dengan demikian, penentuan calon penyandang fungsi politik dan pelaksanaan kampanye
pemilihan umum ditingkatkan artinya menjadi tugas konstitusional. Karenanya, partai-partai
memperoleh penggantian dari negara untuk biaya kampanye pemilihan umum. Penggantian yang baru
pertama kali dilaksanakan di Jerman itu, sudah menjadi standar di kebanyakan negara demokrasi.
Menurut konstitusi, susunan organisasi partai politik harus sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi
(demokrasi melalui anggota). Partai politik wajib bersikap loyal terhadap negara demokrasi.

Partai yang disangsikan pendirian demokratisnya dapat dilarang atas permohonan pemerintah
federal. Akan tetapi partai seperti itu tidak harus dilarang. Kalau pemerintah menganggap partai yang
bersangkutan harus dilarang karena membahayakan sistem demokratis, pemerintah hanya dapat
mengajukan permohonan pelarangan. Putusan pelarangan itu sendiri hanya dapat dikeluarkan
oleh Mahkamah Konstitusi Federal. Dengan cara itu partai-partai yang sedang memerintah dihalangi
untuk melarang partai lain yang mungkin akan mengganggu dalam persaingan politik. Jumlah
permohonan pelarangan partai dalam sejarah Republik Federal Jerman sangat kecil; lebih kecil lagi
jumlah partai yang pernah dilarang. Undang-Undang Dasar memang memberikan privilese kepada partai
politik. Namun pada dasarnya partai tetap merupakan sarana ekspresi masyarakat. Partai menanggung
segala risiko kegagalan dalam pemilihan umum, dalam hal kehilangan anggota, dan dalam hal
perselisihan paham berkenaan dengan kebijakan personalia atau topik lain.

Sistem kepartaian Jerman tidak terlalu rumit. Dengan tampilnya Partai Hijau pada dasawarsa
1980-an dan partai penerus SED setelah reunifikasi, sistem tri-partai yang telah berlangsung lama
berkembang menjadi sistem panca-partai yang kini sudah mantap. Di samping partai-partai berbasis
lebar, CDU/CSU dan SPD, partai-partai "kecil" pun mencapai persentase hasil suara sebesar dua digit
dalam pemilihan umum 2009 untuk Bundestag. Kedua partai uni, yang tergolong kelompok partai
demokrat Kristen di Eropa, tampil di seluruh Jerman – kecuali di Bavaria – sebagai Uni Demokrat Kristen
(CDU). Di negara bagian Bavaria, CDU tidak tampil sendiri dan menyerahkan medannya kepada Uni
Sosial Kristen (CSU) yang berhubungan erat dengannya. Di dalam Bundestag, kedua partai itu
membentuk fraksi bersama yang bersifat permanen. Partai Sosialis-Demokrat Jerman (SPD) merupakan
kekuatan besar kedua dalam sistem kepartaian Jerman. Di lingkungan Eropa, partai ini tergolong
kelompok partai sosialis-demokrat dan sosialis demokratis. CDU/CSU dan SPD bersikap positif terhadap
negara sosial. CDU/CSU lebih banyak menampung lapisan pekerja mandiri, tukang dan pengusaha kecil
dan menengah, sedangkan SPD lebih dekat dengan serikat kerja.

Partai Demokrat Liberal (FDP) terhitung anggota keluarga partai-partai liberal di Eropa. Tujuan
pokok politiknya ialah pembatasan campur tangan negara dalam pasaran sampai ukuran sekecil
mungkin. Pendukung FDP terutama datang dari lapisan masyarakat yang pendapatannya dan
pendidikannya cukup tinggi. Partai Hijau termasuk kelompok partai berhaluan "hijau" atau ekologis di
Eropa. Ciri program politiknya ialah kombinasi antara ekonomi pasaran dan tuntutan akan perlindungan
alam dan lingkungan hidup yang pemenuhannya harus diawasi oleh negara. Partai Hijau pun lebih
banyak mewakili kaum pemilih dari lapisan berpendapatan dan berpendidikan tinggi. Partai Kiri, Die
Linke, merupakan yang termuda di antara kekuatan politik yang berarti. Kedudukannya cukup kuat di
kelima negara bagian yang bergabung dengan Republik Federal Jerman pada saat reunifikasi. Namun
sementara ini di negara bagian lain pun kursi parlemen dipegangnya. Selaku partai yang mencari
pendukung dengan menyuarakan tema keadilan sosial, Partai Kiri terutama bersaing dengan SPD.

Sistem Pemilihan
Struktur sistem pemilihan Jerman menyulitkan pembentukan pemerintahan oleh partai tunggal.
Hal itu baru terjadi satu kali selama 56 tahun. Biasanya terjadi persekutuan antarpartai. Agar para
pemilih mengetahui siapa mitra partai pilihan mereka kelak, umumnya masing-masing partai
menetapkan sebuah "pernyataan koalisi" sebelum memulai kampanye pemilihan. Jadi, dengan
memberikan suara kepada salah satu partai, pemilih mengungkapkan preferensinya untuk persekutuan
partai tertentu, dan juga menentukan perbandingan kekuatan di antara para mitra dalam pemerintahan
yang diinginkannya.

Bundestag - Parlemen Federal Jerman


Bundestag adalah perwakilan rakyat Jerman yang dipilih. Secara teknis, separuh dari ke-598
kursi di Bundestag ditentukan melalui pemilihan daftar calon yang disusun oleh partai pada tingkat
negara bagian (suara kedua), selebihnya melalui pemilihan orang-orang yang mencalonkan diri di salah
satu dari ke- 299 distrik pemilihan (suara pertama). Pembagian itu tidak mengubah peranan kunci partai
dalam sistem pemilihan. Sebab yang berpeluang terpilih hanya calon di distrik pemilihan yang menjadi
anggota partai. Proporsi keanggotaan dalam partai dari para legislator di Bundestag mencerminkan
pembagian suara para pemilih. Agar gambaran mengenai mayoritas dan minoritas tidak menjadi terlalu
rumit karena adanya partai kecil atau sangat kecil, diberlakukan klausul penghalang. Peraturan yang
lazim disebut "rintangan lima persen" itu mencegah peranserta mereka di Bundestag.

Bundestag adalah parlemen Jerman. Para anggotanya membentuk fraksi-fraksi dan memilih
seorang presiden Bundestag yang berasal dari kalangan anggota. Bundestag bertugas memilih kanselir
federal, lalu bertugas menjaga agar kanselir tetap memegang pimpinan pemerintah dengan mendukung
politiknya. Bundestag dapat menggantikan kanselir dengan jalan mencabut kepercayaan. Dalam hal ini
dewan perwakilan rakyat Jerman mirip dengan parlemen di negara lain. Tidak banyak bedanya, kalau di
Jerman kanselir dipilih, sedangkan di Inggris atau di beberapa negara demokrasi parlementer lainnya
kepala pemerintahan diangkat oleh kepala negara. Kenyataannya, yang diangkat di negara demokrasi
parlementer lain itu selalu pemimpin partai yang didukung oleh mayoritas dalam parlemen.

Lingkup tugas besar kedua para anggota parlemen di Bundestag ialah pembuatan undang-
undang. Sejak tahun 1949 telah diajukan 10.000 lebih rancangan undang-undang di Bundestag, dan
lebih dari 6.600 lebih undang-undang disahkan, sebagian besar bersifat amendemen. Dalam hal ini pun
Bundestag mirip dengan parlemen di negara-negara demokrasi parlementer lain, karena bagian terbesar
dari undang-undang yang diputuskannya bersumber pada pemerintah. Namun budaya kerja Bundestag,
yang bersidang di Gedung Reichstag di Berlin, tidak sesuai dengan tipe parlemen perdebatan, seperti
yang menjadi ciri parlemen Inggris. Bundestag lebih menyerupai parlemen Amerika Serikat, tipe
parlemen yang bekerja. Komisi-komisi Bundestag membahas rancangan undang-undang yang diajukan
kepada parlemen secara intensif dan kompeten.

Tugas besar ketiga Bundestag ialah pengawasan pekerjaan pemerintah. Kontrol yang kelihatan
oleh masyarakat umum dilakukan oleh pihak oposisi di parlemen. Bagian pengendalian yang kurang
menonjol, namun tak kalah efektif, dilaksanakan oleh anggota-anggota Bundestag dari partai yang
memegang pemerintahan. Di ruang sidang komisi yang tertutup, mereka mengajukan pertanyaan kritis
kepada wakil-wakil pemerintah.

Terdapat 34 partai politik di Jerman. Saat ini 6 partai terwakili di parlemen Jerman : Partai
Sosialis-Demokrat Jerman (SPD), Uni Demokrat Kristen (CDU), Uni Sosial Kristen (CSU), Serikat 90/Die
Grünen (Partai Hijau), Partai Demokrat Liberal (FDP), Partai Kiri (Die Linke).

Realitanya setiap warga negara Jerman memiliki dua suara. Dengan suara pertama, mereka
memilih langsung politisi dari sebuah partai di daerah pemilihan, yang mereka anggap sebagai
perwakilan terbaik di parlemen. Jadi ini pemilihan kandidat langsung. Dari setiap daerah pemilihan,
hanya seorang calon yang meraih suara terbanyak yang akan duduk di parlemen. Dalam hal ini berlaku
prinsip suara terbanyak.

Suara kedua sebenarnya merupakan suara terpenting. Dengan suara kedua, pemilih memilih
sebuah partai. Semakin banyak suara yang diraih oleh suatu partai maka semakin kuat posisi partai
tersebut di parlemen dan semakin banyak anggota parlemen yang mereih kursi.
Dalam hal ini pemilih bertindak sebagai penentu komposisi partai di parlemen. Tergantung pada
jumlah perolehan suara, setiap partai bisa tetap ikut bersaing dalam pemilu. Hanya partai yang
memperoleh suara kurang dari lima persen yang tak lagi memiliki kesempatan untuk bersaing.

Dari hasil perolehan suara pertama dan kedua, masing-masing separuh, tercapai jumlah
keseluruhan anggota parlemen yang akan duduk di parlemen hasil pemilihan. Mereka inilah yang
nantinya akan memilih kanselir Jerman.

Bundestag dipilih 4 tahun sekali.

Presiden Federal
Presiden Federal : Christian Wulff (CDU) sejak 2010
Presiden federal mewakili Republik Federal Jerman sebagai kepala negara. Ia mewakili Jerman di
dunia luar dan mengangkat anggota pemerintah, hakim dan pejabat tinggi. Tanda tangannya membuat
undang-undang mulai berlaku. Presiden memberhentikan pemerintah dan berwenang membubarkan
parlemen sebelum habis masa legislasinya, suatu perkecualian yang sempat terjadi pada pertengahan
tahun 2005. Hak veto terhadap undang-undang yang diputuskan badan legislatif, seperti yang dimiliki
oleh presiden Amerika Serikat atau presiden beberapa negara lain, tidak diberikan kepada presiden
federal oleh konstitusi. Presiden federal memang mengkonfirmasikan keputusan parlemen dan usulan
pemerintah di bidang personalia, namun ia hanya memeriksa apakah proses pembuatannya sesuai atau
tidak dengan peraturan undang-undang dasar.
Masa jabatan presiden federal adalah lima tahun; ia dapat dipilih kembali untuk satu periode
lagi. Kepala negara dipilih oleh Dewan Federal. Dewan itu terdiri dari semua anggota Bundestag,
ditambah jumlah anggota yang sama yang dipilih oleh dewan perwakilan rakyat di ke-16 negara
bagian (Bundesrat).

Kanselir Federal dan Pemerintah


Kanselir Federal : Dr. Angela Merkel (CDU) sejak 2005
Kanselir federal satu-satunya anggota Pemerintah Federal yang dipilih. Konstitusi memberikan
hak kepadanya untuk memilih sendiri para menteri sebagai pimpinan badan-badan pelaksana politik
terpenting. Kanselir menentukan pula jumlah kementerian serta portofolio masing-masing. Di tangan
kanselir terletak kompetensi menentukan garis haluan, yaitu hak kanselir untuk menetapkan titik berat
pekerjaan pemerintah secara mengikat. Dengan adanya kewenangan itu, kanselir federal memiliki
perbendaharaan alat kepemimpinan yang dapat dibandingkan dengan kekuasaan presiden di negara
demokrasi presidensial.
Dewan Parlementer yang memutuskan undang-undang dasar pada tahun 1949 mengacu kepada
contoh perdana menteri Inggris ketika membahas kewenangan kanselir. Alat kekuasaan yang dimiliki
perdana menteri itu persis sama dengan milik kanselir. Namun dalam kenyataan, kuasa kanselir jauh
lebih kecil dibandingkan dengan kuasa perdana menteri Inggris. Dalam sistem parlementer Inggris selalu
ada satu partai saja yang memerintah, sebab sistem pemilihan Inggris bersifat sistem mayoritas yang
menguntungkan partai terkuat. Di Bundestag biasanya tidak ada satu partai yang memegang mayoritas.
Maka untuk pemilihan kanselir pada umumnya harus dibentuk koalisi.
Menjelang pemilihan kanselir terjadi perundingan intensif antara partai-partai yang hendak
membentuk pemerintahan bersama. Secara detail dicari kesepakatan mengenai pembagian
kementerian antara partai-partai peserta, mengenai kementerian yang akan dipertahankan dan yang
akan diciptakan. Kepada partai yang lebih kuat dalam persekutuan itu diberi hak mengisi jabatan
kanselir federal. Selanjutnya partai peserta menyepakati rencana kerja pemerintah untuk tahun-tahun
berikutnya. Hasil perundingan koalisi itu dituangkan dalam perjanjian koalisi. Baru setelah rampungnya
tahap itu, kanselir federal akan dipilih. Perundingan antarpartai koalisi selanjutnya mempersiapkan dan
mendampingi keputusan pemerintah. Jika sebelum dipilihnya Bundestag yang baru sudah tak ada lagi
kesamaan pandangan politik, jalan keluar yang dapat ditempuh ialah penggantian kanselir. Untuk
mengganti kanselir melalui mosi tidak-percaya konstruktif, pada waktu yang sama harus dipilih kanselir
baru. Cara menarik kembali kepercayaan yang ofensif ini memaksa parlemen terlebih dahulu
membentuk mayoritas pemerintahan baru yang sanggup bekerja, sebelum dapat menjatuhkan kanselir.
Usaha seperti itu baru dua kali dilakukan dan hanya satu kali, pada tahun 1982, berhasil. Kanselir Helmut
Schmidt (SPD) menerima mosi tidak percaya, dan Helmut Kohl (CDU) dipilih sebagai penggantinya.
Di lain pihak kanselir federal dapat setiap saat mengajukan mosi kepercayaan kepada Bundestag
untuk menguji apakah ia masih didukung sepenuhnya oleh partai-partai koalisi. Apabila kanselir kalah
dalam votum kepercayaan, artinya jika sebagian dari mayoritas pemerintahan menarik dukungannya,
Bundestag dapat dibubarkan. Keputusan mengenai pembubaran parlemen dan dengan demikian
mengenai pemilihan umum berada di tangan presiden federal. Sebagai alternatif, kepala negara dapat
meminta kepada partai-partai yang terwakili di dalam Bundestag untuk mengusahakan pembentukan
pemerintah baru.
Kekalahan sungguh-sungguh dalam votum kepercayaan tidak pernah terjadi dalam sejarah
Republik Federal Jerman. Yang terjadi sebanyak tiga kali ialah kekalahan yang disepakati di
muka: Anggota parlemen dari partai-partai pemerintahan atau menteri memberikan suara abstain untuk
menjatuhkan pemerintah (1972, 1982, 2005). Jalan ini ditempuh untuk memungkinkan pemilihan
Bundestag baru sebelum waktunya. Konstitusi memang tidak membuka jalan lain untuk mencapai hal
itu. Namun jalan itu hanya dapat ditempuh atas persetujuan Presiden dan dianggap kontroversial dari
segi yuridis.

Negara Federasi
Bentuk negara federasi yang ada di Jerman bersifat rumit. Negara terdiri dari tingkat pusat
berupa federasi dan 16 negara bagian. Undang-undang dasar menetapkan hal-hal yang harus ditangani
oleh federasi, dan hal lain yang diurus oleh negara bagian. Dilihat dari aspek ini, sistem federal Jerman
mirip dengan sistem di berbagai negara federasi lain. Kehidupan bernegara di Jerman pada dasarnya
diatur oleh undang-undang federal. Sebaliknya para warga hampir selalu berurusan dengan kantor
administrasi negara bagian, atau dengan kantor kotapraja dan komune yang bertindak atas nama negara
bagian. Hal itu sesuai dengan prinsip kesubsideran. Prinsip itu diterapkan oleh undang-undang dasar
dengan tujuan mengkombinasikan keuntungan negara kesatuan dengan keuntungan negara federasi.
Warga dari negara federasi lain sehari-hari jauh lebih sering bertemu dengan pegawai instansi federasi.

Menurut undang-undang dasar, taraf kehidupan di seluruh Jerman harus dapat


diperbandingkan. Faktor penentu yang penting bagi taraf kehidupan itu ialah kebijakan politik di bidang
ekonomi dan sosial. Dalam tatanan keuangan Jerman tidak diberi ruang gerak yang berarti kepada
negara bagian untuk membiayai tugas mereka. Semua jenis pajak yang pemasukannya tinggi diatur
dengan undang-undang federal. Dengan catatan bahwa undang-undang seperti itu harus memperoleh
persetujuan Majelis Federal, Bundesrat. Sebagian dari jenis pajak tersebut seluruhnya masuk ke kas
federasi atau ke kas negara bagian, sebagian lain dibagi antara federasi dan negara bagian, di antaranya
jenis pajak yang pemasukannya sangat besar. Dalam hal ini negara federasi Jerman mirip dengan negara
kesatuan. Walau begitu, negara-negara bagian mengendalikan sebagian besar dari kapasitas
administrasi negara seluruhnya. Jadi, unsur-unsur federalistis mendominasi administrasi negara di
Jerman. Kantor-kantor administrasi negara bagian melaksanakan undang-undang yang berlaku di negara
bagian yang bersangkutan. Namun di samping itu instansi negara bagian tersebut mengeksekusi juga
bagian terbesar dari undang-undang federal.

Di masa lalu, banyaknya tugas yang diserahkan kepada negara bagian menyebabkan adanya
beberapa negara bagian yang terjerumus dalam utang besar. Maka pada tahun 2009 diputuskan
perubahan konstitusi yang melarang pengambilan kredit baru oleh negara bagian mulai 2020, dan yang
membatasi volume utang baru dari federasi mulai tahun 2016 pada maksimal 0,35 persen dari produk
domestik bruto – kecuali dalam hal terjadinya krisis ekonomi (rem utang). Ada tiga tugas negara sebagai
keseluruhan yang dilaksanakan oleh negara bagian secara mandiri: Hal-hal yang menyangkut sekolah,
termasuk perguruan tinggi, keamanan dalam negeri, termasuk kepolisian, serta perwujudan swatantra
komunal. Dalam hak ikut-menentukan cukup luas yang dimiliki oleh Bundesrat, negara-negara bagian
mendapat imbalan bagi kedudukan lebih tinggi yang ditempati federasi di bidang pembuatan undang-
undang

Bundesrat - Majelis Federal


Bundesrat atau Majelis Federal adalah dewan perwakilan negara bagian, semacam majelis
kedua di samping Bundestag. Setiap rancangan undang-undang federal harus dibicarakan di Bundesrat.
Sebagai majelis negara bagian, Bundesrat memegang fungsi yang sama seperti majelis kedua di negara
federasi lain, yang umumnya disebut senat. Bundesrat beranggotakan wakil-wakil pemerintah negara
bagian saja. Bobot suara masing-masing negara bagian diatur dengan cara sangat moderat menurut
jumlah penduduk: minimal tiga suara, maksimal enam suara.

Bundesrat ikut serta dalam pembuatan undang-undang federasi. Dalam aspek ini, Bundesrat
berbeda dengan lembaga majelis kedua di negara-negara federasi lain. Konstitusi menggariskan dua cara
partisipasi. Undang-undang federasi yang akan mengakibatkan biaya tambahan dalam administrasi
negara bagian, atau yang menggantikan undang-undang negara bagian yang ada, harus memperoleh
persetujuan Bundesrat. Artinya, undang-undang yang sudah ditetapkan oleh Bundestag baru akan
berlaku setelah disetujui oleh Bundesrat. Dalam hal ini Bundesrat sebagai badan legislatif berstatus
sederajat dengan Bundestag. Dewasa ini hampir 50 persen rancangan undang-undang memerlukan
persetujuan tersebut. Kedaulatan administratif negara bagian berperan dalam pembuatan undang-
undang yang penting dan yang banyak mengakibatkan biaya, karena berlakunya prinsip bahwa
pelaksanaan undang-undang federal ditangani oleh aparat negara bagian. Yang berbeda dari jenis
undang- undang yang memerlukan persetujuan ialah produk legislasi yang dapat menerima votum
keberatan oleh Bundesrat. Namun keberatan itu dapat ditolak oleh Bundestag dengan mayoritas yang
sama seperti yang berlaku untuk votum di Bundesrat, yaitu atau mayoritas biasa atau mayoritas dua
pertiga, dalam hal terakhir dengan suara paling sedikit mayoritas semua anggota Bundestag (mayoritas
mutlak).
Melalui reformasi tatanan federal yang berlaku sejak September 2006, pembagian wewenang
antara federasi dan negara bagian diperbarui. Reformasi tersebut bertujuan memperbaiki kesanggupan
federasi dan negara bagian untuk mengambil keputusan dan bertindak. Tujuan lain ialah mendefinisikan
tanggung jawab politik masing-masing pihak dengan lebih jelas

Mahkamah Konstitusi Federal


Pendirian Mahkamah Konstitusi Federal menandai semangat demokrasi Jerman di masa
pascaperang. Undang-undang dasar memberikan hak kepada mahkamah itu untuk membatalkan
undang-undang yang pembuatannya mengikuti proses demokratis yang benar, namun menurut
penemuan pengadilan tertinggi tersebut melanggar konstitusi. Mahkamah Konstitusi hanya membuka
perkara atas pengaduan. Yang berhak mengajukan pengaduan ialah keempat organ federasi, yaitu
Presiden Federal, Bundestag, Bundesrat danPemerintah Federal , atau bagian daripadanya – anggota
parlemen atau fraksi – serta pemerintah negara bagian. Dalam kasus "perselisihan mengenai penerapan
konstitusi", mahkamah tertinggi ini bertindak untuk melindungi pembagian kekuasaan yang dijamin oleh
undang-undang dasar, dan untuk melindungi negara federasi. Agar sebuah minoritas di parlemen pun
dapat mengadu ke Mahkamah Konstitusi, ditetapkan bahwa sepertiga dari jumlah anggota parlemen
sudah mencukupi untuk mengajukan pengaduan menentang sebuah norma hukum ("aduan
pemeriksaan-norma abstrak").

Berdasarkan undang-undang dasar setiap warga berhak mengajukan "keberatan berdasarkan


konstitusi", jika ia merasa hak asasinya dilanggar oleh tindakan instansi pemerintah. Di samping itu
setiap pengadilan di Jerman wajib mengajukan "aduan pemeriksaan-norma konkret", apabila undang-
undang tertentu dinilainya melanggar konstitusi. Mahkamah Konstitusi Federal memegang monopoli
penafsiran undang-undang dasar bagi semua lembaga kehakiman.

Jerman dan Eropa


Negara Jerman adalah demokrasi parlementer, artinya kebijakan politik pemerintahan
ditentukan oleh kepala pemerintah dan menteri-menterinya. Karena konstitusi Jerman menetapkan
standar yang tinggi bagi kesesuaian dengan sifat negara hukum dan demokrasi, kadang-
kadang Mahkamah Konstitusi Federal harus bertindak di arena politik Eropa. Sudah beberapa kali
dijelaskan oleh mahkamah itu bahwa tatanan hukum Eropa harus sesuai dengan konstitusi Jerman,
sebelum Jerman menyerahkan hak-hak penentuan politik kepada UE. Dalam hal ini tampak adanya
pertentangan antara apa yang disebut "jaminan keabadian" bagi prinsip-prinsip dasar konstitusi dan
penetapan undang-undang dasar yang mendukung integrasi Eropa. Dalam putusan prinsip yang
dijatuhkan pada bulan Juni 2009, Mahkamah Konstitusi mengingatkan bahwa Bundestag harus terlibat
dalam pengambilan keputusan di UE secara substansial, bahkan dalam situasi Bundestag tidak
dibutuhkan selaku organ yang meratifikasikan Perjanjian-Perjanjian Eropa.

BAB III

KESIMPULAN

Jerman merupakan demokrasi parlementer berbentuk negara federasi. Organ konstitusi


yang sangat dikenal masyarakat adalah Parlemen Federal, Bundestag. Anggotanya dipilih
langsung setiap empat tahun oleh warga yang berhak pilih

Tugas parlemen terpenting adalah pembuatan undang-undang serta pengawasan pekerjaan


pemerintah. Bundestag memilih kanselir federal yang akan memimpin pemerintah federal selama
masa legislasinya. Kanselir berwenang menentukan garis besar kebijakan politik yang bersifat
mengikat. Kanselir juga mengangkat para menteri federal serta wakil kanselir yang dipilihnya di
antara para menteri. Namun dalam kenyataannya yang menjatuhkan pilihan adalah partai-partai
yang terwakili dalam kabinet. Atas dasar keputusan mengenai pembagian kursi menteri dalam
negosiasi pembentukan pemerintahan koalisi, mereka menentukan anggotanya yang menjadi
menteri di resor jatahnya. Bila koalisi pecah, kanselir bisa jatuh sebelum masa legislasi berakhir,
karena parlemen berhak menarik mandat kepala pemerintahan setiap saat. Dalam hal ini
parlemen harus memilih pengganti kanselir melalui apa yang disebut “mosi tidak percaya
konstruktif”. Tidak mungkin terjadi masa lowong dengan tidak adanya pemerintahan terpilih.

Anda mungkin juga menyukai