Anda di halaman 1dari 4

“Bahaya Polusi Gas buang Industri dan Kendaraan bagi kesehatan di Kota Tangerang Selatan”

Bab 1 pendahuluan

Latar belakang

Pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi di daerah yang sedang berkembang


dengan aktivitas yang bermacam-macam mulai dari sektor pertanian, perkebunan,industri,
perumahan dan transportasi mengakibatkan peningkatan polutan antropogenik yang juga
mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan dan pada akhirnya dapat menimbulkan
masalah serius tentang tingginya pencemaran udara.
Berdasarkan Undang-Undang Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun1982,
pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.
Sebagai kota penyangga ibukota layaknya bogor, depok dan bekasi, Tangerang juga
memiliki masalah dengan perubahan kualitas udara yang diakibatkan dari perkembangan
wilayah tersebut. Perubahan kualitas udara dapat terjadi secara fisismaupun kimiawi
seperti berkurang atau bertambahnya konsentrasi salah satu gas yangterdapat di atmosfer yang
bisa juga disebut dengan pencemaran udara. Pencemaran lingkungan udara ialah pencemaran
yang tidak mengenal batas dari administrasi kewilayahan. Pencemaran udara di suatu wilayah
tidak hanya berasal dari sumber pencemar local namun dapat pula berasal dari transportasi
lintas provinsi maupun negara.
Particulate Matter (PM ) merupakan salah satu dari 12 parameter pencemar udara yang
terdapat di dalam PP No 41 tahun 1999 tentunya PM ini memiliki dampak paling berbahaya
bagi kesehatan manusia karena kemampuannya yang dapat masuk sampai kesystem
pernapasan yang paling dalam. Masalah pencemaran udara pada era teknologi pada masa ini
telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain industri ada jugagas buang kendaraan
yang memperparah pencemaran udara di kota Tangerang Selatan,
Aktivitas dengan menggunakan kendaraan sebagai transportasi tercepat tentu saja
dapat menyebabkan terpaparnya tubuh oleh bahan-bahan pencemar udara akibat polusidari
asap kendaraan .Logam timbal (Pb) yang ada dalam gas pembuangan kendaraandapat terhirup
dan masuk ke dalam system darah dalam tubuh dan terpapar ke dalam beberapa organ tubuh
dan jaringan

Rumusan masalah

1. Bagaimana kualitas udara di Tangerang Selatan?


2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran udara di Kota Tangerang Selatan?
3. Apa dampak pencemara udara di Kota Tangerang Selatan terhadap kesehatan masyarakatnya?
4. Apa saja peran pemerintah terhadap pencemaran udara di Kota Tangerang Selatan dan
Indonesia secara keseluruhan?
Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pemahaman dari pencemaran udara dan pengaruhnya.


2. Mengedukasi pembaca tentang bahaya dari pencemaran udara
3. M e n g e t a h u i f a k t o r - f a k t o r y a n g
b e r p e n g a r u h t e r h a d a p t e r j a d i n y a p e n c e m a r a n udara di kota Tangerang
Selatan.
4. Mengetahui peran pemerintah terhadap pencemaran udara di kota Tangeran
g Selatan dan Indonesia secara keseluruhan

tinjauan pustaka

Pencemaran udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa penurunan


kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau atmosfer
bumi. Unsur-unsur berbahaya yang masuk ke dalam atmosfer tersebut bisa berupa
karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (No2), chlorofluorocarbon (CFC), sulfur
dioksida (So2), Hidrokarbon (HC), Benda Partikulat, Timah (Pb), dan Carbon Diaoksida
(CO2). Unsur-unsur tersebut bisa disebut juga sebagai polutan atau jenis-jenis bahan
pencemar udara.

Masuknya polutan ke dalam atmosfer yang menjadikan terjadinya pencemaran


udara bisa disebabkan dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Penyebab
pencemaran udara dari faktor adalah alam contohnya adalah aktifitas gunung berapi
yang mengeluarkan abu dan gas vulkanik, kebakaran hutan, dan kegiatan
mikroorganisme. Polutan yang dihasilkan biasanya berupa asap, debu, dan gas.

Pencemaran udara

Penyebab polusi udara yang kedua adalah faktor manusia dengan segala aktifitasnya.
Berbagai kegiatan manusia yang dapat menghasilkan polutan antara lain :

1. Pembakaran; Semisal pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah


tangga, kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Polutan yang dihasilkan
antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).
2. Proses peleburan; Semisal proses peleburan baja, pembuatan soda, semen,
keramik, aspal. Polutan yang dihasilkannya meliputi debu, uap, dan gas.
3. Pertambangan dan penggalian; Polutan yang dihasilkan terutama adalah debu.
4. Proses pengolahan dan pemanasan; Semisal proses pengolahan makanan,
daging, ikan, dan penyamakan. Polutan yang dihasilkan meliputi asap, debu, dan
bau.
5. Pembuangan limbah; baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Polutannya adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
6. Proses kimia; Semisal pada pemurnian minyak bumi, pengolahan mineral, dan
pembuatan keris. Polutan yang dihasilkan umunya berupa debu, uap dan gas.
7. Proses pembangunan; Semisal pembangunan gedung-gedung, jalan dan
kegiatan yang semacamnya. Polutannya seperti asap dan debu.
8. Proses percobaan atom atau nuklir; Polutan yang dihasilkan terutama adalah gas
dan debu radioaktif.

Dampak kesehatan[sunting | sunting sumber]


Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan atas),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar
dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Diperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur,
perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan
1,8 triliun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 triliun rupiah pada tahun 2015.[butuh rujukan]

Dampak terhadap tanaman[sunting | sunting sumber]


Tanaman yang tumbuh di daerah yang mengalami pencemaran udara yang tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam[sunting | sunting sumber]


pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan
asam ini antara lain:

 Mempengaruhi kualitas air permukaan


 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca[sunting | sunting sumber]
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi.
Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.
Dampak dari pemanasan global adalah:

 Peningkatan suhu rata-rata bumi


 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan lapisan ozon[sunting | sunting sumber]
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20–35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-
molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan
bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah penyangga ibukota Jakarta juga menjadi daerah yang
menjadi perbatasan antara provinsi Jawa Barat dan Banten. Kota ini telah berkembang menjadi suatu
kawasan yang memiliki tingkat kepadatan pemukiman yang tinggi, kawasan industri dan daerah
pertumbuhan perdagangan yang pesat. Seiring dengan perkembangan fungsi kawasan tersebut, hal-hal
tersebut ternyata memicu adanya isu lingkungan di kota Tangerang Selatan. Salah satunya adalah isu
polusi udara. Polusi udara menjadi isu yang tengah ada di Kota Tangerang Selatan saat ini.

Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas Indonesia merilis laporan kualitas udara periode Agustus 2023.
Kota Tangerang Selatan menjadi daerah paling berpolusi pada Agustus dengan status kualitas udara
berwarna merah.

"Tangerang Selatan menjadi kota berpolusi berdasarkan tingkat polusi PM2.5 tertinggi pada Agustus
2023 dengan polutan PM2.5 di angka 63," kata Co-founder Nafas Indonesia, Piotr Jakubowski, dalam rilis
laporan yang diterima Republika pada Jumat (8/9/2023).

Anda mungkin juga menyukai