Anda di halaman 1dari 11

BOOK CHAPTER

REKAYASA LINGKUNGAN
Di susun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Penyehatan
Dosen Pengampu :
Fajar Susilowati, S.T., M.,T.,IPM

Disusun Oleh :
Dwi Sulistiyo Solihin
2120503036
Teknik Sipil 02

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
KOTA MAGELANG
2022

1
LINGKUNGAN HIDUP (PENCEMARAN UDARA)

Udara adalah campuran beberapa gas, yang perbandingannya tidak tetap, tergantung
keadaanya, yaitu suhu, tekanan, dan lingkungan sekitarnya. Posisi udara sangatlah penting ada
di atmosfir karena untuk menunjang kehidupan makhluk yang ada di bumi ini. Udara memiliki
beberapa komposisi penyusunnya, yaitu.

Komponen Formula Persen Volume Ppm


Nitrogen N2 78,08 790.800
Oksigen O2 20,95 209.500
Argon Ar 0,934 9.340
Karbon Dioksida CO2 0,0314 314
Neon Ne 0,00182 18
Helium He 0,000524 5
Metana CH4 0,0002 2
Kripton Kr 0,000114 1

Uap air yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai,
danau, dan tempat berair lainnya.

• Faktor penyebab terjadinya pencemaran udara.

Pada saat ini, transportasi selalu dijadikan alasan utama bagi pencemaran kota.
Kebanyakan orang beranggapan, pencemaran kota yang merusak udara di sekitar kita
adalah merupakan suatu akibat dari kelalaian pemerintah dan produsen yang mendesain
kendaraan bermotornya tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Akibatnya, daerah perkotaan dianggap merupakan salah satu sumber utama
pencemaran udara, dan memegang peranan yang sangat besar dalam masalah
pencemaran udara. Penyebab pencemaran udara juga datang dari pabrik-pabrik
industri, terutama pabrik yang pengolahannya menggunakan zat-zat kimia hingga
limbah rumah tangga. Semakin banyaknya penduduk, maka semakin banyak juga alat
transportasi yang dibutuhkan dan digunakan. Setiap orang memandang bahwa memiliki
alat transportasi pribadi akan lebih mudah dalam menunjang kehidupan. Akan tetapi
tak akan terlepas dari dampaknya yang sangat meningkat terutama dari sisi negatifnya.
Pada umumnya, dari berbagai sektor yang potensial dalam mencemari udara, maka,

2
sektor transportasi memegang pengaruh yang sangat besar dibanding dengan sektor
yang lainnya. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai
sumber polusi udara mencapai 60-70%, sementara, kontribusi gas buang dari cerobong
asap industri hanya berkisar 10-15%, dan sisanya berasal dari sumber pembakaran lain;
misalnya rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain (BPLH
DKI Jakarta, 2013).

Banyaknya kendaraan bermotor menimbulkan asap sehingga mengkontaminasi


udara yang ada menjadi tercemar. Padahal jika dilihat maka transportasi umum jauh
lebih baik untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan. Banyaknya alat transportasi
pribadi, tidak hanya menyebabkan polusi udara hal itu juga menyebabkan kemacetan
dan masalah-masalah lainnya yang justru membuat masalah baru dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Dari tahun ketahun penggunaan alat transportasi terus meningkat,
baik untuk keperluan pribadi maupun sebagai angkutan umum begitu pesat. Sebagai
contoh di Indonesia, kota Jakarta memiliki tingkat pencemaran udara sudah pada level
pencemaran berat apabila dibandingkan dengan kota lainnya di Indonesia seperti
Bandung, Malang, Yogyakarta, Banjarbaru, Bogor dan Barabai. Untuk itu penggunaan
kendaraan bermotor diharapkan dikurangi ataupun menggunakan bahan yang lebih
ramah lingkungan (Yasir, 2021).

Dampak pencemaran udara begitu berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan


bahkan material yang ada di alam. Pencemaran udara tentunya berpengaruh pada
kesehatan, kenyamanan hingga ketenangan dalam menjalani kehidupan baik bagi
manusia atau makhluk lainnya.

Bahan bakar seperti minyak, batu bara atau gas bumi begitu berpengaruh
terhadap turunnya kualitas udara di bumi ini, hal ini disebabkan angin yang terbuang
ke udara akibat ulah industri, transportasi, perkantoran, dan rumah tangga. Seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkat juga jumlah kendaraan bermotor
beroda empat ataupun beroda dua yang disebabkan kemungkinan karena daya beli
masyarakat meningkat. Disamping meningkatkya daya beli masyarakat, semakin tinggi
pula tingkat polusi akibat emisi alat transportasi. Sumber pencemaran udara lainnya
berasal dari pabrik, perkantoran, rumah tangga, dan sampah.

Penyebab pencemaran udara dapat diklasifikasikan jadi tiga yaitu oleh


perkotaan serta industri, oleh pedesaan/pertanian, serta oleh sumber alami. Penyebab

3
dari perkotaan serta industri ialah berasal dari kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang menyebabkan banyaknya bermunculan pabrik-pabrik
industri, pembangkit listrik, serta kendaraan bermotor. Sedangkan untuk sumber dari
pedesaan atau pertanian yaitu akibat dari penggunaan pestisida sebagai zat senyawa
kimia, virus dan zat-zat lain yang digunakan guna melindungi tanaman atau bagian
tanaman. Dan untuk sumber alami bersumber dari alam, contohnya seperti abu vulkanik
yang dikeluarkan akibat gunung meletus, gas vulkanik, debu yang beterbangan, bau
yang tidak sedap akibat proses pembusukan sampah dan lain sebagainya (Abidin et al.,
2019).

Ada juga 2 wujud emisi dari faktor ataupun senyawa pencemar udara yaitu:
pencemar udara primer dan pencemar udara sekunder. 1) Pencemar Udara Primer, ialah
emisi unsur-unsur pencemar hawa langsung ke suasana dari sumber-sumber diam
ataupun bergerak. Pencemar hawa primer ini memiliki waktu paruh di suasana yang
besar pula, misalnya CO, CO2, NO2, SO2, CFC, Cl2, partikel debu, dll. 2) Pencemar
Udara Sekunder ialah emisi pencemar hawa dari hasil proses raga serta kimia di suasana
dalam wujud fotokimia (photochemistry) yang biasanya bertabiat reaktifserta hadapi
perubahan fisik- kimia jadi faktor ataupun senyawa. Wujudnya juga berbeda/ berganti
dari dikala diemisikan sampai sehabis terdapat di suasana, misalnya ozon (O2),
aldehida, hujan asam, serta yang lainnya.

Faktor manusia, berbagai aktivitas manusia menyebabkan pencemaran udara.


Diantaranya ialah melalui pabrik-pabrik industri, kendaraan bermotor, limbah
pertanian, kegiatan pertambangan, pembakaran sampah, hingga sampah rumah tangga.
Pabrik-pabrik industri merupakan penyebab terbesar pencemaran udara melaluli limbah
asap pabrik atau industri. Asap-asap keluar dari cerobong ada yang tanpa proses
penyaringan, sehingga zat yang keluar dari pabrik bisa dibilang zat yang berbahaya
contohnya seperti karbon monoksida, hidrokarbon dan lainnya yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia, alam dan makhluk hidup lainnya. Kendaraan roda
dua dan empat merupakan alat transportasi yang begitu terpakai dalam kehidupan
sekarang ini.

Pencemaran udara merupakan masalah lingkungan yang tentunya memiliki


dampak, pada manusia, hewan, tumbuhan, material atau bangunan dan juga
berpengaruh pada kualitas air hujan. Dampak pencemaran udara terhadap manusia

4
mempengaruhi kesehatannya baik secara langsung, menahun atau kronis dan dengan
gejala-gejala yang mirip. Seperti gangguan saluran pernafasan, iritasi mata, dan alergi
kulit sampai pada timbulnya tumbuhan kanker paru-paru. Gejala penyakit yang di
akibatkan oleh pencemaran udara mempengaruhi daya kerja dan nilai produktivitas
seseorang. Ada tiga cara masuknya zat polusi udara kedalam tubuh manusia,
diantaranya yaitu pernafasan, pencernaan dan penetrasi kulit. Dampak terhadap flora
atau tumbuhan juga mempengaruhi kesehatannya. Tumbuhan mempunyai tingkat
kepekaan yang kuat dalam menerima suatu perubahan serta gangguanakibat dari
pencemaran udara dan perubahan terhadap lingkungan. Polusi udara mempengaruhi
tumbuhan seperti jenis tanaman, lama usia tanaman, keseimbangan nutrisi yang ada
didalamnya, kondisi kesehatan tanaman, suhu, kelembaban dan penerangan. Gangguan
terhadap tumbuhan yang disebabkan pencemaran udara dapat dibagi menjadi 2
kategori, yaitu primer dan sekunder. Gangguan secara primer ialah terjadinya kontak
secara langsung antara polutan udara dengan bagian tumbuhan. Sedangkan gangguan
secara sekunder adalah pencemaran yang terjadi pada sistem akar yang berasal dari
tumpukan polutan yang ada pada tanah dan permukaan air. Disamping itu juga tidak
terlepas dampaknya terhadap kesehatan fauna. Dampak negatif zat-zat pencemar udara
terhadap fauna (hewan) tidak berbeda jauh dengan dampak-dampak lain seperti
terhadap manusia dan tumbuhan. Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara
langsung dan tidak langsung, secara langsung terjadi_bila ada interaksi melalui sistem
pernafasan srbagaimana terjadi pada manusia. dampak tidak langsung terjadi melalui
suatu. perantara, baik tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan
hewan. Terjadinya emisi zat-zat pencemar ke atmosfer (udara) seperti partikulat, NO,
SO2, HF dan yang kemudian berinteraksi dengan tumbuhan dan perairan baik melalu
proses pengendapan atau pun penem-pelan, akan berpengaruh langsung terhadap
vegetasi_ dan biota perairan hingga dapat menjalar pada hewan-hewan melalui
rantai_makanan yang telah terkontaminasi zat pencemar tersebut. Pengaruh Oksida
Nitrogen (NOx) pada dosis tinggi terhadap hewan berupa terjadinya gejala paralisis
sistem syaraf dan konvulusi, dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa pemaparan NO
dengan dosis 2500 ppm terhadap tikus akan berpengaruh kehilangan kesadaran 6-7
menit, bila pemaparan ini terjadi selama 12 menit, maka tikus tersebut akan mati.
Begitu pula pengaruh NO2 terhadap hewan, NO2 yang bersifat racun, pada konsentrasi
lebih dari 100 ppm akan bersifat letal tethadap kebanyakan hewan dan 90 % kematian
tersebut disebabkan oleh gejala edema pulmonari. NO2 pada konsentrasi 800 ppm akan
5
berakibat kematian 100 % . konsentrasi SO2 400 -800 ppm akan berpengaruh langsung
dan sangat berbahaya, meskipun hanya terjadi kontak secara singkat (Budiyono, n.d.).

• Dampak Pencemaran Udara.

1. Dampak Kesehatan
Salah satu dampak fatal dari pencemaran udara adalah terjadinya gangguan
kesehatan. Banyak sekali gangguan atau penyakit yang bisa terjadi akibat polusi
yang satu ini. Seseorang yang menghirup udara kotor tersebut bisa kapan saja
terkena beberapa penyakit yang dirasa penyakit tersebut cukup parah. Beberapa
dampak penyakit yang dihasilkan dari pencemaran udara bagi kesehatan manusia
diantaranya yaitu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma atau asthmatic
bronchiale, paru-paru basah atau pneumonia, bronchopneumonia, dan serangan
jantung serta masih banyak lagi lainnya. Menurut Laporan Kesehatan Dunia WHO
tahun 2000, penyakit pernapasan termasuk dalam lima penyakit utama dengan
berkontribusi 17,4% dari semua kematian dan 13,3% dari semua cacat (DALY).
Infeksi saluran pernapasan bawah, penyakit paru obstruktif kronik (COPD),
tuberkulosis dan kanker paru-paru masing-masing merupakan 10 penyebab utama
kematian di seluruh dunia (Rosyidah, 2016 seperti dikutip dalam WHO, 2001).
Penyakit-penyakit tersebut kebanyakan disebabkan oleh polusi udara.

2. Dampak Ekonomi
Di lihat dari akibat terjadinya pencemaran udara ini, produktivitas dari
seseorang akan terganggu sebab berkurangnya ruang gerak dalam menikmati udara
segar. Selain itu juga karena efek dari polusi ini mengakibatkan terganggunya
penglihatan pada seseorang ketika ingin menyelesaikan urusan yang mengharuskan
keluar rumah. Karena sebab itu bukan hanya aktifitas kantor atau pekerja saja yang
terganggu tapi bahkan juga aktifitas sosial yang lain juga terganggu karenanya.
Dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan pada akhirnya akan
menimbulkan beban ekonomi (economic burden) yang harus ditanggung oleh
masyarakat. Beban ekonomi dari suatu penyakit meliputi tiga komponen biaya,
yaitu: biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost), dan biaya
yang bersifat tidak nyata (intangible cost) Biaya langsung berupa penggunaan
sumberdaya untuk merawat dan mengobati ketika sakit, yang dibedakan ke dalam

6
dua jenis, yaitu biaya kesehatan (medical cost), seperti biaya berobat dan jasa
konsultasi medis serta biaya non-kesehatan (non-medical cost) seperti transportasi
menuju dan akomodasi selama di tempat berobat. (Mursinto & Kusumawardani,
2016).

3. Dampak Terhadap Pertanian


Polusi udara juga memiliki dampak terhadap sektor pertanian terutama saat
proses fotosistes pada tumbuhan yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
dari tumbuhan itu sendiri. Bukan hanya itu saja tanaman juga sangat rentan dengan
penyakit, penyakit yang di hasilkan oleh tumbuhan tersebut memiliki potensi
berbahaya bagi manusia. Penyakit pada tumbuhan ini menyebabkan jalur sirkulasi
udara yang dikeluarkan tumbuhan menjadi terganggu dan kurang sehat, sehingga
menjadikan udara menjadi kotor dan tidak baik untuk di hirup. Tanaman bisa
menghasilkan oksigen, sehingga jika kita hidup di dataran tinggi atau pegunungan,
akan terasa sejuknya karena polusi udara di sana juga belum begitu banyak. Akan
tetapi, dengan adanya polusi udara atau pencemaran udara, tanaman juga bisa
terserang penyakit. Penyakit itu mulai dari bintik hitam, klorosis, nekrosis dan
beberapa penyakit lain. (Linda, 2021)

4. Dampak Asam
Hujan asam adalah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi dikarenakan
adanya asam di udara yang larut dalam butir-butir air di awan. Jika hujan turun dari
awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu terhujankan atau rain-out. Hujan asam
dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam
sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan dan turun kebumi. Asam itu tercuci
atau wash-out. Hujan asam dapat terjadi di daerah yang sangat jauh dari sumber
pencemaran. Masalah hujan asam terjadi dilapisan athmosfir rendah, yaitu di
troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan asam ialah asam sulfat (H2SO4 ) dan
asam nitrat (HNO)3 , keduanya merupakan asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas
SO2 dan asam nitrat dari gas NOx (Yatim, 2007)
Pada pembakaran bahan bakar, terutama bahan bakar fosil ( BBF ) mengakibatkan
terbentuknya asam sulfat dan asam nitrat. Asam itu dapat dideposisikan dalam
bentuk hujan pada hutan, tanaman pertanian, danau, dan gedung sehingga
menyebabkan kerusakan dan kematian organisme hidup. Asam juga mempunyai
7
dampak negatif terhadap kesehatan makhluk yang ada di bumi. Untuk mengurangi
dampak yang terjadi itu, perlu dilakukan usaha untuk mengurangi pencemaran
udara dengan mempunyai kadar belerang yang rendah, mengurangi kadar belerang
dalam pembakaran BBF dengan menghemat energi, seperti pengembangan
transportasi masal umum yang ramah lingkungan dengan sedikit polusi.

5. Kerusakan Lapisan Ozon


Lapisan ozon berada di lapisan stratosfer dengan ketinggian 20-35 km dari
permukaan bumi. Lapisan ini yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang
dipancarkan matahari. Akibat jika terkena dari sinar tersebut secara langsung efek
yang di timbulkan mulai kulit terbakar hingga kanker kulit. Karena zat-zat yang
terkandung dalam polutan tersebut sangat barbahaya menjadikan lapisan ozon yang
dulunya tebal dan aman sekarang mulai berlubang dan menipis. Akibatnya proses
pemantulan dan pemfilteran dari sinar ultra violet sendiri dan radiasi yang lain
menjadi terganggu.
Polusi dari bumi juga menyebabkan beberapa hal yang sangat berpengaruh pada
ozon terutamanya polusi hasil pembakaran hutan dan zat kimia industri ataupun
rumah tangga lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang
menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Hal ini disebabkan
karena adanya zat-zat pencemar udara yang merusak lapisan ozon. Zat-zat perusak
ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan Perusak Ozon (BPO), contohnya yaitu :
1) Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofl uorocarbons (HCFC). CFC yang
berlebihan dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluh-puluh tahun
yang lalu. CFC dapat melepaskan atom Chlorine dan dapat merusak lapisan ozon.
CFC digunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara yang tidak terkira banyaknya,
misalnya dengan penggunaan Freon pada alat AC, lemari es, dan alat pendingin
lainnya merupakan salah satu bentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan
ozon, karena alat ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114 dan HCFC-22
dalam proses kerjanya. (Masithah, 2013)

Ada beberapa cara untuk mengurangi dan mencegah terjadinya pencemaran


udara, yaitu sebagai berikut.

1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor

8
2. Hemat Energi

3. Membeli Produk Daur Ulang

4. Menggunakan Produk yang Sustainable

5. Menanam Pohon

6. Berjalan, Bersepeda atau Memanfaatkan Transportasi Umum

7. Makan Produk Lokal dan Organik

10. Meningkatkan Kesadaran Terhadap Lingkungan

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, J., Artauli Hasibuan, F., kunci, K., Udara, P., & Gauss, D. (2019). Pengaruh Dampak
Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan Untuk Menambah Pemahaman Masyarakat
Awam Tentang Bahaya Dari Polusi Udara. Prosiding SNFUR-4, September, 1–7.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta, 2013. Zat-Zat Pencemar Udara

Budiyono, A. (n.d.). Pencemaran Udara : Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan.


21–27.

Linda, H. (2021). Dampak Pencemaran Udara. Kompas. www.kompas.com

Masithah, I. (2013). Menipisnya Lapisan Ozon. Jurnal Menipisnya Lapisan Ozon, 1(11), 1–
11.

Mursinto, D., & Kusumawardani, D. (2016). Estimasi Dampak Ekonomi Dari Pencemaran
Udara Terhadap Kesehatan Di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 163.
https://doi.org/10.15294/kemas.v11i2.3677

Rosyidah, M. (2016). Polusi Udara dan Kesehatan. Jurnal Teknik Industri, 1(11), 5–8.

Yasir, M. (2021). Pencemaran Udara Di Perkotaan Berdampak Bahaya Bagi Manusia,


Hewan, Tumbuhan dan Bangunan. Jurnal OSF.Oi.

Yatim, E. M. (2007). Dampak Dan Pengendalian Hujan Asam. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 2(1), 1–6. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24

10

Anda mungkin juga menyukai