Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT”

Disusun:
AGRA ANDANA ADI
ANDRIAN PURNOMO
BAYU INDRA PERMANA
FACHRI MUHAMAD
ICHMA TANIA CAMILLA SARI

UNIVERSITAS GUNADARMA
Dasar-dasar Ilmiah Filsafat Sebagai Suatu Kesatuan Sistematis dan Logis

A. Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah


Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu, ilmu, menurut The
Liang Gie (1998:15) merupakan seraingaikan kegiatan manusia dengan pikirian dan
menggunakan berbagai tata cara sehingga menghasilkan sekumpulan pengetaahuan
yang teratur mengenai gejala-gejala alami, kemasyarakatan, perorangan dan tujuan
mencapai kebenaran, memperloleh pengalaman, dan memberilan penjelasan, atau
melakukan penerapan. Pengertian ilmu dapat dijelaskan dengan tiga segi yakni
kegiatan, tata cara, dan pengatahuan yang teratur sebagai hasil kegiatan.

Dari pembahasan secara ilmiah ini diketahui bahwa terdapat kesatuan logis dari
pancasila. Roseslen Abdul Gani salah sesseorang tokoh BPUPKI menoloak pendapat
yang mengatakan bahwa pancasila tidak mempunyai kesatuan logika. Dalam
menguatkan posisi argumenya.
Abdul Gani mengutip pendapat khain yang mengatkan pancasila adalah sebuah
sintesis dari gagasa-gagasan islam modern, ide demokrasi ,sosialisasi, dan gagasan
demokrasi asli seperi dijumpai di desa-desa dan didalam komunalisme penduduk asli,
juga,bersandar pada pendapat khain, Abdul Gani mengatakan bahwa pancasila adalah
satu filsafat social yang sudah dewasa. Konsekuesinya dengan sifat pancasila yang
demikian hendaklah dilaksanakan sebaik-baiknya dalam arti disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.
B.Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila sebagai Suatu Kesatuan Sistematis dan Logis
Pengetahuan Sistem Filsafat Perbandingan Dengan Sistem Filsafat Lainnya Di
Dunia

Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya, bekerja sama sesuai dengan aturan yang diterapkan, sehingga
membentuk suatu tujuan yang sama.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Sistem Filsafat adalah kumpulan atau kesatuan pemikiran/ajaran yang saling
berhubungan dan mampu menjangkau seluruh realitas yang ada, mencakup pemikiran
teoritis tentang realitas adanya tuhan, alam,dan manusia, untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pancasila dikatakan sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai
Ketuhanan (theologi), nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang
berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan
keadilan (hakekat keadilan)
PERBANDINGAN FILSAFAT PANCASILA DENGAN SISTEM FILSAFAT
LAINNYA

Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat Lainnya Di Dunia Secara filosofis,
Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya
misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain
paham filsafat di dunia.
1. Dasar Antologis Sila-sila Pancasila
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak,
oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok
pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.
2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia
merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap
bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam
epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori
kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia.
Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak
bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas
religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam
hidup manusia.
3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila
Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta
bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai
tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a.Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
b.Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu
aktivitas atau kegiatan.
c.Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat
dibedakan atas

Berikut empat tingkatan sebagai berikut :


1.Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.
2.Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia.
3.Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen,
karsa) manusia
4. Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan
dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang
Maha Esa.
Berdasarkan sistem filsafat bangsa Indonesia terbagi atas beberapa macam-macam
seperti Materalisme, Liberalisme, Pragmatisme, Komunisme, Idelisme. Berikut dibawah ini
sistem filsafat perbandingan dengan sistem filsafat lainnya :

1. Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme merupakan paham atau aliran
yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik
adalah satu.
2. Liberalisme
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.
3. Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala
sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari
pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu.
4. Komunisme
Komunisme adalah :
a. Paham yang menganut ajaran Karl Marx yang bercita-cita menghapus hak milik
perseorangan dan mengganti hak milik secara bersama (dikontrol pemerintah).
b. Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau keyakinan akan adanya
kekuatan gaib yang suci.
UNSUR UNSUR PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1. Unsur Ketuhanan
Secara Ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya
pencipta yaitu tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan
otonom terdiri atas jasmani dan rohani, mempunyai sifat sebagai individu sebagai
makhluk sosial. Karena Tuhan adalah sempurna maka manusia tidak sempurna.
Berdasarkan pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan
Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam
sedemikian rupa maka bangsa Indonesia dalam usaha mempertahankan dan
mengembangkan hidupnya harus bisa mengatasi tantangan alam tersebut
2. Unsur Kemanusiaan
Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita
mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah
bawaan kodrat manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada
nilai kemanusiaan. Jika sesuatu perbuatan dinilai sebagai tindakan yang
berperikemanusiaan, Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya semua bangsa mesti
mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan kemanusiaannya adalah
adil dan beradab. Kekhususan bangsa Indonesia adalah adil dan beradab. Adil berarti
memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa haknya sendiri.
Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun, mempunyai susila, artinya
ada kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati pandangan pendirian dan sikap
Bangsa lain. Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia terkenal berwatak ramah
tamah, sopan santun, lemah lembut, dengan sesama manusia
3. Unsur Persatuan
Bangsa Indonesia dengan cirri-cirinya guyub, rukun, bersatu dan kekeluargaan,
bertindak bukan semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan
pribadi. Oleh karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan masyarakat
Indonesia bahkan sudah dilaksanakan oleh mereka. Sesuai kodratnya, manusia adalah
makhluk sosial yaitu manusia tidak bisa hidup sendiri, mereka membutuhkan kehadiran dan
hidup bersama dengan orang lain. Dengan itu munculah kebutuhan akan persatuan.
4. Unsur Kerakyatan
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat.
Dalam bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang
berarti Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat, berarti bahwa yang berdaulat atau yang
berkuasa adalah rakyat. Dalam bahasa lain kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata
Yunani Demos yang berarti rakyat dan Kratos yang berarti berdaulat. Jadi menurut bahasa
Demokrasi adalah rakyat yang berdaulat. Menurut Abraham Lincoln, “Demokrasi adalah
Kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.”
5. Unsur Keadilan Sosial
Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia buat semua orang, tidak
ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual, lahir dan
batin. Istilah adil pada hakekatnya manusia menginginkan agar unsur-unsur tersebut dapat
mendapat perlakuan yang baik, agar dapat berfungsi sebagai makhluk sosial. Adalah tidak
mungkin jika orang hanya mementingkan diri pribadi tanpa memperhatikan kepentingan
masyarakat sama sekali. Sebaliknya karena orang hidup di dalam masyarakat juga tidak
dapat melupakan kepentingan sendiri. yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi
kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa
kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri
saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi
berbuat untuk kepentingan bersama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai